WE CAN

by OX Wind

Main Cast : Chanyeol, Baekhyun

Support Cast : Kyungsoo, Sehun, Jongin, and others

Genre : School life, Romance, Friendship

Rated : T

Disclaimer : All chara isn't mine, but the story is pure mine.

.

.

Don't Like, Don't Read.

.

.

.

.

Enjoy~

.

.

.

.

"Oh ayolah, lemparkan bolanya padaku!"

"Ah, lihat! Si cupu itu memang benar-benar, astaga."

"Kabar baik! Band kita akan diundang untuk mengisi acara peresmian sebuah cafe baru di seberang jalan! Aku sudah tidak sabar!"

"Apa kalian berkencan? Warna tas kalian sama. Oh, hahaha."

"Kurasa rok milikku terlalu panjang, sekarang aku jadi terlihat seperti seorang nerd. Huh."

"Hahaha, aku selalu lebih unggul darimu dasar payah! Apa yang kau bisa sih?"

"Sedang apa kau di depan toilet perempuan? Hoo, kau mengintip rupanya!"

"Yak! Pasti kau yang mengambil ikat rambut baruku, iya kan?!"

Berbagai seruan serta kegaduhan yang terjadi bisa dibilang termasuk rutinitas wajib di sana. Saling mengejek, melempar, bahkan kejar-kejaran di lorong. Beberapa siswa juga masih ada yang menikmati menu di kantin, bermain basket, dan bersemedi di dalam toilet. Oh. Jangan lupakan beberapa murid nakal yang sedang mengendap-endap ke arah tangga menuju atap, mencoba membolos walau sudah beberapa kali pernah ketahuan dan berakhir menjadi cleaning service dadakan. Semua kegaduhan itu tidak akan berhenti kalau saja bel masuk tidak berteriak dengan kencangnya, memberi tanda pelajaran pertama akan dimulai. Mereka semua berhamburan masuk ke kelas masing-masing dan mencoba untuk duduk dengan tenang.

.

.

.

.

.

.

.

Pagi yang mendung, memberi kesan sejuk walau masih tak begitu kentara. Namun rupanya 'kesan sejuk' itu tidak dirasakan oleh seorang lelaki pendek- ehm, mungil itu. Dia sudah berlari dari depan gerbang sekolah menuju ke kelasnya yang— demi Tuhan! Itu sangat melelahkan dan kata sejuk sama sekali tidak dirasakannya. Sembari berlari, mulutnya komat-kamit menyumpah serapah pada si kepala sekolah yang sudah mengusulkan agar perpustakaan dipisahkan dari gedung sekolah. "Uh, dasar kepala sekolah jelek. Kusumpahi nanti kepalamu yang sudah botak tambah botak!" Jadinya atas usul itu dibangunlah sebuah gedung kecil di sebelah gedung sekolah mereka untuk perpustakaan. Entah apa alasan kepala sekolah mengusulkan hal tersebut, tidak ada yang tau. Oke, lupakan permasalahan tentang perpustakaan karena hal yang terpenting sekarang adalah mencari letak kelas untuk semester barunya. Kelas XI-7. Dia tentu saja bukan murid baru di Cosmic High School, tetapi sekolah mereka memang memiliki aturan yang akan menukar letak kelas setiap tahun dan letaknya tidak berurutan. Sungguh, sungguh dan sungguh tidak berguna disaat seperti ini. Peraturan itu, sekali lagi, dibuat oleh kepala sekolah mereka yang menyebalkan dan nyaris botak.

"XI-1, XI-2, XI-3... Eoh?" Tak sengaja retinanya menangkap sebuah bayangan di lorong tepat di belakangnya saat sedang membaca label kelas. "Y-yak, s-siapa itu?" Tak ada sahutan. "Aish, jangan bersembunyi!" Tetap tidak ada yang menyahut. Dia ini memang laki-laki, tapi kalau sudah membahas tentang setan, hantu, makhluk tak kasat mata dan teman seperjuangan mereka. Parno-nya akan meningkat langsung secara drastis. Bagaimana kalau nanti tiba-tiba saja muncul setan aneh seperti di Conjuring dan mencekiknya dari belakang? Atau seorang psikopat yang gila darah? -mana ada hal seperti itu di sekolah ini- Menuruti instingnya, lelaki mungil ini sedikit mempercepat langkahnya sambil tetap mencari letak kelasnya. Dari perkiraannya, bel masuk seharusnya sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Terlambat di hari pertama, bagus sekali. Tidak ada guru BP yang biasanya akan berkeliling untuk mengecek siswa pembolos atau yang terlambat. Itu sudah merupakan sebuah keberuntungan.

Sebuah tepukan di bahu menyadakannya dari lamunan singkat. Tubuhnya mendadak kaku, mencoba berbalik dan menutup mata rapat-rapat. Membuat orang di hadapannya mengernyit heran.

"Hey, kau tidak apa?" Suara itu membuat si mungil— Baekhyun membuka sebelah matanya, disusul helaan napas panjang tanda kelegaannya.

"Oh, astaga ku kira kau makhluk itu."

"Makhluk apa?"

Sadar akan kekonyolannya, Baekhyun mencoba untuk tidak membahas hal itu. "Tidak ada, lupakan saja. Sedang apa kau di sini? Kelas sudah dimulai daritadi." Dan mengatakan kalimat itu dengan santainya seakan tidak menyadari dirinya yang juga belum masuk kelas.

"Di mana kelas XI-7?" Tanyanya langsung.

"Kau di kelas XI-7? Kalau begitu kita sekelas. Aku juga sedang mencarinya." Balas Baekhyun berusaha ramah. "Oh ya, aku Baekhyun. Salam kenal, teman sekelas. Kau murid baru?"

"Hm." Apa-apaan itu? Singkat dan sangat tidak jelas. Harusnya dia memperkenalkan diri juga kan? Baiklah, mungkin dia sedikit pemalu dan irit bicara. Dasar badannya saja yang tinggi, tapi tidak sopan sama sekali. Baekhyun meracau dalam hati.

"Ah! Itu dia kelas kita." Tanpa aba-aba langsung menarik tangan lelaki tinggi di belakangnya dengan sedikit berlari. Tidak menyadari bahwa di gedung di depan mereka, tepatnya gedung khusus untuk anak kelas XII. Seseorang sedari tadi sedang memperhatikan interaksi mereka. Senyum yang awalnya muncul saat melihat kebingungan si mungil, kini berubah menjadi sebuah tatapan tajam begitu genggaman tangan itu terjadi.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau tidak pernah terlambat sebelumnya, Baekhyun." Han seonsaengnim berucap sembari memperbaiki letak kacamatanya. Dia yang akan mengajar pelajaran Bahasa Inggris di jam pertama dan suatu keberuntungan karena guru yang satu ini tidak begitu suka memberi hukuman.

"Emm, y-ya. Tapi tadi aku ke perpustakaan dan komputer yang dipakai untuk menjadwal peminjaman buku rusak dan—"

"Dan kau siapa? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Ucapan Baekhyun dipotong dengan pertanyaan untuk si murid baru yang terlambat bersamanya. Baekhyun berinisiatif menjawab, "Dia itu murid baru di kelas— Oh, Aku mengerti. Oke." Langsung mengunci mulutnya saat melihat tatapan tajam Han seonsaeng. Walau baik, terkadang dia bisa berubah menjadi mengerikan juga rupanya.

"Jadi, siapa namamu?"

"Aku Oh Sehun, seonsaengnim. Maaf aku terlambat." Yang lebih tinggi berujar sembari membungkuk hormat.

"Kalian berdua duduklah" Pekikan kecil dari beberapa siswi saat Sehun melewati mereka rupanya terdengar sang guru. "Dan jangan ada sesi perkenalan heboh kalian di jam pelajaran ini." Lalu berubah menjadi desahan kecewa.

.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu, di ruangan kepala sekolah. Ada satu lagi murid baru yang sedang di cekcoki peraturan sekolah. Tidak boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu -blahblahblah- Cukup dengan mendengar saja sudah bisa membuatnya membayangkan betapa membosankan bersekolah di sini. Di sekolah lamanya dulu bahkan dia bebas membolos dan tidur sepanjang pelajaran tanpa mendapat teguran. Well, mungkin itu penyebab dia dipindahkan ke sekolah ini.

"Jadi begitu. Kau mengerti?"

"Ya, ya. Aku mendengarkanmu, dan aku sudah mengerti." Semua perkataanmu bahkan memantul dari telinga kiriku ke udara secara langsung.

"Ingat, jangan membuat kekacauan atau kau akan mendapat hukuman sama seperti yang lain. Kau tau aku tidak akan sungkan padamu." Oh, ini pasti ulah ayahnya.

"Baiklah. Aku permisi." Murid baru dengan kulit agak kecoklatan itu beranjak menuju pintu, membungkuk sebentar sebelum benar-benar meninggalkan ruangan.

Kaki panjangnya melangkah ke arah taman belakang, sedikit menengadah ke arah langit yang mulai menjatuhkan bulir-bulir air kecil. Dengan mata terpejam ia berucap, "Aku akan mendapatkanmu. Pasti."

Seringai tipis terukir di bibirnya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC or END?

.

.

.

Mind to Review?