Black Pearl

Hurt Comfort - Romance - Crime

Main pair

HunHan

EXO X Luhan

Don't like Don't Read!

Story start...

Cinta itu membutakan

Merubah kenyataan yang salah menjadi benar

Dan yang benar menjadi salah

Cinta itu menyedihkan

Bermula dengan kebahagiaan semu

Berakhir dengan dendam dan luka

Cinta itu munafik

Berjanji untuk selalu bersama

Dan berakhir dengan saling meninggalkan

Cinta itu menyakitkan

Berjalan bersama dengan kata "kita"

Dan berakhir dengan kata "aku" dan "kau"

Hitam dan Putih

Dua dunia yang saling bertolak belakang

Bersatu walau akhirnya akan ada salah satu yang menghilang

.

.

.

Beijing, 12 April 2011

Paras cantik bak dewi Yunani itu tampak mengeras dan memerah bahkan sampai ketelinganya. Tangan lentik itu terkepal erat, membuat kuku jarinya memutih. Ia kemudian menundukkan kepalanya, meredakan luapan emosi yang sejak tadi ia simpan.

"Maafkan aku baba. Tapi inilah keputusanku, baba tidak bisa mengaturku lagi. Maafkan aku!"

Pria cantik itu kemudian membalikkan badannya. Bila dilihat lebih jelas, bisa dilihat genangan liquid hangat sudah menumpuk di pelupuk mata rusa itu. Ia berusaha sekuat tenaga agar liquid tersebut tidak lolos dengan mudahnya.

"Baiklah, kau boleh memilih jalan yang kau impikan itu, tapi dengan satu syarat!"

Suara pria paruh baya yang dipanggil baba oleh pria manis bermata rusa itu kembali membuka suaranya. Membuat pria lain menghentikan langkahnya dan berbalik, menatap haru dan cemas dengan apa yang akan dikatakan sang baba selanjutnya.

"Kau harus meninggalkan China! Terserah kemana saja, asal aku tidak akan melihat wajah menyedihkanmu itu lagi!"

"Akan kulakukan!"

Liquid hangat yang sejak tadi ia tahan kehadirannya itu akhirnya menang dan mulai terjun bebas dari pelupuk mata rusa indah miliknya. Setetes, dua tetes, dan terus berlanjut. Mengkibatkan mata rusa itu sedikit membengkak dan memerah. Pria itu berlari ke kamarnya. Memasukkan bajunya-bajunya dengan tergesa ke dalam sebuah ransel berukuran cukup besar. Mengambil iphone dan dompet miliknya. Menghapus kasar air mata yang membasahi pipi chubynya dan segera keluar dari rumah mewah tersebut.

"Maafkan Lulu ma. Lulu telah mengecewakan mama. Dan rumah ini, maaf,Lulu tidak akan pernah bisa berkunjung kesini lagi~"

Dan pria manis itu benar-benar pergi meninggalkan rumah mewah yang telah 17 tahun ia tempati tersebut. Menyisakan pandangan sendu dimata pria paruh baya yang hanya menatap kepergian sang putra dari balkon kamarnya. Lalu mengalihkan pandangannya pada wanita tua yang tampak masih sangat cantik diusianya yang sudah menginjak 40tahun tetapi hanya bisa terduduk menatap keluar jendela dengan tatapan kosong yang telah ia pertahankan satu tahun belakangan ini.

"Maafkan aku sayang, akan lebih baik begini! Aku hanya tidak mau dia lebih membenciku dimasa depan!"

Semua kenangan manis, kehangatan nyata, dan kasih sayang pun lenyap. Menumbuhkan keyakinan pahit dihati polos itu, bahwa tidak ada yang sejati didunia ini.

.

.

.

12 April 2014

"Kenapa harus aku yang melakukan ini?"

Pria manis bermata rusa itu mengerucutkan bibir tipis dan menggembungkan pipi chubby miliknya. Ia menatap horor pada kemeja putih tipis dan celana pendek yang ia pastikan hanya akan menutupi setengah dari paha putihnya, menampilkan kaki jenjang nan mulus -yang ia anggap aib- miliknya.

"Ayolah Lu! Kau pikir ini keinginanku! Ini perintah Ketua tim. Dan satu-satunya yang dapat melakukan misi ini hanya kau!"

Pria ber-eyeliner itu menatap tak rela pada pria manis kesayangannya. Ingin sekali ia mematahkan leher ketua tim yang dingin itu. Dengan tega ia memerintahkan rusa manis nan polos miliknya, untuk memamerkan tubuh indah nan sexynya di tempat laknat yang bernama club. Hell, kalau bukan karena tugas negara mungkin pria ber-eyeliner itu sudah langsung menendang wajah rupawan Kyuhyun dengan hapkidonya.

"Hah~ tapi apa bajunya harus se-terbuka itu? Aku bisa mati kedinginan nanti~"

Pria manis itu semakin memajukan bibirnya, mengengam kedua tangannya didepan dada dan metap memelas kepada pria ber-eyeliner didepannya. Dear eyes attack yang pasti akan membuat siapapun luluh dan tidak tahan untuk mencicipi bibir ranum itu.

"Xi Luhan! Jangan memakai jurus itu!"

Dan pria ber-eyeliner itu dengan cepat mencuri satu kecupan dibibir merah itu. Mengakibatkan pria cantik itu terdiam dengan mata rusanya yang membulat.

"Tidak ada penolakan lagi Luluku sayang~ satu setengah jam lagi kita berangkat, aku akan menunggumu dibawah."

Pria ber-eyeliner itu hanya tersenyum dan mengusap sayang surai karamel Luhan yang masih terdiam dengan pipi memerahnya yang sangat manis.

"Aku akan melindungimu, aku juga akan memelukmu sepanjang perjalanan, jadi kau tidak akan kedinginan."

Dan tubuh Baekhyun menghilang dibalik pintu kayu yang perlahan tertutup dengan pelan .

"Baekhyunie.." Luhan menyentuh bibirnya, tatapan kosong masih terlihat dimata rusanya, tapi dengan segera ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ini baik-baik saja sayang
Saat duri kegelapan
menyakitiku dan mencakarku
Ya aku akan menjadi ksatriamu
Dan menyelamatkanmu dari kesedihan

Jangan lupa aku disini

Hanya suara deruan mesin mobil yang menjadi teman empat orang pria di mobil mewah tersebut. Baekhyun benar-benar melakukan apa yang dikatakannya tadi kepada Luhan. Semenjak Luhan keluar dari kamar asrama mereka, dia langsung saja menarik Luhan kedalam dekapan hangatnya. Menutupi tubuh indah Luhan dengan jaket cukup tebal miliknya. Tidak lupa ia memberikan tatapan membunuh miliknya kepada rekan-rekan yang dengan terang-terangan memberikan tatapan memuja kepada Luhan.

Hell, siapa yang tidak mengenal sosok Xi Luhan. Anggota badan intelegent khusus Korea selatan. Pria berwajah manis dengan onyx sparkling bak rusa. Berpipi chubby, berkulit putih susu nan halus dan lembut, dan jangan lupakan bibir tipis berwarna merah jambu dan mengundang siapa saja ingin mencicipi cherry mahal tersebut. Mrmiliki kecantikan dan kelembutan serta penebar cinta dan kasih sayang, contoh nyata dari titisan dewi Afrodit.

Bertugas dibidang pengintaian menyebabkan Luhan harus bisa memainkan perannya agar tidak diketahui oleh para mafia kelas kakap dan pejabat-pejabat tinggi yang menjadi lawannya. Kemampuan beladiri dan menembak dengan snipper jarak jauh ternyata tidak membantunya dalam tugas-tugas yang ia emban selama ini. Salahkan Baekhyun -dulu ialah penanggung jawab Luhan- yang dengan seenaknya mengatur pemindahannya, dari unit eksekusi ke unit pengintaian. Tapi ia menerimanya, setidaknya dengan begitu ia tidak harus terus-terusan memegang senjata yang cukup berat tersebut.

"Xiumin hyung, kenapa perasaanku tidak enak tentang misi kali ini~"

Pria yang tengah meyetir mobil yang ditumpangi Baekhyun dan Luhan tampak memasang wajah cemas kepada pria ber-single eyelite disampingnya. Sesekali ia melirik ke arah belakang melalui spion didepannya. Memperhatikan ke-intiman kedekatan Baekhyun dan Luhan yang kini tengah berpelukan erat.

"Sudahlah Chen, itu hanya perasaanmu saja! Kyuhyun sunbae sudah memastikan kebersihan rencana kita sebelumnya, apa kau mulai tidak percaya pada Kyuhyun sunbae oh?"

"Bukan begitu hyung,, tapi sudahlah!"

Percakapan itu terhenti seiring dengan berhentinya mobil yang ditumpangi empat pria tersebut disebuah gang gelap yang berjarak 2 blok dari sebuah club malam mewah dan sangat terkenal di kota Seoul. XOXO Club. Tempat umat manusia melepaskan penat dan melampiaskan rasa frustasi atas kekerasan hidup yang sudah 4 hari mereka lewati.

"Lu, kau sudah siap?"

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Xiumin-pun memutar tubuhnya kebelakang, memperhatikan Baekhyun yang tampak sibuk mengabsen seluruh perangkat keamanan Luhan dengan wanti-wantinya yang tidak bisa dikatakan pendek. Sementara Luha hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh, persisi seperti anak kecil yang tengah diberi amanat oleh sang ibu.

"Ayolah Byun Baekhyun, ini bukan pertama kalinya Luhan melakukan pekerjaannya sebagai mata-mata!"

Kali ini Chen yang bersuara, ia cukup jengah dengan sikap Baekhyun yang terlalu overprotective terhadap Luhnan.

"Chen benar Baekhyunie, ini bukan pertama kalinya aku bertugas~"

Luhan-pun mulai menatap memelas kepada Baekhyun yang bertindak seperti ia akan pergi untuk waktu yang sangat lama.

"Baiklah kau boleh pergi baby Lu, tapi jangan pernah melepas earphone dan alat pelacakmu, aku akan langsung masuk kedalam kalau kau tidak menjawab panggilanku, mengerti!"

Luhan tersenyum cerah mendengar perintah Baekhyun, ia semakin senang mengetahui kalau pria pecinta eye-liner didepannya initodak pernah berhenti menyayanginya sejak tiga tahun yang lalu.

"Ne Baekhyunieee~ aku pasti akan menjawab panggilanmu! aku pergi dulu, Xiuminie, Chennie~"

Luhan tersenyum ceria, mengecup pipi Baekhyun dan segera berlari ke arah Xoxo club. Meninggalkan Baekhyun yang mematung sambil menyentuh pipi kanannya.

Sedikit berharap agar perasaan yang sudah lama terpendam mulai terbalas

Adalah awal dari kesakitan yang tak berujung

XOXO Club, adalah club malam yang dimiliki oleh Phoenix. Seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang hiburan. Menurut kabar, Phoenix sendiri adalah nama samaran yang digunakan oleh pengusaha tersebut. Tidak banyak informasi yang bisa didapat tentangnya. Selain dia adalah pria tampan dengan kecerdasan diatas rata-rata. Phoenix sendiri adalah mafia kelas atas yang sudah melakukan penipuan pajak dan penyuapan kepada pemerintah untuk mendapatkan izin usahanya.

Dan disinilah Luhan, ditengah hiruk pikuk umat manusia yang sibuk bercumbu dan meliuk-liukkan badannya diiringin musik dengan dentuman yang memekakkan telinga. Bau alkohol dan asap rokok menuntun Luhan untuk menjauh. Mencari tempat sepi yang cukup strategis agar ia bisa mengamati semua manusia yang cukup mencolok disini. Karena berdasarkan hasil pengintaian anggota tim lain, hari ini akan ada pesta ditempat ini. Entah pesta apa, yang pasti hari ini akan hadir Phoenix ditemani beberapa teman-temannya.

Luhan memasan sebuah sprite dingin kepada pelayan yang tadi menghampitinya. Hell, dia tidak akan memesan alkohol, karena hal itu tidak baik untuk diminum saat ini. Apalagi sedang tidak ada Baekhyun disampingnya. Berbicara soal Baekhyun, dia jadi ingat kalau ia tadi mematikan earphone miliknya. Dengan gerakan ringan dan tidak mencurigakan, Luhan menyentuh bagian telinganya yang tertutupi rambut, menekan sedikit tombol on dan suara Baekhyun yang kini tengah berdebat dengan Chen mulai terdengar dari sana.

"Aku sudah masuk, jadi bisakah kalian diam?"

Tanya Luhan dengan tesenyum kecil. Dan setelahnya hanya terdengar suara Baekhyun yang mulai sibuk menceramahinya karena mematikan earphone saat masuk ke kandang buaya.

Black Pearl

" ~ apa kau mengenal siapa gadis itu? Aku rasa tidak pernah melihatnya datang kesini!"

Pria berkulit tan yang tengah sibuk menyesap bir dingin dari gelas kaca kecil itu terlihat tertarik kepada seorang gadis manis yang duduk sendiri di meja paling akhir lantai dua XOXO Club tersebut. Membuat pria yang dipanggil Chanyeol itu mengalihkan pandangannya kearah yang dimaksud pria tan tersebut.

"Entahlah Kai, aku juga baru melihatnya! Apa kau ingin kita menghampirinya? Sepertinya tidak salah bermain sedikit sampai Sehun datang!"

Chanyeol tampak memandang Kai dengan seringaian miliknya. Membuat Kai juga ikut mengembangkan seringaian yang hampir sama dengan milik Chanyeol. Dan selanjutnya, dua pria tampan dengan tinggi diatas rata-rata tersebut melangkahkan kakinya menuju lantai dua club mewah tersebut.

Kai lebih dulu mengambil posisi duduk dihadapan gadis manis tersebut, menghalangi pandangan sang gadis dari sesaknya lantai dansa.

"Hei! Aku Kim Jong In dan dia temanku Park Chanyeol!"

Sapa Kai terlebih dahulu, berusaha bersikap sopan walau nyatanya dari tatapan dan seringaian yang ia tampilkan berbanding terbalik dengan kode etik kesopanan.

"Hai aku Luhan"

"Nama yang indah, sangat sesuai dengan keindahan afrodite yang ada pada dirimu!"

Kai mengambil tangan kanan Luhan, lalu mengecup punggung tangan yang halus tersebut.

"Terimakasih tuan Kim, tapi maaf, aku pria!"

Balas Luhan sarkastik, menarik tangan kanannya dengan sopan dan berusaha memberi senyuman kepada dua pria dihadapannya.

"Benarkah? Maafkan temanku yang bodoh ini !"

Kali ini Chanyeol yang berbicara, ia tidak ingin pria manis dihadapannya ini marah dan memilih pergi sebelum ia bisa sedikit bermain dengan sosok indah ini.

"Aku sudah cukup terbiasa dengan itu, jadi lupakan saja!"

Balas Luhan dengan senyuman yang menjadikan wajah cantiknya menjadi beribu kali lebih indah. Membuat seorang pria yang kini tengah duduk disalah satu kursi counter bar tersebut menatap penuh pemujaan pada sosok indah bermata rusa tersebut.

She is my black pearl

T B C

Black Pearl

Preview chap 2

"Aku merasa seperti akan kehilangannya!"

"Kau menyukainya?"

"Tidak, aku mencintainya!"

"Aku harus memilikinya!"

"Aku hanya terobsesi pada sosok itu."

"Setelah memilikinya diranjang aku akan mencampakannya!"

"Kau milikku Xi Luhan!"