I Will Be By Your Side
story by; silent monster
Naruto (c) Masashi Kishimoto
.
Chapter 1: Jepit itu
Matahari senja kini sudah tiba di peraduannya, menggantikan bulan yang memancarkan cahaya temaramnya.
Aku—tidak—lebih tepatnya kami berdua kini berjalan di tengah sunyinya hutan.
Tak kusangka, berjalan dengannya dalam suasana hening seperti ini bahkan mampu membuat jantungku kembali berdegup kencang.
Pria yang sekarang berdiri di depanku. Dia adalah orang selalu kudamba sejak kecil. Lucu sekali kala itu aku berdebat dan menjadikan Ino sebagai rival abadiku saat masih Genin demi memperebutkan hatinya, kini telah resmi menyandang nama klannya beberapa bulan yang lalu.
Aku ingat saat memintanya ikut mengajakku dalam perjalanan panjangnya. Saat itu, aku yakin diriku sangat keras kepala.
"Kau... mau pergi lagi?"
"... maaf."
Hening sejenak. Tak ada kata yang bisa kami sebutkan. Aku membiarkan keadaan seperti ini sejenak dengan tenang sembari menghela napas.
Pikiranku berkecamuk. Tapi, kini tak lagi. Aku paham yang dilakukannya itu demi ketentraman dunia shinobi. Pasca perang dunia ke-4 yang dicetus oleh Madara, masih meninggalkan bekas trauma yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, terutama anak-anak yang kondisi mental maupun psikis-nya belum mampu untuk menerima kenyataan.
Bukankah untuk sebuah kedamaian kita harus mengorbankan seseorang yang kita sayangi?
"Tak apa. Jika itu demi kebaikan desa dan semua orang..." aku terdiam, begitu pula dengannya. Tanpa kusadari bulir air mata sudah mengenang di pelupuk mataku.
'Ah, sial.'
Aku masih saja bertindak sebagai gadis bodoh dan cengeng. Mengapa sangat sulit menahan air mata sialan ini?
Tanpa kusadari sebuah lengan kokoh melingkar di kedua pinggangku.
Aku tahu. Walau masih mengeluarkan ekspresi datarnya dalam hati ia juga merasakan hal sama. Dan tak lama kemudian aku ikut menangis dalam dekapannya.
.
.
.
"... Ra?"
"Sakura."
Duk!
Seketika aku langsung berhenti. Tubuhku rasanya menabrak sesuatu yang keras. Tak salah lagi, aku tak sengaja menubruk punggungnya. Dengan reflek aku memegang keningku.
"Kau melamun." ujarnya, seraya berbalik dan menatapku.
"A-ah ti-tidak, kok." jawabku gugup. Melihatnya memperhatikanku, tak sadar aku merasakan wajahku memanas karena malu.
Melihatku menjawab begitu, kau melangkah mendekatiku. Sangat dekat sampai membuat jantungku kembali berdebar. Lalu, menatapku dalam.
Tiba-tiba saja, sebelah tangannya naik mengelus anak rambut di dekat mataku kemudian menaruhnya di belakang telingaku.
"Jepit itu..."
Ah, aku tau.
"Hehe, ini jepit yang diberikan oleh wanita muda saat kita menginap lusa kemarin Sasuke-kun." sambil menunduk, tanganku memegang kembali jepit rambut yang sempat disinggung olehnya.
Jelek ya... batinku sendiri.
"A-ah, aku lepas saja ya...," tidak mengerti akan tatapannya membuatku salah tingkah, tanpa sadar aku menggerakan tanganku untuk melepaskan jepit rambut yang bertengger di pelipis kananku.
"Cantik."
"E-eh?"
"Biarkan saja. Ayo." berbalik kembali kedepan. Ia melanjutkan langkahnya sembari terus berjalan.
Astaga.
Astaga.
Bisa kurasakan wajahku kini memerah sempurna bak buah tomat kesukaannya.
Tanpa kusadari, ia menarik tanganku, meminta seolah aku tetap harus berada di sampingnya.
Dalam temaram bulan, tanpa sengaja aku melihat sedikit lengkungan bibir di raut wajah tampannya.
.
end.
a/n: fict ini terinspirasi dari doujinshi sasusaku di twitter. karena ga ngerti bahasa jepang cuma liat gambar doang jadilah ini. maunya buat drabble tapi malah ketulis end bagusnya gimana ya genks? haha. see you!
