Soonyoung, jihoon and mentioned seokmine -oops i mean seokmin

.

.

.

"Dari mana?"

Jihoon yang baru akan melepas jaketnya mengerutkan dahi melihat sosok yang tidur di ranjangnya.

"Sedang apa disana?"

"Aku yang bertanya lebih dulu."

Jihoon mendesah, "Makan. Aku lapar tiba-tiba jadi aku pergi makan."

Jihoon menggantung jaketnya dan mengganti pakaiannya dengan kaos untuk tidur, "geser." Titah jihoon sambil mendorong tubuh yang lebih besar darinya.

"Makan harus dengan seokmin?"

Jihoon merebahkan tubuhnya dan melirik sosok disampingnya, "tidak boleh?"

"Kenapa seokmin?"

"Memang kau mau? Kau sedang diet, kau selalu marah kalau aku merusak dietmu."

"Seokmin juga diet."

"Tapi dia tidak marah."

Jihoon menatap sosok disampingnya kesal, "sudah aku mau tidur. Kalau kau masih mau disini, jangan banyak bicara."

Jihoon mulai memejamkan matanya.

"Aku cemburu."

Jihoon berdeham menyahuti.

"Kenapa kau santai sih?"

"Aku ngantuk." Jawab jihoon serak. Ia benar-benar ngantuk.

"Ji,"

"Ya kalau kau cemburu ya sudah. Memang aku bisa apa." Jihoon membuka matanya dan menatap kesal pada sosok di sampingnya. "Serius, aku ngantuk. Jangan berisik."

"Aku cemburu sampai rasanya ingin memukul seokmin."

"Lakukan. Nanti kau akan dihajar balik dan dikata gila oleh yang lain."

"Ji.."

"Aish.. Kwon soonyoung, ini sudah malam. Aku ngantuk. Kau juga ngantuk dilihat dari bicaramu yang ngawur. Jadi ayo tidur dan selesaikan besok, oke."

Jihoon memutar badannya menjadi menghadap soonyoung. Menarik tubuh yang lebih besar kepelukannya, "tidur, bayi besar."

"Aku serius cemburu."

"Iya.. Iya.. Aku tau. Itu artinya kau sungguhan mencintaku." Jawab jihoon sambil mengusap rambut belakang soonyoung.

"Kau tidak pernah cemburu."

"Aku pernah. Serius, ayo tidur. Ini sudah malam." Rengek jihoon.

Soonyoung menggerung dan mengeratkan pelukannya pada jihoon.

"Aku akan memukul seokmin besok karena dia bilang dia mencintaimu."

"Eum.. Lakukan." Jawab jihoon setengah sadar.

Tidak butuh waktu lama sampai napas teratur dan dengkuran halus terdengar dari keduanya.

.

.

.

End yuhuu

.

Maaf malah datang dengan ini bukannya ngelanjutin series sebelah.

Ini itu tiba2 muncul aja setengah jam lalu. Jadi ku tulis, daripada gabut.

Ini gak double/triple cek langsung asal pub aja. Moga gak ada typo /meski gak mungkin/

Semoga suka..

.

.

Bugh

"Penghianat!"

Bugh

"Kau bahkan mengambil milik hyungmu sendiri."

Bugh

"Aku membencimu, lee seokmin!"

Bugh

"Kau sedang apa?" Jihoon mengerutkan dahi melihat soonyoung.

"Memukul seokmin."

Jihoon memutar bola matanya malas, "maksudmu, samsak? Seokmin darimananya."

"Berisik."

Bugh

"Jangan dekati jihoon lagi, kau penghianat."

Bugh

"Astaga.. Jangan temui aku sampai kau waras."

Soonyoung tidak peduli apa kata jihoon. Ia sedang sibuk melampiaskan amarahnya pada seok —maksudnya samsak tinju didepannya.

Jihoon hanya menggeleng, ia pasrah punya pacar idiot macam soonyoung. Ia jadi bertanya-tanya kenapa ia mau pacaran dengan soonyoung.

"Kenapa aku harus mencintai orang seperti dia?"

Jihoon mendesah, ia menatap soonyoung sekali lagi sebelum meninggalkan kekasihnya itu.

"Jangan keras-keras, soonyoung, kau bisa melukai dirimu sendiri."

"Jangan pedulikan aku!"

End