Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, Typo bertebaran, no EYD, mainstream, alur yang berantakan, cerita pemula.

By : Rozzeana

Rated : T

.

.

.

Perkenalan

Taman disaat musim semi seperti ini menjadi bertambah ramai, karena orang - orang tidak mau melewatkan pemandangan pohon sakura yang bunganya sedang bermekaran. Pemandangan itu juga tidak dilewatkan oleh seorang pria yang sepertinya berprofesi sebagai photograper, terlihat dari kamera yang terus dia arahkan kepada sekitar dengan sesekali mengambil foto pada momomen tertentu.

Pria itu terus berjalan menyusuri taman sembari mencari momen yang terbaik untuk dia foto. Tak jarang pria dengan surai kuning yang ditutupi sebuah topi hitam itu menawari untuk membantu beberapa keluarga atau pasangan yang ingin berfoto dengan background pohon Sakura. Membantu orang berfoto seperti memiliki kepuasan sendiri bagi pria itu, mungkin karena dia sangat menyukai memfoto.

Sampai akhirnya pria itu tiba di dekat danau yang ada di taman tersebut, pria itu mengarahkan kameranya untuk mengamati sekitar agar bisa mendapatkan momen yang indah dan langka. Saat terasa angin berhembus cukup kencang dari arah taman menuju danau yang membawa guguran kelopak bunga Sakura, tanpa menunggu aba - aba pria itu tidak menyia - nyiakan kesempatan untuk mulai mengambil gambar momen itu sebanyak - sebanyaknya dengan kameranya. Setelah angin itu hilang, pria itu langsung melihat hasil fotonya di kamera.

Awalnya hanya memandangan taman yang tampak seperti sedang dihujani kelopak bunga Sakura, hingga foto kesekian hingga keakhir ada penampak seorang perempuan yang berdiri menghadap kearah kamera yang awalnya kepayahan menahan rambut panjangnya yang tertiup angin, tapi kemudian ikut larut dan berubh menjadi tersenyum melihat kearah danau tempat pelabuhan terakhir para kelopak bunga Sakura yang terbawa angin itu. Karena penasaran pria itu menoleh kembali kearah tempat perempuan itu tadi berdiri. Dan perempuan itu masih ada disana, dengan gerakan setengah sadar pria itu mengarahkan kameranya untuk mengambil foto perempuan itu.

Satu, dua foto bisa diambil oleh pria itu tanpa disadari perempuan itu, hingga foto ketiga perempuan itu mulai menoleh dan akhirnya sadar kalau sedang difoto, dengan wajah sedikit memerah perempuan itu mengalihkan pandangannya.

"Ah, Gomen aku hanya ingin memfoto memandangan, dan ku rasa akan bagus jika ada seorang model didalamnya." ujar pria itu tapi tak direspon o`leh perempuan itu. "Ka-kalau kau tidak suka aku bisa menghapusnya." pria itu melangkah mendekati perempuan itu. "ah, iya ini." pria itu menyerahkan sebuah kertas kartu nama yang hanya dilirik perempuan itu. "Aku Naruto, photograper." perempuan itu menoleh kearah Naruto yang sedang tersenyum lalu pergi tanpa kata dengan langkah setengah berlari. "Tu- ah, sepertinya aku membuatnya tak nyaman." Naruto hanya menggaruk kepalanya.

Konoha Studio's, sebuah studio foto yang terdiri dari 2 lantai, lantai satu disewakan untuk masyarakat umum, sedangkan untuk lantai dua dipakai untuk yang lebih profesional yaitu foto untuk kebutuhan majlaah atau iklan. Konoha studio's juga sebenarnya dimiliki Naruto yang notabenenya adalah seorang photograper profesional.

Hari ini Naruto, baru saja selesai melakukan sesi foto untuk keperluan iklan sebuah produk lipstick. Studio yang tadi ramai dan penuh dengan barang, kini perlahan dibereskan sedikit demi sedikit karena pemotretan telah usai. Naruto sedang duduk sendiri yang sedikit berjauhan dari keramaian orang yang sedang membereskan peralatan, Naruto sendiri disana tidak hanya berleha - leha tapi, dia sedang memberekan dan membersihkan kamera miliknya dan juga accesesories kameranya.

"Naruto, jangan lupa malam ini Sasuke meminta kita berkumpul." Tanya seorang pria dengan surai hitam yang diikat.

"Ya aku ingat, karena itu juga lah, pemotretan tadi adalah yang terakhir untuk hari ini." Jawab Naruto dengan tangan yang masih terfokus pada kameranya.

"Aku hanya berjaga - jaga, kalau - kalau kau lupa." Ujar pria itu lagi.

"Tidak akan, ini acara pentingSasuke-Teme akan mengenalkan perempuan yang akan menjadi istrinya satu minggu lagi, tidak mungkin aku akan melewatkannya kan." Naruto tersenyum kearah pria itu. "kau pergi dari sini atau akan pergi bersama kekasihmu?" Tanya Naruto.

"Temari sedang kembali ke Hokkaido."

"Bagus, kau bawa mobilkan Shikamaru?" Tanya Naruto lagi pada pria yang dipanggil Shikamaru oleh Naruto.

Shikamaru menghela nafas yang terdengar bosan, "Sayangnya aku membawa mobil. Dan aku juga sudah mengerti maksudmu"

"Kau memang terbaik Shik. Haha." Shikamaru pergi kembali kepekerjaannya.

Naruto yang adalah seorang photograper jarang bahkan hampir tidak bisa mengatur jadwal pemotretannya hingga tidak jarang sering bentrok dan membuat nama Naruto jatuh walau hasil fotonya sangat diakui. Melihat Naruto yang tidak bisa mengatur jadwal kegiatannya, Shikamaru sebagai sahabat menawarkan diri untuk membantu Naruto dalam hal penjadwalan miliknya maupun Studio.

Shikamaru dan Naruto sendiri sudah kenal sejak mereka masih di bangku Sekolah Dasar, selalu satu sekolah hingga Sekolah menengah atas, dan sedikit berpisah saat di Universitas. Tapi berbeda Universitas tidak membuat mereka berjauhan, komunikasi dan terkadang bertemu untuk bertemu selalu mereka lakukan saat masih kuliah. Hingga mereka lulus, Naruto awalnya menjadi photograper sebuah majalah dan Shikamaru yang bekerja disebuah perusahaan elektronik membuat jarak mereka semakin jauh. Tapi begitu mendengar Naruto memutuskan untuk membuka Studio foto sendiri dan melihat Naruto yang kewalahan mengatur jadwal, Shikamaru yang memang merasa kurang cocok bekerja di perusahan yang mengharuskannya bekerja di bawah tekanan pun memilih keluar dan membantu Naruto. Tentu saja Shikamaru disana bekerja dan menerima upah dari Naruto.

Selain Shikamaru, Naruto juga memiliki sahabat lain salah satunya adalah Sasuke. Jika dengan Shikamaru, Naruto bertemu di Sekolah Dasar, lain dengan Sasuke yang memang sudah dipertemukan sejak Sasuke dan Naruto belum bisa mengingat. Sasuke dan Naruto hanya bersama hingga di bangku sekolah menengah pertama itu pun hanya sampai kenaikan kelas dua. Sasuke harus pindah sekolah karena Sasuke pindah rumah mengikuti keluarganya. Sempat hilang komunikasi, tapi mereka kembali bertemu saat Darmawisata di saat Sekolah menengah atas yang kebetulan tujuannya sama dengan sekolah Sasuke, disanalah akhirnya mereka kembali berkomunikasi lagi. Berbeda dengan Naruto, Sasuke dan Shikamaru memillih dan diterima di Universitas yang sama, hanya saja mereka berbeda jurusan. Sasuke mengambil jurusan Ekonomi, sedangkan Shikamaru mengambil jurusan Managemen. Lulus dari Universitas, Sasuke langsung bekerja di salah satu cabang hotel milik keluarganya, dan kebetulan hotel itu berada di kota yang sama dengan Studio milik Naruto. Tak jarang Sasuke mengajak teman - temannya berkumpul di restaurant yang ada di hotel yang dikelolanya itu.

Selain Shikamaru dan Sasuke, sebenarnya Naruto masih memiliki beberapa orang lagi teman sepermainan dari semasa dia kecilnya yang sampai saat ini mereka masih berkomunikasi dengan baik. Sebut saja Inuzuka Kiba, seorang dokter Hewan yang terkenal sangat playboy walau tidak jarang jika sedang berkumpul wanita yang di bawanya berpaling kearah Sasuke yang menurut penilaian lebih tampan dari Kiba. Lalu ada Akimichi Chouji, yang telah menjadi seorang chef Internasional, karena statusnya itulah Chouji termasuk orang yang sangat sulit diajak berkumpul, sekalinya pun bisa ikut berkumpul itu artinya mereka harus berkumpul di restaurant Jepang yang dimilikinya. Selain Chouji, ada juga Aburame Shino yang juga sulit jika diajak bertemu, kalau pun bisa datang dia tidak pernah ada lebih dari tiga puluh menit. Bukan apa - apa pekerjaannya sebagai seorang peneliti memang banyak menyita waktu, jangankan untuk bermain kadang untuk mengurus dirinya saja agak sulit. Dan yang terakhir adalah Sai, jika diukur masa pertemanannya Sai adalah yang paling bungsu. Naruto baru bertemu dengan Sai saat duduk di bangku sekolah menengah atas, dan awal pertemuan Sai dengan Sasuke pun saat darmawisata. Karena sering ikut berkumpul akhirnya Sasuke dan Sai pun ikut menjadi akrab dan menjadi teman. Sai sekarang berprofesi sebagai pelukis jalanan. Tapi itu adalah pekerjaan yang dipilihnya karena dirinya yang pandai melukis dan juga hobinya melukis. Pekerjaan sebenarnya sangat rahasia, awalnya teman - teman Sai tidak tahu tapi perlahan satu persatu dari mereka tahu dengan sendirinya dengan berbagai cara yang berbeda. Tapi yang tahu kalau semua temannya sudah tahu hanya Sai, sedangkan yang mereka sendiri masih menyangka jika hanya dirinya sendiri yang tahu dan menyimpan rapat - rapat kebenaran profesi pekerjaan Sai.

Setelah selesai mengedit foto hasil pemotretan hari ini, Naruto dan Shikamaru langsung pergi menuju Restaurant Ichi's, ya, itu adalah restaurant milik Chouji. Awalnya Sasuke mengajak bertemu ditempatnya, tapi Chouji memberi kanbar jika dia sudah kembali ke Jepang tapi ada sedikit masalah di salah satu cabang restaurantnya, sehingga tidak memungkinkan untuknya pergi jauh dari restaurantnya. Dan Sasuke pun mengalah hingga mengubah tempat pertemuan.

Shikamaru menyetir mobil miliknya dari Studio hingga tiba di restaurant, bukan karena tidak membawa mobil hingga Naruto memilih untuk ikut Shikamaru, tapi jika Naruto seperti ini itu artinya dia akan kembali menginap di Studio. Sesampainya di restaurant Shikamaru dan Naruto langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam restauran setelah memarkirkan mobil. Begitu memasuki pintu, salah satu pelayan disana langsung mengantar mereka menuju meja yang disana sudah ada seorang pria yang merangkul seorang seorang wanita yang sangat lengket dengan pria itu. Setelah berterima kasih pada pelayan tadi, Shikamaru dan Naruto langsung menghampiri pria itu.

"Cassanova kita sudah tiba rupanya." Ejek Naruto pada pria itu selagi dirinya menarik salah satu bangku didepan pria itu.

"Kau masih saja seperti itu Kiba." Tegur Shikamaru.

"Jika tidak seperti ini aku bukan lagi Kiba, sang pencinta." Jawab Kiba dengan tawa yang menampilkan gigi taringnya.

Ya, pria yang tidak melepaskan rangkulannya pada bahu wanita yang duduk disebelahnya itu adalah Kiba, sang playboy.

"Kau tidak takut yang ini juga akan berpaling pada Sasuke?" Tanya Naruto.

"Haha. Justru karena hari ini dia akan memperkenalkan calon istrinya makanya aku berani membawa wanitaku." Sahut Kiba yang ditutup dengan aksinya mencium pipi wanita di sebelahnya itu, dan si wanita hanya tersenyum saja.

Melihat tingkah Kiba, Shikamaru dan Naruto hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak bisa berkomentar apa pun hanya bisa membiarkan Kiba memulai aksi pamer kemesraannya didepan Naruto dan Shikamaru.

"Haha. Kau sungguh tidak berperasaan Kiba." Tegur seorang pria bertubuh gempal dengan mata yang cukup sipit.

"Salah mereka tidak membawa wanita kesini." Kiba melirik kearah Naruto. "Ah, aku lupa photograper kita ini tidak memiliki kekasih. Haha." Ejek Kiba pada Naruto.

"Sudahlah, kalian mau pesan makanan sekarang atau menunggu yang lain?" Tanya pria gempal tadi.

"Aku mau satu ice matcha latte, dan satu gelas air penuh es." Pinta Shikamaru.

"satu gelas penuh es?" Tanya ketiga pria itu.

"Jaga - jaga bila suasana semakin memanas disini." Jawab Shikamaru santai.

"Tenang, jika suasana semakin memanas aku bisa langsung menggoreng mereka. Haha." Canda pria gempal tadi.

Dan, pria gempal itu adalah Chouji, sang chef internasional yang super sibuk. Setelah Shikamaru dan Naruto memesan, Chouji kembali pergi meninggalkan teman - temannya.

"Wah, wah, pelukis kita sudah datang." Ujar Kiba yang diikuti Naruto dan Shikamaru yang menoleh kebelakang, yang terlihat seorang pria dengan kulit putih sedikit pucat yang tersenyum sepanjang langkahnya.

"Apa kabar semuanya?" Tanya pria dengan surai Hitam pada Naruto dan yang lain. "Wanitamu baru lagi Kiba?" Tanya Sai dengan senyuman yang diarahkan pada wanita yang duduk disebelah Kiba.

"Hey, jaga senyummu Sai. Senyummu hampir sama bahayanya dengan tatapan dingin milik Sasuke." Protes Kiba seraya menutup mata wanita yang duduk disebelahnya yang terlihat mulai tertarik dengan senyum Sai.

Pria yang selalu tersenyum dan kini duduk disebelah Shikamaru adalah Sai, sang pelukis. Jika mereka semua adalah playboy dan di beri peringkat, Sai bisa diberikan peringkat kedua tepat setelah Sasuke.

Chouji datang dengan diikuti seorang pelayan yang membawa sebuah nampan yang diatasnya ada lima gelas dengan minuman berbeda. Jika dilihat dari jumlah orang yang ada disana termasuk dengan Chouji ada enam orang, tapi jika di perhatikan, didepan Kiba dan wanitanya sudah ada masing - masing gelas minuman. Itu artinya ada empat orang yang belum diberi minuman. Tapi kenapa ada lima minuman?

"Untuk siapa satu gelas lagi?" Tanya Shikamaru.

"Shino?" Jawab Sai tapi dengan nada kurang yakin.

"Dia kan belum datang." Ujar Naruto.

"Itu dia." Tunjuk Kiba pada arah yang sama saat dia membicarakan Sai saat Sai baru datang.

Tatapan Shikamaru, Naruto dan Sai mengikuti arah yang tunjukkan Kiba. Seorang pria yang menggunakan kacamata hitam dan sebuah jaket yang berhasil menutupi wajah bagian mulut hingga hidungnya. Ya, penampilan yang cukup mencurigakan.

"Untunglah diantara kita belum ada yang memiliki anak." Ujar Sai saat Shino mengambil tempat duduk disebelah Kiba.

"Aku paham, karena Shino terlihat seperti penculikkan. Haha." Ejek Kiba.

"Urusai Kiba." Protes Shino yang langsung mengambil gelas minuman yang sudah disediakan Chouji dan langsung meminumnya.

"Kau berlari menuju kesini?" Tanya Naruto yang melihat Shino yang terlihat sangat kehausan.

"Bertemu banyak orang yang tidak aku kenal cukup menguras energi." Jawab Shino yang telah menyisakan minumannya seperempat gelas.

"Hikikomori" Gerutu Kiba tapi tetap terdengar jelas oleh semuanya.

Melihat gelas Shino yang sudah berkurang banyak. Chouji yang duduk dibangku disisi yang lain dari Kiba dan Naruto, langsung memanggil salah satu pelayan dan mengisyaratkan agar pelayan itu mengambilkan segelas minuman yang sama untuk Shino.

"Kemana orang yang mengundang kita?" tanya Kiba seraya melihat jam ditangannya.

"Orang itu memang sudah biasanya terlambat." Sahut Naruto. "Shino kau tidak hanya akan disini selama setengah jam seperti biasanyakan?" Tanya Naruto.

"Khusus hari ini, aku beri tambahan lima belas menit." Jawab Shino dengan ekspresi wajah yang tak terlihat.

"Aku tak mengerti, kau sekarang sedang bercanda atau serius." Keluh Kiba yang memperhatikan wajah Shino.

"Sangat keterlaluan jika kau hanya ada disini selama tiga puluh menit." Protes seorang pria dengan setelan resmi.

"Hey, kau tidak bilang kita harus berkostum seperti itu." Protes Shikamaru yang memperhatikan teman - temannya yang lebih banyak menggunakan jaket, bahkan Sai hanya memakai kaos dan Chouji memakai baju kebangsaannya, seragam chef.

"Aku memakai ini karena belum sempat pulang." Jawab Sasuke yang langsung duduk disalah satu dari dua bangku kosong yang ada yang tepat berada ditengah.

"Mana yang ingin kau kenalkan?" Tanya Kiba.

"Dia sedang mengangkat telpon diluar." Jawab Sasuke.

Seraya mengobrol, Chouji kembali memanggil seorang pelayan dan kembali memberi sebuah isyarat pada pelayan tersebut. Setelah pelayan yang tadi dipanggilnya pergi, Chouji mulai bergabung dalam obrolan teman - temannya. Tak sampai lima menit, mereka yang awalnya sangat antusias terhadap topik obrolan yang tidak jelas itu, dan lebih banyak saling ledek teralihkan perhatiannya saat seorang perempuan datang menghampiri meja merek.

"Sasuke-kun maaf aku lama." Ujar gadis dengan surai Indigo panjang yang dibiarkan terurai.

"Tak apa." Sasuke tersenyum dan berdiri menyamakan perempuan itu. "Dia Hyuga Hinata, calon istriku."

Suasana kembali ramai, bahakan bertambah ramai karena mereka meledek Sasuke dan memberi selamat. Tapi lain dengan tatapan mata Naruto walau terkadang ikut meledek Sasuke yang terlihat agak malu - malu dengan ledekan itu.

'Ternyata dia adalah calon istri Sasuke.'

oOo TBC oOo

.

.

.

Pojok Rozzeana :

Assalamualaikum, selamat pagi semua! Rozzeana BACK dengan cerita yang masih ngawur dan pasaran, yang berusaha di atur jadi menarik walau mungkin ga menarik haha

Kelanjutan cerita ini semanya tergantung READERS kalau banyak yang suka kemungkinan cepat chapter 2 di post, tapi kalau ga ada ya terpaksa ceritanya di biarkan hehe. Bukan ngancem lho ini.

Segitu aja dari Rozzeana, jangan lupa kritik dan sarannya yaa.