"One of Your Pawn"
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Rating: T
Warning : AU, OOC-ness, Plot Twist(s), Typos, etc.
By: hxnna
PROLOG
Kuroko POV
Air
Itulah hal pertama yang kurasakan ketika kubuka kedua mataku. Cairan berwarna bening itu seakan memeluk tubuhku yang kecil ini. Kucoba menggerakkan kedua tangan dan mengayunkan kedua kakiku dan aku pun berenang ke dasar tabung dimana aku berada.
Tunggu… Tabung? Sejak kapan aku berada di dalam tabung besar yang berisikan cairan berwarna bening yang bernama air ini? Kugerakkan kedua tangan dan kakiku untuk berenang ke atas lagi dan kusentuh tabung yang mengurungku ini. Kalau kulihat lagi, diluar tabung ini tampak berbagai macam alat yang mengeluarkan suara aneh.
'Dimana ini?' Ucapku pelan namun bukan suara yang keluar dari mulutku melainkan suara gelembung – gelembung air yang keluar sesuai ucapanku barusan. Kukepalkan tangan kananku dan memukul tabung ini, berusaha mencari cara agar, setidaknya, ada yang mendengarku. Namun hasilnya nihil, tidak ada yang mendengar, kupejamkan kedua mataku sambil menghela nafas berat, entah kenapa aku bisa bernafas dalam air, aku berhenti mengayunkan kakiku dan membiarkan tubuhku ini tenggelam secara perlahan ke dasar tabung dimana aku berada.
Cklek.
Kedua mataku terbuka secara refleks ketika mendengar suara asing yang sepertinya bukan berasal dari arah alat-alat yang kulihat barusan. Kulihat sekeliling dan menemukan seorang pria dengan rambut berwarna biru muda dan dapat kupastikan kalau umurnya sekitar 40-an. Satu pertanyaan berputar-putar di kepalaku. Siapa dia? Kenapa ia menatapku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan diriku? Tanpa sadar, kumiringkan kepalaku ke samping masih menatap pria dihadapanku ini dengan rasa keingintahuan.
"Siapa kau?" Mulutku bergerak mengutarakan sebuah pertanyaan namun hasilnya masih sama seperti sebelumnya, tidak ada suara yang keluar dari mulutku ini, hanyalah gelembung – gelembung air.
Seakan pria itu mengetahui apa yang baru saja kuucapkan, ia tersenyum kearahku sambil menempelkan tangan kanannya ke permukaan tabung milikku. "Aku? Aku hanyalah peneliti disini" Ucapnya dengan suara lembut namun tersirat kesan tegas dari suaranya itu. Aku membuka mulutku ingin bertanya tentang banyak hal terhadap pria yang mengaku sebagai peneliti namun kuurungkan niatku ketika pria itu sudah terlebih dahulu berjalan menjauh dari tabung tempat dimana aku berada dan menuju ke salah satu mesin yang ada di ruangan ini. Dapat kulihat ia sibuk menekan berbagai macam tombol, dan seiring dengan suara bising yang dikeluarkan oleh salah satu dari macam-macam mesin itu, kepalaku terasa sakit ingin rasanya untuk menghilangkan sakit di kepalaku ini namun apa daya, tidak ada yang bisa kulakukan. Perlahan-lahan pandanganku menjadi buram, sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, pria yang sekarang entah sejak kapan berdiri dihadapanku, dihadapan tabung kaca ini berkata kepadaku walaupun hanya samar-samar tapi aku dapat mendengar secara keseluruhan. "Bersabarlah sedikit lagi, Tetsuya…" Dan semuanya pun menjadi gelap.
Aku terbangun untuk kedua kalinya, hanya untuk mendapati kedua mata berwarna merah crimson menatapku secara intens milik seorang pemuda dengan rambut berwarna merah, dia sedikit lebih pendek dari pria yang barusan aku lihat sebelum aku kehilangan seluruh kesadaranku. Kalau dilihat – lihat pemuda ini hampir seumuran denganku, dari mana aku bisa mengetahuinya? Entahlah, pikiranku yang baru saja memberitahuku. Mau tidak mau aku balas menatap kedua mata crimson itu, dan tanpa kusadari aku mengayunkan kedua kakiku untuk berenang mendekati pemuda itu, walaupun masih dibatasi dengan kaca tabung ini. Aku menatap pemuda dihadapanku ini dan memintanya untuk mendekat, seakan tahu dengan permintaanku ia pun berjalan mendekati tabung milikku ini.
Kami berdua tidak mengucapkan satu patah kata pun, hanya suara yang dikeluarkan dari salah satu dari mesin di ruangan ini yang mengisi keheningan diantara kami berdua. Dapat kurasakan aura yang besar berasal dari pemuda berambut merah dihadapanku ini, hal ini yang membuatku sedikit takut dengan kehadirannya ditambah lagi dengan tatapan tajam dari kedua mata crimson miliknya ini yang terus mengawasi pergerakkanku. Namun satu hal yang membuatku bingung, pemuda ini menempelkan tangan kirinya di permukaan tabung dan tanpa kuduga sama sekali, ia tersenyum kearahku. Aku yang bingung hanya terdiam sambil menatapnya secara datar. Dan lama kelamaan, rasa penasaranku pun timbul lagi, tangan kananku kuangkat dan menempelkannya juga ke tabung ini seakan kedua tangan kami itu saling bersentuhan, Dingin. Itulah yang kurasakan ketika tanganku menyentuh permukaan tabung dari dalam.
Kedua bola mataku menatap tanganku yang bersentuhan dengan dinding tabung ini, dan aku hanya bisa tersenyum sedih. Aku ingin menyentuh tangannya yang sedikit lebih besar dari milikku secara langsung tanpa ada penghalang baik itu tabung sialan ini atau apapun itu.
Tuk… Tuk…
Suara seperti ada yang mengetuk membuatku mau tidak mau mendongakkan kepalaku dan kulihat bahwa pemuda dihadapanku inilah yang mengetuk tabung ini secara pelan, sepertinya ia menginginkan perhatianku yang barusan diambil secara penuh oleh kedua tangan kami yang bersentuhan dengan permukaan tabung. Aku memiringkan kepalaku menanti apa yang akan dilakukan oleh pemuda dihadapanku ini selanjutnya.
Pemuda berambut merah dihadapanku menarik nafasnya perlahan, "Namaku Akashi Seijuurou. Senang bertemu denganmu, Tetsuya" Ucapnya. Kalimat yang baru saja keluar dari mulut orang ini sukses membuatku terdiam. Apakah maksudnya ia ingin berteman denganku? Atau ini hanya sekedar perkenalan biasa? Berbagai macam pertanyaan berputar – putar di kepalaku, dan satu hal yang bisa kulakukan hanyalah mengangguk secara perlahan meskipun aku masih sedikit bingung dengan ucapannya barusan.
"Senang bertemu denganmu juga, Akashi-kun" Balasku. Refleks kedua tanganku menyentuh bibirku sediri. Jujur saja, aku sangat kaget karena kali ini tidak hanya gelembung-gelembung udara saja yang keluar dari mulutku, aku bisa mendengar suaraku yang keluar dan mengucapkan kalimat sederhana itu. Pemuda yang kusebut dengan Akashi-kun ini mengangguk dan tersenyum kearahku. Saat itu juga dapat kurasakan wajahku agak memanas karena melihat senyumannya dan hal itu membuatku sedikit berharap, untuk segera keluar dari kurungan ini.
Hari berganti menjadi minggu, minggu berganti menjadi bulan. Hampir setiap hari dan setiap saat Akashi-kun menemaniku yang sendirian berada di ruangan ini. Akashi-kun mengajariku berbagai macam hal yang sama sekali tidak kuketahui. Akashi-kun selalu menceritakan apa yang terjadi di luar sana, di luar ruangan ini. Akashi-kun seakan menjadi kedua mataku terhadap hal-hal asing di luar batas dari ruanganku. Akashi-kun selalu membawa buku yang berbeda setiap harinya dan membacakannya untukku, kalau ia mempunyai banyak waktu, ia akan membacakannya sampai selesai. Dan hal sederhana itu mampu membuatku merasa senang dan juga nyaman ketika Akashi-kun berada di dekatku. Aku selalu menantikan kehadirannya setiap hari, aku selalu menatap ke arah pintu dengan penuh harap, dan aku juga menantikan saat dimana aku bisa keluar dari sini. Ingin sekali aku berjalan keluar dari tempat ini dan bisa melihat apa yang terjadi di luar ruangan ini, apakah sama seperti apa yang diceritakan Akashi-kun? Aku ingin melihat dunia luar bersama dengan Akashi-kun.
Bolehkah aku keluar dari tabung ini?
Akankah tanganmu ini akan dingin juga ketika kusentuh?
Apakah kau akan tersenyum kalau aku terbebas dari kurungan berupa tabung ini?
Nee… Akashi-kun, bolehkah aku keluar dari sini?
.
.
.
TBC
