FIRTS TIME
Cast: KAISOO
Warning: TYPO,YAOI, Mpreg, PEDO,HURT,alur berantakan,NC,kekerasan,DLL...
HOMOPOBIC NGACIR SANAA...
Rating:M
"Cerita ini murni hasil imajinasi saya dan sedikit terinspirasi dari Anime Haikyuu! tetapi plot nya sangat berbeda"
ket:
"………" berarti pengucapan secara langsung
'...' berarti pengucapan dalam hati
HAPPY READING
DRAP DRAP DRAP*
"Eomma... Eomma.. "
Terlihat dari jauh seorang anak yang berlari dengan semangat dan memanggil Eommanya yang sedang duduk santai sambil merajut di halaman rumahnya.
Anak itu membawa sebuah bola volly menggunakan kedua tangan mungilnya yang terbalut oleh perban.
Eommanya yang merasa panik dan khawatir kemudian bertanya kepada anaknya.
"Ada apa Jonginie, kenapa tanganmu di balut dengan perban? Apakah.. "
Sebelum Eomma melanjutkan pertanyaannya, Jongin terlebih dahulu memotongnya.
"Eomma, akhirnya jonginie dijadikan kapten loh hehehe"
Mendengar penuturan anaknya yang membawa kabar gembira tersebut, membuat hatinya merasa bangga. Eomma Jongin mengungkapkan rasa senangnya dengan memuji Jongin dan mengecup bibirnya.
"Benarkah jonginie? anak Eomma memang hebat, Eomma sangat bangga kepadamu nak *emmuah*"
Perlakuan lembut Eommanya membuat pipi jongin menghangat hingga menjalar ke hatinya.
"Eomma.. tapi Jonginie gak hanya membawa kabar itu saja loh, Jongin juga diikutsertakan dalam ajang kejuaraan tingkat Nasional juga"
Medengar sekali lagi kabar gembira yang lebih menggembirakan dari kabar sebelumnya,membuat Eomma Jongin merasa terharu.
Eomma Jongin senang melihat anaknya bisa mewujudkan impiannya menjadi pemain bola volly yang profesional ditengah keadaan ekonomi yang buruk dan kondisi rumah tangga yang sedang diujung tanduk.
Eomma Jongin amat sangat bersyukur.
Sambil memeluk Jongin, Eomma membisikkan kata-kata pujian yang membuat hati Jongin merasa tenang.
"Jonginie, kau adalah anak Eomma yang sangat Eomma cintai, jadilah anak yang berbakti kepada orang tua. Kamu adalah.."
CRASHH*
"UHUKKK OHOK"
TIDAK..
TIDAK MUNGKIN..
"APPA!!"
"Bagaimana bisa aku tidak bisa melihatnya?"
"Aniya.. "
"Aniya"
selangkah...
selangkah lagi Jongin bisa membahagiakan Eommanya tercinta.
selangkah lagi dia bisa mendapatkan medali emas itu dan menghadiahkannya ke Eommanya.
Sungguh mengerikan..
mata Jongin membelalak horror melihat katana tajam Ayahnya yang menembus punggung Eommanya yang Indah.
"Eomma jongin takut.. " "LARI JONGIN! "
"Eomma takut.. "
"LARI...!"
"ANIYA"
kriiiiiiiiiing*
Suara Alarm yang keras membangunkan Jongin dari mimpi buruknya.
Jarum pendek pada jam ber-alarm berpenampilan kuno tersebut telah menunjuk ke angka 3 yang menandakan bahwa hari ini telah pagi, awal untuk memulai hari
"Hehe.. mungkin hanya kita saja yang menggunakan jam rongsokan ini untuk membangunkan kita"
Jongin yang kesal diacuhkan lalu membentak pria yang masih bergelung di selimut dan berada di kasur lantai yang sama dengan Jongin
"Hei! ...YA! BAEKHYUN!"
"Aahh.. ne ne aku bangun kau puas?dasar pesek"
Teriakan baekhyun yang Memiliki Oktav yang tinggi rupanya sedikit melukai gendang telinga milik jongin.
"Aishh.. Appo telingaku bisa jebol gara-gara kamu dasar BACON TOA berjalan! "
"hahh...terserah aku mau mandi dulu.
oh iya sepertinya Sister Lilly sekarang sudah di dapur cepat sana bantu sister Lilly memasak! "
Mendengar perintah Baekhyun yang seenaknya membuat Jongin merasa kesal dan balik bertanya kepada Baekhyun.
"Hei! kenapa gak kamu saja yang membantu Sister Lilly?
"Hah kau itu lupa atau pikun Jongin, setelah ini aku sekolah, dan kamu gak sekolah,lagian setelah sekolah aku merawat Bapa memangnya kamu bisa? kamu kan kerja "
Mendengar jawaban Baekhyun membuat jongin terpojok dan akhirnya pasrah membantu pekerjaan Sister Lilly di dapur.
"Hah... baiklah.. Huft"
"Jongin.. apa kamu tidak mau sekolah lagi, apa kamu tidak malu menjadi tukang bersih-bersih di SMA itu?.
Lagipula Jongin gajimu di toko tante Yonna sudah cukup untuk untuk mendaftar di SMA itu bukan?.
Aku bisa membantumu untuk beker... "
"BAEKHYUN! "
"Gaji ku di toko tante Yonna memang cukup untuk membayar uang sekolah tapi tidak dengan pengobatan Bapa.
kamu tidak bisa kerja kamu masih SMP!"
"Tapi Aku.. "
"CUKUP!"
"Jongin.. "
"CUKUP AKU BILANG, JANGAN MEMBANTAH! "
mendengar bentakan Jongin ,membuat baekhyun sedih dan menundukkan kepalanya.
melihat baekhyun yang menundukkan kepalanya itu membuat jongin merasa bersalah dan berusaha menjelaskan kepada baekhyun
"Baekhyun.. aku tau niatmu itu baik tapi kamu masih kecil, tolong mengertilah aku hanya tidak ingin menyusahkan kalian.Aku ingin kalian merasa bahagia tanpa merasa kesusahan."
perkataan Jongin membuat Baekhyun merasa bangga.Baekhyun senang mempunyai keluarga yang pengertian seperti Jongin.
Bibir Smiley milik Baekhyun melengkungkan senyum tipis. Semburat merah samar merambat di pipinya.
"Ya.. memotong perkataan orang lain, apa itu menjadi kebiasaan mu?"
"oh...hehe apa aku terlihat memiliki kebiasaan seperti itu ? tapi mungkin ada benarnya hehe.. "
jongin yang menjawab pertanyaannya dengan malu-malu membuat baekhyun tertawa kecil dan mengejek Jongin
"Bodoh! "
"He.. dasar Cabe rawit, Wajah sih imut tapi bicaranya pedes, gak kurang pedes? "
Baekhyun telah pergi ke kamar mandi. Jongin tersenyum, menerawang ke dalam impiannya.
Jongin memiliki impian yang simpel.
"Aku jongin memiliki impian...
Aku ingin membahagiakan orang yang mencintai yang aku cintai, aku ingin menghindarkan mereka dari segala keburukan, demi mereka aku akan memberikan segala yang aku punya.
Jadi Kumohon,berkahi niat ku ini Tuhan"
#SMA XoXo
(sorry gak punya ide XD)
Jongin POV
"Huahh.. akhirnya sampai juga.. "
Aku telah sampai di tempatku bekerja memakan waktu kurang lebih 30 menit dengan menggunakan sepeda ontel bobrok peninggalan Bapa.
Setelah membuka gerbang sekolah aku memarkirkan sepedaku.
Hanya aku satu-satunya orang yang menggunakan sepeda ontel untuk datang ke sekolah ini karena, orang-orang yang bersekolah di sini adalah orang-orang dari kalangan Elit.
Aku selesai memarkirkan sepeda ku dan aku bergegas membersihkan tempat yang wajib untuk aku bersihkan, mulai dari taman, kolam renang dan lain lain..
Setelah selesai membersihkan semua tempat aku segera mengembalikan alat pembersih ke dalam gudang khusus penyimpanan alat pembersih di samping lapangan volly.
"Oh. . Lapangan Volly?"
"Ah... aku lupa belum membersihkannya."
"Volly ya?... Aku jadi rindu."
"Hah sudahlah saat ini bukan saatnya untuk bernostalgia. hari ini adalah waktunya untuk bersih-bersih."
"Kuncinya aku taruh di mana yah?"
"ah ini dia ,Eh loh sudah terbuka?"
Ckit ckit* *jedug*
Aku mendengar suara lantai yang tergesek juga suara benturan,karena penasaran aku masuk ruangan dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara. Siapa yang sudah latihan volly pagi-pagi begini?
Ah.. seorang remaja yang sedang latihan ya?
Apakah dia hebat?, baiklah aku memutuskan untuk melihatnya latihan dulu.
" Kali ini aku pasti bisa!"
wah remaja itu terlihat sangat bersemangat.
remaja itu terlihat seperti mengambil ancang-ancang untuk melakukan servis.
"Ah.. dia mau melakukan servis"
Aku melihat kalau remaja itu mengambil dua langkah kedepan, melempar bolanya ke atas.
"Jump serve?"
remaja itu mulai berlari dan melompat. remaja itu pendek tetapi lompatannya tinggi juga yah, tapi masih tinggi lompatanku jika dibandingkan
"Dia melempar bolanya terlalu rendah"
ckiit brugh*
"Aishh.. Appo, aku memang tidak berbakat bermain volly"
Sudah kuduga dia akan kehabisan timing lompatan, dan apa-apa'an itu terpleset?
"Dasar Bodoh"
Jongin POV end
Drap drap drap*
Jongin mendekat ke arah remaja yang terjatuh, Jongin tersenyum kepadanya sambil mengulurkan tangannya.
"Hei kau tidak apa-apa? "
Remaja itu kaget saat melihat Jongin mendekat kearahnya,senyuman Jongin sangat menyilaukan menimbulkan aura cerah disekitarnya.Remaja itu tidak pernah melihat senyum yang Indah,karena selama ini semua senyuman yang pernah ia lihat adalah senyuman palsu.kecuali senyuman Jongin dan Ayahnya.
"Indah... aku tidak pernah melihat senyuman indah seperti itu selain milik Ayahku"
Remaja itu terus memandangi wajah Jongin hingga tidak sadar kalau Jongin sedang mengulurkan tangannya untuk membantu remaja itu berdiri.
Karena tidak mendapat respon Jongin memanggil remaja itu dengan sedikit meninggikan suaranya
"Hei...! apa kau terluka?apa kau bisa bangun? atau ada sesuatu di wajahku?"
"Ahh... ma-ma-maafkan aku,terimakasih, aku tidak apa-apa "
blush*
'dasar bodoh bodoh, ah aku malu sekali'
Remaja itu tersipu karena merasa malu karena ketahuan memandangi wajah Jongin
'Ahhh... pasti aku dikira orang yang mesum'
Jongin bingung karena sepertinya remaja ini merasa canggung,dan Jongin tidak ingin membuang-buang waktu hanya karena suasana canggung ini.
"Hey tadi lompatanmu sangat hebat"
"Ah.. b-b-benarkah"
"Iya hanya saja kamu tadi melempar bolanya terlalu rendah dan sepertinya kamu susah untuk menentukan timming "
"Ah... Ne"
"Tidak usah kaku begitu, sepertinya kamu murid baru di sini aku tidak pernah melihatmu disini sebelumnya"
"Ne...aku murid pindahan dari kota sebelah,aku di kelas1-A"
"Kelas A? wow kau murid berprestasi? "
"Hanya di bidang akademik saja,aku sangat bodoh dalam olahraga volly"
"Hem...? aku rasa bukan begitu mungkin kamu hanya kurang latihan saja.
sejak kapan kamu menyukai olahraga volly?"
"Aku sebelumnya sama sekali tidak tertarik dengan olahraga Volly.
Tetapi tidak dengan Ayah.
Aku mulai tertarik dengan volly satu tahun yang lalu.
Waktu itu di ulang tahunku yang ke 15 pertamakalinya dan terakhir kalinya aku bermain volly bersama Ayah.
Karena Ayah aku jadi menyadari betapa kerennya olahraga volly itu, meskipun sangat susah.
Sejak saat itu aku selalu berlatih dengan keras karena aku berharap agar disurga Ayah bisa melihatku menjadi pemain volly profesional. "
Remaja itu menjawabnya dengan memasang mimik wajah yang sulit diartikan.
Bahkan Jongin pun tidak bisa mengartikan nya.
'eh.. ehh... kenapa aku malah Curhat dengannya.. ya Tuhan'
blush*
"Emm oh iya dari tadi kita belum kenalan kan? Siapa namamu? "
"Namaku... "
"Do Kyungsoo"
TBC
Bagaimana Chingudeul. Ada yang tertarik dengan cerita saya?
jika ada yang berminat maka saya lanjutkan dan jika tidak ada yang berminat maka ffn ini akan saya Discontinue.
Sama halnya seperti halnya IDOL yang membutuhkan fans untuk terus berkarya
Begitupula AUTHOR yang membutuhkan para Reader untuk terus berkarya
Tiada Reader Tiada Author
Atas segalanya saya ucapkan terimakasih
