Hidup itu tidaklah mudah..
Apalagi yang telah diracuni oleh keegoisan manusia yang selalu meminta lebih.
Kejayaan hanya sesaat, tidak berlangsung lama.
Namun, kalau soal bertahan hidup
Mampukah mereka?
.
The Afterlife Program
.
Chapter 1: The Beginning
.
Semula Kota Shibuya kota yang aman dan damai. Semua saling berinteraksi, ramah tamah, dan tentram. Pemerintah tidak perlu mengkhawatirkan situasi rakyatnya, mengingat semua kegiatan rakyat sesuai dengan rencana yang dijalankan.
Namun, kejayaan hanya sesaat, tidak berlangsung lama. Seiring waktu berlalu, Kota Shibuya mengalami krisis ekonomi. Pengangguran semakin banyak, rendahnya produk domestik bruto— membuat Kota Shibuya berpikir, kebijakan pemerintah harus diganti. Namun,pemerintah tersebut justru menghilang tanpa jejak, meninggalkan rakyatnya tanpa mau bertanggung jawab. Penyimpangan pun terjadi di mana-mana.
Beberapa bulan kemudian, sebuah kelompok asing memasuki kota. Kelompok yang memperkenalkan diri mereka dengan nama Grim Reapers tersebut membebaskan Kota Shibuya dari kejahatan. Tindakan mereka berusaha mengambil hati rakyat. Pada akhirnya, Kota Shibuya memilih Grim sebagai pemerintah baru mereka.
Namun, bukannya semakin membaik, Grim justru membuat Kota Shibuya semakin parah. Mereka justru bertindak semena-mena, membudak rakyat, dan selalu meminta lebih. Tidak peduli akan terjadinya kehidupan rakyat yang mulai menginjak di bawah garis kemiskinan. Semua harta kekayaan diberikan hanya untuk mereka.
Tak lama setelah kejadian tersebut, beberapa rakyat yang tersiksa akibat cara berlakunya pemerintahan tersebut, memulai berbagai pemberontakan untuk pencabutan Grim dari jabatan pemerintah. Sayangnya, hal tersebut membuat Grim murka. Ia mengerahkan pasukannya dan mulai terjadinya peperangan yang haus darah.
Pada akhirnya, Grim menang. Sebagai hukuman atas pemberontakan tersebut, Grim memecah belah daerah Kota Shibuya menjadi empat distrik: Distrik Api (Hi), Distrik Air (Mizu), Distrik Tanah (Tsuchi), dan Distrik Udara (Kaze) dengan sisanya yang tetap dinamakan Kota Shibuya sebagai pusat pemerintahannya. Selain itu, Grim juga membuat program bernama The Afterlife Program, dimana bila ada salah satu atau seluruh warga dari setiap distrik tersebut yang berniat mengancam atau memberontak, mereka akan dimasukkan ke dalam program tersebut .
The Afterlife Progam dimaksudkan Grim Reapers untuk bersenang-senang. Darah menyiprat kemana-mana, sengsaranya rakyat, keinginan rakyat untuk bertahan hidup mulai pudar—Grim mulai senang akan semua itu. Dan rakyat takut karenanya.
Namun, tidak untuk seorang remaja berumur 15 tahun yang tinggal di Distrik Hi. Remaja yang selalu memakai headphone, menolak terjadinya interaksi antara dirinya dengan penduduk lokal, dan selalu mengritik pemerintah melalui surat kabar dengan nama samaran. Tidak takut dengan ancaman sekitar, namun dua puluh lima persen peduli dengan masa depan.
Ya, namanya adalah Neku Sakuraba.
Dan kali ini ia tidak akan tinggal diam.
.
A/N: GILE! PENDEK AMAT? :O
WELL, INI MASIH CHAPTER AWALNYA GUYS
SO, READ N REVIEW FANFIC PERTAMA SAYA
JAMATA!
0DIE
