JUNJOU ROMANTICA

Cast :

Oh Se Hun (EXO) (19 y.o)

Kim Jong In (EXO) (26 y.o)

Park Chan Yeol (EXO) (24 y.o)

Byun Baek Hyun (EXO) (26 y.o)

Lee Tae Yong (NCT) (26 y.o)

Jung Jae Hyun (NCT) (18 y.o)

Xi Luhan (eks-EXO) (26 y.o)

Im Yoona (SNSD) (25 y.o)

Jo In Ho (OC) (20 y.o)

Shin Chan Rim (OC) (26 y.o)

Genre :

Humor

Romance

Hurt/ Comfort

Yaoi / Gay!themed

Length :

12 chapter

Now!1/12

Disclaimer :

EXO'S BELONG TO THEY'RE PARENT'S AND AGENCY! THIS PLOT BELONG MINE AND JUNJOU ROMANTICA BELONG TO MANGAKA!

WARNING!

THIS FANFICTION NOT MEAN TO SUPPORT LGBT! I MADE THIS FOR FUN, AND MY OBLIGATION TO MAKE A STORY THAT DESIRED BY THE READER.

[RE] MAKE FROM JAPAN ANIMATION JUNJOU ROMANTICA BY …(1)

LAST CHANCE FOR YOU!

CLOSE YOUR TAB IF DON'T MATCH FOR YAOI AND GAY!THEMED

CHAPTER 1,

GO!

=="

KaiHun

07.00 KST. Seoul, South Korean

Apa yang kalian pikirkan ketika pertama kali mendengar kata Korea Selatan? Kebudayaannya? Kuliner? Musik ? Oh ayolah, aku tau kalian sangat menggemari musik Kpop yang belakangan ini marak di kalangan remaja.

Jujur, Sehun tidak mengerti mengapa bisa ia terdampar di kota metropolitan maju ini. Di tempat semua kegiatan sudah menggunakan teknologi canggih. Terlampau canggih.

Dirinya, yang berasal dari desa kecil di Timur sana, tiba-tiba mendapat panggilan dari salah satu Universitas terkenal di Korea. Coba kalian bayangkan, ketika kalian membuka ponsel berniat mengecek e-mail masuk dan juga akun media social, dikejutkan dengan pemberitahuan,

SELAMAT! MAHASISWA BERIKUT YANG KAMI CANTUMKAN :

NAMA : OH SEHUN

ID MAHASISWA : 120494

JURUSAN (PILIHAN) : SASTRA

ASAL : SEKOLAH MENENGAH ATAS XX, DESA XX, PROVINSI XX.

DINYATAKAN LULUS TES MASUK JALUR PRESTASI UNIVERSITAS XX.

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAHKAN HUBUNGI NOMOR YANG TELAH KAMI CANTUMKAN.

PENDAFTARAN RESMI DIBUKA PADA TANGGAL DD/MM/YYYY PADA PUKUL 10.00 KST. CALON MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT HADIR DENGAN MEMBAWA PERSYARATAN YANG TELAH KAMI BERITAHUKAN SEBELUMNYA.

TERIMA KASIH, DAN SEMOGA BERUNTUNG!

TTD,

UNIVERSITAS XX.

Kalian percaya? Bahkan Sehun langsung me restart ponselnya berpikir mungkin benda pipih itu hang dan menampilkan pemberitahuan ngawur. Maklum, ponsel miliknya bukan seperti milik kalian yang canggih dan sudah bersistem Android.

Tapi itu semua nyata. Matanya sedang tidak rabun, dan ponselnya sedang tidak rusak. Ia memang dinyatakan lulus di universitas itu.

Dan disini ia sekarang, dalam perjalanan menuju apartemen kakak lelakinya. Sebenarnya, impian nya sejak kecil untuk dapat bersekolah di universitas di kota ini. Tapi mengingat ribuan peserta juga mengikuti tes beasiswa, sehun sempat pesimis akan lulus. Ia bahkan sudah, atau lebih tepat hampir, pergi menyusul ibunya di negeri matahari terbit sana agar ia bisa melanjutkan sekolah. Well, untungnya tidak jadi karena ternyata ia diterima.

Sehun mengusap peluh dipelipis dengan ujung kaus lengan panjang miliknya. Kertas putih kecil yang digores tinta hitam berisi alamat apartemen kakaknya lusuh terus dicengkram. Senyumnya perlahan terkembang ketika menangkap gedung yang dimaksud dalam kertas.

" Lantai 20. Oh. Oh." Shit.

Gedung apartemen itu tidak seperti bayangannya. Disana tidak ada Lift, escalator atau apapun itu untuk mencapai lantai 20! Oh, ada! Dan sialnya ia harus mengantri dengan beberapa orang disana. Double shit.

Pemuda tinggi semampai itu harus rela tubuh ramping seksi miliknya dihimpit didalam Lift. Dan ia juga harus menahan emosi kepada seseorang dibelakangnya—entah siapa itu—yang dengan seenak hati, mencengkram pantat bulatnya. TRIPLE SHIT!

"Maaf, Tuan. Permisi. Saya ingin keluar." Sehun mencoba sopan dengan bergeser dan berdiri ke barisan paling depan tanpa harus melayangkan tinju ke wajah si penjahat kelamin.

Ting.

Menghela nafas lega, pemuda dengan kontur wajah Europe itu berjalan tanpa mengalihkan pandangan dari surat pemberitahuan universitas yang sempat diambilnya di kantor pos kemarin pagi.

" 4 hari lagi,ya?"

Kakinya menjejakkan langkah terakhir. Dihadapannya pintu coklat dengan nomor '2041' menjulang. Sebuah kunci berbahan tembaga dimasukkan kedalam lubang, dan dengan menghela nafas pelan ia masuk.

"heh?"

Sehun mematung didepan pintu. Kakaknya dihimpit oleh seorang pemuda tinggi berkulit tan kedinding, sementara bibirnya ada di pipi tirus sang kakak.

Pandangannya beralih ke lengan, tangan kekar itu mencengkram seolah akan 'memangsa'—

Turun kebawah lagi, satu kaki si pria berada di antara paha yang terbuka—

"Sehun?!"

Pemuda Oh itu mengangkat kepalanya, disambut senyuman menenangkan dari sang kakak dan lirikan sensual dari pria yang berbuat 'iya-iya' terhadap kakaknya.

" Jongin, lepaskan dulu." Namun pemuda tan itu tak kunjung melepas kakaknya. Ia tetap merangkul, hanya saja tidak seerat tadi.

"Adikmu, Lu?"

Luhan tersenyum manis. Kacamata frame besar menambah kadar imut si surai hitam. "Ya. Ah, Sehunnie, perkenalkan ini temanku, Kim Jongin."

Jongin melirik sehun yang mematung didepan pintu. Sudut bibirnya tertarik berlawanan arah, menunjukkan seringai sialan yang tampan.

" hoo? Fuh.. dia tak memiliki kemiripan denganmu sama sekali."

Sehun memerah menahan kesal. Kepalanya berdenyut dan jongin hanya menampilkan seringai mengejek.

'Benar-benar kesan pertama yang buruk.'

Itulah bagaimana sehun bertemu dengan Great Lord Kai Kim Jongin atau siapapun itu yang jelas dia merasa kesal sekarang.

EXO !YAOI FANFICTION

HATEMATH PRESENT

JUNJOU ROMANTICA

-TRUTH IS STRANGER THAN FICTION-

"Hahhh…"

Aku menatap gedung tinggi didepanku dengan lesu. Aku, seharusnya tidak berada disini dengan satu panci penuh Tonjiru(1)

Ya itu benar. Tidak seharusnya disini! lelaki pintar yang tinggal di gedung ini ternyata adalah seorang Kim Jongin yang merupakan anggota keluarga Kim yang sangat terkenal di Seoul . ia lulus dari KyungHee University jurusan Hukum ketika masih pertengahan tahun ajaran, dan merupakan seorang novelis popular. Ia mendapat penghargaan bergengsi Man Booker International di umurnya yang ke 24 tahun. Dan yang hal yang paling hebat dari semua adalah The Great Lord Kim Jongin adalah privat tutor mulai dari hari ini. Ya Tuhan, aku tau kalau dosa hambamu yang imut ini banyak, tapi haruskah ini terjadi?!

Ya sudahlah, dengan memantapkan hati aku melangkah masuk kedalam gedung mewah itu dan menaiki lift capsul yang akan membawanya ke lantai 6 tempat dimana apartemen lord Jongin bersemayam.

Ting

Tong

Tidak ada sahutan, langkah kaki, atau apapun sebagai tanda kalau dia ada di dalam. Apa dia tidak dirumah? Yah tapi, dia sudah mengatakan jika aku boleh langsung masuk apabila ia tidak dirumah.

"Hmm… security code nya adalah …" sehun menyentuh layar digital yang ditempel disamping pintu.

Dan ketika pintu terbuka, sehun menganga takjub. Apartemen itu benar-benar mewah dan besar. Satu set sofa berwarna merah terletak di tengah-tengah ruangan, dengan meja panjang kecil. Ruangan itu besar dan luas tanpa sekat, sehingga siapapun yang masuk kedalam, langsung disuguhkan oleh ruang tamu, dan dapur. Disudut ruangan, tangga menuju lantai 2 berdiri kokoh dengan karpet merah membentang. Mewah.

Puas mengagumi, sehun dengan langkah lunglai menaruh tas diatas sofa panjang dan buah tangan yang dibawanya keatas meja. Matanya menangkap secarik kertas diatas meja berlapis kaca tebal.

" Aku tidur. Bawa saja script diatas meja, Chan Rim…" sehun mengeja tulisan rapih yang tertulis diatas kertas, "… Jongin-ah, aku sudah mengambil script nya. Terima kasih atas kerja kerasnya! Buku mu yang baru sudah diterbitkan…. Oh, jadi dia disini?"

Sehun meletakkan kertas itu kembali, sebelum kemudian kembali terpaku pada tumpukan buku bersampul biru yang masih dilapisi kertas pembungkus di bagian bawah.

"Ah, aku pernah melihat buku ini.." gumamnya lagi. Ia berinisiatif mengambil buku biru itu ketika sudut matanya lagi lagi melihat sesuatu yang aneh.

"hmm? Pen Name yang berbeda ya?"

Sehun membalik halaman pertama ketika ia membaca satu kalimat yang berhasil membuatnya jantungan.

"Luhan menenggelamkan kepalanya didada Kai…" sehun mengernyit," tanpa aba-aba, Kai mengecup bibir mungil kemerahan milik pemuda dipelukannya…"

Tung—

—gu…

Luhan?!

Kai?!

"APA?!"

Sehun setengah berlari menaiki tangga yang terletak disudut ruangan dan langsung memaksa masuk ke dalam ruangan yang di pintunya terdapat tulisan 'Kai Kim' .

" KIM JONGIN!"

Dan sehun terpaku. Wajahnya memucat, seolah tak ada aliran darah dibawah kulit kemerahan itu.

Mengerikan sekali Ya Tuhan!

Bermacam-macam bentuk boneka Teddy Bear, replica kereta api yang sedang berjalan dengan suara bising, Boneka lain yang sehun tidak tau bentuknya bertebaran diatas ranjang. Dan gundukan besar berlapis selimut diatas kasur—itu jongin?!

"nggh…" permata hitam langsung menusuk pada coklat kehijauannya, bulatan jernih milik sehun dipaksa menatap balik sosok berantakan dengan kantung mata tebal.

Tapi—

Sialan…

Jongin tampak menawan dengan rambut acak-acakan dan bibir merah dengan tetesan saliva disudutnya. Harus Sehun akui—

—jongin terlihat seksi. Saat ini.

Brak.

Sehun mengerjap. Ia menyeringai kikuk ketika mendapati lengan Jongin sedang mengurung tubuh tingginya. Mau apa kakek tua ini?

"kau keberatan jika Luhan kujadikan sebagai uke di novel BL ku?!"

"haa?"

Jongin melirik buku bersampul hitam putih dengan gambar 2 pria sedang berpelukan didalam genggaman sehun. Pemuda manis meneguk saliva dengan susah payah. Rencana semula yang dimaksudkan untuk mencaci jongin, memberi satu tinju di wajahnya, lalu pergi… denial.

Rencana kedua, mendorong dada jongin, melempar buku lalu lari keluar… tidak. Terlihat seperti perempuan yang dikejutkan karena suaminya menuntut cerai… the next denial.

"bisa kau menyingkir dari ku, Tuan KIM?" sehun memilih rencana ketiga. Memasang wajah dan suara yang datar.

Glup.

Berhasil?!

"fuh."

Atau tidak ?

Ok, ia harus segera melarikan diri bagaimanapun caranya. YA LORD!

Bruk.

Sebelum sehun sempat melarikan diri, jongin sudah melemparnya keatas ranjang. Disusul pria dengan rambut acak-acakan itu menahannya disana, dengan dua lengan mengurung tubuh ramping sehun.

Ini..

Bahaya..

" Mau apa kau, pak tua?!" sehun harus akui ia takut sekarang. Menelusuri iris sekelam malam itu malah membuatnya semakin gugup. Yang ada disana, yang terpantul disana, hanya dirinya. Pipinya memerah ketika jongin menatapnya seduktif.

" mau apa katamu? Kau keberatan Luhan kujadikan uke,kan? …" tanpa aba-aba, jongin membalik tubuh sehun hingga menungging dihadapannya. Pantat bulat kenyal itu menghadap wajahnya,"…lalu kenapa bukan kau yang menggantikan?!"

Sehun bisa melayangkan kata-kata tajam, jika saja tangan jongin tidak menyusup dibalik kausnya dan menyentuh dadanya yang sensitive. Sialan. Tua mesum.

Derak roda kecil kereta api berpadu dengan rintihan sehun. Jongin suka itu. ia mulai meraba tonjolan keras dibalik celana sehun, menghasilkan rintihan yang semakin menjadi-jadi. Entah kerasukan apa, jongin malah menyentuh, terus menyentuh barang milik sehun hingga pemuda manis dengan wajah memerah dan pelipis berkeringat itu berakhir. Climaks.

"hhh,cepat sekali…"

Sehun mencengkram alas ranjang dengan geram bercampur malu. Ia datang di—tangan jongin? Ya Tuhan! By the way, sudah berapa kali sehun mengucap hari ini?

'aku akan membunuh sialan ini….!'

KaiHun

"Aku selalu menginginkan hidup dengan gaya menengah. aku mencoba memainkan sesuatu yang belum pernah kusentuh ketika kecil dulu. Jadi aku mulai mengoleksi sesuatu—terutama mainan bocah—dan berakhir seperti ini."

Jongin berbicara dengan bibir menjepit rokok yang masih mengepulkan asap. Mereka—jongin dan sehun, sedang duduk berhadapan disofa, ditemani boneka beruang besar disamping jongin.

" Ngomong-ngomong, yang disebelahku ini namanya Bearies.."

Sehun menghela nafas lelah. "kau sudah melampaui batas normal! Itu artinya kau abnormal,idiot." Lalu menumpu kaki kanan di kaki kiri, sehun menatap jongin dengan tatapan meremehkan, sementara telunjuknya mengarah ke lelaki tan itu.

" Ah, aku tau sekarang. Kau tipikal bocah ingusan yang kaya dan hanya bisa berlindung dibalik nama keluarga." Ucapnya sarkastik. Terkesan tidak sopan, tapi sehun terlanjur sakit hati karena jongin sialan yang tampan, maksudnya menyebalkan. Ck.

" Ayahmu hanya sibuk dengan pekerjaannya, ibumu mengabaikan mu dan hanya terfokus pada hobi, sementara kau dan saudaramu memiliki hubungan yang buruk satu sama lain. Jadi kau besar dirumah sendirian…," sehun mengangguk-angguk bangga. Puas dengan hipotesa yang entah dari mana didapatnya. Jongin memutuskan menyesap kopi daripada mendengarkan ocehan pemuda tanggung dihadapannya.

" lalu suatu hari ibumu membawa seseorang ke rumah, mereka melakukan itu…" sehun mengutip kata terakhir dengan dua jari, " dan kau trauma. Seorang pria menghibur dirimu yang sedang bersedih, dan dengan itu kau menganggap dirimu Gay."

Jongin kembali meneguk kopi. Menatap tajam sehun yang juga balik menatapnya.

'aku tidak merasa…'

Sehun mengernyit kesal. Sungguh! Pemuda didepannya benar-benar menyebalkan.

'kalau kami bisa berteman…'

Jongin dan sehun serentak menunduk.

'tapi demi Luhan-hyung, aku harus melakukannya…'-sehun

'tapi demi Luhan, aku harus melakukannya!' –jongin

Jongin berdehem pelan. Meletakkan kembali cangkir kopinya ketika melihat sehun menunduk. "jadi, dimana kau akan melanjutkan?"

" Universitas KyungHee…"

Jongin terdiam. Kemudian garis miring terlukis dibibirnya, "memangnya kau bisa?"

Sehun langsung menegakkan kepalanya, berdiri dan menunjuk jongin kesal, " kau membuat ku kesal, sialan."

"kenapa kau masuk ke sana?"

"orang tua kami kecelakaan saat aku berumur 10 tahun. Padahal saat itu Luhan-hyung baru saja lulus sekolah dan ia diterima di KyungHee. Tapi gara-gara itu, ia batal sekolah ke sana, dan lebih memilih ke universitas lainnya demi menghidupiku. Aku hanya ingin membanggakan Luhan…"

Jongin tertawa pelan. Si cerewet satu ini tidak tau saja kalau Luhan juga sudah memberitahunya soal itu. ia kemudia menepuk punggung sehun pelan.

"aku akan membantumu."

Sehun ikut tersenyum kecil. 'hari ini… aku akan memulai kegiatan baru dengan tutor sialan ini, demi KyungHee dan Luhan-hyung.'

TBC.

Special for fitriaeri yang cerewetnya minta ampun :v

bukan author baru, tapi author dengan uname baru :v