Tangled Love
NCT
Jung Jaehyun
Johnny Seo
Lee Taeyong
Nakamoto Yuta
Chittaphon Leechaiyapornkul
Mark Lee
Moon Taeil
Other NCT members
Rated T
Romance, Friendship, angst
Chapters
PS : Between Sarang and Ujeong, what'll you pick first?
.
.
.
Casts :
-Jung Jaehyun-
Leader dari NCT, grup music yang terkenal di sekolah SOPA. Tampan, berwibawa, dan banyak uang. Sangat cocok menjadi leader dari grup yang berisi orang-orang busung lapar yang selalu lapar setiap saat. Tentu sebagai atm berjalan bagi yang lain.
Composer sekaligus lyricist yang bertanggung jawab penuh atas semua lagu yang ditampilkan oleh NCT. Duduk di tingkat dua, dan masuk dalam deretan siswa popular di SOPA. Karena selain tampan, berwibawa dan kaya raya, ia juga orang yang terbuka pada siapa saja. Bahkan selalu menebar senyuman gratis bagi siapa saja yang bertemu dengannya di jalan. Senyuman yang bisa mencairkan es yang membeku sekalipun.
-Johnny Seo-
Anggota tertua kedua di NCT. Satu kata yang cukup untuk mendeskripsikannya. Brandal. Senang membolos saat jam pelajaran dan hanya akan menampakkan dirinya ketika sepulang sekolah, disaat NCT latihan di ruang musik sekolah.
Bersahabat sejak masa kanak-kanaknya dengan Taeyong. Meski ia adalah brandal dan bisa dibilang trouble maker nomor satu di SOPA, untuk urusan bakat, jangan meragukannya. Untuk apa Jaehyun merekrut bocah brandal seperti Johnny kalau anak itu tak berbakat?
-Nakamoto Yuta-
Siswa asal Jepang yang jago berbahasa Korea lebih dari Taeil, si tetua NCT. Happy virus. Mood maker. Terkadang berubah menjadi sassy-boy. Tak bisa diam dan selalu memasang senyum lebar setiap saat. Tak pernah terlihat marah, kecuali jika ia sedang dalam sassy mode-nya. Kebiasaan buruk lainnya adalah, he's such a flirt.
Terkenal suka menggoda Ten setiap saat, bocah Thailand di NCT. Yang tentunya menimbulkan perang dunia ketiga jika Yuta sudah mulai menggoda bocah Thailand itu. Yang biasanya dijadikan tontonan gratis oleh anggota NCT yang lainnya.
-Lee Taeyong-
Anggota yang bertanggung jawab dalam urusan dance dan rap bersama Ten dan Mark. Taeyong adalan anime-living-boy. Mungkin ia bisa masuk dalam deretan siswa tertampan di SOPA bersama Jaehyun. Sayangnya Taeyong terlalu tertutup dan tak suka membaur dengan orang-orang di sekelilingnya. Bahkan terkesan dingin pada orang-orang yang tak mengenalnya.
Teman sejak kecil Johnny yang selalu membela Johnny jika bocah itu membuat masalah. Diam-diam menyimpan perasaan cemburu pada Ten karena sesuatu yang dimiliki Ten dan tak bisa ia miliki.
-Chittaphon Leechaiyapornkul-
Bocah asal Thailand yang pandai menari dan masuk ke SOPA dengan jalur beasiswa karena tariannya itu. Cute devil. Ia adalah anggota yang sering menjahili anggota yang lain dan selalu menutupi perbuatannya itu dengan senyum polos yang terpasang di wajahnya.
Satu kebiasaan buruk Ten. Hobi menjahili orang, tapi tak suka dijahili. Terutama oleh bocah bernama Nakamoto Yuta.
-Moon Taeil-
Tetua NCT. Dijuluki harabeoji oleh anggota yang lain karena ia yang selalu lambat dan terlihat lelah setiap saat. Anggota terpintar bahkan selalu menduduki peringkat pertama meskipun sibuk dengan kegiatan NCT. Satu-satunya anggota di tingkat tiga yang harusnya sudah sibuk dengan ujian akhir, bukan dengan kesibukan NCT.
Selalu memusingkan satu hal sejak dulu. NCT, atau masuk sebagai salah satu mahasiswa di kampus no 1 di Seoul?
-Mark Lee-
Anggota termuda di NCT. Meski masih duduk di tingkat satu, Jaehyun tak ragu merekrutnya sebagai anggota penutup NCT yang sudah setahun berjalan dengan 6 anggota. Semua karena Johnny, yang menyeret Jaehyun waktu itu untuk melihat penampilan freestyle rap Mark.
Tak ada kata lain untuk menyia-nyiakan bakat emas dari si maknae.
Other cast will be other NCT members and iKON members for additional.
.
.
Summary :
Jika ini cinta segitiga, mungkin akan mudah untuk menyelesaikannya. Tapi bagaimana jika lebih dari tiga orang yang terlibat di dalamnya? Dan mereka semua bersahabat?
Akankah persahabatan mereka berakhir, atau mengalah untuk akhir yang mereka harap bahagia?
The last thing I want in my life, being involved in tangled love like this..
.
.
Prolog
Friendly reminder : Prolog ini akan terdiri dari alur maju-mundur. Dimohon pengertiannya jika ada bagian yang membingungkan ;)
.
.
Seoul, February 2006
Bocah dengan rambut yang tersisir rapih itu memegang erat-erat kotak kecil di tangannya. Yang didekapkannya ke dadanya lekat-lekat. Takut jika ia melonggarkan pegangannya terhadap kotak itu, akan ada seseorang yang merebutnya darinya.
"Taeyongie sudah siap?" Taeyong, bocah itu melirik sosok ayahnya yang baru saja mematikan mesin mobilnya. Ibunya sudah keluar dari mobil dari tadi, sementara Taeyong tetap duduk di kursi belakang dengan kaki yang bergerak tak nyaman dari tadi.
"Johnny sudah menunggumu, sayang." Dan ketika pintu mobilnya terbuka dan menampakkan wajah ibunya, Taeyong tanpa ragu segera melompat turun dan berlari meninggalkan ayah dan ibunya.
"Pelan-pelan, sayang! Jangan sampai terjatuh!"
Taeyong mengabaikan ucapan kedua orang tuanya. Ia sudah tak sabar untuk memasuki gedung besar yang disewa keluarga Seo untuk merayakan ulang tahun sahabatnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat reaksi Johnny saat menerima kado darinya.
"Yongie!"
Tak membutuhkan waktu yang lama sampai Taeyong menemukan sosok sahabatnya yang berulang tahun itu. Taeyong kembali berlari untuk menghampiri sahabatnya itu. Yang berdiri tak jauh dari paman dan bibi Seo.
"Johnny selamat ulang tahun!" Taeyong berujar ceria. Dengan senyuman lebar yang membuat kedua bola matanya hilang membentuk lengkungan.
"Kau tak mau mengucapkan sesuatu selain selamat ulang tahun padaku?"
Taeyong mengerjapkan matanya sesaat. "Bukankah sekarang belum waktunya memberikan kado padamu? Aku akan memberikannya ketika kau sudah meniup lilinmu. Selalu seperti itu kan seperti tahun-tahun sebelumnya?"
Taeyong menangkap pemandangan Johnny yang memajukan bibirnya. Membuatnya memiringkan kepalanya ke kanan sedikit. Tampak berpikir keras apa yang harus ia ucapkan pada sahabatnya itu.
"Apa aku tak terlihat tampan di matamu?"
Ah. Taeyong kembali memasang senyuman lebarnya. "Eung! Johnny terlihat jauh lebih tampan dari yang biasanya! Bahkan kau lebih tampan dari Paman Seo." Taeyong memastikan dirinya berbicara dengan nada pelan untuk kalimat yang terakhir.
"Paman mendengarnya, Yongie."
"Hehehe.."
Taeyong buru-buru bersembunyi di balik tubuh Johnny saat melihan Paman Seo berkacak pinggang di hadapannya. Berpura-pura marah.
"Ayah! Taeyong benar kok! Kalau besar nanti aku pasti tumbuh jadi lelaki yang lebih tampan dari ayah!"
Johnny membelanya, dengan tangan yang menggenggam erat tangan Taeyong yang masih bersembunyi di belakangnya. Membuat Paman Seo mengangkat tangannya, tanda menyerah.
Taeyong terkikik di belakang punggung Johnny. Sebelum memberikan hadiah pelukan singkat untuk Johnny karena sudah menyelamatkannya.
.
.
Seoul, February 2015
"Ugh, coklat-coklat ini mengotori lokerku saja!"
Jaehyun mengangkat sudut bibirnya mendengar keluhan yang keluar dari bibir Johnny. Sementara ia mengambil langkah mundur beberapa langkah untuk membuka pintu lokernya.
Dan ketika pintu itu terbuka, hujan coklat turun dari lokernya. Beberapa menimpa kaki Yuta yang sialnya tak sempat mengambil antisipasi untuk mundur beberapa langkah.
"Hei, kau masih murid baru kenapa sudah mendapat coklat sebanyak ini?"
Yuta yang kalap menendang-nendang coklat yang ada dalam jangkauan kakinya. Lupa kalau itu coklat, bukan bola sepak yang biasa ia tendang.
"Kau iri karena hanya ada lima coklat di lokermu kan?"
Mungkin Johnny benar, dan Yuta sepertinya juga sudah siap untuk menimpuk Johnny dengan coklat-coklat yang seharusnya jadi milik Jaehyun.
"Kalian bisa dimarahi Han-ssi kalau ia menemukan tiga siswa baru membuat lorong loker berantakan seperti ini."
Jaehyun, Johnny dan Yuta secara bersamaan menoleh ke belakang. Menemukan sosok Taeyong berdiri di belakang bersama Ten.
"Tennie~ Aku tahu kau kesini untuk mengecek apakah aku menerima coklat pemberianmu atau tidak kan?" Yuta tiba-tiba maju dan membuat jarak yang terlalu dekat diantaranya dan Ten. Yang segera direspon oleh Ten yang mendorong kepala Yuta kuat-kuat.
"Aku ini namja, bodoh! Bukan gadis-gadis maniak yang memberikan coklat di hari valentine seperti ini."
Yuta dan Ten tiba-tiba mulai dengan ritual wajib mereka sejak mereka berdua mengenal satu sama lain beberapa waktu yang lalu. Adu cekcok.
Jaehyun mengabaikan dua sahabat teranehnya itu dan berjongkok untuk mengambil satu kotak coklat berwarna biru langit dengan pita putih di tengahnya. Satu-satunya kotak yang terlihat tidak norak diantara kotak-kotak coklat yang lainnya.
"Taeyong,"
Taeyong mengalihkan pandangannya dari Yuta dan Ten yang masih bertengkar. "Hm?"
"Terima kasih coklatnya."
Jaehyun melambaikan kotak coklat di tangannya dan tersenyum lembut ke arah Taeyong. sebelum menyampirkan tasnya dan berjalan meninggalkan yang lain yang masih berdiri terpaku di depan loker. Mereka semua terpaku mendengar ucapan Jaehyun.
"Heol, Taeyong.. Kau memberikan coklat pada Jaehyun?! Aku tak tahu kau termasuk dalam deretan penggemar gila milik Jaehyun!"
Ten tak bisa menahan dirinya untuk tak menjitak kepala Yuta mendengar ucapannya. Sekaligus menyuruh pemuda itu diam.
"Yongie, kau memberikan si Jung itu coklat tapi tidak untukku?!" kali ini suara yang diselimuti nada tak percaya milik Johnny lah yang terdengar.
"Tenanglah. Aku memberikannya untuk kalian semua kok. Termasuk Ten dan Taeil hyung. Kau tahu, coklat persahabatan."
Taeyong menepuk pundak Johnny dan mengeluarkan kotak coklat yang sama seperti yang Jaehyun pegang tadi. memberikannya pada Johnny. Sementara Yuta dan Ten sudah sibuk mencari coklat dari Taeyong di loker masing-masing.
"Tak ada yang lebih special untukku?" Johnny memajukan bibirnya ketika kotak coklat itu berpindah dari tangan Taeyong ke tangannya.
Gelengan dari Taeyong membuat Johnny semakin memajukan bibirnya. "Aku hanya mencoba adil, Johnny. Bukankah kau sendiri yang ingin aku lebih berbaur dengan yang lain?"
Meski masih tak terima, tapi Johnny buru-buru mengganti eskpresi merajuknya menjadi sebuah senyuman hangat. Tangannya hampir bergerak untuk mengacak-ngacak rambut Taeyong sebelum tiba-tiba Yuta memeluk Taeyong dan membuat pemuda itu terhuyung beberapa langkah ke belakang.
"Aku hanya akan menyimpan coklat dari Yongie~ Biarkan saja Han-ssi yang membuang coklat-coklat yang lain."
"Ya! Lepaskan Taeyong, Nakamoto bodoh! Kau bisa membunuhnya kalau begitu!"
.
.
Seoul, February 2006
"Tiup lilinnya Jaehyunnie~"
Fiuuuuhh..
"Selamat ulang tahun, sayang!"
Jaehyun tak berhenti untuk tersenyum saat ayah dan ibunya memeluknya dari samping. Sorakan yang memenuhi ruangan tempat pesta ulang tahunnya dirayakan memperlebar senyumannya.
Hari ini Jaehyun genap berusia 8 tahun. ayah dan ibunya selalu bilang kalau ulang tahunnya itu sangat special. Selain karena setiap tahun ia yang bertambah umur, tapi karena di tanggal yang sama, dunia merayakan hari kasih sayang. Ayah dan ibunya selalu mengatakan, kalau setiap tahun, dimana usia Jaehyun akan terus bertambah, ia akan mendapatkan kasih sayang yang lebih banyak.
Tapi daripada mendapatkannya, Jaehyun lebih ingin menjadi orang yang menyebarkan kasih sayang. Karena selama delapan tahun hidupnya, ia melihat masih banyak orang-orang yang membutuhkan kasih sayang daripada dirinya.
Dan jika mengingat permintaan yang ia ucapkan sebelum ia meniup lilinnya tadi,
Aku berharap aku bisa memberikan kasih sayang yang lebih daripada kasih sayang yang kuterima selama ini..
Fiuuuuhh..
.
.
Seoul, February 2016
Jaehyun tak tahu kenapa Johnny muncul tiba-tiba dengan kaos tanpa lengan dan jeans ketat dan sekarang menariknya untuk keluar dari klub musik. Bukannya Jaehyun masih terkejut melihat Johnny datang ke sekolah tanpa seragam. Jaehyun tahu Johnny baru saja membolos lagi hari ini. Tapi yang membuatnya bingung adalah saat Johnny mengajaknya untuk bergabung dengan kerumunan siswa yang lain yang membuat lingkaran di lapangan.
Tapi kebingungannya terjawab saat ia melihat siapa yang menjadi perhatian dari para siswa yang berkumpul itu.
"Demi apapun, Jae, kita harus mengajaknya untuk masuk ke dalam NCT!"
Mungkin Jaehyun dan Johnny sering berselisih pendapat. Tapi baru kali ini ia merasa setuju dengan Johnny bukan hal yang buruk.
Tangled Love
3
