"Khh… ughh… a-aku… a-aku KELUAR!"

PYYAASSHH

"Hahaha… bagus. Anak pintar. Hah.. Ying! Yaya! Cepat bersihkan dia!"

GREEK

"Siap tuan. Mari…"

"Ughh… sakit…"

.

.

.

- Present –

.

Diclaimer! Boboiboy Animonsta, Malaysia

.

LUSTED APPLE,

.

Fanfiction idea story by : Vallor Anemity,

Coluburation with, Himekkochii

.

WARNING! [PAIR! Crack pair! Yaoi! Shounen-ai! Adult content! Rape Alert! OC Alert! OOC Alert! R+18. Kami berdua tidak ingin melihat review negatif pada fic ini. (Terkecuali untuk KriSar), karena kami berdua hanya menulis apa yang kami imajinasikan. Jika kalian merasa tidak suka, please Don't read.Karena kami sudah memberi peringatan sebelumnya. Terima kasih.]-Himekkochii-Vachii~

.

Pairing : Hali x Gempa! Api x Air! Fang x Taufan! Ais x Blaze!

.

!ENJOY!

.

YOU HAVE BEEN WARNED

Di sebuah bukit kegelapan, yang jarang terkena hangatnya sinar matahari, terdapat sebuah kastil didalam lembahnya. Pohon-pohon disana berlomba tuk menutupi megahnya kastil tersebut. Membuat area sekitar kastil terlihat sangat gelap dan menakutkan. Manusia tak ada yang berani kesana, binatang pun jarang sekali ingin berhuni di lembah itu. Karena tempatnya yang dikenal bagai 'Dunia Gelap' atau 'Dunia tanpa kehidupan'.

Kastil yang bernama Vapelion Castle itu memang terlihat sangat seram jika kita memandangnya dari luar. Bisa kita nilai dari banyaknya akar-akar pohon yang besar dibagian halaman depan kastil, rumput-rumput kering, pohon kecil yang tak berdaun lagi, benalu dan lumut-lumut yang menyelimuti dinding kastil yang berwarna kecoklatan karena dimakan usia. Semua jendela di kastil itu tertutup rapat karena tumbuhan parasit yang mengikat jendela itu dari luar. Jarang sekali matahari ingin menyapa secara hangat untuk kastil ini. Langitnya saja berwarna dark violet, kastil ini menghadap barat. Membelakangi arah terbitnya matahari.

Vapelion Castle hanya khusus dihuni oleh bangsa vampir. Tak banyak pula para vampir yang ingin tinggal di kastil itu dikarenakan pemimpin Vapelion Castle ini terkenal 'sedikit' tidak ramah serta sombong. Gopal namanya. Ia pemimpin seluruh vampir dari KamiKaze Gate. Parasnya begitu menawan, tubuhnya begitu tegap dan atletis, tatapan dinginnya mampu membuat semua perempuan di dunia ini harus rela kehabisan darah.

Kastil itu dihuni oleh empat belas vampir. Keempat belas itu ialah pria semua. Termasuk Gopal. Sementara, ditambah lagi dua orang gadis vampir berumur sekitar 19 tahun yang berperan sebagai pelayan di kastil itu. Namun, mereka hanya melayani seorang manusia di Vapelion Castle.

Manusia?

Iya. Dia seorang manusia. Manusia dengan catatan 'Appleblood' dalam darahnya. Ini bukan garis keturunan, melainkan sudah tertulis jelas disebuah, Geology Vampire World. Bahwa hanya ada 3 Appleblood di dunia ini. 'Appleblood' sangat mudah tercium oleh para kaum vampir murni. Banyak vampir yang mengincar 'AppleBlood'. Selain rasanya yang manis seperti apel pada musim semi, terdapat juga nutrisi dan gizi serta vitamin khusus untuk para vampir.

Bagi vampir, mencicipi 'Appleblood' sangatlah susah, walaupun hanya setetes. Karena Appleblood hanya mengizinkan 1 vampir utusan untuk meminumnya terlebih dahulu. Jika vampir lain mencoba meminum Appleblood sebelum vampir utusan, maka vampir itu terpaksa mati. Dan juga, jika mereka meminta izin pada vampir utusan itu, pasti vampir itu tidak rela memberikan mangsanya kepada vampir lain. Dan akhirnya terjadilah bentrok atau pertarungan antar vampir yang mampu menggegerkan dunia ini.

Itu Geologi yang mengerikan memang…

Tersebutlah kisah seorang remaja putra yang sering menjadi bahan 'pelecehan' oleh vampir-vampir disana. Vampir disana sudah tidak ingin meminum darah dari seorang wanita, atau semacamnya. Dikarenakan mereka memang sudah 'belok' atau tidak normal lagi. Namun, jika kau berani menyebut 'gay' atau 'yaoi' didepan mereka, mereka tidak akan segan menjadikanmu sebagai santapan terlezat kedua setelah Appleblood.

Gopal mengisyaratkan agar bergantian jika ingin 'bermain' dengan remaja itu. Gopal tau, remaja itu pasti akan mati jika harus melayani keempat belas pria bernafsu 'aneh' itu secara langsung. Jadinya, Gopal memberikan mereka batasan saat 'bermain'. Yaitu,

Satu hari, 2 pria.

Bagi seorang remaja yang seharusnya masih melajutkan sekolah, tentu terdengar begitu berat. Namun demi membayar segala hutang budinya pada pemimpin vampir, dia akan terus berbuat apapun untuknya. Sesuai dengan apa yang ia perintahkan. Remaja itu sendiri juga heran, mengapa bukan Gopal yang meng'rape' nya saja? Padahal, pemimpin vampir KamiKaze itu sendiri kadang suka 'belok' jika diperhatikan dari tampangnya yang ganas.

Suara rintihan pilu terdengar dari salah satu kamar dikastil itu. Rupanya seorang remaja bersurai hitam dengan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya. Membasahkan irisnya yang keemasan serta sprei kasurnya.

"Duuh… Gempachii kesakitan ya? Aku terlalu kencang sepertinya… gommen.." Gadis dengan pakaian seorang suster –di gereja- itu menarik tangannya yang baru memijat pinggang Gempa yang sedikit memar. Sementara gadis dengan pakaian suster berbros bunga dibagian pelipis kanan itu memandang kasihan Gempa yang masih mengatur nafasnya. Tangannya yang lentik membawa sebuah teh hijau herbal masih dengan keadaan hangat.

"Haah.. hah.. ti-tidak apa Ying-San, terima kasih sudah ingin mengobatiku, aku memang merepotkan…" Gempa tersenyum tulus hingga kedua mata lebarnya tertutup. Rambutnya yang masih basah meneteskan air hangat di handuk yang menjadi alas media pengering diatas bantalnya. Kedua gadis itu saling menatap dengan ekspresi sedih.

Yaya meletakkan teh herbal itu disamping meja kecil sebelah tempat tidur megah milik Gempa. Lalu bersimpuh dilantai yang berdekatan dengan posisi tidur Gempa. Gempa masih tersenyum lega. Tatapanya menghadap langit-langit kamarnya, namun masih dengan mata tertutup. Dadanya naik-turun, menandakan bahwa nafasnya masih belum teratur.

Yaya semakin tidak tega melihat Gempa yang selalu tersenyum dibalik kesedihannya itu. Ying pun demikian yang akhirnya terduduk di tepi kasur, menaikkan selimut Gempa hingga menutupi leher jenjangnya.

"Gempa… apakah kamu tidak lelah? Setiap harinya musti memuaskan Oji-san mesum itu… kamu kan masih kecil… belum waktunya lagi." Pijatan lembut pada betis serta tangan Gempa dari balik selimut membuat Gempa bertambah tenang. Gempa menghela nafas panjang lalu menatap santai Ying yang tengah memijatinya.

"Yeaah… kadang ada lelahnya juga sih.. hehehe… tapi, itu belum seberapa lelahnya saat Tuan Muda Gopal yang berbaik hati menolongku. Aku tak akan pernah melupakan kejadian itu."

Yaya menatap bingung Ying, lalu beralih kembali pada Gempa yang nampak memejamkan matanya kembali.

"Bisa tolong ceritakan masa la-lalu mu itu? kami penasaran…"

Diam, hening. Hanya suara gemerisik daun dan ranting yang menghatam jendela kamar Gempa. Ying dan Yaya tersenyum manis mendapati Gempa telah terlelap menuju dunia mimpinya. Dengan usapan lembut dan kecupan sayang di kening Gempa-dari mereka-, kedua gadis itu meninggalkan 'Si Manis' yang sedang beristirahat penuh kedamaian.

"Oyasumi nasai…"

Tap. Tap. Tap.

Ketiga insan itu berjalan perlahan melewati koridor-koridor sedikit 'gelap' karena kekurangan sinar mentari. Bagaimana bisa? Jawabannya mudah, semua jendela di kastil ini ditutup oleh gorden-gorden merah yang tebal. Padahal, sinarnya matahari sudah susah menyinari kastil tersebut, malah mereka semakin menutupi semua celah ventilasi di kastil ini. KamiKaze Gate memang tidak bisa terkena cahaya matahari langsung. Karena dapat membuat penciuman serta pengelihatan mereka berkurang. Gerak cepat maupun kekuatan mereka pun bisa hilang jika mereka terlalu lama berjemur dibawah matahari. Maka, 'menutup semua ventilasi' adalah hal yang tepat agar sinar matahari tak dapat masuk ke kastil ini.

Walaupun begitu, penerangannya juga cukup didalam. Berupa sebuah lampu-lampu kristal yang menggantung dengan anggun di langit-langit kastil. Juga beberapa lilin yang tertempel indah di dinding.

Kedua orang itu mengawal seorang remaja berpakaian yukata –khusus shounen- yang selalu diikat oleh pita putih dibagian pinggul kiri. Kedua tangannya saling menggengam erat. Tangannya yang diikat oleh seutas tali dan digelangi lonceng emas itu bergerak-gerak. Membunyikan gemericik suara merdu dari pergerakannya. Tatapannya menunduk. Bagai sedang meratapi nasibnya yang memang menyedihkan. Langkahnya tak begitu menggema dibanding dua orang dibelakangnya, karena mengingat dia tidak meggunakan alas kaki. Melainkan gelang kaki yang terikat paksa disana.

Gempa, Ying, dan Yaya berjalan beriringan menyusuri koridor kastil yang panjang. Tadi pagi, Gempa dipanggil oleh Gopal untuk menemuinya di singgasana istana yang berada di tengah ruang kastil. Ruangan utama.

Yaya memandang sendu Gempa yang sedari tadi terus menunduk. Sementara Ying memandangi Yaya lalu beralih ke Gempa.

"Masih sakit? Gempachii?"

Gempa mengangkat kepalanya lalu tertawa lembut pada Yaya, "Hahaha… iya. Aduuhh.. masih sakit. Tapi tak mengapa… sakit bagian ini sih, tidak begitu menyiksa.. hehe.." lalu kembali menunduk.

Yaya dan Ying saling lempar pandang dengan raut muka sedih. Sebenarnya ada maksud lain di balik tawanya itu. Karena kesannya tak ingin terlalu mengkhawatirkan, mereka bertiga pun kembali berjalan dengan suasana sepi.

Sampai disana, Gempa berjalan sambil terus menunduk sampai berdiri dengan jarak dua langkah dari singgasana. Setelah berdiam selama 5 detik. Gempa langsung bersimpuh dan bersujud hormat kepada Gopal yang duduk -mengangkat kaki- di singgasanannya. Dia terus bersimpuh dengan kedua punggung tangan sebagai bantalan dahinya. Vampir-vampir KamiKaze Gate yang sedari tadi memandangi Gempa penuh nafsu akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Gopal yang sudah berdiri dari singgasananya. Tatapannya yang tajam terus memandangi insan yang sedang bersimpuh penuh hormat itu. "Duduklah. Angkat kepalamu.."

Gempa mengangkat kepalanya lalu duduk masih dengan posisi bersimpuh. Kepalanya masih menunduk. Dia tak berani mendangak sedikit pun. Tangannya gemetar, karena tidak ingin dibilang 'penakut' Gempa menggegam erat tangannya.

"Ada apa Tuan Muda memanggil saya… Gopal Ouji-sama?"

Gopal tertawa mendengar suara formal dari Gempa. Ia pun terkekeh dan terduduk kembali pada singgasana. Kakinya dia lipat, ia memandang Gempa dengan tersenyum miris,

"Tak perlu menunduk. Tatap mataku, Gempachii~" Gempa tak merespon, remaja manis itu terus saja menunduk. Malah kembali bersujud dengan kedua punggung telapak tangan sebagai bantalannya. Gopal yang mulai kesal, akhirnya memutar matanya dan tersenyum kesekian kalinya.

"Kau tidak rindu dengan dunia luar?" Pertanyaan yang mencengangkan. Semua vampir kecuali Gempa membelalakkan mata mereka kaget. Gempa bergumam sendiri. Masih dengan bersujud Gempa mencoba mengeluarkan suaranya.

"Tentu hamba rindu, dengan dunia luar.. sa-sangat rindu.. Tuan Muda…" Gopal tersenyum licik, ia mengangkat tangan kanannya sambil menunjuk Gempa penuh maksud,

"Kau akan kumasukkan ke Hanaveo Academy. Mungkin kau sedikit terkejut, tapi akademi itu satu-satunya sekolah yang menerima bangsa vampir. Jadi hati-hati lah… kau tidak ingin menjadi mangsa mereka bukan? Apalagi kau sendiri juga benci vampir…"

Kembali dengan ekspresi yang terkejut, Gempa langsung mendangak. Mencari kebenaran dari wajah Sang Pangeran. Dan benar, Pangeran Vapelion Castle itu sedang tersenyum ramah. Senyuman yang tidak pernah ia tunjukkan untuk seorang pun di sini.

Gempa mencoba mengulangi perkataan Gopal, "Sa-saya akan kembali bersekolah? Di-diluar kastil ini? Tolong katakan yang sebenarnya Tuan Muda!" Gopal mengganguk,

"Tentu saja. Aku tidak suka berbohong. Asal kau tahu saja, kau hanya dibiarkan bersekolah hingga kelulusan akademi itu. Berapa tahun Hyoko?" Vampir bernama Hyoko itu nampak menaikkan kacamata hitam dipangkal hidungnya menggunakan jari tengah,

"4 tahun Tuan Muda. Hanaveo Academy juga menyediakan asrama khusus bagi para siswanya. Jadi kemungkinan, Gempa-kun akan tinggal di asrama itu. Asramanya dihuni 1 kamar 2 orang. Asalkan Gempa-kun tak sekamar dengan seorang vampir, Gempa-kun akan selamat." Semua vampir kebanyakan mendesah kecewa karena Gempa kini tak dapat memuaskan mereka lagi. Malah Gempa akan sekamar dengan seorang pria lain.

Gempa termangu. Ia sudah memikirkan hal apa saja yang akan ia lakukan ketika keluar dari kastil ini nanti. Dari melihat matahari terbenam, bermain riang, tertawa layak anak-anak seusianya, dan hal yang menyenangkan lainnya. Wajah suramnya kini berubah menjadi wajah manis serta hangat yang membuat seluruh vampir disana meneguk ludahnya nafsu. Gempa tersenyum lebar. Kedua tangannya menggigil tidak sabar. Membunyikan kedua lonceng yang mengelangi tangannya.

"Kapan saya berangkat Tuan Muda?! Kapan? Apakah besok?" Gopal tertawa mendengar suara riang dari Gempa, "Yah.. sekarang kau mesti berangkat. Karena pembagian kelasnya nanti petang. Perjalanannya tak begitu jauh, Ying Dan Yaya yang akan mengantarmu ke akademi itu. Sekarang bersiaplah.."

Gempa berteriak histeris. Matanya berkaca-kaca. Ia terus berteriak megucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena Gopal yang mengizinkannnya untuk kembali kedunia luar yang bebas. Ying dan Yaya mengantar Gempa kekamar lagi untuk berganti pakaian serta menyiapkan barang-barangnya. Sementara Gopal dan vampir lain kembali berdiskusi di tempat itu juga.

Raut wajah vampir-vampir itu terlihat tidak suka dengan keputusan Sang Pemimpin. Mereka pun protes,

"Kenapa dia dibebaskan? Kita tidak tau apa yang akan terjadi dengannya! Bukankah itu berbahaya bagi nyawanya? Apalagi dia mempunyai 'Appleblood'! bukankah itu menjadi incaran banyak vampir?" Seru vampir termuda. Umurnya baru 21 tahun. Gopal cekikikan mendengar protesan dari kaumnya. Ia menempelkan pelipisnya pada kepalan tangan. Sementara sikunya berpijak di lengan singgasana. Pangeran tiu tersenyum miring, menampakkan gigi taringnya yang tajam dibanding vampir lainnya.

"Haha.. tentu itu yang kuinginkan. Selama dia belum bertemu dengan vampir utusan itu, dia tidak akan bisa disentuh oleh vampir lain. Atau vampir itu akan mati. Kau tenang saja… lagipula.. vampir utusannya terlihat hebat kok. Aku yakin dia aman bersamanya. Jadi, dia akan kembali ke kastil ini dengan keadaan sudah matang. Bagaimana? Kalian pasti puaskan bisa mencicipinya?"

Para vampir berdehem setuju. Ternyata rencana pintar Sang Pemimpin ada benarnya juga. Mereka pun bersorak sorai memuji pemimpin mereka yang berakal cerdik walaupun licik.

"Yaah… mecicipi setetes bolehkan?"

Sosok berpakaian seragam dengan jubah panjang sedengkul dengan nuansana merah-abu-abu itu berjalan penuh kegembiraan. Wajahnya tak henti-henti menunjukkan ekspresi suasan hatinya sekarang. Yang pasti, dia sedang senang sekaligus tidak sabar akan bertemu dunia luar.

Ying dan Yaya turut senang melihat tingkah Gempa yang 90 derajat berbeda dari sebelumnya. Gempa menarik-narik lengan mereka sambil terus berkata, "Ayo! Ayo! Kita harus melihat matahari terbit sekarang!" Kedua gadis vampir keturunan Highlight Kaze itu tersenyum tipis mendengar keinginan besar dari 'Si Manis' yang memang periang serta murah senyum. Mereka pun terus berjalan hingga kembali ke ruangan utama.

Gempa menitip tas tentengnya ke Ying dan kopernya ke Yaya. Lalu berjalan pelan menghadap Gopal langsung. Gopal berjalan mendekati Gempa yang lebih pendek darinya.

Gempa melirik Gopal dengan wajah yang ia tundukkan. Membuat Gopal gemas padanya. Gempa langsung mendangak dan tersenyum untuk Gopal yang membuat Gopal kaget.

"Terima kasih, Onii-chan! Aku terbantu atas semua pertolongan nii-chan!"

Gopal sebenarnya ingin terkejut. Namun, melihat Gempa yang memang sudah seperti adiknya sendiri, ia malah memeluk Gempa erat. Membenamkan Gempa pada dada bidangnya.

"Hati-hati.. Kawaii Outoutoyo… youtsukette…"

"Ha'i." Gempa membalas pelukan itu.

Berpelukan cukup lama, Gempa akhirnya melambaikan tangannya pada semua vampir yang mengantarnya walau sampai ruangan utama. Ying dan Yaya mulai mendorong pintu kastil yang besar itu, Gempa bisa merasakan aura dingin alami dari luar sana. Dengan sedikit mata yang disipitkan, Gempa mencoba melangkah keluar. Matanya terbelalak mendapati ruangan halaman kastil yang 'menyeramkan' itu.

Awalnya Gempa merasa, semua rencananya hancur begitu saja. Setelah mendengar suara tapal kuda yang mendekat, Gempa menoleh kekanan dan menemukan sebuah kereta kuda sederhana yang pastinya dikendalikan seorang kusir didepannya. Ada juga sebuah gubuk atau rumah kecil yang ditarik oleh kuda itu,

"Wahhh.. su-sugoii…!"

Gempa lebih mengutarakan pandangannya pada seorang kusir yang melambaikan tangannya. Pakaian susternya memang membuat dia sedikit kesulitan untuk duduk disana.

"Gempachii~! Sini masuk! Kita sudah mau berangkat!" Mendengar suara Yaya dari dalam, Gempa pun berlari dengan senyuman cerah di wajahnya. Ia pun mendekati kereta itu dan menaikinnya dibagian kusir. Bersebelahan dengan suster berkacamata bulat. Katanya, ingin duduk didepan…

Kuda sudah dipecut untuk berjalan. Gempa mulai tidak sabar dan terus memerhatikan jalanan setapak yang gelap tersebut. Kuda mulai berlari kecil, membuat kereta kuda berjalan sedikit cepat. Angin semilir pagi hari mulai menerpa lembut wajah Gempa. Membuat Gempa kembali menyipitkan mata. Hingga dia melihat ujung hutan yang bercahaya itu. Semakin lama semakin dekat, hingga mereka pun keluar dari dari hutan yang suram itu.

Gempa membelalakkan matanya penuh kekaguman untuk sekali lagi,

"Woo-wooaaahhhh! Su-su.. sugoiiii!"

To Be Continued…

.

.

Haii.. AKU VALLOR ANEMITY dan ini Author HIMEKKOCHII~! W)9

Kami datang dengan hadirnya fic berjudul 'Lusted Apple' ini sangat menyenangkan, karena akhirnya aku bisa mempairing fandom ini. Hei, apa aku terlalu muda untuk membuat fic berrated M? tenang… semua ide dan cerita adalah murni hasil karyaku. Walaupun ada beberapa yang menggambil dari saran Hime-neechan. Sementara bagian-bagian R+18 itu milik Hime-neechan. Dia yang membantuku membuat adengan-adegan lemonnya karena aku memang tidak becus buat hal yang begituan. /namanya juga bocah /dirujak

Hime-neechan berumur 19 tahun. Teman tetangga yang akut fujoshi juga. /disumpel sambal sama Hime-neechan karena kami memang pecinta pairing satu ini, maka kami berkobulurasi membuat fic ini. Nyaahh~ asikk banget dehh…

Hmm… kayaknya jadwal update bisa aku terangkan. Tapi waktu yang gak bisa aku tentukan. Updateku bergantian. Setelah ini, "Handsome police of Blazzingrims" update chapter 2nya. kalau sudah update, baru fic ini kulanjutkan. Jadi seminya berselang-seling. ^^)/

Sekian saja dari saya dan Hime-neechan. Hime-neechan berpesan untuk tidak membaca fic ini jika tidak suka 'yaoi' karena 'yaoi' di fic ini kental sekali(?). Tapi kami juga tak memaksa jika kalian ngeyel mau baca. Selama tidak ada review negatif di fic ini. TERKECUALI TUK KRISAR, itu sangat kami terima! Jika sampai kami menemukan hal yang sudah kami peringat, kami tidak segan menghapus fic ini…

Maaf jika tersinggung, tapi ini demi kebaikan imajinasi milik author dan para pembaca sekalian… *nunduk sama Hime-neechan*

Kritik serta saran dan dukungan dari pembaca sekalian membuat fic ini akan terus berlanjut, So..

MIND TO REVIEW?