Warning: semua masuk ke sini.. :D #peace
Hetalia Punya Hidekaz Himaruya. Udah pada tahu kan? #tahu panggang
Sebenarnya yang sebelumnya saya hapus. Saya ganti yang ini dan ditambahin. Makasih buat Alexandra Braginsky. Tapi yang kamu baca tuh bukan yang itu.. yang kamu baca sudah saya hapus tapi kenapa masih bisa kebaca? #bingung#.
Fic ini yang ngusulin FanBoy. Romance dibuat oleh FanGirl. Dan beberapa kata saya kasih *sparkle* #ditonjok#. Fic di chapter awal- awal emang Romance belum kelihatan. Cuman nanti pasti kelihatan. Ciyus deh.. #dilempar# saya bikin tuh Russia sama America nikah. Ini ciyus.
Fic Romance alias Romano x France #coret# dan Fic RusAme pertama. Maaf kalau fail dan yang lainnya. selamat membaca~
xDxDxDxD
"Alfred.. kau tak pergi ke Kampus?'' tanya Arthur, ayahnya yang sedang mencuci piring. Terdengar derap langkah dari anak tangga dan memunculkan seorang pemuda, Alfred.
''Bagaimana dengan ayah? Ayah hari ini tidak bekerja?'' tanya Alfred yang berjalan menghampiri ayahnya.
''Kerja kok. Mungkin pulang malam. Jadi hati- hati ya..'' jawab sang ayah sambil mencium kening anaknya.
''Ya. Aku pergi dulu..''
xDxDxDxD
Di kampus yang megah dan luas itu Alfred berjalan sendirian. Celaan dan sindiran kerap kali dilontarkan oleh orang di kampus yang berpapasan dengannya.
''Lihat… dia itu kan anaknya si pelacur kan? Masih berani saja dia masuk kampus ini. Tak tahu malu..'' sindir salah seorang mahasiswa dengan suara yang lantang.
''Ya. Aku penasaran dengan ayahnya. Dasar anak pelacur!'' cela mahasiswa yang satunya lagi. Alfred yang sudah benar- benar kesal membalikkan tubuh ke kedua mahasiswa yang sengaja mengikutinya.
''Bisa tidak kalian tutup mulut kalian? Telingaku panas mendengarnya. Itu pun kalau kalian masih mengerti apa yang barusan kuucapkan..'' ujar Alfred menahan emosi. Dia paling tidak suka saat ada orang yang mengatai ayahnya 'pelacur' tanpa bukti yang jelas. Tanpa tahu yang sebenarnya. Kedua mahasiswa itu pun langsung pergi takut akan dihajar habis- habisan. ''Dasar..''
xDxDxDxD
Duduk di bawah pohon memang terasa nyaman bagi Alfred. Setelah mata kuliahnya selesai, ia akan duduk di bawah pohon di taman sekolah. Seperti yang ia lakukan saat ini. Menikmati udara sejuk yang berhembus dari pegunungan kadang membuatnya terlelap. Jarinya memetik bunga Aquilegia Canadensis yang entah mengapa bisa tumbuh di sana.
''Kau seharusnya bukan tumbuh di sini..'' ujarnya pada diri sendiri. Matanya melirik ke bunga dengan warna mekar kuning dan merah itu, ''Ini.. buat ayah..''. Alfred beranjak dari acara melamun- melamun nya. Ia berjalan ke luar kampus.
XDxDxDxD
Gemerlap lampu diskotik, banyaknya orang yang ada di sana, dan Disk jockey yang mengontrol musik. Di situlah Arthur bekerja. Tetapi bukan menjadi pelacur. Melainkan..
''Cuih! Minuman macam apa ini!? PELAYAN!'' panggil seorang pemuda.
''Ada apa, tuan?'' tanya Arthur saat menghampiri pelanggannya. Tampangnya marah dan matanya merah. Membuat Arthur sedikit takut.
''Siapa yang membuat minuman ini!? Akan kupenggal kepala Barista itu!'' ujar sang pemuda yang setengah mabuk itu lantang.
''Tapi di sini bukan Café. Ini diskotik tuan. Saya akan memanggil bartender nya..'' jawab Arthur lalu cepat- cepat berlari menuju bar, ''Matilah kau, Lukas. Ada pelanggan yang mencarimu dan katanya ingin memenggal kepalamu!''
''Hm? Siapa dia?'' tanya Lukas, bartender yang sedang meracik minuman untuk beberapa pelanggannya yang sedang duduk di bar dengan beberapa Ciblek yang sedang berusaha merayu. Arthur menunjuk pemuda yang tadi memanggil Lukas, ''Oh.. hanya Vampire kalangan bawah..'' Lukas pun berjalan menuju tempat duduk pemuda yang memanggilnya, ''Ada yang bisa saya bantu Tuan?'' tanyanya dengan penekanan dikata 'Tuan'.
''Kau bartender nya hah!? Minuman buatanmu ini sangat tidak enak! Buatkan yang baru! Cepat!'' perintah sang pelanggan. Dengan wajah datarnya, Lukas mengambil gelas dan botol dari meja samping yang tak ditempati orang.
''Satu gelas Sloki dua puluh satu ribu dan satu botol Vodka empat ratus ribu. Bagaimana?'' tanya Lukas dengan nada mengejek, ''Kau Vampire murahan.. jika kau tak mau aku menghancurkan botol Vodka ini dan menancapkannya dikepalamu, diamlah. Diam dan nikmati para sexy dancer dan wild dancer yang sedang menari streaptease itu..'' ujarnya dingin lalu pergi menuju bar dan meninggalkan Vampire yang setengah mabuk itu sendirian.
''Kau.. berani sekali..'' ujar Arthur kagum.
''Kau harus seperti itu jika menghadapi Vampire murahan seperti dirinya.'' Kata Lukas datar.
xDxDxDxD
Alfred keluar dari McDonalds, ''Ah… aku benar- benar tak bisa menahannya. Habislah uang jajanku. Ayah pasti marah.. fuh! Yah.. terima ajalah..'' Alfred melirik ke bungkusan yang ia bawa, ''Kan aku bawa oleh- oleh. Pasti bisa meredakan marah.. ufufufu..''
BRAK!
''Aduh! Gile lu, ndro! Liat- liat dong kalau jalan! Sakit nih! Kasih gw uang lima ratus ribu buat berobat!'' bentak Alfred yang tadi ditabrak orang. #coret# lupakan kalimat itu. Itu salah.
''Aduh!'' pekik Alfred saat merasa ada yang menubruknya. Membuat bingkisan untuk ayahnya jatuh dan Alfred tahu, dia akan mati jika tidak membawa oleh- oleh.
''Kau tidak apa- apa?'' ujar orang yang menabraknya. Terdengar panik dari suaranya yang terdengar seperti anak- anak.
'Oke Alfred, sabar.. nanti pulang minta maaf aja sama Ayah.. nah, sekarang. Mari kita lihat anak kecil yang berani- beraninya menabrakku..' batin Alfred. Ia berbalik menghadap sang penabrak, ''Dek, kalau jalan ha-'' Alfred tercengang saat yang ia lihat bukanlah anak kecil. Melainkan pria dengan syal dan tubuh yang atletis sedang melihat Alfred dengan matanya yang berwarna violet yang menampakkan rasa penyesalan, ''ti- hati yah.. haha..'' sambung Alfred. 'Kemana anak kecil yang tadi menabrakku!?'
''Maafkan aku, da? Aku tidak sengaja menabrakmu…'' ujar pria atletis di depannya, ''Akan kuganti makananmu yang terjatuh..''
'Suaranya seperti anak kecil yang tadi.. misi membentak anak kecil, dibatalkan…' batin Alfred ngeri, ''Err.. tidak usah diganti. Aku tidak mau merepotkanmu.. lagipula itu hanya Burger (yang sangat berharga)…'' jawab Alfred.
''Net. Itu tidak merepotkan.. akan kubelikan yang baru. Tunggulah di sini sebentar..'' pinta sang penabrak lalu pergi ke dalam McDonald.
xDxDxDxD
''Ini..'' kata sang penabrak mengulurkan bingkisan ke Alfred.
''Terima kasih banyak!'' ujar Alfred. Tangannya menimbang- nimbang bingkisan yang sang penabrak berikan, ''Berat… kau beli apa saja?''
''Aku membeli ayam, kentang, es krim, dan soda untukmu juga. Burger juga tidak ketinggalan..'' jawab sang penabrak, ''Kenapa?'' tanyanya saat melihat muka Alfred yang speechless, ''Ah! Ambil saja semuanya da! Aku ikhlas!''
''Terima kasih banyak sebanyak banyaknya lagi!'' ujar Alfred sambil membungkuk seperti yang diajarkan Kiku temannya jika hendak memulai pertandingan sumo. #oke. Coret
''Namamu siapa?'' Tanya sang penabrak.
''Alfred.. Alfred F. Jones. Kalau kamu?'' Tanya Alfred.
''Ivan Braginski…'' jawabnya, ''Kau tinggal dimana?''
''Tidak jauh dari sini..''
''Kau naik apa? Motor? Mobil?''
''Jalan kaki..''
''…..'' Ivan terdiam, ''Mau kuantar?'' tawarnya.
''Tidak tidak! Pasti merepotkanmu lagi! Aku pulang sendiri saja! Um.. terima kasih untuk makanannya yah.. sampai berjumpa lagi!'' kata Alfred lalu pergi meninggalkan Ivan sendirian di keheningan malam. Tanpa Alfred sadari, mata Ivan sedang melihat lehernya.
''Apa yang baru saja kupikirkan? Aku hampir saja memangsa anak itu..'' ujarnya pada diri sendiri. Dia Vampire. Ya, salah satu dari sekian banyak Vampire yang ada di kota itu.
xDxDxDxD
''ALFRED!'' suara teriakkan ayahnya menyambut kedatangannya dan hampir membuat oleh- oleh nya jatuh, ''JAM BERAPA INI!? KAU BARU PULANG, HM?'' Alfred melirik jam tangannnya. 'jam sebelas..' batinnya.
''Maaf ayah.. ini..'' Alfred menyodorkan bingkisan yang tadi dibeli Ivan, ''Untuk ayah..''
''Ya ampun Alfred. Kau membeli makanan sebanyak ini untuk apa?'' tanya Arthur yang melihat isi bingkisan yang dibawa anaknya.
''Untuk ayah.. tapi ini dibelikan oleh Ivan yang menabrakku sehingga membuat oleh- oleh yang sebenarnya hanya burger, jadi terjatuh. Dan dia menggatikannya dengan membeli ini semua..'' jawab Alfred.
''Sudahlah. Makanan itu buatmu saja. Dari tadi aku cemas memikirkanmu. Bagaimana kalau kau dimakan para Ghoul yang tak sengaja melihatmu, huh?''
''Sudahlah ayah! Jangan membicarakan Ghoul! Lagipula, Ghoul kan memakan bangkai!'' jawab Alfred takut.
''Hm.. jadi kau mau Thanatos mengambil nyawamu terlebih dahulu?'' Tanya Arthur yang membuat Alfred semakin takut.
''Aku gak mau bicara yang begituan! Uh!'' teriak Alfred dengan wajah pasi.
''Oh.. kau mau aku mendongengkan cerita malam untukmu supaya kau tak takut lagi, hm?'' goda Arthur.
''Aku bukan anak kecil lagi! Sudahlah, aku mau tidur dulu!'' kata Alfred yang malu. Dia langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Samar- samar terdengar tawa ayahnya dari lantai bawah.
-keesokan harinya-
"Alfred.. bangun!"
Alfred masih saja memejamkan matanya.
"Satu jam lagi…" pintanya.
"BANGUN! TEMANMU SUDAH DATANG KALAU TIDAK, KAU TIDAK KUBERI UANG JAJAN SELAMA SEABAD!"
"Iya iya iya… gitu aja kok marah sih.." kata Alfred jutek.
"Udah sana! Kasihan temanmu kalau disuruh menunggu terlalu lama!" ujar Arthur yang akan beranjak dari kasur Alfred. Tapi tangan Alfred menggenggam tangan Arthur.
"Apa? Mau dimandiin? Udah gede juga!" tanya Arthur ketus.
"Ini.. buat ayah.." kata Alfred sambil mengulurkan bunga Aquilegia Canadensis yang kemarin diambilnya dekat pohon.
"Makasih.." ujar Arthur malu- malu dan mengambil bunga itu, "Jadi.." lanjutnya, "Jangan- jangan kemarin kau telat gara- gara mengambil bunga ini yah?" tanya Arthur.
"Gak! Kan' sudah kukasih tahu alasannya. Sudahlah, ayah keluar dulu. Aku mau mandi nih!" pinta Alfred yang beranjak dari tempat tidur untuk mengambil handuk.
"Ya udah. Cepetan mandinya!"
Oke. Adegan Alfred mandi akan saya skip. Ya… bayangin aja sendiri.
xDxDxDxD
Drap Drap Drap
"Kiku.. sudah berulang kali kukatakan kalau dateng itu jangan kepa-… gian…" Alfred yang baru turun dari kamarnya, kaget saat melihat bahwa temannya yang ke rumahnya bukanlah Kiku. Melainkan.., "Ivan?"
"Da? Kau lama sekali mandinya.." ujar Ivan yang lagi senyum- senyum entah mengapa #Ivan emang murah senyum kale~#. Dengan cepat Alfred menarik Ivan menjauh dari meja makan kesayangannya yang bergambar Hero.
"Kau.. tau darimana alamat rumahku hah? Kau membuntutiku yah? Dan ada urusan apa kau ke sini? Apa gara- gara McDonalds yang kemarin? Itukan salahmu! Aku juga tidak memintamu untuk menggantinya!" tanya Alfred bertubi- tubi.
"bukan.. tapi-"
"Alfred.. um.. dan temannya Alfred, ayo ke sini. Kita sarapan bersama.." ajak Arthur yang menaruh beberapa hidangan di meja makan. Jangan lupakan aura gelap yang dipancarkan makanan itu.
"Nama saya Ivan.. apa tidak keberatan jika aku makan di sini?" tanya Ivan.
"Tentu saja tidak.. ayo duduk.." jawab Arthur dengan senyuman yang merekah.
"Aduh! Aku sudah telat! Ivan, ayo! Ayah, aku berangkat dulu! Dah!" kata Alfred yang langsung menarik Ivan keluar dari rumahnya tanpa mempedulikan teriakan ayahnya.
xDxDxDxD
-di mobil Ivan- #note: Ivan ngajak Alfred naik mobilnya. Mereka mau pergi ke mampus. Ups, kampus deng
"Kenapa kita tidak makan dulu di rumahmu? Kita masih punya banyak waktu lho.. atau kau tak mau aku makan di rumahmu da?" tanya Ivan yang sedang menyetir tapi bukan berarti dia supir.
"Bukan.. bukan itu! Tapi, tidakkah kau lihat aura aneh yang dipancarkan dari makanan ayahku huh?" tanya Alfred yang melotot ke Ivan, "Jika kau memakannya, kau akan sakit perut! Diare! Cacingan! Oke, lupakan yang cacingan itu!"
"Kau tidak boleh seperti itu.."
"eh?"
"Walaupun makanan ayahmu itu rasanya buruk, tapi dia membuatnya dengan cinta. Maksudku, apakah kau tega melihat ayahmu sedih karena kau tidak mau memakan makanannya? Sebelum kita keluar dari rumahmu, aku melihat ekspresi sedih dari muka ayahmu.. pasti dia sedih. Kau masih beruntung karena mempunya ayah yang baik dan perhatian. Yang membangunkanmu.. yang memasakkan sarapan untukmu…" ujar Ivan menasihati. Muka Ivan yang tadinya tersenyum, mulai terlihat sedih entah mengapa.
"Um… maaf kalau begitu…" ujar Alfred yang bingung harus mengucapkan apa. Dia merasa sedikit bersalah.
"Ucapkan itu pada ayahmu.. bukan padaku.." kata Ivan lembut.
"Baiklah.. tapi, kau tahu darimana kalau kita masih banyak waktu?" tanya Alfred yang pandangannya sekarang menuju ke depan.
"Da.. itu karena aku satu jurusan denganmu.." jawab Ivan dengan senyumnya yang muncul (kayak tuyul) lagi.
"Eh!?"
Bersambung.. TBC.. penyakit ini.. -_- uhuk!
Me:Fic pertama saya yg bernuansa Romance. Walau saya tau, saya gak jago bikin Romance tapi tetep maksa bikin Romance. Dan hasilnya, taraa! Hancur lebur selebur leburnya kertas melebur! Saya juga gak bermaksud menjelek- jelekkan siapa pun. Ini kan hanya cerita khayalan saya. Bukan cerita beneran yang dibikin ma Hidekaz. Jadi.. maklumi lah~ dan mohon makanan dan minuman sekalian sama baju. Kasihanilah kami~ #kami!? Lo aja kali gw gak!#
Me:makasih yang udah menyediakan waktu untuk membaca Fic abal ini. Boleh dikritik, diflame, dipuji #gak bakal#, dan di apa- apain. Asal jangan di *PIIP*.
Me:kalau begitu.. sekian dulu. Apakah ini harus dilanjutkan? Owoa
#(ngen) Note:
w. Aquilegia Canadensis itu sejenis bunga herba yang biasanya tumbuh di lereng hutan dan berbatu di Amerika Utara. #oke. Saya gak tau ini benar atau salah. Jadi, maklumi ya. Ciat ciat
w. Barista itu orang yang meracik minuman di café. Kalo bartender udah pada tau kan?
w. Ciblek singkatan dari Cilikan Betah Melek. Kayak sebutan buat para ABG yang profesinya jadi wanita penghibur/ PSK. Tarif kencan rata- rata seratus ribu. Tapi kalo udah diajak jalan- jalan, tarifnya bisa turun. Biasanya Ciblek dari kalangan pelajar SMU dan mahasiswi.
w. Gelas Sloki tuh gelas kecil untuk tempat minuman beralkohol. Satu gelas sloki kecil seharga dua puluh satu ribuan. Tapi gak tau sekarang udah naik sampai berapa ribu.
w. Vodka juga dah pada tau kan? Kalo di Indonesia satu botol harganya empat ratus ribu sampai enam ratus ribu seinget saya. Tapi gak tau kalau harga sekarang.
w. Sexy dancer dan Wild dancer udah pada tahu#goreng# kan? Kalo Streaptease itu nama tari/ menari yang memperlihatkan dan menonjolkan keseksian bagian badan dengan fashion minim. Biasa dibawakan penari cewek cantik yang berbadan uhuy lah. #ifuknowwhatimean
w. Ghoul itu sejenis apa yah.. pokoknya kayak zombie tampangnya. Pemakan daging manusia. Tapi saya cari, dia hanya memakan bangkai. Saya juga gak tau nih. Cari saja di Wikipedia. Kalo gak salah iblis ini dari agama Islam.. :v
Dan jangan tanyakan mengapa saya tau ini semua. Saya dikasih tau sama FanBoy tentang yang beginian. Saya curiga dia pernah nyelinap masuk ke diskotik. Masih kecil juga #lu juga#.
Gw mau curhat. Gak dilihat juga gak apa- apa #ea. Diflame#. Masa' ya, gw ngeliat temen gw pas SD yang ingusan, masih sama kayak yang dulu. Dia itu anak ningrat. Cuman rada banci dan mainnya sama cewek. Nih anak juga ingusan, suka gigit pensil, sama nyoret- nyoret gak jelas dibuku. Dulu pernah sekelas mau jalan- jalan. Si anak keturunan ningrat nih duduk bareng kita yang cewek- cewek dipaling belakang. Terus mamahnya ngeliat dan bilang, "B*lv*! (nama disamarkan) ngapain duduk di situ!? Pindah sana ke depan bareng anak cowok! Kalau gak, mommy bilangin ke daddy!"#seinget saya#. Dan si B*lv* ini langsung pindah. Masih inget dulu sering main pake karakter Bleach buat nangkep kucing (Yoruichi). Sama main setan- setanan. Yang udah gw bawa bedak sama lipstick. Dan untungnya gak ketahuan emak. Emak sih kosmetik banyak.. gak kayak saya.. pake parfum, bedak, alergi… zzz.. Terus hampir ketahuan guru. Hah, emang bahagia banget #eaa#. Tapi nih anak ningrat masih aja narsis.. -_-
Terima kasih yang udah mau baca. Semoga tuhan memberkati kalian. # .#
Sampai jumpa!
