Disclaimer: Masashi Kishimoto owns Naruto and it characters.
Uchiha Madara's Legacy
Summary: Suatu hari, Uchiha Madara berpikir bahwa ketika ia mati, ia harus mempunyai suksesor. Iapun kemudian bertemu dengan Namikaze Naruto, seorang anak yang penuh kegelapan dan benci keluarganya karena keluarganya mengabaikannya untuk adik Jinchuurikinya, Namikaze Narumi. Sebuah kebetulan yang mengejutkan.
Chapter 1: The Boy
Uchiha Madara dengan tenang berjalan di tengah keramaian desa Konohagakure. Desa yang ia buat dengan bantuan dari sahabatnya…. Sekaligus musuhnya. Seseorang yang mengkhianatinya. Tempat dimana klannya yang mengkhianatinya dan semuanya tinggal.
Wajahnya tersembunyi dari para penduduk karena Ia memakai jubah bertudung, dan ia memberi Genjutsu yang sangat kuat pada rambutnya dan wajahnya.
Ia melihat ke sekeliling. Desa ini sangat…. Sangat damai. Sangat tenang. Mereka hidup di dalam kedamian, sementara ninja mereka berkorban untuk kedamian ini dari bayangan.
Madara cemberut. Andaikan saja Obito menghancurkan desa ini. Ia muak melihat wajah tenang dan nayman mereka sementara di belakang, ninja mereka harus bekerja keras. Mereka merasa nyaman karena mereka dilindungi oleh ninja mereka dan Hokage.
Pathetic. Mereka tidak tahu apa yang namanya realitas. Tidak ada yang namanya damai. Jika ada yang namanya kekuatan untuk bertarung, tidak akan pernah ada yang namanya perdamaian. Damai adalah sebuah kata delusional yang hanya dipercayai oleh orang yang tidak tahu apa yang namanya luka.
Rikudou-sennin adalah orang yang sangat bodoh. Ia orang yang sangat percaya bahwa suatu hari manusia bisa mengerti satu sama lain. Waktu dulu, Rikudou adalah satu-satunya orang yang mempunyai chakra. Ia sangat kuat, dan mempunyai kekuatan untuk menguasai dunia, dan membuat dunia benar-benar damai lewat kekuatannya, dan menginstal ketakutan pada penduduk dunia.
Tetapi, ia malah membagi kekuatan chakra itu kepada orang lain, agar mereka bisa memakai kekuatan itu untuk melindungi satu sama lain, dan membimbingnya.
Naïve. Selama ada sesuatu yang bisa dijadikan objek untuk kehancuran, manusia akan bertarung pada satu sama lain menggunakan objek itu, untuk memperlihatkan bahwa mereka lebih kuat dari lawan mereka.
Dengan begitu, mereka menghancurkan harga diri lawan mereka, membuat lawan mereka envy, dan ingin balas dendam. Kalau mereka tidak bisa, mereka akan menyerahkan tugas itu ke generasi selanjutnya. Mereka akan memanipulasi generasi selanjutnya untuk memberitahu bahwa seseorang yang mengalahkan mereka adalah orang yang 'jahat'.
Ia bisa membuktikan semua itu. Di perang dunia ketika, Namikaze Minato, yang sekarang Yondaime Hokage, membantai satu batallion pasukan Iwa, hanya dengan satu orang. Dengan begitu, harga diri Iwa hancur. Itu seperti seorang dewasa dikalahkan oleh anak kecil.
Dengan begitu, Iwa memanipulasi generasi selanjutnya, membuat mereka berpikir bahwa Namikaze Minato adalah orang jahat yang membunuh kakek, atau relatif mereka. Dengan begitu, seluruh Iwa membenci Namikaze Minato.
Madara pernah menyampaikan semua ini pada klannya, Uchiha, bahwa mereka tidak akan sukses jika terus begini dan akan dikontrol oleh pada Senju. Tetapi, para klan Uchiha mengabaikannya, dan membuangnya. Mengatakan bahwa ia hanyalah seseorang haus darah yang hanya ingin bertarung melawan Senju.
Madara terkekeh karena ironi. Dan, lihat sekarang. Klan Uchiha hanyalah klan biasa. Bukan klan terhebat lagi. Seluruh Hokage Konohagakure adalah Senju, kalau tidak, mengikuti ajaran seorang Senju. Shodaime Hokage, Hashirama, rivalnya, adalah Senju. Nidaime Hokage, Tobirama, adalah adik Hashirama dan seorang Senju. Sandaime Hokage, Hiruzen Sarutobi, adalah murid dari Hashirama dan Tobirama, pengikut seorang Senju. Yondaime Hokage, Minato Namikaze, adalah murid dari Jiraiya, yang adalah murid dari Hiruzen, pengikut seorang Senju.
Ia sudah mengatakan dari dulu, bahwa Senju akan mengawasi Uchiha, dan takut bahwa Uchiha akan lepas kontrol. Karena itu juga, Nidaime 'membuang' kompound klan Uchiha ke ujung desa, dekat hutan. Dan, Uchiha hanya mempunyai kontrol atas pasukan polisi Konoha.
Hanya polisi. Uchiha seharusnya mempunyai kontrol lebih dari itu. Mereka mempunyai Sharingan. Tetapi, mereka juga terlalu bergantung pada Sharingan, sehingga skill mereka yang lain tidak ditajamkam.
Sharingan. Tidak seperti kata orang lain, bahwa Sharingan mudah dikontrol dan dipakai. Tidak. Sharingan, jika dipakai, akan membuat otak seseorang menjadi gelap. Mereka akan merasa bahwa mereka lebih kuat lebih apapun karena Sharingan. Itu adalah efek Sharingan. Mereka akan membuat penggunanya arrogant. Seperti apa yang orang bijaksana katakan, Kuasailah kekuatanmu kalau tidak, kekuatanmu yang akan menguasaimu.
Ia bisa menguasai Sharingan. Sharingan tidak punya efek apa-apa lagi padanya. Ia tidaklah arrogant, walaupun ia masih mempercayai bahwa ia bisa mengalahkan ke-5 Kage di kekuatan penuhnya, ia masih mempertimbangkan bahwa Hashirama bisa mengalahkannya.
Ia mendengus. Ia mendengar generasi-generasi ini berkata bahwa Uchiha Madara adalah orang yang jahat. Tidak. Ia tidak mengkonsiderasi dirinya sebagai jahat. Ia adalah 'Dark' tetapi tidak jahat. Itu adalah dua hal yang berbeda. Ia dingin, kejam pada musuh, tetapi tidak jahat.
Ia meninggalkan Konoha karena ia merasa dikhianati. Ia mempunyai sejarah yang sangat buruk. Saudaranya dan orangtuanya dibunuh oleh seorang Senju. Pada umur 16 tahun, satu-satunya orang yang ia sayangi adalah adiknya Izuna.
Semuanya berubah ketika Izuna terluka parah karena bertarung melawan Tobirama. Izuna tidak bisa hidup lagi, dan saat itu matanya hampir buta karena Mangekyou Sharingan. Tetapi, Izuna menyerahkan matanya. Ia sempat menolak karena jika Izuna melepaskan matanya, sistim darahnya akan mempercepat lukanya, membuatnya mati.
Tetapi, Izuna memaksanya, dan ia membuat janji bahwa dengan pengorbanan Izuna dan Eternal Mangekyou Sharingan, ia akan membuat dunia lebih baik.
Karena itu juga, ia menerima proposi Hashirama. Dengan membuat sebuah desa, mereka akan menjadi lebih kuat. Mereka akan memimpin Konoha menjadi penguasa dunia, dan membuat perdamaian karena semua orang akan takut pada mereka, dan tidak ada yang berani melawan mereka.
Ia bahkan harus memblok kebenciannya pada Senju demi mimpi itu.
Tetapi, semuanya berubah. Ketika Hashirama menjadi Hokage, ia bisa melihat bahwa lama-lama Senju semakin ingin mempunyai kontrol terhadap Uchiha. Klan Uchiha terlalu bodoh, dan terlalu buta karena sudah lama disana.
Ia mencoba memperingati, tetapi yang ia dapat adalah sebuah glare dan ia dibuang dari klan Uchiha, dan dilabeli sebagai orang yang mencintai peperangan.
Ia merasa dikhianati. Semua yang sudah ia lakukan. Mimpinya. Semuanya hancur dengan itu. Pengorbanan Izuna juga hancur. Dan semuanya karena Klan Senju! Seharusnya dari awal ia tidak mengambil proposi itu.
Walupun begitu, ia masih menganggap Hashirama seorang teman, rekan dan rival. Seseorang yang bisa mendorongnya untuk mencapai seluruh kapabilitasnya.
Tetapi semua hancur, ketika ia meninggalkan Konoha. Hashirama memaksanya untuk kembali. Ia sudah memilih bahwa ia akan pergi karena muak. Hashiramapun akhirnya memaksanya, dan mereka bertarung.
Ketika ia bertanya kenapa Hashirama tidak menghargai keputusannya, Hashirama berkata bahwa ia akan mendahulukan desa terlebih dahulu daripada apapun. Dan kini desa menganggap dirinya sebagai ancaman yang mesti di disposi.
Pada saat pertarungan itu, Hashirama bukanlah temannya lagi. Ia bukan rekan yang akan bertarung bersamanya. Ia hanyalah rival.
Saat itu juga, Madara sadar, bahwa mimpi, hanyalah mimpi. Sekeras apapun seseorang, mimpinya hanyalah akan menjadi mimpi. Tidak akan menjadi kenyataan.
Sejak saat itu juga, Madara juga mempunyai rencana untuk membuat sebuah dunia mimpi.
Madara menghela nafasnya. Tidak baik untuk merenungkan masa lalu. Sekarang, yang harus ia pikirkan adalah masa depan. Rencana mata bulannya.
Tetapi, bukan rencananya saja yang ia pikirkan. Ia juga memikirkan suksesor. Ia membutuhkan suksesor. Walaupun ia tahu bahwa di akhir rencananya, ia akan hidup lagi dengan Gedo Rinne Tensei, ia merasa Obito tidak akan melakukan itu jika Obito tahu 'rencana' sebenarnya. Ia sudah mengetahui bahwa Obito akan mengkhianatinya pada suatu saat.
Ia butuh seorang suksesor. Ia pernah memikirkan untuk menjadikan Obito suksesor ketika Obito mengambil nama 'Madara', tetapi, ia merasa Obito terlalu lemah. Ia mudah dimanipulasi. Yang ia pikirkan hanyalah cintanya, seorang perempuan yang bernama Rin.
Madara mendengus. Cinta membuat orang lemah. Emosi yang paling emotional. Emosi yang membuat seseorang lemah. Semakin kau mencintai seseorang, semakin sakit ketika orang itu meninggalkanmu. Ia mencintai orangtuanya. Pada akhirnya, orangtuanya mati, dan membuat sebuah lubang di hatinya. Ia mencintai Izuna, tetapi pada akhirnya Izuna mati dan membuatnya seseorang yang tidak mempunyai hati lagi.
Ia butuh seorang suksesor yang mempunyai pikiran yang sama dengannya. Yang mempunyai filosofi seperti dirinya. Yang mempunyai potensial untuk sekuat, kalau tidak, lebih kuat daripada ia sendiri. Ia butuh seorang suksesor yang mengetahui kerasnya realitas.
Ia berhenti dari pikirannya, ketika dari ujung matanya, ia melihat para penduduk mengelilingi sesuatu. Ia berjalan kesana. Matanya hanya memberi gambar blur, dan membuatnya sedikit hampir jatuh. Ia benci mata ini. Kedua mata aslinya ada di seorang anak bernama Uzumaki Nagato. Ia harus sabar. Ada saatnya nanti ketika ia akan mengambil matanya. Lagipula, ia memberi mata itu ke Nagato hanya agar ada seseorang yang bisa mengontrol Gedo Mazo, dan membangkitkannya dari alam kematian.
Ketika Madara sampai, ia bertemu dengan scene yang tidak mengejutkan. Keluarga Hokage berkumpul dan memberikan senyuman pada semua warga. Ia juga melihat banyak warga yang ingin bersalaman dengan anak termuda keluarga mereka, Namikaze Narumi.
Tentu saja, ia seperti semua orang lainnya, mengetahui bahwa Narumi adalah Jinchuuriki Kyuubi. 3 tahun yang lalu, Kyuubi menyerang Konoha. Rencana Obito terlalu bodoh, menurutnya. Ia seharusnya pertama membuat distraksi di bagian desa yang lain, membuat Hokage meninggalkan istrinya.
Disaat itu juga, baru Obito harusnya menyerang Kushina. Kalau ia, ia pertama akan membuatnya pingsan. Setelah pingsan, ia baru akan melepas Kyuubi.
Ketika Hokage melihat Kyuubi lepas, Hokage tidak akan langsung memperhatikan Kyuubi. Ia akan pergi ke tempat istrinya berada dulu untuk memastikan bahwa istrinya dan anaknya tidak apa-apa.
Dengan delay seperti itu, Kyuubi mempunyai waktu untuk menghancurkan sebagian besar Konoha.
Obito memang sangat bodoh. Ia tidak mengkalkulasi rencananya, dan hanya memakai strategi 'go-and-run.' Menyerang, jika mengetahui perang akan gagal, pergi.
Pada saat itu juga, Yondaime mengumumkan bahwa Narumi adalah Jinchuuriki, dan penyelamat desa. Bodoh, menurut Madara. Apa gunanya ia memberi tahu seluruh desa bahwa anaknya adalah Jinchuuriki? Jinchuuriki adalah senjata rahasia. Penduduk akan menyebarkan semuanya, dan rumor akan mencapai negara lain.
Dengan begitu, nyawa Narumi akan lebih berbahaya karena dua hal. Pertama, karena ia adalah anak Yondaime Hokage yang membantai satu batallion Iwa, ia yakin Iwa menginginkan anaknya. Kedua, bahwa anaknya adalah Jinchuuriki, dan desa lain tahu bahwa Jinchuuriki berbahaya. Desa lain akan berpikir, lebih baik membunuh anak itu sekarang saat masih kecil daripada menunggu saat ia sudah memasteri Bijuu-nya. Bodoh.
Manusia sekarang terlalu bodoh. Mereka tidak pernah membuat rencana yang matang. Hidup di era kedamaian membuat pikiran manusia sangat kecil. Pada saat eranya, perang selalu ada. Manusia harus memikirkan seluruh rencana dan posibilitas, kalau tidak, mereka akan membuat tim dan klan mereka dalam bahaya.
Ia melihat lebih dekat lagi. Narumi mempunyai rambut orange ginger. Tidak diragukan, rambut itu hasil percampuran kuning milik ayahnya dan merah milik ibunya. Narumi juga mempunyai mata berwarna hazel madu seperti Kushina.
Ia kemudian melihat beberapa meter di belakang keluarga itu. Dan, ia tertarik. Seorang bocak laki-laki, kira-kira berumur 7 tahun. Ia melihat anak itu mempunyai hitai-ate, pertanda ia adalah seorang Genin. Impresif. Genin di umur 7 tahun. Ia mempunyai rambut blonde spiky yang lumayan panjang. Madara mengedipkan matanya. Rambut itu hampir sama seperti rambut dirinya ketika ia masih anak-anak. Rambut spiky blonde yang melebihi bahunya sedikit, dan mata kanannya yang tertutup oleh poni rambut.
Wajah anak itu terlihat datar. Tidak mempunyai emosi sama sekali, tetapi mata biru ceruleannya melihat keluarga Hokage dengan kebencian.
Ketika Madara melihat lagi, orang itu hampir mirip dengan Minato. Apa dia adalah anaknya? Ia duga iya. Dilihat sekali, bahwa ia membenci keluarganya karena Narumi. Madara menyeringai. Ia mempunyai kandidat.
Ia terus meneliti anak itu. Kalau ia sudah menjadi Genin disaat berumur 7 tahun, berarti dia adalah seorang prodigy. Impresif. Ia mempunyai kandidat. Ia tinggal harus memastikan, apakah ia mempunyai filosofi yang sama sepertinya atau tidak.
Mata anak itu kemudian menatap mata dirinya. Mereka menatap satu sama lain. Mata anak itu terlihat tidak mempunyai emosi ketika menatap Madara. Kalau ada emosi, Madara hanya mendeteksi emosi penasaran.
Madara akhirnya bisa melihat mata itu. Mata suksesornya. Dari matanya, Madara tahu anak ini mengetahui kerasnya realitas dan mempunyai filosofi yang sama sepertinya. Madara tersenyum puas, dan pergi dari kumpulan warga.
Pertam, ia harus mengetahui namanya terlebih dahulu.
-With Naruto-
Naruto memandang keluarga di depannya dengan hina. Bukan, bukan keluarga musuhnya yang ia pandang. Ia memandang keluarganya sendiri.
Tidak. Tidak seperti yang orang tahu, keluarga Namikaze tidaklah berisi 3 anggota keluarga. Mereka mempunyai 5 anggota keluarga. Kushina, Minato, Narumi, ia, dan Asuna. Asuna adalah bayi berumur 2 tahun, yang lahir satu tahun setelah Narumi lahir.
Itu membuat Naruti jijik ketika melihat bukan saja orangtuanya mengabaikannya demi Narumi, tetapi mereka juga mengabaikan bayi Asuna.
Hell, bisa dibilang Ia adalah orang tua Asuna. Ia mengurus Asuna sejak dari bayi. Ia memberi Asuna makan, mandi, dan lain-lainnya. Bahkan kata pertama bayi Asuna adalah namanya!
Ia benci orangtuanya. Ia benci keluarganya. Ia benci Narumi. Dan terutama, ia benci Kyuubi. Sebelum kejadian 3 tahun lalu, ia selalu hidup dicintai oleh keluarganyam, disayangi, dan lain-lainnya. Semuanya berubah sejak 3 tahun yang lalu.
Kyuubi menyerang desa Konoha, dan ayahnya menyegelnya di Narumi, membuat Narumi Jinchuuriki Kyuubi. Sejak saat itu, ayah dan ibunya memfokuskan semuanya pada Narumi, takut segel di perut Narumi akan lepas atau, jika mereka tidak memenuhi permintaan Narumi, Narutmi akan melepaskan Kyuubi.
Di tahun pertama, ia mengabaikan semua itu karena ia berpikir bahwa bayi memang membutuhkan perhatian lebih dari orangtua. Pada saat tahun kedua, ia mulai menyadari bahwa ada kesalahan. Ia mencoba berbicara pada orangtuanya, tetapi orangtuanya selalu mengabaikannya, atau membuatnya menunggu karena Narumi. Di tahun kedua, Asuna lahir dan ia sibuk mengurusi Asuna karena orangtuanya tidak perduli dengan Asuna, dan ia tidak mau Asuna seperti dirinya.
Pada tahun kedua juga, ia menjadi Genin. Ia mengumumkannya pada orangtuanya bahwa ia berhasil menjadi Genin saat berumur 6 tahun, tetapi keluarganya hanya berkata 'Oh bagus, Naruto.' Dan mereka kembali pada Narumi.
Ia benci keluarganya karena itu. Di tahun ketiga, sudah satu tahun ia meiliki karir di dunia ninja, dan ia akhirnya tahu betapa kerasnya dunia ninja. Pengkhianatan, pembunuhan, dan lain-lainnya. Pada saat itu juga ia sadar, damai adalah sebuah kata delusional.
Selama ada chakra, manusia akan berperang pada satu sama lain.
Suatu saat, ia akan membuat orangtuanya membayar. Ia akan menjadi SS-Rank ninja kedua setelah ayahnya. Atau tidak, ia akan menjadi ninja SSS-Rank pertama. Dengan begitu, bisa menunjukan bahwa ia adalah ninja hebat tanpa bantuan kedua orangtuanya. Orangtuanya akan menyesal. Ia akan selalu lebih baik daripada Narumi. Ia akan menjadi Hokage. Kalau masih tidak cukup, ia akan menjadi penakluk dunia.
Karena ambisi itu, Naruto bekerja keras. Ia membanting tulang demi ambisi itu. Demi membuktikan pada seluruh dunia bahwa orangtuanya adalah orangtua yang buruk, dan ia selalu lebih baik daripada Narumi.
Naruto menutup matanya, dan membuang nafasnya pelan-pelan. Dari ujung matanya, ia merasakan seseorang memerhatikannya. Ia melihat kearah orang itu.
Sejak saat kecil, ia mempunyai kemampuan sensor untuk mengetahui emosi seseorang. Ia sering merasakan emosi ketamakan dari orang yang mencoba berteman dengannya hanya untuk dekat dengan keluarganya. Ia merasakan emosi senang dari Narumi karena ia adalah pahlawan desa. Ia merasakan emosi bangga dari Minato dan Kushina ketika mereka melihat ke Narumi.
Tetapi ini berbeda. Ia merasakan emosi penasaran dari orang ini. Itu agak membuat hatinya agak puas, karena ada orang yang merasa penasaran padanya daripada Narumi.
Ia melihat mata orang itu. Ia tidak tahu betapa lama ia menatap orang itu. Ia juga tertarik pada orang itu. Ingin mengetahui kenapa ia penasaran padanya.
Setelah bertatapan, ia melihat orang itu menyeringai, dan kemudian emosi kepuasan, sebelum akhirnya meninggalkan kerumunan berharga.
Mata kirinya yang tidak tertutup oleh poninya hanya mengangkat alisnya tertarik. Iapun menyingkirkan pikirannya dari orang itu. Ia masih harus mengajak main Asuna, dan ia harus latihan untuk Ujian Chuunin di Kumo.
Dengan itu, ia melakukan Shunshin ke Namikaze Compund.
Sesampainya disana, ia langsung saja berjalan kearah taman. Tempat favorit adik kesayangannya. Sejak masih merangkak, ia sudah mengajarkan Asuna semuanya. Ia mengajarkannya membaca, menulis, berbicara dengan benar, dan lain-lainnya. Ia ingin Asuna menjadi anak yang pintar.
Sejak Asuna bisa berjalan, ia melatihnya sedikit tentang Shinobi Art. Tidak ekstrim, hanya theory dan tentang manipulasi chakra. Sejak Asuna bisa berjalan juga, taman menjadi tempat favoritnya.
Ia melihat ke taman, dan melihat orang yang ia cari. Asuna sedang berlari-lari mengejar kupu-kupu sambil tertawa. Naruto tersenyum. Adiknya masih inosen… Masih delusional. Masih tidak tahu betapa kerasnya realitas.
Ketika Asuna melihatnya, ia berlari dengan kencang kearahnya, dan memeluknya sampai membuat ia jatuh sambil berteriak, "Nii-chan!"
Naruto hanya terkekeh. Ia mengusap rambut Asuna. Asuna hanyalah satu alasan kenapa ia masih tinggal di Namikaze Compound. Ia sudah Genin, dan secara legal, ia bisa meninggalkan keluarganya untuk tinggal di tempat lain.
"Halo juga, Asuna." Sapanya dengan suara berat yang agak dingin. Ia kemudian mengelitik Asuna, membuat Asuna tertawa geli.
"Hahahaha! Nii-chan! Berhenti! Asuna akan menjadi anak baik! Hahaha!" Seru Asuna sambil tertawa karena dikelitik Naruto.
Naruto tersenyum dan melepas kelitikannya. Untuk orang yang mengenal Naruto, seperti sensei-nya dan rekan satu timnya, mereka tidak akan percaya sama sekali jika Naruto berkata bahwa ia baru saja tertawa.
Ia bertaruh, bahwa Ia bisa membuat mata Itachi melebar, dan membuat mulutnya menganga shock ketika melihat Naruto disaat begini.
Asuna tersenyum kearah kakaknya. Walaupun baru dua tahun, Asuna sudah diajarkan banyak hal oleh kakaknya. Selama yang ia ingat, ia selalu bersama kakaknya, apapun yang terjadi. Kakaknya selalu mengajarkannya, bermain bersamanya, dan semuanya.
Asuna tahu bahwa ia memiliki orang tua. Tetapi, ia tidak tahu mereka, dan jarang sekali melihat mereka. Asuna hanya melihat mereka saat makan malam keluarga, dan kadang saat orangtuanya menidurkannya.
Bahkan, Asuna sendiri bisa mengakui bahwa ia tidak mengetahui nama orangtua mereka. Asuna juga tahu bahwa ia mempunyai kakak satu lagi, tetapi ia tidak pernah mengobrol dengannya. Paling hanya satu atau dua kata, jadi ia tidak tahu banyak tentang kakaknya satu lagi.
Asuna malu mengatakannya, tetapi ia sendiri bahkan masih tidak tahu kata yang benar untuk orangtua perempuan. Kakaknya tidak mengajarkannya tentang orangtuanya. Tetapi, Asuna sempat mendengar bahwa kakaknya yang satu lagi memanggil orangtua perempuannya dengan sebuatn 'Kaa-chan.' Jadi, mungkin itu kata-katanya.
Ketika ia bertanya pada kakaknya kenapa orangtuanya tidak bermain dengan Asuna, kakaknya hanya tersenyum sedih padanya. Tidak mengatakan apa-apa, dan mengalihkan topik.
"Jadi, apa kau sudah makan siang, Asuna?" Tanya Naruto, membuat Asuna kembali ke dunia nyata. Asuna hanya menggeleng. "Bagaimana kalau Barbeque? Itu adalah makanan kesukaanmu, bukan?"
Mendengar Barbeque, mata Asuna langsung bersinar. "Mmmm!" Ia mengangguk dengan cepat.
Naruto terkekeh. Ia kemudian menggendong Asuna di punggungnya, dan langsung meloncat dengan kaki yang dialiri chakra, membuat Asuna teriak tertarik. Naruto tersenyum. Ini adalah salah stau transportasi yang membuat Asuna senang.
Mereka sampai di Barbeque Q beberapa menit kemudian. Naruto menurunkan Asuna, membuat Asuna cemberut. Pandangan yang lucu, menurut Naruto. Naruto kemudian membuat wajahnya emotionless, dan kemudian berjalan masuk.
Naruto duduk di salah satu kursi, Asuna di sampingnya. Mereka memesan makanan, dan memakannya.
Setelah makan, Naruto melihat bahwa ini sudah jam setengah 3 sore. Biasanya jam segini adalah jam tidur siang Asuna. Naruto melihat ke samping, dan melihat bahwa Asuna sudah tertidur sambil bersandar di bahunya.
Naruto tersenyum. Ia kemudian mengeluarkan uang untuk membayar Barbeque, dan kemudian menggendong Asuna. Melakukan handseal, Naruto menghilang dengan Shunshin.
Naruto kini berada di salah satu Training Ground Konoha, berlatih. Ia terengah-engah. Beberapa minggu lagi, timnya akan pergi untuk menjalani ujian Chuunin di Kumo.
Ia berencana untuk menjadi Chuunin. Chuunin di umur 7 tahun. Ia merencanakan itu. Timnya, Tim 7, berisi ia, Uchiha Itachi, dan Uzuki Yugao.
Naruto melihat dummy di depannya. Ia melakukan beberapa handseal, "Katon: Nenshou Tosshin!" (Fire Style: Burning Rush!) Naruto menarik nafasnya dalam-dalam, dan kemudian dari mulutnya keluar tombak api. Tombak api itu mengenai dummy, membuat sebuah ledakan kecil dan membuat dummy itu terbakar.
Naruto terengah-engah lagi. Elemen api adalah salah satu elemennya. Yap, benar, 'salah satu'. Ia mempunyai dua elemen, api dan petir. Ia tidak mempunyai jutsu petir saat ini, dan lebih fokus pada jutsu Katon. Ia cukup kaget ketika mengetahui ia mempunyai elemen Katon. Klan Uzumaki tidak dikenal karena elemen api, dan ayahnya mempunyai elemen angin dan petir, kalau tidak salah.
Ia mendengar tepuk tangan dari belakang, Naruto melebarkan matanya. Ia tidak merasakan orang itu sama sekali. Bahkan sensor emosinya juga tidak merasakannya. Orang ini mungkin tidak mempunyai emosi, atau bisa mensupress emosinya. Dan menurutnya, yang terakhir itu tidak mungkin.
Ia memutar tubuhnya, dan berhadapan dengan orang yang tadi melihatnya dengan pandangan penasaran. Naruto menyipitkan matanya, "Siapa kau?" Tanyanya dengan nada dingin.
Orang itu terkekeh. Naruto masih tidak merasakan emosinya, membuat Naruto sedikit bingung. "Aku, eh? Aku bukanlah siapa-siapa, atau mungkin aku adalah orang penting. Sebuah nama tidaklah penting lagi bagiku." Jawab orang itu dengan kripitik. "Aku datang kesini untuk suatu tujuan, Namikaze Naruto."
Naruto menyipitkan matanya. Entah kenapa, ia mengetahui bahwa orang ini kuat. Ia cukup kaget orang ini mengetahui namanya, karena tidak banyak yang mengetahui 'eksistensi'nya.
Naruto tetap tenang diluar, walaupun di dalam ia cukup kebingungan. Wajahnya tidak menunjukan emosi sama sekali. Ia menaikan alisnya, "Oh? Dan, tolong katakan padaku, apa tujuanmu itu?" Tanyanya.
Orang itu hanya diam. Ia seperti meniliti Naruto. Ia kemudian merasakan emosi lagi di orang ini. Kalkulatif. Ia sedang memikirkan sesuatu, Naruto bisa bilang.
"Katakan padaku," Orang itu memulai, "Apa itu kata 'damai' menurutmu?" Tanya orang itu.
Naruto menaikan alisnya kebingungan. Ia bingung apakah harus menjawab atau tidak. Iapun memutuskan untuk menjawab, lagipula, orang itu tidak akan mendapatkan apa-apa jika ia menjawab bukan?
"Damai, adalah sebuah kata delusional. Sebuah fiksi dan fantasy. Manusia tidak akan pernah mengetti satu sama lain. Tidak ada yang namanya kedamaian, itu hanya sebuah fantasy. Selama ada objek destruktif yang digunakan untuk bertarung, manusia akan berperang satu sama lain untuk menjadi yang terbaik karena sifat arrogant manusia." Jawab Naruto dengan nada monoton, dan sedikit pahit.
Naruto bisa merasakan bahwa orang itu mempunyai emosi puas. Orang itu kemudian menghampiri Naruto. Naruto tetap on-guard. "Beberapa minggu lagi, kau akan berpatisipasi dalam Ujian Chuunin, bukan?" Tanya orang itu. Naruto hanya bisa mengangguk.
Orang itu tersenyum puas, "Kalau begitu, Namikaze Naruto, aku akan melatihmu." Orang itu mengumumkan.
Naruto menyipitkan matanya, "Dan, kenapa aku harus menerimamu? Apa yang bisa kau dapatkan jika kau melatihku?" Tanyanya curiga.
Orang itu hanya terkekeh, "Kau anak yang menarik, Namikaze Naruto. Pandanganmu pada realitas tidak seperti orang biasa. Tidak ada yang bisa kudapatkan ketika aku melatihmu. Aku hanya ingin melatihmu. Dulu, aku adalah S-Rank ninja, tetapi, orang-orang mengira aku sudah mati. Ketika kau berhasil lulus Ujian Chuunin dan menjadi Chuunin di umur 7 tahun, aku akan memberitahumu namaku. Bagaimana, kau setuju?" Tanyanya.
Naruto berpikir terlebih dahulua, sebelum akhirnya memutuskan, "Aku setuju."
Orang itu tersenyum puas. Naruto tidak tahu bahwa dengan ini, ia sudah memulai perjalanannya menjadi sebuah legenda yang melebihi Uchiha Madara sendiri.
To Be Continued…
A/N: New story. Maaf untuk reader yang kesal karena aku buat new story lagi. Walaupun begitu, aku masih mempublish chapter baru semua storyku.
Di story 'The Next Uchiha Madara' aku merasa Narutonya kurang 'background' dan kurang seperti Madara. Karena ini, aku buat story ini. Naruto disini akan lebih mirip seperti Madara.
Ia bakal jadi orang yang dingin, kejam, dan seperti Uchiha Madara. Penampilannyapun bakalan mirip dengan Madara.
Aku mencoba mencocokan kehidupan Naruto seperti kehidupan Madara. Madara mempunyai adik yang ia sayang, dan disini Naruto juga mempunyai Asuna. Nama Asuna aku ambil karena mirip dengan nama Izuna. Kalau Madara punya rival di Hashirama, peran itu diambil oleh Itachi disini.
Naruto disini lebih tua 4 tahun dari cannon, dan seumuran dengan Itachi. Jadi, ketika Kyuubi menyerang, ia berumur 4 tahun.
Aku ingin menjelaskan tentang perlakuan Minato dan Kushina terhadap Naruto disini. Mereka tidak membenci Naruto. Mereka tidak tahu bahwa mereka mengabaikan Naruto, karena mereka terlalu sibuk. Minato, menjadi Hokage, ia sibuk setiap hari, dan jika pulang, ia harus mengecek segel yang ada di Narumi.
Kushina sendiri, sebagai mantan Jinchuuriki, juga tahu bahaya jadi Jinchuuriki, karena itu ia selalu memperlakukan Narumi dengan kasih sayang.
Naruto tidak akan bergabung dengan Akatsuki disini. Bisa dibilang, nanti Naruto bakalan jadi musuh Obito. Ia tidak baik, dan juga tidak jahat. Naruto Cuma percaya pada apa yang ia lakukan, dan gak perduli opini orang lain. Ia melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan.
Untuk sebuah note, disini bisa dibilang Madara tidak menyukai Obito. Bisa dibilang, Madara membenci Obito. Ia mempercayai rencana Tsuki no me-nya pada Obito karena Obito satu-satunya orang yang gampang dimanipulasi, dan satu-satunya orang yang bisa ia pakai saat itu. Madara benci Obito karena sikap Obito. Obito adalah orang cerewet, gegabah, dan tidak kalkulatif.
Untuk penampilan Asuna, mungkin kalian bisa membayangkan Asuna dari S.A.O, hanya rambutnya disini blonde.
P.S: Untuk kalian yang baca story 'The Tale of Uzumaki Naruto' story itu akan direwrite, dan sekarang sedang aku tulis dengan judul baru.
Hanya itu yang akan kusampaikan. Sampai jumpa!
