ScReW © PSC


Pair(s) : Kazuki/Byou, Kazuki/Manabu

Dont like, dont read!


~ (^O^) ~

Seorang pemuda menguap lebar ditengah jam pelajaran di kelasnya. Sedetik kemudian dia menidurkan kepalanya di atas meja dengan beralaskan lengannya yang ditekuk. Perlahan kesadarannya mulai hilang ditelan rasa kantuk yang sedari tadi menderanya. Dia tersenyum ditengah tidurnya ketika memimpikan puluhan gadis seksi mengelilinginya sambil melontarkan desau suara yang menggoda. Gadis-gadis itu mulai menanggalkan satu per satu pakaian mereka. Pemuda itu tanpa sadar menggigiti pensilnya sendiri. "Kalian cantik sekali... Aku ingin me–sensor- kalian semua. Aku janji akan membuat kalian –sensor- sampai kalian tidak bisa berhenti meneriakkan namaku." Dia ingin menyentuh tubuh molek gadis-gadis itu, namun yang dia dapat malah rasa nyeri di punggungnya.

"KAZUKI, BANGUN! KALAU MAU TIDUR LEBIH BAIK DI GUDANG SAJA SANA! KAU SELALU MEMBUAT MASALAH DISETIAP JAM PELAJARANKU!" seru Kamijou-sensei dengan wajah memerah. Dia mengacungkan penggaris besar yang tadi dia gunakan untuk membangunkan—memukul punggung Kazuki.

Kazuki malah kebingungan melihat teman-temannya yang tengah memperhatikannya sambil menahan tawa mereka. "Sensei, kenapa marah-marah?"

"Kau tadi ketiduran dan mengigau sambil mengucapkan kata-kata kotor! Sepertinya pikiranmu itu hanya dipenuhi hal-hal mesum! Kau sadar atau tidak kalau kau itu sedang ada di kelas?! Kau itu seharusnya belajar yang benar!" Kamijou-sensei menjitak kepala Kazuki sekuat tenaga.

"Awhhh~" Kazuki mengerang kesakitan lalu meminta maaf kepada seluruh penghuni kelas sambil tersenyum tak berdosa. Pelajaran pun diteruskan kembali walau sebenarnya pikiran mereka semua sudah melayang entah kemana. Dan biang keladinya adalah Kazuki dan pikiran mesumnya yang sudah melampaui batas.


~ (^O^) ~

"Hmmffttt~ Hahahahahahaha~"

Tawa membahana terdengar hingga ke setiap sudut kantin. Kazuki hanya mendengus melihat senpai-nya yang terus menertawakannya karena kejadian tadi pagi di kelasnya. Namun walaupun sekarang dia kesal, dia tetap tidak menyesali mimpi indahnya tadi.

"Sudahlah, kau ini seperti tidak pernah bermimpi 'indah' saja!" seru Kazuki sambil meneguk sodanya.

"Setidaknya aku tidak memimpikannya di kelas!" sahut Aoi, pemuda yang masih berusaha keras menahan tawanya. "Tak kusangka ternyata mesummu bertambah parah setelah ditinggal Manabu. Sepertinya kau harus segera mencari kekasih baru."

"Apa maksudmu, senpai?! Kami kan belum putus! Dia sudah berjanji padaku kalau tahun depan akan pulang."

"Maksudku... hmmm, tidak ada salahnya kan kalau kau mencari pacar baru? Lagipula kau itu cukup populer, jadi tidak akan sulit mencari orang yang mau diajak 'main'. Manabu tidak akan mengetahui perselingkuhanmu kalau tidak ada yang memberitahunya."

Kazuki menyeringai penuh arti. "Menarik. Sudah lama aku tidak bercinta." Tidak sengaja mata Kazuki menangkap sosok pemuda yang cukup menarik baginya.

Aoi mengikuti arah pandang Kazuki. Dia tersenyum tipis sembari memperhatikan tubuh pemuda yang tengah ditelanjangi oleh pandangan Kazuki. Cukup menggoda kalau sekedar untuk 'bermain-main'.


~ (^O^) ~

Saat jam pelajaran Kamijou-sensei berlangsung, Kazuki kembali membuat ulah. Dia tidak berada di kelas, namun malah duduk di perpustakaan sambil memandangi pemuda incarannya yang tengah bermain baseball di lapangan. Tanpa sadar Kazuki menjilati bibirnya sendiri melihat pemuda incarannya itu bermandikan keringat. Sungguh eksotis hingga Kazuki tidak bisa berhenti berpikir yang tidak-tidak.

"Aku ingin melihatmu berkeringat seperti itu di ranjangku, Sayang~" gumamnya penuh nafsu. Dia segera berdiri untuk menghampiri pemuda itu. Dengan santainya dia masuk ke lapangan, mendekati pemuda itu, lalu menarik dagunya. Untunglah guru pembimbing olahraga sedang tidak ada di sana, jadi Kazuki lebih leluasa untuk menjalankan aksinya.

"Apa yang kau lakukan?! Singkirkan tanganmu!"

"Jangan terlalu galak, Cantik. Aku hanya ingin tahu siapa namamu." Kazuki menyeringai lalu mendekatkan wajahnya ke wajah pemuda itu. Ternyata kalau dari dekat lebih cantik, matanya biru jernih, rambutnya pirang melebihi bahu, dan bibirnya merah basah. "Manis sekali... Kau membuatku lapar..."

"Lepaskan aku atau aku akan memukul wajah mesummu!"

"Byou!"

Hampir saja kepalan tangan pemuda itu mendarat di pipi Kazuki. Namun seorang pemuda berpostur tubuh lebih kecil berhasil menghentikannya. "Jangan berkelahi di area sekolah, Byou!"

"Jin-chan, dia yang cari gara-gara dulu denganku! Aku hanya—hmmmpp!"

Mata Byou melebar saat bibirnya dibungkam oleh ciuman Kazuki. Orang-orang yang melihat adegan itu juga ikut kaget, sedangkan Aoi yang memperhatikan mereka dari kejauhan hanya bersiul kagum atas tindakan nekad Kazuki.

"Byocchan, bibirmu enak. Aku ingin memakanmu," ucap Kazuki sambil menjilati saliva Byou yang tertinggal di sudut bibirnya.

Byou langsung melayangkan tamparannya ke wajah Kazuki, namun Kazuki menahannya dengan mudah. "Jangan marah-marah, Byocchan. Kau semakin menggairahkan."

"KAU ORANG PALING KURANG AJAR YANG PERNAH KUTEMUI!" seru Byou dengan kesal. Dia ingin sekali menghajar pemuda di hadapannya itu.

Dengan santainya Kazuki mengecup lembut tangan Byou yang ada digenggamannya. Byou sedikit merona diperlakukan seperti itu. "Nanti sepulang sekolah kutunggu di parkiran. Aku akan mengantarkanmu pulang."

"PERGI KAU! AKU TIDAK SUDI PULANG DENGAN ORANG SEPERTIMU!" teriak Byou sambil menepis tangan Kazuki yang masih terus memegangi tangannya.

"Baik, aku akan pergi." Kazuki memasukkan tangannya ke dalam saku celananya lalu kembali lagi ke kelasnya. Sepanjang perjalanan dia tidak bisa menahan senyumannya. Sementara Byou langsung mencuci bibirnya dengan air mineral.


~ (^O^) ~

Sepulang sekolah, Kazuki benar-benar menunggu Byou di parkiran. Dia tersenyum simpul saat melihat Byou melewatinya begitu saja tanpa memandangnya sedikitpun. "Byocchan, pulanglah bersamaku! Kau harus tanggung jawab karena sudah membuatku gila," ucap Kazuki dengan mimik berlebihan.

"Kenapa aku harus bertanggung jawab?! Lagipula sejak lahir kau kan memang sudah gila!"

"Dengar, aku akan memberikanmu dua pilihan—" Kazuki mencengkeram rahang Byou dengan kasar. "—silakan jauhi aku, maka aku akan memperkosamu. Atau jadilah kekasihku, maka aku akan menjadikanmu orang paling bahagia di dunia ini."

Byou meronta, namun cengkraman Kazuki juga semakin kuat. "Kazukebe, lepaskan aku! Sakit!"

Kazuki mengendurkan cengkramannya pada rahang Byou. "Cepatlah memilih, maka aku akan melepaskanmu!"

"Aku tidak mau memilih! Kau kira aku takut dengan pemuda mesum sepertimu?!" seru Byou cukup keras sehingga orang-orang di sekitar mereka bisa mendengarnya.

"Ternyata kau keras kepala juga ya. Kalau kau tidak secantik ini, mungkin aku sudah memperlakukanmu dengan kasar!"

Byou terus berusaha menyingkirkan tangan Kazuki dari wajahnya, namun sepertinya kekuatan mereka tidak sepadan. Dia hanya bisa terus mengerang kesakitan dan sialnya erangannya itu membuat Kazuki bergairah. Nyatanya Kazuki langsung menarik paksa tubuh Byou ke dalam mobilnya. Dia menekan pundak Byou hingga pemuda itu jatuh terlentang di kursi belakang mobilnya. Ada beberapa siswa yang melihat kejadian itu, namun mereka mengabaikannya karena mereka pikir Byou dan Kazuki sedang ada masalah pribadi yang ingin diselesaikan.

"Kazukebeee~ lepaskan aku~"

Kazuki segera membekap mulut Byou lalu menindihnya. "Diam dulu, Sayang~ Kau yang memaksaku untuk melakukan hal ini!" ucapnya lalu membuka kancing-kancing seragam Byou. Tak perlu waktu yang lama hingga akhirnya dada Byou terpampang sepenuhnya. Tangan kanan Kazuki menahan kedua tangan Byou di atas kepala, sedangkan tangan kirinya membekap mulut Byou yang sedari tadi tidak bisa diam.

"Cantik." Kazuki mulai menjilati leher Byou penuh nafsu, hal itu membuat Byou tidak dapat menahan erangan halusnya. "Kau sensitif sekali." Sekarang Kazuki tidak hanya menjilatnya, namun juga menghisapnya dengan keras. Kadang dia juga menggigitnya hingga Byou memekik kesakitan. Leher dan dada Byou yang semula putih bersih sekarang penuh bercak merah-keunguan. Tangan Byou yang semula terus meronta, sekarang lemas tak berdaya. Keringat mulai mengucur dari sekujur tubuhnya dan erangan demi erangan tidak hentinya keluar dari mulutnya.

"Unghhh~ Ka...zuuuu..." Byou meremat rambut Kazuki dengan gemas. Sebegitu hebatkah permainan Kazuki hingga membuatnya tak berdaya hanya karena puluhan hisapan? Libidonya terus naik, suhu tubuhnya juga ikut naik dengan drastis. Namun tiba-tiba saja Kazuki menghentikan permainannya. Kazuki tersenyum penuh kemenangan saat mendengar Byou mengerang kecewa.

"Kita teruskan lain waktu saja. Kasihan temanmu itu sudah lama mencarimu," ucap Kazuki sambil menunjuk Jin yang kesana-kemari mencari Byou. Kazuki membantu Byou merapikan seragamnya.

Nafas Byou masih tidak beraturan dan wajahnya merah merona. Dia segera berlari mendekati Jin. Kazuki tertawa kecil saat melihat Jin menjitak kepala Byou dengan gemas.

"Yang indah akan jadi milikku," gumam Kazuki sambil tersenyum penuh arti.


~ (^O^) ~

Sepertinya Kazuki memang sungguh-sungguh menginginkan Byou. Setelah tadi siang puas menandai tubuh Byou dengan puluhan kissmark, malam ini dia mendatangi rumah Byou. Dengan santainya dia mengetuk pintu rumah Byou dengan membawa serangkai besar mawar putih.

Tak berselang lama akhirnya pintu itu terbuka. Seorang maid berwajah cantik menyambutnya dengan senyuman manis. "Selamat datang~ Mau bertemu siapa?"

"Aku teman sekolahnya Byou. Bisakah aku bertemu dengannya?" tanya Kazuki dengan sopan.

"Ada di kamarnya, mari saya antarkan kesana~"

Kazuki mengangguk lalu mengikuti maid tersebut. "Rumah ini sepi sekali."

"Memang hanya Byo-sama yang ada di rumah."

"Ohhh..." Kazuki hanya mengangguk.

Maid itu mengetuk kamar Byou. "Byo-sama, ada teman sekolah Anda~"

"Suruh masuk saja!" balas Byou dari dalam kamarnya. Dia sedang tiduran di atas ranjangnya sambil membaca buku. Kaos yang dia kenakan agak tersingkap memperlihatkan perut dan pinggangnya.

"Byocchan..."

Byou terkejut saat melihat Kazuki masuk ke dalam kamarnya. "Apa yang kau lakukan di kamarku?!" seru Byou panik lalu segera merapikan bajunya yang berantakan. Dia menutupi tubuhnya dengan bantal.

"Tenanglah, aku tidak akan berbuat macam-macam kok. Aku hanya ingin minta maaf atas kejadian tadi siang," ucap Kazuki sambil mengulurkan tangannya. Byou memandangnya dengan curiga, seakan tak percaya lagi pada Kazuki setelah apa yang pemuda itu lakukan padanya tadi siang.

Kazuki meletakkan bunganya di atas pangkuan Byou. Dia mengambilnya setangkai mawar lalu menyelipkannya pada telinga kiri Byou. "Aku benar-benar minta maaf. Tadi siang mood-ku sedang buruk jadi mudah terbawa nafsu."

Byou mendengus dengan kesal. "Kau tidak sedang membohongiku kan? Kau janji tidak akan mengulanginya lagi?"

"Kau boleh memukulku sesuka hatimu kalau aku sampai mengingkari ucapanku sendiri."

Sesaat kemudian Byou tersenyum tipis lalu mengambil bunga pemberian Kazuki. "Terimakasih ya, bunganya bagus sekali—Kazuki-kun."

Kazuki memperhatikan leher Byou yang dipenuhi kissmark-nya. Itu pasti tidak akan hilang hingga beberapa hari kedepan.

"Kazuki-kun, kau adalah murid terpandai di sekolah kan? Tapi kenapa tampangmu itu tidak—"

"Tampangku terlalu tampan untuk menjadi orang jenius ya?" potong Kazuki.

"Kau terlalu percaya diri!" Byou memukul wajah Kazuki menggunakan bantal. "Tampangmu itu tengil!"

"Benarkah? Tapi kenyataannya aku memang tampan kan? Banyak sekali orang ingin jadi kekasihku tapi hanya kau yang berhasil membuatku tergoda," ucap Kazuki sambil tersenyum miring.

"Aku tidak menggodamu!"

"Kau menggodaku dengan tubuh indahmu." Tangan Kazuki bergerak cepat meremat paha Byou. "Kau sendirian kan di rumah? Bagaimana kalau kutemani?"

"Tidak mau! Lebih baik kau pulang saja sana! Aku tidak mau ditemani orang aneh sepertimu!" seru Byou. Dia agak merinding melihat Kazuki yang memandanginya dengan tajam. Belum ada 15 menit yang lalu Kazuki minta maaf, namun sekarang sudah mau berulah lagi. Seharusnya dia memang tidak boleh mempercayai orang seperti Kazuki. "Pergi! Pergi! Atau aku akan berteriak!"

"Hahahaha... aku hanya bercanda. Aku memang sudah mau pulang kok," ucap Kazuki sambil mengelus pipi Byou dengan lembut. Dia menyelipkan kertas berisi nomor telponnya di sela bibir Byou. "Aku pulang dulu ya... Sampai jumpa besok, Byocchan," bisiknya lalu mencium pipi Byou.

Byou hanya mendengus. Setelah Kazuki benar-benar pergi, Byou langsung mengunci pintu kamarnya. "Dasar orang aneh..." Byou kembali berbaring di ranjangnya lalu segera menarik selimutnya. Namun sebelum terlelap dia menyempatkan diri untuk mengirimi Kazuki e-mail.

[Hati-hati di jalan, Kazukebe! –Byou-]

Kazuki tersenyum saat membaca e-mail itu, namun wajahnya berubah menjadi sendu saat teringat kepada Manabu yang sudah dua hari tidak memberinya kabar. Dia sangat merindukan kekasihnya.


~ T B C ~