At Maji Burger
Rating : K+
Warn : OOC, garing
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi
Summary : Momen-momen manis antara kau dan dia yang berlatar belakang di sekitar restoran cepat saji favorit anak remaja, Maji Burger. Reader X Various. Chapter 1 : Reader X Midorima Shintarou.
Chapter 1 : Rainy day- Reader X Midorima Shintarou
"Gawat, sebentar lagi akan turun hujan" kamu memandang ke langit, kapas abu-abu gelap mengambang di atasmu. Beberapa tetes air hujan mulai turun membasahi aspal jalan di kota Tokyo. Tanpa perlu dikomando, kamu berlari panik dengan tas di atas kepala untuk melindungimu dari tetes-tetes hujan yang semakin ganas menerjangmu.
Dari kejauhan, terlihat cahaya lampu berkelap-kelip hangat. Cahaya lampu itu berasal dari Maji Burger, restoran cepat saji paling terkenal di kalangan anak remaja. Tidak tahan dengan dinginnya air hujan yang membasahimu, kamu memutuskan untuk berteduh sementara di dalam Maji Burger.
"Selamat datang" seorang pelayan cantik menyambut kedatanganmu di pintu "Silahkan pesan di sini, tolong mengantri dengan sabar ya" pelayan tersebut menuntunmu ke kasir yang berada di tengah.
Di Maji Burger terdapat tiga buah kasir untuk memesan dan membayar makanan. Di kanan-kirimu, banyak orang yang sedang mengantri menunggu giliran memesan makanan. Tidak ada bedanya dengan antrianmu yang dipenuhi banyak orang. Mungkin dikarenakan banyak orang yang lupa membawa payung sepertimu, Maji Burger hari ini sangat padat, bukan hanya oleh remaja tetapi oleh kalangan segala umur.
Kamu menghela nafas panjang, andai kamu mengikuti nasihat kakakmu, mungkin kamu sekarang masih dalam perjalanan menuju rumahmu yang hangat. Kakakmu, Kagami Taiga selalu mengingatkanmu untuk membawa payung setiap hari. Tetapi hari ini kamu malas membawa payung akibat beban tasmu yang melebihi kapasitas. Kamu berharap kakakmu tidak marah jika kamu pulang terlambat. Kalau Taiga marah, dia pasti akan mengomelimu habis-habisan seperti ibu-ibu. Tapi kamu tidak bisa menyalahkan kakakmu yang pemarah itu, karena kedua orang tua kalian tinggal jauh di Amerika, Taiga mengambil alih sebagai seorang ibu, ayah dan kakak dalam satu badan untukmu. Seganas apapun dia jika sedang marah, kamu tetap menyayanginya.
"Silahkan mau pesan apa?" tanpa kamu sadari, kamu sudah berada tepat di depan kasir.
"Satu fishburger ukuran sedang dan satu gelas minuman soda"
"Semuanya jadi 50 yen"
Kamu mengeluarkan sejumlah uang dan menyerahkannya ke kasir.
"Sebentar ya" dengan sigap, kasir tersebut pergi mengambil sebuah fishburger ukuran sedang lalu menaruhnya di atas nampan. Tidak lupa, ia mengisi sebuah gelas dengan minuman soda hingga penuh "Silahkan dinikmati".
Kamu mengambil nampan berisi pesananmu dan mulai mencari-cari tempat duduk. Setelah berkeliling, akhirnya kamu menemukan sebuah kursi kosong di belakang seorang pemuda bersurai hijau lumut. Kamu bertanya-tanya, apakah laki-laki itu mengecat rambutnya? Atau jangan-jangan laki-laki itu sebenarnya memiliki kepala botak lalu entah apa yang terjadi kepala botaknya ditumbuhi lumut?
Kamu mengambil alih kursi di belakang pemuda tersebut sambil berusaha sekuat tenaga untuk tidak memelototi rambut hijau lumutnya. Tidak sanggup mengatasi rasa penasaranmu, diam-diam kamu mengintip untuk melihat sosok pemuda itu. Wajahnya tidak terlihat karena kamu ada di belakang punggungnya tetapi kamu yakin dia menggunakan kacamata dan sebuah boneka kodok hijau yang imut duduk manis di telapak tangannya.
"Remaja zaman sekarang aneh-aneh ya" kamu berhenti menatap pemuda itu dan memutuskan untuk melahap fishburger milikmu. Kasihan perutmu, mulai meraung-raung minta diisi.
Beberapa menit kemudian, satu per satu pengunjung mulai meninggalkan Maji Burger. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, ada yang nekad menerobos hujan bahkan ada yang menggunakan bekas bungkus burger sebagai sarana pelindung kepala dari air hujan. Setelah kamu perhatikan, di dalam restoran itu hanya tinggal kamu, si pemuda bersurai hijau lumut, seorang pria tua yang membaca koran dan sekelompok remaja perempuan yang asyik bergosip ria.
"Gawat sudah jam 6 sore, kakak akan marah sekali" kamu menatap jam tanganmu. Sebenarnya kamu ingin sekali menelpon Taiga minta dijemput karena hujannya deras tetapi sayang HPmu kehabisan baterai.
Tiba-tiba volume air hujan yang turun menurun pertanda hujan akan berhenti. Sebuah senyum muncul di wajahmu. Sepertinya hujan akan reda. Kamu berdiri dan berjalan menuju pintu hanya untuk disambut hembusan angin kencang yang disusul hujan deras.
"Ternyata pertanda tadi hanya harapan kosong" kamu membalikkan badan bermaksud kembali ke tempat duduk asalmu, tetapi tanpa sengaja kamu menabrak seseorang.
"Hati-hati kalau jalan-nanodayo" ternyata orang yang kau tabrak adalah si pemuda hijau lumut. Untuk anak remaja, dia terlihat tinggi dan seragamnya berwarna jingga terang, mengingatkanmu pada sebatang wortel!
"Ma-maaf aku tidak sengaja" kamu memungut boneka kodok milik pemuda tersebut yang jatuh ke lantai "Ini bonekamu jatuh".
"Ini bukan boneka-nanodayo" si wortel—ya, kamu memutuskan akan memanggilnya wortel – merebut boneka kodok yang ada di tanganmu "Ini lucky item!".
Lucky item? Ternyata di zaman modern begini masih ada orang yang percaya hal seperti itu.
Tiba-tiba wortel memandangimu lekat-lekat, pandangannya tertuju pada jepit rambut berbentuk singa di rambutmu "Jepit rambut itu lucky itemku besok! Berikan padaku-nanodayo!".
Situasi ini….jangan-jangan kamu sedang dipalak! Ini pengalaman pertamamu dipalak seseorang. Kamu ketakutan tapi berusaha untuk memberanikan diri.
"Tidak baik memalak benda milik orang lain!" kamu mengepalkan tinjumu "Jangan memaksa! Jika kamu tidak ingin terkena jurus auman maut milikku!" Jurus auman maut adalah sebuah ilmu bela diri yang diturunkan turun-temurun dalam keluarga Kagami. Seperti apa jurusnya? Hanya kau yang tahu.
"Aku bukan seorang pemalak-nanodayo" lalu wortel menyodorkan sebuah payung hijau bergambar kodok padamu "Kutukar dengan payung ini".
Payung ditukar dengan sebuah jepitan rambut? Rasanya tidak adil.
"Apa tidak apa-apa? Hari ini hujan, kamu pasti butuh payung. Lagipula payung dengan sebuah jepit rambut terasa tidak adil" kamu menggumam pelan.
"Aku tidak keberatan, sebentar lagi ada gerobak yang menjemputku, ambil saja" wortel mengambil jepitan rambutmu dan menyerahkan payungnya. Walau tidak enak hati, kamu menerima payung itu lalu melangkah pergi dari Maji Burger.
"Tunggu! Dia menunggu gerobak?" kamu terheran-heran tapi ya sudahlah lebih baik kamu cepat pulang sebelum kakakmu mulai khawatir.
Seminggu kemudian, hujan turun kembali. Untung saja kamu tidak lupa membawa payung hijau bergambar kodok hasil barter dengan sesosok wortel di Maji Burger minggu lalu. Entah kenapa, seminggu ini pikiranmu tidak bisa lepas dari sosok wortel tersebut. Padahal, namanya saja kamu tidak tahu.
Hari ini, kamu dan teman-temanmu pergi menuju Maji Burger untuk merayakan hari terakhir ulangan tengah semester. Ketika memasuki Maji Burger, sesosok kepala hijau lumut berbaju jingga yang berdiri di depan pintu Maji Burger menarik perhatianmu.
"Wortel! Apa yang sedang kamu lakukan?" tanpa sadar kamu keceplosan menyebut nama panggilan spesialmu padanya.
"Wortel?!" dia mendelik tajam padamu "Aku punya nama, namaku Midorima Shintarou".
"Gomen, gomen kamu tidak memberitahuku minggu lalu" kamu memperhatika baju jingga yang ia kenakan "Shutoku? Kamu bersekolah di Shutoku?".
"Aku ditakdirkan bersekolah di sana-nanodayo" Midorima membenarkan posisi kacamatanya lalu memperhatikan seragammu "Aku baru sadar, kamu bersekolah di Seirin?".
"Kamu mengenal Seirin?" sekolahmu termasuk ke dalam sekolah baru sehingga tidak banyak orang kenal akan sekolahmu itu.
"Ada orang yang sangat menyebalkan bersekolah di sekolah yang sama denganmu".
"Oh begitu" kamu bertanya-tanya siapa orang menyebalkan itu"Ngomong-ngomong, kenapa kamu berdiri di sini?".
"Menunggu hujan reda-nanodayo".
"Kalau begitu pakai ini" kamu menyerahkan payung hijau hasil bartermu dengan Midorima minggu lalu.
"Sebenarnya, aku tidak memerlukan payung itu, tapi kalau kamu memaksa" Midorima memalingkan wajahnya tetapi tangannya meraih payung yang kamu sodorkan "Lalu, kamu bagaimana? Tapi aku tidak peduli dengan keadaanmu, aku hanya merasa berdosa jika mengambil payung ini sedangkan kamu kehujanan".
"Tenang saja, aku ke sini bersama teman-temanku. Aku bisa menumpang payung salah satu dari mereka".
"Ya sudah kalau begitu-nanodayo" Midorima pergi meninggalkanmu tetapi sebelum jarak di antara kalian terlalu jauh, dia berkata "Te-terima kasih-nanodayo" dia menggumam pelan yang hampir saja tidak terdengar olehmu.
"Sama-sama" kamu melambaikan tangan "dasar tsundere!".
"Ne, ne [Name]-chan, siapa laki-laki tampan itu?" temanmu bertanya "Pacarmu? ".
"Bu-bukan aku tidak pacaran" kamu menggelengkan kepalamu kuat-kuat.
"Tidak mungkin [Name]-chan pacaran, nanti kakaknya yang super overprotektif itu akan marah besar. Ingat tidak kejadian bulan lalu? Furihata-senpai dilempari bola basket oleh kakaknya habis-habisan, pasti sakit!" temanmu yang lain menghela nafas, mengingat tingkah kakakmu ketika seorang laki-laki datang menyatakan cinta padamu.
"Hehe…" kamu hanya bisa menggaruk kepala malu dengan tingkah kakakmu yang diduga mengidap siscon stadium akhir.
Seminggu kemudian, kamu kembali ke Maji Burger. Tadi siang ada latihan drama super ekstrim untuk persiapan festival budaya bulan depan. Kamu tidak sempat makan siang, alhasil perutmu ribut mengaum-aum.
Menikmati beefburger dengan curly fries dan segelas besar milkshake coklat, kamu duduk tenang di kursi dekat jendela. Terlalu asyik mengunyah, kamu tidak menyadari sesosok wortel datang mendekatimu.
"Boleh aku ikut duduk di sini?" sang wortel bernama Midorima Shintarou berdiri di sampingmu sambil memegang nampan dengan tangan kiri dan sebuah boneka teddy bear besar berwarna pink di tangan kanannya.
Kamu memperhatikan sekelilingmu, masih ada beberapa kursi kosong bertebaran di Maji Burger "Boleh saja sih, tapi masih banyak kursi kosong kan?".
"Aku tidak mau duduk sendiri-nanodayo" Midorima mengambil alih kursi di depanmu "Aku akan terlihat aneh duduk sendiri dengan sebuah boneka besar".
"Kalau tidak mau terlihat aneh, untuk apa kamu membawa boneka sebesar itu?".
"Ini bukan boneka tapi lucky item-nanodayo" kamu memutar bola matamu mendengar jawaban Midorima.
Tiba-tiba sebuah petir disusul suara gemuruh terlihat dari jendela. Jantungmu hampir copot karena kaget. Tetapi bukan kaget mendengar suara gemuruh, akan tetapi kamu kaget mendengar suara 'KYAAAA' yang super feminim dan non-elegan terdengar dari mulut si lumut hijau di depanmu.
"Kyaaa?" kamu mengulangi suara teriakan Midorima.
"Bu-Bukan aku yang berteriak tadi, tapi..tapi" Midorima mengedarkan pandangannya hanya untuk menemukan semua orang di Maji Burger menatapnya heran "Semua orang pasti salah dengar" dengan wajah semerah tomat dia memutuskan untuk meneguk black coffee miliknya.
Kamu terkekeh pelan melihat tsundere tingkat akut yang mengidap Midorima. Setetes demi setetes butir-butir hujan turun membasahi jendela Maji Burger.
"Sepertinya hujan deras, aku akan terjebak di sini untuk waktu lama" kamu menyembunyikan fakta bahwa kamu membawa sebuah payung di dalam tasmu.
"Aku juga-nanodayo" Midorima juga menyembunyikan fakta keberadaan sebuah payung di dalam tasnya "Ngomong-ngomong aku belum tahu siapa namamu? Tapi sebenarnya aku tidak mau tahu hanya saja tidak enak memanggilmu dengan kamu terus menerus".
"Namaku Kagami [Name], salam kenal".
"Kagami….." Midorima diam mematung.
"Ada apa?" kamu terheran melihat Midorima tiba-tiba diam mematung.
"Tidak, tidak ada apa-apa. Ngomong-ngomong bagaimana sistem pembelajaran di Seirin?" Midorima mengganti topik pembicaraan.
"Kalau tidak berhasil mendapat rangking 100 besar di satu angkatan, harus wajib mengikuti kelas tambahan, untung saja aku berhasil mengamankan posisiku sebagai rangking 5" kamu mendengus kesal karena kamu harus mati-matian belajar bahasa jepang untuk menjaga nilaimu tetap bagus "O ya Midorima-kun apa maksudmu dengan gerobak yang akan menjemputmu dulu?".
"Itu gerobak langgananku, temanku yang mengayuhnya" Midorima membenarkan kacamatanya "Kalau ingin coba naik, nanti kuajak kapan-kapan".
Hari ini kamu berharap hujan turun cukup lama. Kamu ingin mengobrol lebih banyak dengan Midorima dan mengenalnya lebih jauh. Ternyata, hujan deras tidak buruk juga.
Choco datang dengan fanfic baru!
Apa kalian suka?
Maaf untuk fic yang lain belum Choco update, tetapi tenang saja Choco masih dalam proses pengerjaan fic yang lain, hanya saja idenya sedang agak nyangkut di otak dan susah dijadikan kata-kata jadi Choco refreshing dulu dengan menulis fic lain!
O ya boleh request kok. Selanjutnya mau Akashi? Kise ? Kuroko? Atau tokoh lain selain GOM juga boleh kok.
Terima kasih sudah membaca ^^
