Ff yang spesial saya dedikasikan untuk menyambut ulang tahun Sungmin oppa

Warning : GS, typho, gaje, alur cepat, cerita membosankan dsb.

Saya pinjam nama cast dari Super Junior.

Dilarang copy paste apalagi mencuri ide ff saya tanpa ijin.

Dilarang bash cast ff ini.


Salju tebal masih menyelimuti jalanan kota saat ini. Beberapa orang yang hilir mudik dengan baju tebal nampak menggosok-gosokkan tangan mereka atau memasukkan telapak tangan mereka ke dalam saku mantel untuk mengusir dinginnya udara.

Seorang namja nampak tengah berlari menembus hujan salju yang kian deras berjatuhan dari langit. Langkah lebar dan cepatnya hanya tertuju pada satu tempat. Toko yang menjual berbagai alat jahit yang ada di ujung jalan ini.

Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sambil terus berlari lagi. Sesekali syal tebal warna birunya terlepas dari lehernya dan membuatnya harus memperbaiki kembali.

Sesaat kemudian akhirnya ia berhasil mencapai toko itu. Senyum lega tersungging di bibir tebalnya. Ia kemudian memasuki toko yang tidak terlalu ramai, mengambil catatan dari sakunya dan membacanya sambil mengerutkan dahi.

Namja itu lalu berjalan menuju rak yang memajang benang dari berbagai bahan dan warna. Tangannya ragu-ragu mengambil segulung benang rajut berwarna pink muda, mengamatinya sesaat kemudian membaca kembali catatan yang ia bawa untuk meyakinkan dirinya.

Seorang pramuniaga yang berdiri tak jauh dari namja itu nampak tersenyum, kemudian mendekati namja yang masih nampak kebingungan dengan pilihannya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pramuniaga itu sambil tak bosan memasang senyumnya.

"Oh ... ini...saya bingung membaca catatan bahan-bahan yang harus saya beli." ucap namja itu malu-malu sambil menggaruk rambut brunette acaknya yang tidak gatal.

"Boleh saya lihat catatan anda?" tanya pramuniaga itu sopan.

"Ini, tolong bantu saya ya!" ucap namja itu sambil membungkuk sopan dan menyerahkannya kepada sang pramuniaga.

"Tentu, saya akan membantu anda!" pramuniaga itu berucap sopan sambil mengambil catatan kecil dari tangan namja itu.

"Benang rajut tipe Ashley warna pink muda dua gulung, warna pink tua tiga gulung." pramuniaga itu menggumam sambil mengambil bahan yang tertulis dalam catatan namja itu.

"Jarum rajut, hakpen, meteran." lanjut pramuniaga itu sambil terus mengumpulkan barang-barang yang namja itu butuhkan.

"Ini, semua yang tercatat di catatan anda sudah terkumpul." pramuniaga itu mengembalikan catatan milik sang namja sambil menyerahkan barang-barang yang akan dibeli oleh namja itu.

"Gomawo!" ucap namja itu sambil membungkuk sopan.

"Nado." ucap sang pramuniaga. Namja itu kemudian berlalu menuju ke kasir. Setelah membayar, ia segera berlari menuju halte untuk menunggu bis yang akan membawanya kembali ke rumah hangatnya.

Bis berjalan menyusuri jalanan kota yang seperti tidak pernah sepi. Sang namja itu duduk di dekat jendela, mengedarkan pandangannya pada pemandangan di luar sana.

Hujan salju belum benar-benar reda, namun intensitasnya sudah mulai berkurang bila dibandingkan tadi.

Bosan dengan pemandangan di luar sana, namja itu mengambil smartphone miliknya dari dalam saku. Berkutat dengan layar touchscreen itu sesaat, hingga benda canggih itu menampakkan segurat wajah yang membuat namja itu sontak tersenyum memandanginya.

"Chagiya..." namja itu bergumam pelan sambil menyentuh foto yeoja cantik yang terpampang di sana. Yeoja dengan senym manis yang nampak sangat mempesona, tak lupa wajah imutnya yang begitu menggemaskan, membuat namja tampan itu semakin terlarut dalam dunianya.

Saking asyiknya memandangi fota kekasihnya, namja itu hampir tidak sadar jika ia sudah sampai di halte tujuan. Beruntung ia mendengar percakapan dua orang di belakangnya yang menyebutkan nama tempat halte itu berada.

Namja itu tersentak, buru-buru memasukkan smartphonenya ke dalam saku dan beranjak turun dari bus tersebut.

Malam semakin dingin saat namja itu berhasil mencapai rumah sederhananya. Ia menyalakan penghangat ruangan dan beberapa lampu penerangan. Membuat secangkir kopi ginseng untuk menghangatkan badannya.

Tak lama kemudian ia sudah mengganti baju formalnya dengan setelan piyama dan duduk di kursi belajarnya, menyalakan laptopnya sambil mengeluarkan peralatan rajut yang barusan dibelinya.

Sesekali menyesap kopi ginsengnya, ia nampak mulai asyik berselancar di dunia maya, mencari-cari informasi berupa artikel atau video tutorial yang berkaitan dengan 'merajut'.

Sedikit aneh memang saat namja semaskulin dan segentle dirinya mulai mencoba melakukan pekerjaan yang identik dengan yeoja itu. Namun semua ini demi yeojachingunya. Demi memberi kejutan sang kekasih tercinta di ulang tahunnya tepat di malam tahun baru nanti

Namja itu memang bukanlah namja yang terlalu romantis, jarang sekali ia mengucapkan kata cinta, memberi hadiah atau hal-hal manis yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih, namun cintanya kepada yeojachingunya tidak diragukan lagi. Ia begitu mencintai yeoja itu. Mencintai setiap detilnya tanpa ada yang terlewatkan. Semuanya, semua yang ada pada yeoja itu, ia menyukainya.

Maka kali ini, di ulang tahun kekasihnya, ia memutuskan untuk memberikan kejutan manis. Ia tidak main-main untuk merencanakan semuanya. Mulai dari acara perayanaan hingga detail hadiahnya, benar-benar sudah ia persiapkan dengan matang. Bahkan ia bolak-balik harus menelpon noonanya yang tinggal di luar negeri untuk sekedar berkonsultasi, juga calon adik iparnya, namdosaeng yeojachingunya yang sudah sangat akrab dengannya. Ia tidak ingin gagal untuk memberikan surprise party kepada yeoja yang amat sangat ia cintai itu.

Namja itu memijit kepalanya pelan. Bukan perkara mudah ternyata mempelajari hal yang selama ini begitu awam baginya. Mungkin lebih baik ia dihadapkan pada seratus soal matematika ketimbang harus belajar merajut, namun sekali lagi, bayangan senyum bahagia yeojachingunya saat menerima syal buatannya membuatnya merasa kuat untuk menjalani semua ini.

"Rajut crochet ya..." gumamnya sambil membaca artikel dari internet itu.

Menyesap kopinya untuk mengusir kantuk yang mulai menyerangnya.

"Tinggal empat hari, tidak boleh tidur sekarang." namja itu beriskeras untuk melanjutkan kegiatannya, meskipun jelas-jelas tubuh lelahnya sebenarnya sudah meminta hak untuk beristirahat.

Namja itu kemudian mulai mengambil sebuah benang, dan kembali memperhatikan video dan gambar tutorial cara memegang benang rajut yang benar.

"Masih cukup mudah." gumam namja itu.

Beralih ke hakpen. Namja itu terlihat begitu serius mengikuti arahan dari video yang ia tonton, mencocokkan petunjuk yang diperlihatkan oleh video dengan hasil kerjanya. Memencet tombol replay berkali-kali untuk memastikan bahwa ia sudah melakukan hal yang benar dengan hakpen tersebut.

"Aku masih bisa mengatasinya." namja itu kembali mnyesap kopinya dan sedikit kesal saat menyadari bahwa itu adalah tegukan terakhir dan ia terpaksa harus membuat kopi kembali untuk membantunya bertahan dari rasa kantuk.

Namja itu mencuci mukanya di wastafel dan hal itu sedikit membuatnya kembali segar.

Ia membawa kopinya kembali ke meja belajar, melanjutkan tutorialnya yang sempat tertunda.

"Hhhh... namja itu mendudukkan dirinya di kursi belajarnya. Meregangkan tubuhnya sesaat sebelum kembali mengarahkan jemarinya pada keyboard laptop miliknya. Membuka video lain yang akan ia gunakan kembali untuk belajar.

"Apa itu tusuk rantai, chain?" namja itu mengernyit bingung membaca judul yang tertera pada video yang akan kembali ia pelajari.

"Aish... apa lagi ini, kenapa sulit sekali membuat lingkaran yang sama." kembali namja itu berujar kesal saat rajutan yang ia buat ternyata memiliki ukuran lingkaran yang berbeda-beda.

Namja itu membanting alat rajutnya kemudian mematikan laptopnya dan beranjak menuju bed double miliknya.

Sesaat kemudian namja itu sudah berkelana ke alam mimpinya, melupakan masalah merajut yang membuatnya pusing tujuh keliling.

=JOY=

"Ne...Sungjin ah, pokoknya kau atur saja, jangan sampai Minnie punya acara keluar."

"..."

"Pasti, kau akan dapat tiket itu. Aku sudah janji kan."

"..."

"Sampai jumpa." namja itu menutup sambungan teleponnya. Kembali fokus pada sarapan paginya yang tertunda. Roti isi sarden tuna itu ia gigit asal karena konsentrasinya kini terpecah kembali pada syal buatannya.

"Sial, kenapa nanti harus rapat sampai sore. Aish ... padahal syal ini belum jadi apa-apa." namja itu kembali membongkar hasil buatannya semalam dan berusaha membuat yang baru.

"Ah, memang susah..." ia akhirnya menyerah dengan rajutannya, melihat arlojinya sesaat kemudian berlalu menuju ke kantornya untuk melakukan tugas rutinnya sebagai seorang animator profesional.

=JOY=

Namja terlihat tengah memilih beberapa buku dan begitu serius membolak-balik halaman demi halaman buku yang akan dia beli. Sesekali terlihat ia tersenyum sambil mengangguk angguk, mungkin merasa senang saat berhasil memahami apa yang ia baca.

'Dua buku, kurasa cukup.' bathin namja itu sambil tersenyum lebar dan membawa buku pilihannya ke kasir untuk membayar.

Sesaat kemudian buku itu sudah resmi menjadi miliknya. Namja itupun berlalu dari toko buku menuju halte terdekat untuk pulang kembali ke rumahnya setelah capek bekerja seharian.

=JOY=

Seperti hari sebelumnya, namja itu kembali sibuk dengan rajutan yang sudah sedikit terlihat bentuknya, meskipun kerapihannya jauh dari kata ideal.

"Ah, tidak rugi membeli buku ini, benar-benar membantu." gumamnya sambil menyesap cokelat hangatnya. Ya, malam ini ia lebih ingin menikmati cokelat hangat daripada kopi ginseng seperti kemarin. Mungkin terlalu merindukan yeojachingunya yang sudah hampir dua hari ini terpaksa ia diamkan. Tidak ada satupun telepon maupun sms darinya yang ia balas. Dan ini akan berlanjut sampai malam tahun baru nanti, demi memberi kejutan untuk yeoja yang amat sangat dia cintai. Meskipun sebenarnya ia sangat-sangat-sangat tersiksa. Delapan jam saja tidak menghubunginya sudah membuat ia hampir sesak napas, apalagi ini sudah dua hari, bahkan siksaan ini masih akan berlanjut tiga hari ke depan. Benar-benar hari-hari yang sulit bagi namja itu.

"Aish ... hanya seperti ini hasil terbaik yang bisa kubuat. Syal seperti apa nanti yang akan kuberikan untuknya." namja itu mengacak rambutnya frustasi melihat hasil kerjanya selama hampir tiga jam ini yang baru jadi setengah jengkal tangannya.

Ia melihat jam dinding yang berdetak di atasnya. Jam yang sudah menunjuk di angka dua.

"Mwooo...jam dua malam." namja itu terlonjak kaget. Menaruh rajutannya di atas meja belajarnya, kemudian beranjak menuju ranjangnya untuk mengistirahatkan dirinya yang sesungguhnya sudah merasa sangat capek dengan akivitasnya seharian ini.

=JOY=

Pagi sudah kembali menjelang. Nampak namja itu masih enggan beranjak dari tempat tidur nyamannya. Namun dering ponselnya yang sedikit mengganggu membuatnya terpaksa bangun dan buru-buru mengambil ponselnya yang ada di meja nakas.

"Minnie..." gumamnya membaca caller id yang terpampang di layar touchscreen itu.

Tangannya ragu-ragu, nyaris saja memencet tombol oke dan mengangkat panggilan itu, membayangkan suara lembut yeojachingunya yang akan menyapa pendengarannya.

'Tidak, kejutan itu akan gagal kalau demikian.' Namja itu menggeleng pelan, dan pada akhirnya membiarkan panggilan itu berhenti dengan sendirinya.

Dan sebuah sms pun terkitim ke nomornya, masih dari orang yang sama.

From : Sungminie my cute bunny

Kau sebenarnya kenapa Kyunie, tidak pernah mengangkat teleponku, tidak pernah membalas sms ku? Apa kau marah kepadaku? Kalau iya katakan apa sebabnya? Kalau ada kesalahpahaman mari kita selesaikan secepatnya, jangan sampai berlarut-larut.

Apapun yang kau pikirkan tentangku saat ini, ketauilah kalau aku sangat mencintaimu dan merindukanmu.

Saranghae my love

'Mianhe Ming. Aish, aku bisa gila kalau harus terus menerus seperti ini. Dan sekarang aku mulai penya harapan konyol agar malam tahun baru lekas datang secepatnya.' bathin namja itu sambil beranjak menuju kamar mandi.

Secepatnya namja itu menyelesaikan urusan kamar mandinya dan mengganti bajunya dengan setelan formal, kemudian menyiapkan sarapannya pagi itu, roti isi daging asap dan segelas susu vanila.

Ia sarapan dengan cepat, kemudian menyambar rajutannya dan dimasukkan ke dalam tas kerjanya. Siapa tahu nanti ada waktu luang dan bisa menyicil mengerjakan syal itu kembali.

=JOY=

Waktu makan siang tiba. Hampir semua karyawan yang berada di divisi tempat namja itu bekerja meninggalkan kantornya menuju ke kantin untuk sekedar mengisi perut. Namun namja itu tidak bergeming dari duduknya. Tangannya kini sibuk mengaduk tas kerjanya, mengambil benda yang sudah mejadi fokus hidupnya hampir tiga hari ini.

'Hari ini minimal harus selesai setengahnya.' bathin namja itu lalu kembali sibuk dengan rajutan syal nya.

Tiba-tiba ia merasakan matanya menangkap sekelebat blitz kamera yang menyilaukan, memaksanya berhenti sesaat untuk melihat sang pelaku.

"Yama kun...gambar apa yang barusan kau ambil?" tanya namja itu dengan nada menyelidik. Maklum, rekannya yang orang Jepang asli ini memang lumayan jahil dan suka mengerjai rekan-rekan lain. Namja itu sebenarnya juga sudah cukup jahil, tapi kejahilan namja yang ia panggil dengan nama Yama ini sudah sedikit di atasnya.

"Oh, aku hanya memotret objek menarik. Bisa kumasukkan di blogku dan kuberi judul kebiasaan unik namja di akhir tahun 2013." ucap Yama sambil nyengir, sementara namja itu hampir melotot dibuatnya.

"Jangan pernah kau posting fotoku yang sedang merajut ... atau...atau..." nampaknya namja itu seperti tengah kehabisan kata-kata.

"He...he...aku makan dulu Kyuhyun kun." ucap Yama sambil berlalu dari hadapan namja itu yang masih menahan kesal.

"Dasar, membuang waktuku saja. Hah, memang siapa yang peduli, yang penting syal ini cepat jadi." gumam namja itu sambil meneruskan kegiatan merajutnya.

=JOY=

Malam kembali semakin larut saat namja itu, Kyuhyun telah duduk manis di dalam bus yang akan membawanya kembali ke kediaman sederhananya. Pekerjaannya yang menumpuk hari ini sebenarnya sudah membuat punggung dan matanya terasa begitu lelah. Namun target menyelesaikan syal untuk sang kekasih tercinta memberikannya kekuatan untuk kembali berkutat dengan kegiatan merajutnya yang sebenarnya cukup menguras tenaga dan emosinya.

"Ya ampun, anda telaten sekali. Aku saja yang yeoja merasa kepayahan kalau harus membuat rajutan seperti itu. Padahal suamiku sangat menyukai pernak-pernik hasil rajutanku sendiri." seorang yeoja tiba-tiba menyapa Kyuhyun dengan ramahnya. Yeoja yang duduk tepat di samping Kyuhyun itu nampak memperhatikan pekerjaan Kyuhyun dengan antusias.

"Gomawo. Tapi rajutan saya terlihat payah sekali, sangat tidak rapi." keluh namja itu sambil memperlihatkan hasil rajutannya yang memang banyak kekurangrapian di sana-sini.

Yeoja itu tersenyum sambil memperhatikan syal buatan Kyuhyun dengan seksama.

"Ini pasti pertama kali membuat ya? Untuk siapa? Yeojachingu anda?" tanya yeoja itu kembali.

"Benar, ini adalah kali pertama saya merajut dan ini kubuat untuk yeojachinguku." ucap Kyuhyun malu-malu.

"Wah, beruntung sekali yeojachingu anda. Oiya, kenalkan, Choi Ki Bum imnida." yeoja itu mengulurkan tangannya kepada Kyuhyun dan disambut dengan hangat oleh Kyuhyun.

"Cho Kyu Hyun imnida. Ehm, kalau boleh tahu, apakah anda penulis blog terkenal itu?" tanya Kyuhyun.

"Saya tidak seterkenal itu." ucap yeoja bernama Kibum itu merendah.

"Tapi yeojachinguku sangat senang pada tulisan-tulisan yang anda buat." ucap Kyuhyun tidak mau kalah.

"Jinjja? Gomawo ne." Kibum menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Ehm... kalau kau tak keberatan, bolehkah aku menulis anda yang merajut demi yeojachingu anda ini untuk artikelku yang baru?" tanya Kibum ragu-ragu.

"Ha? Memangnya cerita seperti apa yang akan anda tulis?" tanya Kyuhyun penasaran.

"Tentu saja cerita yang sangat romantis tentang namja yang begitu telaten merajut hanya untuk menghadiahi yeojachingunya sebuah kejutan manis." Kibum tersenyum sambil menerangkan apa yang ada dalam pikirannya.

"Ehm...boleh saja, tapi...tolong posting tulisan itu setelah malam tahun baru ne..." ucap Kyuhyun sambil terlihat berpikir.

"Jadi ...bolehkah?" Kibum meminta penegasan.

"Tentusaja." Kyuhyun mengangguk yakin.

"Gomawo Kyuhyun ssi, saya akan memposting ini setelah malam tahun baru dan bolehkah saya mengambil foto anda yang sedang merajut?" tanya Kibum sambil tersenyum kembali.

"Tentu, silakan saja." ucap Kyuhyun ramah.

=JOY=

Kyuhyun menghempaskan tubuh lelahnya setelah seharian ini harus mengerjakan proyek-proyek iklan dan film pendek yang begitu menguras energinya.

'Tinggal dua hari lagi.' bathinnya sambil memaksa tubuh lelahnya beranjak dan menghapiri meja belajar, kembali merajut untuk menyelesaikan syal yang sudah selesai setengahnya itu.

Matanya tak sengaja menangkap smartphone miliknya yang tergeletak di nakas, tak jauh dari meja belajarnya.

Sepuluh panggilan telepon dan dua puluh empat pesan singkat dari yeojachingunya sama sekali tidak ia balas. Sungguh baru pertama kali ini ia merasa begitu bersalahtelah mengecewakan yeoja yang sudah menjadi pemilik hatinya itu.

Namun dengan cepat ia menggelengkan kepala dan kembali fokus dengan pekerjaannya.

'Malam ini harus selesai.' Ucapnya menyemangati diri sendiri.

=JOY=

Kyuhun masih tertidur di kursinya saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Maklum, hampir sepanjang malam ia tidak tertidur dan berkutat dengan syal rajutan buatannya yang kini benar-benar sudah sempurna, meskipun jauh dari kata rapi. Tapi justru, syal berwana perpaduan pink muda dan pink tua itu benar-benar terlihat handmade buatan Kyuhyun sendiri.

Namja itu baru terbangun setelah alarm di ponselnya berbunyi keras. Ia terkejut sampai hampir terjatuh dari kursi itu.

"Sial, sudah jam tujuh." Kyuhyun berlari menuju kamar mandi. Menyelesaikan urusan kamar mandinya dengan cepat dan tanpa sarapan ia segera pergi menuju kantornya.

=JOY=

"Kau hampir terlambat rapat Kyuhyun kun. Bisa habis kau disemprot Heechul sajangnim." Yama, rekan Kyuhyun di divisinya nampak menyambutnya dengan wajah tertekuk.

"Memangnya bos seram kita itu belum datang?" bisik Kyuhyun sambil mengambil tempat di samping Yama.

Yama menggerakkan dagunya ke arah pintu dan darisana muncul yeoja yang mereka bicarakan telah memasuki ruangan dengan wajah yang seperti biasa, cantik, namun dingin dan menyeramkan.

"Selamat pagi semuanya." sapa yeoja itu sambil mendudukkan diri di kursi yang berada di ujung meja.

"Selamat pagi sajangnim." balas semuan yang berada di sana.

"Well, seperti yang kalian tahu, minggu ini kita mendapatkan banyak proyek. Sudah 90 persen yang berhasil kita selesaikan. Namun masih ada satu proyek yang harus kita selesaikan sebelum perayaan tahun baru." yeoja itu memandang berkeliling, menelusuri wajah bawahannya satu per satu.

"Jadi kita akan melakukan lembur sampai tanggal 31, artinya libur satu hari sebelum tahun baru tidak bisa kita nikmati." yeoja itu memberi jeda pada ucapannya, melihat reaksi dari seluruh orang yang ada di sana.

T.B.C

HAPPY BIRTHDAY LEE SUNG MIN OPPA

WISH THE BEST FOR YOU

AND REMEMBER THAT WE LOVE YOU

(especially your Kyunie ^_^)