"Ri-Rikka..." kata Yuuta. Wajah—Pipinya—memerah
"Y-ya-Yuuta?" Tanya Rikka.
"Mmmhm... Rikka... aku... aku... ingin... hm, aku ingin..." Yuuta mendekatkan wajahnya ke arah Rikka. Dekat Dekat. Semakin dekat. Rikka memejamkan matanya. Bibir mereka berdua sebentar lagi akan saling bersentuhan. Astaga tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu.
"Hei Rikka, bangun! nanti terlambat ke sekolah lho!"
'hei sepertinya aku mendengar suara, suara itu... seperti... suara Yuuta!' batin Rikka.
Spontan Rikka terbangun dari tidur—mimpi indahnya. "Huaaa, y-y-yu-Yuuta? kau? hah? tidak, tak apa" kata Rikka berbicara terbata-bata.
"Rikka? kenapa cara bicaramu terbata-bata?" Tanya Yuuta.
"Ng? umm, hm, tidak tak apa..." balas Rikka.
'tak apa? tapi mengapa wajahnya blush? mengapa keningnya berkeringat?' batin Yuuta dalam hati.
"Tidak. Katakan padaku" Yuuta memojokkannya ke sudut ruangan—jadi tak ada tempat untuknya melarikan diri.
"Yuuta... semalam aku bermimpi"
"Mimpi? mimpi apa? kalau kau tak ingin terlambat kesekolah, jawablah segera... " Tanya Yuuta.
"Ng, mm..mimpi...mimpi...k-kau-kau mau k-kissu... denganku *BLUSH* tapi kau yang jadi seme-nya! jadi untung saja kau membangunkanku, kau tidak jadi..." Rikka menunduk, memejamkan matanya dan wajahnya masih blush.
'astaga! itu sama seperti mimpiku semalam! lebih baik aku merahasiakannya dari Rikka' batin Yuuta. Wajah Yuuta berpaling dari Rikka dan segera keluar dari kamar Rikka.
Diam-diam wajah Yuuta juga terlihat merah. "Rikka, aku tunggu kau diluar"
Mereka berdua cepat-cepat pergi ke sekolah bersama. Wajah mereka berdua masih terlihat blush dan tak mau menatap satu sama lain sampai pulang sekolah. Sekalipun tatapan mata Rikka dan Yuuta bertemu, mereka langsung berpaling dan lagi lagi blush.
Sial! kali ini, saat pulang sekolah cuaca benar-benar tidak mendukung, hujan turun dengan lebat saat mereka berada di setengah jalan pulang, Terpaksa mereka berteduh di bawah jembatan yang biasa dilewatinya, Karena tempat itu tempat yang paling dekat dengan keberadaan mereka saat ini.
"Rikka, apa kau masih marah denganku soal mimpi itu?" Tanya Yuuta. Kali ini Yuuta benar-benar menatap Rikka dengan tatapan serius.
Tak ada jawaban dari Rikka, dia tetap menunduk dan tak mau menatap mata Yuuta.
"Baiklah, kali ini, aku Dark Flame Master akan membuat mimpi kita nyata..." '—eh kita?' kata Yuuta dengan berpose—ya seperti pengidap Chuunibyou biasanya.
"Ha? kita? maksudmu membuatnya nyata?!" Rikka terbelalak kaget dengan perkataan Yuuta barusan. Tapi tak apa, akhirnya dia mau bicara.
"Ya, sebenarnya mimpi kita semalam sama... aku juga bermimpi sama sepertimu tadi malam. Lalu sekarang aku akan membuatnya nyata Rikka..." Yuuta memegang pundak Rikka dengan kedua tangannya, lalu segera memejamkan mata. tanpa basa-basi Yuuta segera memberi ciuman panjang di bibir ranum Rikka. Rikka yang semula tampak bingung dan kaget, pada akhirnya memejamkan matanya untuk merespon.
Ah, Yuuta merasakan bibir Rikka yang kecil memberi kehangatan di dalam dinginnya hujan.
*BLLUUSSSSHHHHHH*
Wajah mereka berdua saling blush. Merah. Merahnya melebihi wajah orang yang baru perawatan wajah/? ya, merah sekali—mungkin, karena author belum pernah perawatan wajah xD
malu, senang dan salah tingkah campur aduk menjadi satu. Hatinya benar-benar dokidoki, begitupun Yuuta.
'daisuki Yuuta...' kata Rikka dalam hati, dari hatinya yang paling dalam.
hujan eh?, masalah hujan tadi segera reda dan pelangi menghiasi hari mereka berdua yang ya, hazukashi.
-OWARI-
