The DxD II : Apocalypse
Disclaimers : Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi.
Story : Daun Kering 2 / Papa Haise The Centipede.
Crossover : Naruto and High School DxD
Rate : M (For story and leangue. No Lemon, Lime Yes!)
Genres : Adventure, Fantasy, Sci-Fi, Supernatural, Hurt/Comfort, Angst, Tragedy ETC.
Warning : Time Travel, Dimensional Travel, Multi-Universe, Death Char, Multi-Naruto, Dark Side Naruto, OOC, OC, Typo(s), Miss Typo(s), Adult theme, Violence, AU, Twist Plot (Plot Maju, Mundur, Naik, Turun, dan Berliku). Fem!Ixis, Bolt. RUMIT!
.
.
.
.
.
.
Prolog
.
.
.
.
.
.
Perang telah berakhir, pertempuran paling dahsyat sepanjang masa antara ketujuh Naruto untuk menentukan kelangsungan [Semesta 2] telah usai dengan hasil; yang sangat baik untuk Alam Semesta, terutama Semesta Dua. Namun meskipun begitu, hasil tersebut tidak membahagiakan bagi sang pahlawan Naruto Arashikage yang telah mengalahkan Naruto Taichou.
Saat ini, Naruto tengah berada dalam kondisi mental yang paling rendan dan hampir mendekati kegilaan. Pasalnya, meski semua telah usai dan kemenangan telah ia gapai, tetap saja ia tidak dapat menyelamatkan semua orang yang berharga bagi dirinya.
Vali.
Kuroka.
Arthur.
Bikou.
Naruko.
Le Fay.
Semua keluarganya yang bergabung dalam Awakening Dragons telah tiada! Hanya Ophis dan Great Red sajalah yang masih menemaninya dan menjadi pelindung akal sehatnya dari kegilaan.
"Jadi apa yang akan kau lakukan untuk Semesta Dua, Naruto Arashikage?" Naruto memalingkan wajahnya yang sedari tadi menatap mayat Taichou di hadapannya dengan tatapan perihatin. Disana, ia dapat menemukan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan Rias Gremory tengah memangku kepala dari pemuda yang identik dengan dirinya.
Itu Ixis Gremory dan Boruto Uzumaki kedua anak Naruto Taichou. Di tempat itu pula Naruto melihat tiga Naruto yang tersisa dari Semesta Satu. Naruto Lucifer, Naruto Angel, dan Naruto Rikudo.
"Aku..." Naruto kembali mengingat semua hal yang telah terjadi dalam hidupnya.
Dimulai dari kehidupan pertamanya: meski telah menjadi Taichou Divisi ANBU paling muda dalam sejarah Clan Arashikage, diskriminasi tetap saja menghantui hari-harinya atas alasan Juubi yang bersemayam dalam tubuhnya.
Meskipun begitu, Naruto tidak pernah memperdulikan semua hal tersebut! Asal bisa membuat Minato Arashikage-Ayahnya-bangga terhadap dirinya itu sudah lebih dari cukup bagi Naruto. Akan tetapi semua itu musnah pada akhirnya ketika pembantaian yang dilakukan oleh para Makhluk Supernatural, membunuh seluruh anggota Clan Arashikage temasuk Ayah, Ibu, dan dirinya sendiri.
Kehidup kedua; Kembali dihidupkan sebagai Iblis reinkarnasi bukanlah hal yang mudah diterima oleh manusia yang nyatanya mati di tangan iblis itu sendiri. Ini sama saja dengan sebuah ironi, disamping harga dirinya sebagai manusia telah diinjak-injak hidupnya pun seakan dipermainkan oleh takdir. Tapi Naruto terus mencoba untuk menerima hal tersebut dengan lapang dada karena sumpahnya yang selalu ia pegang teguh di dalam dada.
"Aku akan menuntut balas! Bagaimanpun caranya! meskipun harus menjual jiwaku kepada Setan yang terkutuk!"
Ucapanmu adalah do'amu, hal itu benar-benar terjadi kepada Naruto.
Naruto itu jenius, ia memiliki kemampuan yang patut diacungi jempol, hal itu membuat dirinya sangat mudah mendapatkan posisi bagus dalam Kerajaan Iblis. Belum genap Dua Tahun menjadi Iblis Reinkarnasi, Naruto sudah menenpati posisi Taichou dalam Divisi Rahasia yang bernama Tangan Kiri Lucifer.
Tapi lagi dan lagi tragedi menimpa dirinya, seakan-akan hidupnya sudah dirancang sedemikian rupa hanya untuk merasakan penderitaan. Perjanjian yang ia sepakati secara diam-diam dengan seorang Iblis tua ternyata adalah jebakan untuk melengserkan posisinya yang semakin hari-semakin melejit.
Zackram Bael seorang Iblis tua yang memiliki posisi bagus dan kekuasaan khusus-menyamai kekuasaan Maou Lucifer-memfitnah Naruto sebagai penghianat, memaksa pemuda itu untuk menyerahkan jabatannya secara terhormat daripada harus diberhentikan secara tidak terhormat sekaligus divonis dengan hukuman penggal.
Beruntung bagi Naruto, jika saja Sirzechs Lucifer sang Raja Iblis Lucifer tidak menjamin keselamatannya mungkin Naruto sudah mati detik itu jua. Namun hal tersebut tidaklah gratis, sebagai balasannya Naruto harus kembali pada posisi Bidak pion Rias Gremory, adik perempuan dari Sirzechs Lucifer.
Disinilah Neraka yang sebenarnya dimulai.
Bagi Naruto yang sejak masa kecil hingga remaja dididik dengan cara keras khas ninja, tidak mudah baginya untuk merasakan cinta. Namun pada akhirnya, ia merasakan hal itu jua. Rasanya benar-benar emosional.
Begitu hangat, perih, membahagiakan, dan terkadang sakit. Seolah dunianya akan berakhir jika tak bisa merasakan rasa tersebut.
Benar-benar kacau! Naruto tidak suka hal ini bila terus berlanjut.
Mengumpulkan seluruh keyakinannya Naruto segera memendam cinta yang ia rasakan, dengan membawa seluruh ingatan yang kelam ke permukaan dan melanjutkan proyek rahasia demi kelangsungan balas dendam. Pemuda itu mampu meredam cintanya kepada Rias Gremory dan berakhir dengan mengabaikan gadis tersebut semampunya.
Katakan saja jika ini hanya candaan alam atau sebagainya, nyatanya tragedi kembali menimpa Naruto yang sudah diliputi kebimbangan. Ia terjerumus dalam egonya kali ini, karena mengambil keputusan yang benar-menurutnya-untuk yang pertama kali.
Rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan teman-teman dan gadis yang ia cintai, meski nyatanya sang gadis tidak mencintainya. Benar-benar sebuah roman picisan yang mainstream. Naruto memaksakan seluruh kemampuannya sampai diambang batas kesadaran yang berakhir dengan menghancurkan dirinya sendiri bersama musuhnya tanpa penyesalan.
Yah,,, setidaknya Naruto mati dengan senyum bahagia karena sudah mengungkapkan cintanya di detik-detik terakhir hidupnya.
Kehidup Ketiga: ketika yakin ajalnya sudah menjemput, tanpa diduga takdir kembali mempermainkannya.Terbangun dengan tubuh yang baru, dan ingatan kosong sebagai Inkarnasi dari salah satu Dewa Naga bukanlah hal yang membahagiakan bagi Naruto apa lagi kelahirannya disambut oleh Ophis The Infinity Dragon, sang Dewa Naga yang memimpin sebuah organisasi teroris paling berbahaya di dunia Supernatural.
Tragedi? Mungkin, tapi nyatanya disinilah Naruto merasa benar-benar hidup dan mengerti dengan apa yang disebut keluarga. Meskipun hal tersebut tidak berlangsung cukup lama seperti harapannya karena memori tentang kehidupan pertama dan kedua kembali melengkapi ingatannya.
Berbekal kekuatan yang telah beresonasi, Naruto mendeklarasikan perang terhadap seluruh Makhluk Supernatural. Dan Hari itupun tiba, dimana peristiwa tersebut dikenal dengan nama Dragon Raid.
Awalnya peperangan berjalan mulus karena Awakening Dragons berhasil membantai seluruh pasukan Aliansi Lima Mitologi, namun lagi-lagi takdir berkata lain.
Gesekan Dimensi dimulai lebih cepat dari seharusnya dan membuat enam Naruto dari dua Cabang Semesta bertemu dipenghujung Dragon Raid. Disinilah awal mula terjadinya pertarungan Mahadahsyat yang menentukan kelangsungan Alam Semesta.
Takdir penuh tragedi yang telah memeluk dirinya sejak lahir itu akhirnya menyadarkan Naruto dan memberinya sebuah jawaban pasti untuk kelanjutan Semesta 2 dalam genggamannya.
"Jangan katakan kau akan melanjutkan ambisi Taichou?!"
"Tidak. Meskipun sekarang semua kekuatan Taichou sudah menjadi milikku, Aku tidak akan pernah mengikuti jejaknya dan mengulangi kesalahan yang telah dia buat. Kali ini, aku akan membiarkan takdir yang menuntun langkahku tanpa melawannya."
Senyum tulus yang sudah lama vakum dari wajah seorang Naruto Arashikage kini merekah kembali untuk pertama kali. Hal tersebut entah mengapa membuat semua orang yang berada di tempat itu merasa lega.
"Tapi sebelum itu,,, aku akan memutar waktu dan menulis ulang sejarah sekaligus menghapus eksistensiku dari DxD 1, dengan begitu Naruto Arashikage akan benar-benar hilang dalam ingatan semua orang. Dan sebagai penebusan dosa, aku akan berkelana menjelajahi 7 Semesta untuk mencari tahu Musuh Besar yang sempat dikatakan oleh Taichou sebelum ia terbunuh olehku."
"Kalau begitu, aku juga akan membantumu Naruto," kali ini orang yang mengatakan hal tersebut adalah Helel atau Naruto Angel. Pria perwujudan dari pecahan jiwa Lucifer yang suci itu berjalan mendekati Naruto Arashikage. "Dengan kekuatan 'Unlimited Dimension Works' aku akan menyegel Waktu dan Takdir Semesta 1 sehingga ketika kau memutar waktu, Semesta 1 tidak akan terikat oleh Efek Rumah Kaca dan Butterfly Effect, sehingga aliran waktu akan berjalan lancar dan lebih baik daripada sebelumnya."
"Nah, aku juga akan membantu kalian berdua untuk mengawasi Semesta 2. Merubah diriku menjadi Kaisar Iblis Sejati menggantikan tugas Great Red yang ikut dalam perjalananmu menjaga celah dimensional dan portal demensi," lanjut Naruto Lucifer dengan senyum tulusnya.
"Tunggu! Kalian melupakanku tahu?!" Itu adalah Naruto Rikudou. Nampaknya sifat dari pemuda yang menjadi Great Sage of Six Path ke-empat itu memang benar-benar jenaka, "Setidaknya biarkan aku membantu kalian juga dong!" lanjutnya dengan bibir mengkrucut lucu, otomatis ketiga Naruto yang lain hanya bisa Sweatdrop berjamaah sedangkan Ixis dan Boruto tersenyum aneh. "Aku akan mengawasi DxD 1 dan menjadi pertapa di dunia tersebut."
"Terima kasih, kalian semua benar-benar meringankan bebanku," jawab Naruto dengan senyum tulus yang terpatri di bibirnya. Keempat Naruto dari ruang dan waktu yang berbeda itu saling tersenyum bersama-sama karena akhirnya mereka bisa saling bahu-membahu dan menutupi kekurangan satu sama lain.
"Tapi bukankah melakukan hal tersebut akan membuat kalian semua mati?" Ucap Boruto memperotes rencana dari keempat Naruto di hadapannya yang terdengar sangat gila.
"Kami rela jika itu bisa mengembalikan dunia pada jalur yang semestinya. Lagipula akan datang satu masa dimana kami akan kembali menunjukkan eksistensi kami." Ucap semua Naruto serentak.
Perlahan tapi pasti tubuh dari Keempat Naruto itu bercahaya dengan warnanya masing- masing. Biru keunguan untuk Naruto Angel, Emas untuk Naruto Rikudo, Hitam kekuningan untuk Naruto Lucifer, dan Merah kehitaman untuk Naruto Arashikage.
"Hanya satu yang menjadi bebanku disini," mengucapkan hal tersebut Naruto Arashikage berjalan ke depan mendekati Ixis dan Bolt dengan tubuh yang masih terbalut cahaya merah kehitaman.
"Apa yang akan kalian lakukan mulai dari sekarang? Karena Naruto Angel akan menyegel Semesta 1 bersama dirinya sendiri, otomatis kalian sudah tidak terikat lagi oleh hukum efek Rumah Kaca yang disebabkan oleh pemutaran waktu."
"Kami,,," kedua anak kandung Naruto Taichou itu menunduk sedih karena sekarang tidak ada lagi alasan untuk mereka tetap hidup di dunia ini, ambis balas dendam terhadap ayah mereka pun sudah tak ada lagi karena Taichou sudah dikalahkan dan terbunuh oleh Naruto Arashikage. Jadi secara tidak langsung balas dendam mereka sudah terbayar impas.
Greb.
Bolt dan Ixis membeku ketika mendapat pelukan hangat dari sosok pria bersurai putih di hadapan mereka, "Maafkan aku,,, Maafkan aku yang telah membunuh ayah kalian," keduanya dibuat membisu. Perlahan tapi pasti liquid bening mengalir secara dramatis dari manik Bolt dan Ixis.
"Meskipun kalian sangat membenci Taichou namun aku tahu di dalam lubuk hati kalian yang paling dalam, merasa sangat sedih atas kematian Taichou."
Deg!
Selayaknya mantra ajaib, kalimat yang diucapkan oleh Naruto seketika menusuk hati kecil kedua anak dari Naruto Taichou tersebut, karena kalimat itu pula Ixis dan Bolt dibuat menangis tersedu-sedu. Menumpahkan segala perih di hati mereka melalui airmata kesedihan yang membanjiri punggung Naruto Arashikage.
"Menangislah,,, menangislah sepuasnya karena esok sang mentari akan kembali terbit dan kembali menyinari kegelapan dunia dengan kehangatan sejati. Sekaligus menyinari hati kalian yang telah jatuh dalam gelapnya rasa dendam."
"Hiks,,, maafkan kami,,, hiks maafkan kami Otou-sama."
Naruto mendekap lebih erat kedua remaja dalam pelukannya. Ia mencoba menjadi sosok Taichou yang amat sangat disayangi oleh Bolt dan Ixis. Berharap dengan hal itu bisa membuat kedua remaja yang telah jatuh dalam jurang kebencian sadar dan kembali pada jalan yang lurus.
Jika dipikir-pikir hal ini cukup teragis memang, karena pada nyatanya Naruto adalah hasil akhir dari dendam itu sendiri yang bisa disebut sebagai kehampaan. Namun meskipun begitu, Naruto tidak ingin ada orang lain lagi yang menjadi seperti dirinya. Cukup dia untuk yang pertama dan terakhir. Cukup Naruto saja yang harus merasakan betapa sakitnya buah dari pohon dendam.
Sekarang setelah semua berakhir,Naruto sadar bahwa ambisinya ini hanyalah jalan yang membawanya kepada kehancuran. Bahkan dirinya jauh lebih buruk daripada Taichou yang jelas-jelas sengaja jatuh dalam kegelapan dan rela memikul semua kebencian di dunia demi mewujudkan secerca harapan di masa mendatang.
Sekarang hanya satu yang Naruto percayai, yaitu: semua tragedi yang memeluknya sejak lahir ini adalah jalan yang telah ditakdirkan untuk menuntun dirinya menuju sebuah revolusi. Sekaligus pelajaran berarti bagi kelanjutan hidupnya yang abadi, karena mulai sekarang dirinya adalah sebuah eksistensi yang kehadiranya sudah tak dapat lagi diterima oleh bumi.
"Mulai sekarang,,, pergilah bersama Naruto Rikudo untuk mengawasi DxD 1 di Semesta 2. Maafkan aku yang tak bisa menemani kalian, karena aku harus menjalankan misi seumur hidupku dan menyelidiki 7 Semesta sekaligus menebus dosa-dosaku kepada dunia."
Naruto melepas pelukannya dari Ixis dan Boruto. Ia segera menatap ketiga Naruto yang lain di belakangnya, hal tersebut membuat Naruto Rikudo, Naruto Angel, dan Naruto Lucifer berjalan mendekatinya.
Keenam orang dari 2 Semesta berbeda itu saling menyatukan telapak tangan mereka bersama-sama membentuk formasi lingkaran sihir Hexagram.
"Sayonara Minna-san, semoga takdir mempertemukan kita lagi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semesta 2 - DxD 1
17 Tahun Setelah Pengulangan Waktu.
Kota Kuoh.
Boruto menatap pantulan wajahnya dengan pandangan bernostalgia, tak terasa sudah 17 Tahun lamanya ia menjalani hidup normal layaknya manusia biasa di dunia ini bersama Ixis dan sang Pertapa Agung Naruto Rikudou selepas pemutaran waktu.
Tidak ada perubahan berarti sejauh ini semua tetap sama seperti alur yang semestinya terjadi, hanya sosok Naruto Arashikage yang semestinya menjadi Pawn dari Rias Gremory sejak dua tahun yang lalu tidak pernah ada. Sebagai gantinya beberapa hari yang lalu Hyodou Issei direinkarnasi menjadi Iblis dengan mengorbankan 8 bidak Pion.
Mungkin ini juga alasannya Naruto Arashikage mengulangi waktu tepat ketika dirinya dilahirkan. Tapi,meskipun begitu ada satu hal yang membuat Boruto was-was, yaitu kabar dan keberadaan Naruto Arashikage yang tidak jelas.
Tidak ada yang tahu bagaimana nasib dari orang itu setelah Pengulangan Waktu, padahal Ixis dan ketiga Naruto yang lain selalu berkumpul setiap tahun di tempat ini untuk sekedar berbagi informasi atau mempererat tali persaudaraan mereka. Kelima orang yang menjadi saksi dari kebenaran dunia ini, sudah benar-benar kehilangan kontak dengan Naruto Arashikage.
"Ohayou Boruto Ojii-san." Boruto tersadar dari lamunanya ketika suara yang amat familiar di telinganya terdengar datang dari arah pintu masuk kedai Ramen-nya.
"Ohayou mo Issei-kun. Nampaknya kau sedang bersemangat, heh?" Jawab Boruto. Disana ia dapat menemukan pemuda bernama Hyodou Issei tengah duduk tenang bersama Rias Gremory dan para Bidaknya yang lain kecuali Gesper, Rosswaisse dan Xenovia.
Ngomong-ngomong, sudah tiga tahun ini Boruto mendirikan kedai Ramen yang hanya berjarak satu blok dari kawasan Kuoh Academy, jadi tidak heran jika banyak Siswa-siswi yang mengunjungi tempatnya. Selain itu rasa dari Ramen buatan Boruto adalah yang terbaik di kota ini, karena hal itu pula kedai Ramennya selalu ramai dari pagi hingga malam hari.
"Hehe begitulah paman. Ohya aku pesan Ramen Spesial untuk 6 orang."
"Pesanan akan segera datang!" ucap pria berumur 32 tahun itu ramah. Sejujurnya Kedai Ramen ini hanyalah kedok belaka untuk tetap mengawasi Kuoh dari dekat sekaligus memenuhi permintaan terakhir Naruto Arashikage.
'Semoga kau baik-baik saja Naruto-san.'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semesta 2 - DxD 1
17 Tahun Setelah Pengulangan Waktu.
Pulau Ouoboros.
Markas rahasia Team Vali dan Leader Khaos Brigade.
Ribuan kelopak bunga liar menari-nari seirama hembusan angin pagi yang tenang menyegarkan, kicauan burung-burung terdengar merdu melantunkan suara emasnya, mereka menciptakan sebuah symponi orkestra alami yang akan menghanyutkanmu ke dalam dunia mimpi abadi.
Di bawah pohon raksasa yang menjadi pusat kehidupan taman bunga alami tersebut, jemari lentik dari tangan putih sebersih salju membawa cangkir teh dalam kekuasaannya secara elegan menuju bibir tipis nan menggoda yang tiada tandinganya. Mata Azure indah itu menatap sejenak pantulan wajah dalam cangkir, untuk sekedar menyatakan pada dunia bahwa tiada keindahan yang dapat menyamainya.
"Halo Ix-sama~."
Wanita bernama Ix Uzumaki itu menatap datar ketika seorang gadis kecil berambut pirang cerah, muncul dari lingkaran sihir khas keluarga Pendragon sembari menyapanya ramah nan sopan.
"Halo juga Le Fay-chan. Duduklah."
"Hu'um!" Mengangguk imut gadis loli bernama lengkap Le Fay Pendragon itu segera melangkah ke depan untuk memenuhi perintah dari pemimpinya.
Tunggu dulu,,, pemimpin?
Benar!
Ix Uzumaki atau yang dulu bernama Ixis Gremory sekarang adalah pemimpin dari Organisasi Teroris bernama Khaos Brigade, jadi wajar saja jika Le Fay menjadi bawahannya. Pasca Pengulangan Waktu 17 Tahun yang lalu Ixis mengganti namanya menjadi Ix Uzumaki dan mulai menggantikan peran Ophis yang absen dari dunia ini karena harus mendampingi Naruto Arashikage untuk menyelidiki 7 Semesta.
"Le Fay-chan, apa kau tahu dimana Vali sekarang?"
"Sepertinya Vali Onii-sama sedang berada di Jepang untuk mencari cara agar dapat keluar dari Grigori tanpa harus terlibat pertengkaran dengan Ayah angkatnya Azazel-sama. Sekaligus mengawasi Fraksi Maou Lama yang ingin mengacaukan Konferensi Tiga Fraksi."
"Jepang ya?"
Le Fay menatap minat raut wajah nostalgia yang ditunjukan oleh wanita di depannya. Pasalnya baru kali ini Le Fay dapat melihat ekspresi seperti itu dari Ketuanya yang selalu menunjukan wajah datar tak beremosi kepada semua orang.
"Hm,,, apa Ix-sama pernah datang ke negri timur nan jauh sana?"
"Sudah lama aku tidak pergi ke sana."
Pupil biru jernih gadis loli itu melebar ketika untuk pertama kalinya melihat senyum tipis yang ditunjukan oleh wanita berumur 35 Tahun dihadapannya. Sumpah demi apapun! Itu adalah senyum terindah yang pernah Le Fay jumpai selain senyum Ibu-nya, meski hanya sebuah tarikan sudut bibir sederhana. Namun bagi Le Fay, itu adalah senyum pertama yang ia peroleh dari Wanita idolanya.
Tersenyum penuh syukur dan memanjatkan do'a terindah untuk wanita di hadapannya, Le Fay mengabaikan eksistensi Tuhan yang telah tiada dan terus bersyukur penuh do'a dalam hatinya. Dalam fikirannya mungkin ini adalah awal yang baik agar ia bisa lebih dekat dengan wanita yang paling dikaguminya. Ix Uzumaki.
"Le Fay."
"Ha'i Ix-sama?"
"Apa kau mau mendengarkan sebuah kisah yang akan aku ceritakan?"
"Dengan senang hati Ix-sama!"
Senyum indah itu kembali mereka di bibir ranum milik Ix tatkala melihat gadis loli kesayang Naruto Arashikage itu menjawab penuh antusias, "Baiklah dengarkan baik-baik karena aku tidak akan mengulangi kisah ini untuk kedua kalinya."
"Hu'um!" Le fay mengangguk mantap.
"Ini adalah sebuah kisah penuh tragedy tentang seorang pemuda yang telah terjatuh dalam jurang dendam abadi dan menjadi hasil akhir dari dendam itu sendiri. Dia adalah The Devil Ninja Shadow,,, tapi aku lebih suka menyebutnya sebagai,,, Tragic Hero."
Dan kisah ini pun masih akan berlanjut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semesta 7 - DxD 1
Unknow Pleace.
17 Tahun Setelah Pengulangan Waktu.
Langkah demi-langkah menebar jejak pada butiran pasir gersang, panas mentari yang menyengat membakar jahitan benang serupa gading untuk melindungi kulit pucat dari radiasi ultraviolet berbahaya, rambut putih jabriknya menari-nari terbawa hembusan angin panas khas gurun pasir.
Kiri-kanan sejauh mata memandang hanya ada hamparan pasir gersang sampai bukit-bukit yang menghalangi pencitraan. Mata biru kusam itu menelaah ke depan menatap sebuh pemukiman atau mungkin kota yang nampak kacau meski dari jarak satu kilometer. Langkah kaki kokoh, tak gentar untuk melanjutkan perjalanan meski medan yang ditempuh lebih buruk dari pada hutan belantara.
"Sedikit lagi, dan aku akan sampai dipemukiman," pemuda itu melangkahkan kaki cepat, namun terkesan santai. Hanya tinggal beberapa ratus meter lagi maka ia akan sampai namun sebuah bisikan segera menghentikan langkah kakinya.
Dari kota yang menjadi fokus tatapannya ia dapat merasakan kumpulan energi negatif dalam jumlah besar. Kecewa, takut, sengsara, sedih, sakit dan putus asa semua rasa negatif yang jelas timbul akibat peperangan berkumpul di Kota tersebut.
Sayup-sayup pendengaran super tajam milik pemuda itu, menangkap suara deru mesin yang melaju dalam kecepatan jet dari arah sebaliknya. Kira-kira lima kilometer lagi, sesuatu yang bergerak cepat di udara itu akan sampai di posisinya berdiri saat ini.
"Lima Missil kendali jarak jauh," Saat pemuda itu membalikkan tubuhnya, wujud dari objek yang melaju kencang tersebut tertangkap oleh penglihatanya. Walaupun masih berjarak sangat jauh tapi pemuda itu dapat dengan jelas melihatnya.
"Menargetkan kota ya?" jubah sewarna gading yang menghalangi tubuh pemuda itu dari sinar mentar dijatuhkan oleh sang pemilik. Tangan kekar pemuda berambut putih dan bermata biru itu, menggenggam sebuah gagang Katana yang tersemat di balik punggung tegap miliknya.
"Perang, perang, dan perang. Tentu saja, selalu saja seperti itu," Pemuda bernama lengkap Naruto Arashikage itu masih menantikan sesuatu, "Apakah manusia tidak bosan dengan hal yang bernama perang? Bukankah peperangan akan menimbulkan kebencian dan dendam? Tidakkah manusia berpikir bahwa hal itu malah akan menciptakan lingkaran setan yang tak memiliki akhir?"
Objek pemusnah masal menukik tajam dari langit dengan kecepatan yang dihasilkan oleh Roket pendorong Missil itu hanya perlu waktu beberapa detik saja sebelum membentur kota.
1500 M
1300 M
1000 M
950 M
700 M
500 M
"Aku benci peperangan!" Dalam kecepatan yang tak dapat diikuti mata, pemuda itu mengayunkan Katana Hitam dalam genggamanya dan menebas udara secara diagonal. Energi kasat mata menggetarkan udara, melaju entah kemana.
Slich!
Duaaaaar!
Misil-misil itu hancur di udara tanpa bisa memenuhi tugasnya untuk menghancurkan kota.
Pemuda yang menjadi tersangka hancurnya boom terbang tersebut kembali mengenakan jubah yang sempat ia jatuhkan untuk melindungi tubuh dari panasnya padang pasir, dan melanjutkan langkahnya yang tak pernah letih untuk terus berpetualang.
Kota yang menjadi tujuannya dan hampir saja porak-poranda hanya dilewati, Naruto terus berjalan lurus mengikuti kehendak hati dan kakinya.
"Aku bukanlah pahlawan ataupun tokoh utama dalam kisah cinta yang selalu berakhir bahagia. Aku hanyalah seorang pendendam yang mencoba untuk menebus dosa."
"Namun andai kata kau menulis sebuah cerita dengan aku sebagai tokoh utamanya, aku pastikan ini akan menjadi sebuah kisah,,, penuh tragedi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End of Prologue
End of The DxD
Cast:
Semesta 2 - DxD 1 : Naruko Ootsutsuki, Naruto Arashikage & All Chara of High School DxD. (dari fic The DxD / The Devil Ninja Shadow.)
Semesta 1 - DxD 1 : Taichou, Bolt, Ixis, Levinia, Hyodou Issei 30Th (Dari Fic : The DxD : RE;)
Semesta 1 - DxD 2 : Naruto Lucifer Namikaze. (Dari Fic : Revenge of The Absolute Satan.)
Semesta 1 - DxD 3 : Naruto Angel. (Dari Fic : Forgotten Angels.)
Semesta 1 - DxD 4 : Naruto Sage of The Six Path. (Dari Fic : Naruto DxD : In Rain You Lost.)
Semesta 1 - DxD 5 : Android Mx-01 (Dari Fic : Before RE;)
Semesta 1 - DxD 6 : Naruto no Aogiri. (Dari Fic : Half Blood : Change The World. Crossover Naruto X Tokyo Ghoul.)
Semesta 1 - DxD 7 : Naruto Root (Dari Fic : Tokyo Root S.)
A/N : Yak kembali lagi bersama saya si Author labil yang gajenya nggak ketulungan(?) gimana? Serukah chapter akhir sekaligus Prolog dari The DxD? Atau malah membingungkan? Intinya liat aja deh kelanjutannya hahahaha. Chapter depan akan saya beri AN spesial untuk mengurangi kebingungan anda sekalian. Nah, silahkan ke bawah untuk meninjau perviewnya wkwkwkwk.
.
.
.
.
.
.
The DxD atau katakanlah Dimension X Dimension, berakhir disini. Namun tidak dengan kisah ini, karena ancaman yang sebenarnya baru saja menunjukan eksistensinya.
Sang Eksekutor sendirilah yang akan menjadi pelindung sang Juru kunci.
Airmata, kebencian, kasih sayang, dan harapan menjadi pewarna dalam fase ini.
Babak terakhir dari Alam Semesta
DIMULAI!
.
.
.
.
.
.
.
.
The DxD II : Apocalypse
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ohayou Naruto-sensei!"
.
.
.
.
.
"Issei,,, aku tidak akan membiarkanmu menjadi Iblis"
.
.
.
.
.
"Dimensional Travel ya? Sepertinya seru!"
.
.
.
.
.
"Heh? Kau seperti melihat hantu saja. Bagaimana kabarmu Naruto Arashikage?"
.
.
.
.
.
"Jadi kalian lebih memilih melukai murid-muridku yang manis, daripada meninggalkan Sekolah ini? Pilihan bodoh,,, Time Break!"
.
.
.
.
.
"Aku sangat mencintaimu Rias!"
.
.
.
.
.
"Bolt! Segera kumpulkan seluruh Naruto yang tersisa dari 7 Semesta! Waktu kita tidaklah banyak! Karena musuh yang sebenarnya akan segera menunjukan eksistensinya!
.
.
.
.
.
"Mungkin kalian bingung dengan keadaan ini, tapi percayalah ini semua demi secerca harapan di masa depan."
.
.
.
.
.
"APA MAKSUDMU NARUTO ARASHIKAGE! ITU SAMA SAJA MEMUSNAHKAN SELURUH ALAM SEMESTA!"
.
.
.
.
.
"Jadi selama ini akulah yang mendiang Taichou maksud?"
.
.
.
.
.
"Bersiaplah! ini pertama kalinya aku menjadi Teleporter untuk memindahkan semua orang. Berdoa saja semoga kita tidak terperangkap gesekan dimensi."
.
.
.
.
.
"Alam Semesta itu tercipta dari tujuh Cabang Semesta, dalam satu semesta terdapat tujuh Dunia atau yang sering disebut DxD. Ketujuh DxD itu membentuk sebuah pola Piramida tujuh tingkat terbalik, jadi hancurkan saja DxD 1 maka dengan otomatis Cabang Semesta akan musnah dari Alam Semesta.
.
.
.
.
.
"Oyasumi Naruto-kun, semoga dirimu terlelap sampai dunia berakhir. Ufufufu~."
.
.
.
.
.
"Ya,,, ini bukanlah cara mati yang buruk."
.
.
.
.
.
The DxD II : Apocalypse
Akhir dari kisah penuh tragedi.
