Cintaku Untukmu

Chapter 1-Pertemuan atau Takdir?

Hari-hari ku lalui .. masih memikirkan dirinya , sebuah kenangan yg sangat buruk di hatiku. Mengingatnya sangatlah menyakitkan .. tapi tak bisa ku lupakan. Apa salahku ??

-

-

-3 tahun yang lalu di belakang gedung sekolah-

"Kau tau kan kalau aku menyukaimu , kumohon jadilah pacarku, un !!" kataku gemetar, takut di tolak olehnya.

"Maaf, aku tak bisa , masih ada yang harus kuselesaikan" kata seorang laki-laki di hadapanku.

"Tapi, kumohon, un … aku, a-a-ku .. hei ! tunggu !!! hei !!" percuma memanggilnya .. dia berlalu tanpa memperhatikanku sedikitpun.

-

-

-sekarang-

Aku adalah seorang perempuan dibalik senyum palsu. Mungkin karena depresi, aupun jadi yg plg pendek di kelasku. Sudah 2 SMA, tp tinggiku jauh dibawah rata-rata. Rambutku panjang blonde dan dikuncir setengah hati. Mataku yang berwarna aquamarine, jd hanya sebiru wajah orang keracunan. Hha, walau begitu, aku punya teman yang masih mau memperhatikanku.

Marilah kuperkenalkan gengku yang diberi nama 'AKATSUKI'

Ketuanya namanya Pein Rikudo yg biasa di sebut 'Pierching Iblis'

Pacarnya, Konan si 'Master Origami'

Ada juga Kakuzu 'Bendahara Gila'

Lalu Hidan 'Penyembah DJ (Dewa Jashin, aliran plg sesat yg pernah ada)'

Zetsu 'Penggila Tanaman'

Orochimaru 'Tuan Ular'

Itachi Uciha 'Kakek Muda'

Kisame Hoshigaki 'Hiu Darat'

Sasori Akasuna si 'Babi Face'

Yah, dan aku adalah Deidara 'Pengebom Cantik'

-

-

-pagi hari di kelas-

"Ehh … Liat peer Mtk dund !!" rayu Hidan pada Kakuzu yg kelihatan tenang saja.

"Ooogggaaahh !!!" sahut Kakuzu. "Minjem bae ma Konan!"

"Jah, Konan juga blum bikin !!"

"…"

"Plizz.. gue kasih gopek ya ??!!"

"Seribu"

"750 dehh"

"Seribu Lima ratus"

"Lah kok tambah naik tarifnya ???!!"

"1250 jadi gak ??!!"

"I-iyaa dehh , Kuzu-chan imut deh !!"

"Woi! W bukan Yaoi coy !!"

"Hehee.. Ok..Kawanku mari sini !!!!" tiba-tiba Hidan triak Gaje .

"OSH!!!!!!!!!!!!"

Ternyata ada 6 org yang sedang ngintip di pintu. Lagi merhatiin gombalnya Hidan ampuh gak.

Meja Kakuzu diserbu makhluk-makhluk gaje tsb.

"woi! Apaan tuh ??!! Kalo gitu kali enam dund !!" protes Kakuzu.

Tapi ucapannya itu gak didenger sama sekali. Yang laen udah sibuk nyalin peer. Kalau diitung, kayaknya ada yang kurang nihh .. capa yaaa ?? DEIDARA !! ya amplop… kyknya dia blum dtg deh !!

-

-

-di Jl. Buto Ijo (???)-

Ada seorang bloon, eh blonde yang lagi terbirit-birit, dan ternyata itu Deidara. Sayangnya dia gak nyadar kalo sepatu kanannya putih yang kiri item.

Tangan kanannya lagi megangin kotak bekal dan nenteng botol minum, mulutnya penuh sama sosis sarapannya. Tangan kirinya pegang tas kotak yang isinya buku cetak nan tebel-tebelnya minta duit, eh minta ampun. Di punggungnya ada tas warna kuning dengan gambar mukanya The Simpson.

Karena terburu-buru, dia kesandung batu dan nabrak tembok terus kejedot tiang listrik.

"Aaadduuhh, uunn !!! (msh sempetnya ngomong 'un'?)" keluh Deidara.

"Yah, bekelku, un… yahh, gimana nih, duit bulanan udah abis, un, nanti gue makan apa, un ??? hhuhhuu, un, hhuuhhuu, un, hhuuhhuu, uuunn…" tangisnya.

Tiba-tiba, ada seseorang berwajah ganteng (?) yang menghampirinya. Dia tinggi, rambutan item, eh, rambutnya item, tapi sayang dia pake topeng lolipop jeruk.

"Kamu kenapa ? Kok nagis di sini sih ?" tanyanya lemah gemulai, ehm, lembut.

"Hah ?? uh…unn, aku gak apa-apa, un !!" Katanya sambil menymbunyikan tangisnya, maluu buu, di jalanan nagis udah kayak anak terbuang.

"Jangan bo'ong deh .. hhe, kamu kenapa? Kok nasinya berantakan sih? Terus kok gak ke sekolah? Jam-jam segini kan harusnya udah masuk???" tanya cowok itu panjang lebar.

"Aduh... I-iya, bekel ku tumpah, aku terlambat masuk sekolah gara-gara begadang, un..." jawab Deidara.

"Mau kuanterin gak?"

"Hah, un (kok ditambah 'un' sih?)"

"Sekolah kamu di mana?"

"Di Konoha High School, un"

"Oh, berarti gak jauh lagi dong, yuk, aku bawa motor nih."

"Ooh, yaudah, un, sebelumnya arigato,un." Deidara bersyukur minta ampun.

Akhirnya mereka naik motor cowok itu. Di jalan mereka saling bertanya satu sama lain.

"Nama kamu siapa?" tanya cowok itu.

"Namaku Deidara, un." Jawab Deidara.

"Ooh, jadi nama kamu Deidara Un, kalau aku…"

"Nee!!! Bukan Deidara Un! Cukup Deidara aja, un!" potong Deidara, dia protes namanya diganti-ganti.

"Ooh, haha. Maaf deh…"

"Jadi, nama kamu siapa, un?" tanya Deidara.

"Namaku Tobi."

"Oooohh, by the way, kok kayaknya aku baru kali ini ngeliat kamu ada di daerah sekitar sini, un?" tanya Deidara sok kebaret-baretan, eh, barat-baratan.

"Iyaa, aku baru pindah ke sini 2 hari lalu…"

"Ooh, ku kira kamu tukang ojek baru di sini, un, habis di sini jarang yang bawa motor, paling-paling ya tukang ojek, un." kata Deidara polos tanpa dosa.

Ternyata kata-kata Deidara barusan, tajamnya menusuk jantung. Deidara tetep aja pasang tampang inosen. Tobi yang kagetnya minta ujan, emm, ampun, sampe oleng bawa motor. Akhirnya dia milih buat minggir dulu. Setidaknya untuk menarik nafas sebentar.

"Eh, kamu kenapa, un?" tanya Deidara yang kebingungan.

"Aah, gak apa-apa. Maaf ya…" jawab Tobi sambil batin.

"Waduh, masa' dia gak nyadar diri seehh ?? bikin orang sumpek aja! Udah ditolongin pula, bukannya minta maaf dah ngatain gue tukang ojek! Hhuuhh, sabar! Jadi cowok yang betina dongz, ups, jantan !!!" Tobi mulai batin.

"Eeehh, yaudah yuk, jalan lagi…" ujar Tobi.

-

-

-gerbang sekolah-

"Aku turunin di sini ya…" kata Tobi.

"Ya… makasih banyak yaa, Tobi-san, un…"

"Sampai jumpa, Dei-chan!"

Tobi nyalain mesin motornya, panasin bentar, tunggu 5 menit hinnga matang, angkat dan tiriskan, akhirnya siap untuk dihidangkan.

Eegghh!! Kok jadi gini seeehh?? Bikin orang laper aja! Ya! Back to the story!!!

Tobi nyalain mesin motornya dan pergi dari pandangan Deidara. Deidara melambaikan tangannya pada Tobi (Dei-Dei, cepet turunin tangan kamu, bau tauk…). Tanpa disadari Deidara, mukanya jadi blushing sendiri. Dei-chan berjalan ke kelasnya, namun pikirannya masih melekat pada ingatannya bersama laki-laki yang barusan ditemuinya, Tobi.

"Eh, tapi sepertinya aku pernah mendengar nama Tobi sebelumnya deh? Aaahh, siapa peduli, un…"

-

-

-di kelas-

"DEEEEIII-CCCHHAAANNNN !!!!!" teriak seorang gadis berambut biru pada Deidara.

"KOOOONNNAAANNN-CCCHHHHAAAANNNN!!!!" Deidara juga teriak gak kalah gajenya.

"Kamu udah ngerjain peer belum? Aku khawatir, soalnya kamu datengnya lama banget. Aku takut kamu belum ngerjain peer…"

"Neee?? Ada peer apaan, un?" tanya Deidara mulai panik.

"Ada peer matematika tauk! Emangnya lu gak inget sama sekali?!" tanya Hidan gak menang paniknya dari Deidara.

"Enggak, un, aduh gimana ini konan-chan?" Deidara mulai keringet adem, emm, dingin.

"Nih, liat peer ku…" belum sempat Konan menyodorkan bukunya, seorang wanita pirang dikuncir dua masuk ke dalam kelas.

Wanita itu kelihatan seksi namun sangarnya ngalahin singa(?). Tatapan matanya tajam, dia tersenyum, namun menyiratkan kekuatan yang luar biasa. Auranya saja sudah cukup membuat para murid pucat pasi melihatnya, seorang guru matematika yang luar biasa kejam, namanya sudah dikenal seantero jagat raya(?), dialah orang yang mampu menumbangkan rasa berani dan menumbuhkan ketakutan yang mendalam, dia adalah… Tsunade. Banyak siswa sudah bergidik hanya dengan mendengar namanya saja.

Sekarang kelihatan jelas Deidara gemetar hebat. Melebihi orang yang minum koka kola 6 botol 1 liter. Kulitnya putih pucat melebihi Orochimaru. Dalam hatinya…

"MATI GUE !!!"

"Sabar ya Dei-chan…" Konan mencoba menenangkan Deidara yang sudah kaku.

"To-tolongin gue dong Pein, un!!!" bisik Deidara pada Pein si ketua geng.

"Yaahh, Dei, lu juga terlambat sih… gue juga pengen nolongin lu, tapi lu tau kan siapa lawan kita kali ini?!" sekarang Pein kebawa panik.

"Selamat pagi semua!" kata Tsunade setengah teriak, membuat Deidara hampir loncat dari gedung pencakar langit, err, bangkunya maksud saya…

"Pagi, Tsunade-sensei" jawab para murid agak dipaksakan.

"Hari ini, saya akan memeriksa peer kalian, maju satu-satu, saya akan memanggil kalian sesuai absen, bawa buku kalian masing-masing, jangan pakai buku orang lain. Ingat! Yang tidak mengerjakan peer, akan dapat hu-ku-man!!" jelas Tsunade pake ujan deres.

"Eh, Dei! Gue punya ide!" bisik Itachi.

"A-apaan, un?"

"Gini, lu pake bukunya orang laen, tapi lu sampulin bukunya pake sampul punya lu! Kan gak ketauan tuh!" seru Itachi.

"Eh? Yaudah, un!"

Deidara nyomot buku tulis matematika orang yang duduk di sebelahnya, Kiba. Terus, dengan kecepatan kilat, dia mulai menyampul buku Kiba pake sampulnya. Begonya lagi, si Kiba gak nyadar kalau bukunya diambil orang.

"Deidara!" panggil Tsunade tiba-tiba.

"I-iiyaa, un, Tsunade-sensei, saya datang…" ujar Deidara yang untungnya udah selaesai nyampul. "Glek"

Tsunade mulai memeriksa keperawanan Kiba yang telah dirampas Deidara, uuh, pekerjaan Kiba yang telah dirampas Deidara.

"Bagus…" kata Tsunade.

"Terima kasih banyak, Tsunade-sensei, un." Deidara lega.

Tapi naasnya, sampul buku tersebut robek gara-gara kesangkut paku yanga ada di meja guru. Sampulnya copot dan terlihat nama yang tertera di buku itu, 'KIBA INUZUKA'. Deidara gemetar heboh.

"Apa?! Kamu pake bukunya Kiba?!!!"

"Uuuhh…"

Kiba yang namanya disebut langsung menoleh.

"Ada apa Tsunade-sensei?"

"Coba lihat buku kamu…"

"Sebentar…" Kiba mulai mencari bukunya di dalam tas. "Eeehh??? Kok gak ada???!!"

"Deidara…" Tsunade mulai beralih ke Deidara lagi.

"I-i-iyaa, un?"

"Apa kamu mengerjakan peermu?" tanyanya tajam.

"Belum sa-saya kerjakan, un…"

"Kamu… akan dapat… Huuu-kuuu-maaan!!!!" seru Tsunade.

"Glek…"

Anggota geng Akatsuki panik.

~TBC~

Akhinya…saya yang biasanya cuma baca, sekarang merasakan penderitaan para author. Hhee… penasaran apa hukumannya? Kita tunggu chapter berikutnya!!

RnR ??