Hai Minna~~... Perkenalkan saia Author baru disini... salam kenal ya ^o^!
Kita langsung saja ya!
Sebuah api, jika sudah membesar pasti akan berubah menjadi kobaran api yang sangat besar. Dan jika api itu mulai tenang, maka dia akan memberi kehangatan kepada orang yang membutuhkan.
Angin, angin yang berhembus pelan akan membawa kesejukan bagi siapa saja yang merasakannya. Tetapi, jika angin sudah marah dia akan berubah menjadi angin yang akan membawa kehancuran bagi orang yang mendekatinya.
Api dan angin, mereka sama-sama bermusuhan. Tapi siapa tahu, mereka juga bisa saling membutuhkan. Seperti saat api yang berubah menjadi kobaran yang sangat besar, angin akan menghembuskan dirinya untuk meredakan sang kobaran api. Ketika angin berubah menjadi angin topan, angin itu menjadi angin yang menyejukkan juga menghangatkan.
Api dan angin, bisakah mereka bersatu? Bisakah kebersamaan mereka akan menumbuhkan rasa cinta yang membawa kesejukkan dan kehangatan bagi orang lain. Atau akan menjadikan kerusakan yang membawa petaka dan kehancuran? Hanya takdir yang bisa menjawab semua hal tersebut.
.
.
Disclaimer : Tite Kubo
Pairing : IchiRuki
Rated : T
Genre : Romance, Friendship, Family, Angst dll
Warning : AU, OOC, Typo(semoga nggak terlalu banyak typo), Gaje, ini cerita saat Ichigo dkk masih kecil jadi bagi yang membaca gaq bingung...:D
"Love In Heart Defeat Of Evil"
By : Wakamiya Hikaru
.
.
Disebuah kota bernama Soul Seciety, terdapat suatu perkumpulan yang dinamakan klan 'Shinigami'. Klan tersebut adalah suatu pasukan yang menjaga keaman kota tersebut. Di kota itu terdapat sebuah rumah yang ditinggali oleh keluarga Kurosaki. Di sana terlihat seorang anak laki-laki berusia 6 tahun sedang berlari-lari membuat rambut orange-nya berkibar-kibar.
"Kaa-san…" kata sang anak tadi.
"Ya, Ichigo?" jawab wanita cantik yang dipanggil Kaa-san tadi. Dialah Kurosaki Masaki.
"Kaa-san kemana saja?" anak tadi kembali bicara, yang telah kita ketahui bernama Ichigo.
"Dari tadi Kaa-san di sini bersama Tou-san."
"Lalu Tou-san mana?" tanya Ichigo polos.
"Itu, di sana," kata Masaki sambil menunjuk suaminya yang bernama Kurosaki Isshin.
"Eh, Kaa-san. Siapa gadis yang bersama Tou-san di sana itu?" kata Ichigo saat melihat seorang gadis kecil yang sebaya dengannya.
"Lebih baik kau tanyakan sendiri pada Tou-san mu."
"Hm," Ichigo kecilpun berlari kearah ayahnya. "Tou-san!" panggil Ichigo setelah hampir sampai di hadapan sang ayah.
"Oh, Ichigo my son~!" sahut Isshin dengan sambutan yang tidak lazim. Diapun segera memeluk Ichigo dengan erat seperti telah menemukan anaknya yang telah hilang selama bertahun-tahun.
"Hentikan Tou-san!"
"Tidak mau~" kata Isshin dengan lebaynya.
"Se-ses-sesak."
"Apa? Oh, maafkan ayahmu ini Nak," Isshin-pun melepaskan pelukan mautnya.
Setelah terlepas, Ichigo langsung menginjak kaki ayahnya. Masaki yang melihat kejadian itu hanya tertawa pelan.
"Oh ya, gadis itu siapa Tou-san?"
Tanpa melihat siapa yang tunjuk Ichigo, Isshin sudah tahu siapa yang dimaksud, "Dia Kuchiki Rukia. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita."
"Eh, kenapa?"
"Rukia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Seluruh keluarganya sudah meninggal karena dibantai sekelompok orang. Makanya dia akan tinggal bersama kita," jelas Isshin dengan agak berbisik-bisik, karena takut membuat Rukia kembali terluka.
Masaki yang hanya diam memperhatikan suami dan anaknya, mulai melangkahkan kaki menuju kearah mereka.
"Ichigo, lebih baik kamu hampiri Rukia. Sapa dan hibur dia," perintah Masaki dengan lembut sambil membelai anaknya yang kini telah di sampingnya.
Ichigo terlihat sedang berfikir, lalu kemudian dia tersenyum dan mengangguk, "Baiklah Kaa-san," Ichigo-pun menghampiri gadis bernama Rukia tadi.
"Hai… namaku Kurosaki Ichigo. Salam kenal," kata Ichigo beserta mengulurkan tangannya pada Rukia.
Rukia diam memperhatikan Ichigo. Namun setelah itu bukannya menyambut uluran tangan Ichigo, Rukia malah langsung memeluk Ichigo sambil menangis, "Hiks… Hiks… Kaa-san, Tou-san… Hiks…" itulah dikatakan Rukia dipundak Ichigo.
Entah karena kasihan atau apa, Ichigo kecil membalas pelukan Rukia sambil berkata, "Tenanglah. Kami semua tidak akan membiarkanmu kesepian, kami akan selalu bersama dan melindungimu."
Masaki dan Isshin terkejut mendengar ucapan bijak putra mereka itu, dan itu membuat mereka tersenyum bangga.
.
"Ichigo! Apa kamu masih tidur?" panggil seorang wanita dengan nada lembut memecah keheningan disebuah kamar yang terdapat seorang anak laki-laki sedang tidur nyenyak ditempat tidurnya.
"Ichigo, ibu masuk ya…" suara itu terdengar lagi bersamaan dengan terbukanya pintu kamar.
"Ichigo," kata sang ibu tadi yang kini telah duduk di tepi tempat tidur anaknya. Sudah beberapa kali memanggil namun tetap saja tidak ada repon. Masaki hanya menggeleng kepala melihat tingkah laku putranya yang tidak pernah berubah.
"Ichi…"
"Iya, iya… aku bangun Kaa-san," Ichigo mulai terganggu dengan panggilan ibunya yang terus saja menyuruhnya untuk bangun.
"Baguslah. Cepat mandi, yang lain sudah menunggu di bawah," perintah sang ibu masih tetap suara lembutnya.
"Ya Kaa-san, Ichi akan segera menyusul," kata Ichigo dengan nada malas sambil beranjak ke kamar mandi.
.
Ichigo yang telah bersih dan rapi, akhirnya menyelesaikan kegiatan rutinitasnya setiap pagi. Dia pun menuruni tangga untuk menyusul yang lainnya yang lebih dulu telah siap di meja makan.
"Ohayou... my son!" seperti biasa ayah Ichigo, Kurosaki Isshin menyambut kedatangan anaknya dengan cara tidak lazim. Tapi dengan mudahnya Ichigo menghindari ayahnya.
"Kaa-san!" dengan mata berbinar-binar Ichigo berlari menghampiri ibunya tanpa mempedulikan ayahnya. "Ohayou Kaa-san!"
"Ohayou Ichigo," balas Kurosaki Masaki.
"Ugh, respon yang bagus putraku," Isshin segera bangun dari keterpurukannya dan segera menghampiri anak dan istrinya.
Ichigo mengedarkan pandangan ke ruangan tempat ia berada sekarang, mencari-cari sosok yang ditemuinya kemarin malam.
"Apa yang kau cari Ichigo?" tanya ibunya heran melihat Ichigo yang celingak-celinguk sejak turun dari kamarnya.
"Ka-san... Gadis yang kemarin malam itu dimana?" tanya Ichigo masih terus mencari gadis yang dicarinya.
Ayah Ichigo tersenyum mendengar pertanyaan Ichigo. Isshin berjalan mendekati putranya yang masih polos itu.
"Rukia sudah makan sejak tadi. Sekarang dia sedang menyendiri di halaman belakang rumah, temuilah dia!" kata Isshin sambil mengusap-usap rambut orange Ichigo.
"Hm... baik Tou-san, ka-san Ichigo mau pergi menemui Rukia,"setelah mengucapkan itu Ichigo segera berlari menemui gadis bernama Rukia.
"Apa tidak apa-apa?" tanya Masaki dengan kwatir.
"Kurasa tidak... karena dengan begini Ichigo bisa akan selalu bertekad melindungi Rukia dan berusaha tidak membuat Rukia sedih. Sebelum orang itu mengubah , tenanglah semua akan baik-baik saja."
"Kuharap begitu!"
.
"Rukia..."
Gadis yang bernama Rukia itupun menoleh. Ia melihat seorang bocah berambut orange sedang berlarti kearahnya.
"Rukia... sedang apakamu disini?"
"Ichi..." kata Rukia dengan nada sedih, terlihat sekali dari matanya bahwa anak itu sedang menangis.
Ichigo yang melihat itu,"Ada apa Rukia?"
"Aku mrindukan ka-san dan tou-san Ichi..." kata Rukia sendu.
"Rukia! Ayo kita pergi main!" ajak Ichigo tiba-tiba.
"Haa?" tanya Rukia
"Ah sudahlah ikut saja," tanpa menerima persetujuan Rukia, Ichigo segera menarik tangan Rukia.
.
"Hei, anak nakal! Turun kau dari sana!" teriak seorang lelaki yg sdudah berumur yang meneriaki anak-anak yang sedang asyik memutik buah apel, "Bwee... Kalau kau berani ayo tangkap kami," ejek seorang anak berambut merah.
"Renji, kurasa sudah cukup! Ayo kita pergi menemui yang lain," kata seorang anak berkaca mata."Oke!" anak berambut merah dan berkaca mata itu pun melocat dari pohon satu ke pohon yang lain, meninggalkan orang tua yang sedang berteriak marah di bawah sana.
Di sebuah taman dekat sungai berkumpul beberapa anak kecil, "Hh... Abarai dan Ishida-kun lama sekali ya?" keluh seorang gadis kecil bernama Inoue Orihime.
"Haha... tanang saja Inoue-chan mereka sebentar lagi muncul," sela seorang gadis yang lebih tua 1 tahun, memiliki rambut pirang.
"Ah. Itu mereka!" teriak seorang gadis memiliki rambut yngu bernama Senna.
Terlihat dua anak laki-laki sedang berlari kearah mereka bertiga,"Hah...hah...hah... maaf kami terlambat!" Kata seorsng bocah berambut merah, Renji.
"Lalu apa kalian mendapatkan apelnya?" tanya gadis berambut pirang yang lebih tua 1 tahun dari mereka berempat, Matsumoto.
Dengan bangga anak berambut merah yang bernama Renji itu pun memperlihatkan hasil petikannya, "Hehe, tentu dong!"
"Wah, Renji hebat!" puji Inoue. "Hehe... sudah pasti," kata Renji dengan bangga. Mereka berlima pun tertawa riang tanpa menyadari seorang lelaki yang berbeda 2 tahun menghampiri mereka.
"TUK"
"ADAOW..." rintih Renji kesakitan, "Siapa yang... kau?"
"ASHIDO?" teriak mereka berlima.
"Buat apa kau kemari hah?" kata Remji dengan nada sinis, anak yang dipanggi Ashido itu pun menyerinai, "Kau sungguh tidak sopan berbicara dengan orang yang lebih tua ya!"
"Bicara apa kau! Kau hanya lebih tua 2 rahun dariku."
"Yaya...".
"Eh... ngomong-ngomong Ichigo kemana ya? Kok belum datang biasanya dia sudah datang!" kata anak bernama Senna. "Benar juga... Ah! Itu dia!"
Dari kejauhan terlihat seorang anak laki-laki berambut orange yang sedang menuju kearah mereka sambil menarik seorang gadis yang memili rambut hitam sebahu.
.
Di sebuah tempat yang dimana terdapat hamparan pasir, tempat itu dinamakan Hueco Mondo. Di tempat itu terdapat sebuah bangunan yang menyerupai sebuah istana yang dikelilimgi oleh hamparan pasir. "Para anak buahku yang setia, bersiaplah! Besok malam kita akan mulai menjalankan rencana kita."
Dengan itu sebuah benca sedang berjalan ke arah mereka para penghunin Soul Society yang akan melibatkan sekumpulam anak-anak memulai petualangan mereka.
.
.
.
TBC(?)
Sekilas saat Ichigo dan Rukia telah dewasa...
"Begitu cepat... bahkan Rukia tidak tau apa yang terjadi, yang dilihatnya sekarang adalah wajah Ichigo yang sangat dekat dengan wajahnya dan yang dirasakannya adalah bibir Ichigo yang sedang menempel di bibir tipis miliknya?"
.
Hahahaha TBC dulu yah... mungkin para readers belum mengerti ceritanya, tapi nanti bakal dijelasin inti ceritanya...tidak banyak yang mau saia katakn
REVIEW PLEASE
