Our Story
A Hetalia Fanfiction
Disclaimer: Hetalia milik Hidekazu Himayura
Main Chara: Japan, Fem!Hindia-Belanda
Rated: T
Genre: Romance, Family, Humor
Warning: OC, OOC, sekuel of 'Colonialism'
Summary: 26 kata yang melambangkan cerita mereka.
.
.
.
A: All
Hindia selalu merasa kalau semua hal yang wanita itu kerjakan, pasti membuat Hindia teringat pada Japan.
"Ah, sepertinya tanaman itu tidak mendapatkan sinar matahari, ya?" Hindia lantas mengangkat sebuah pot dari samping gudang ke taman belakang. Pot yang cukup ringan, dengan tanaman bunga peony di dalamnya. "Kasihan ya kau, Japan seperti tak melihatmu..." Hindia tersenyum miris saat bercerita pada bunga peony itu.
Sepertinya kepala Hindia memang penuh dengan sosok Japan. Sampai tanaman di rumah Japanpun Hindia hafal apa saja, dan Hindia sering bercerita pada mereka seakan mereka hidup.
.
.
B: Blue
Hindia menyukai warna langit dan warna air. Mereka sangat indah, Hindia mengakui. Namun apa yang lebih indah dari itu semua di mata Hindia? Jawabannya hanya satu. Ialah Japan jika berkimono biru.
.
.
C: Cook
Japan tahu Hindia sama sekali tak dapat memasak, menggunakan tangannya untuk memotong sesuatu saja Japan tak yakin Hindia bisa. Bahkan Japan tahu yang merawat tamannya bukan hanya Hindia seorang, tapi juga Taiwan dan beberapa lainya. Maka, jika Japan memasak, Hindia akan membantunya dengan mempersiapkan bahannya. Dan tahukah betapa Japan senang Hindia membantunya memasak?
.
.
D: Doll
Japan sudah sering mengajak Hindia jalan-jalan. Sekedar membeli makanan atau kebutuhan rumah. Tapi Japan tak pernah memaksakan kalau Hindia tak ingin melepaskan jubah hitamnya dan tak ingin menggantinya dengan yang lain. Karena itu, satu hari Japan memberikan Hindia sebuah boneka.
"Ini untukmu." Japan memberikan sebuah kotak kecil pada Hindia. Hindia membukanya, lantas terbelalak melihat isinya.
Boneka HELLO KITTY yang dihadiahkan Japan jadi tak berguna di tempat sampah setelah dilempar sedemikian cepat oleh Hindia. Japan, apakah kau lupa Hindia phobia pada 'makhluk laknat' itu?
.
.
E: Eagle
Hindia sangat menyukai elang. Bagi Hindia, elang adalah perlambangan dirinya; saudara dari Garuda sang Indonesia. Satu saat, Japan mengajaknya pergi ke kebun binatang. Begitu melihat elang, Hindia sangat senang. Namun begitu melihat singa di kandang sebelah elang, Hindia merasa ingin pulang.
.
.
F: Famous
Japan sangatlah sempurna dan luar biasa di mata Hindia. Namun begitu memeluk kucing kesayangannya, Hindia merasa Japan bagaikan malaikat kematian.
.
.
G: Gold
Bagi Japan, Hindia adalah emas yang berharga. Namun Hindia merasa emas yang sebenarnya adalah Japan sendiri. Jadi? Manakah yang benar?
.
.
H: High
Hindia tak pernah membenci ketinggian, justru ketinggian adalah rumahnya. Karena dia suka berada di dahan pohon tinggi. Namun Hindia merasa pohon di rumah Japan kurang tinggi, hingga Japan terlalu mudah menemukannya yang sedang bersembunyi.
.
.
I: If
Jika Hindia adalah bunga, Japan akan menjadi airnya.
Jika Hindia adalah bulan, Japan akan menjadi bintangnya.
Jika Hindia adalah anjing,,, ah, Japan harus berfikir ulang sebelum memusukan 'akan menjadi kucingnya'.
.
.
J: Jungle
Hutan adalah tempat Hindia besar. Hindia menyukai ketenangannya. Namun rumah Japan lebih tenang dari hutan. Hanya saja, andai rumah Japan adalah hutan, Hindia tahu setiap harinya akan ada jeritan karena 'makhluk laknat' yang Hindia lihat.
.
.
K: Key
Kunci rumah Japan juga dipegang Hindia. Meski begitu, Hindia jarang menggunakannya. Karena bagaimanapun Japan selalu pulang di waktu yang sama dengan kepulangan Hindia dari 'IM' sehingga kunci itu bagai hanya hiasan di tas Hindia. Namun satu hari Japan tak pulang saat Hindia sampai di rumah Japan.
Tiga jam kemudian baru Hindia tahu Japan masih di Italia; entah kenapa Japan ketinggalan pesawat.
.
.
L: Leaf
Daun-daun di taman Japan mulai gugur. Tampil menawan dengan warna merah kekuningan yang indah. Hindia tahu itu cuma daun biasa. Namun jika ada Japan bersama daun itu, semua menjadi luar biasa. Ah, dan ingatkan Hindia untuk senantiasa mengambil fotonya!
.
.
M: Money
Bagi Hindia, uang bukanlah hal terpenting. Uang bagi Hindia hanyalah kertas dan logam biasa. Namun Japan selalu memberinya uang meski tahu Hindia bisa mendapatkannya sendiri. Japan tahu, Hindia-nya lebih berharga dari uang.
.
.
N: Name
Bila saja Hindia dan Japan mempunyai anak, akan dinamakan siapa?
Hindia menjawab, "Jika perempuan, Murni adalah nama yang cantik. Jika lelaki, Chand nama yang manis."
Sementara Japan menjawab, "..."
Mungkin yang siap jika mempunyai anak hanyalah Hindia. Mungkin juga Japan belum berpikir sampai sana. Lagi pula mereka belum menikah, toh?
.
.
O: Open
Japan selalu membukakan pintu pada Hindia. Bukan cuma pintu rumah, namun pintu hati, juga pintu kamar. Ups,
.
.
P: Problem
Jika Hindia menemui masalah, Hindia selalu bercerita pada Japan. Bila Japan menemui masalah, Japan selalu bercerita pada Hindia. Bila Hindia menuai sesuatu yang memalukan... Sepertinya Japan harus menunggu hingga Hindia tenang dan menceritakan 'sesuatu' itu.
.
.
Q: Quiet
Japan dan Hindia adalah orang yang tak banyak bicara. Tak perlu berkata-kata, Japan maupun Hindia tahu apa yang dirasakan pasangannya.
"..." Hindia terdiam sambil menaruh kepalanya di meja makan. Tanpa banyak tanyapun Japan tahu Hindia kelaparan, maka ia memasakkan makanan.
.
.
R: Rain
Hujan itu bagaikan tirai besar yang membuat Hindia harus mendekam berjam-jam di rumah. Namun berada di rumah dengan Japan di samping Hindia tidak buruk juga.
.
.
S: Soft
Ketika bibir lembut itu menyapu seluruh isi mulut Hindia, Hindia merasa tak ada yang lebih baik dari ini. Namun Japan merasa seluruh nyawanya hilang setelah mencium bibir Hindia.
.
.
T: Tie
Japan tak jarang salah memakai dasi, beruntung Hindia selalu membantu Japan membenarkan dasinya. Meski tak jarang juga Japan tak menggunakan dasi karena Hindia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Japan merasa bagai 'Suami yang ditinggal kerja Istri'.
.
.
U: Under
Dibalik bibir datar itu Japan tahu Hindia sebenarnya ingin tersenyum.
Dibalik kata-kata datar itu Japan tahu Hindia ingin menyemangatinya.
Dibalik jubah hitam itu Japan tahu Hindia sangat,,, hilangkan pikiran kotor itu, Japan.
.
.
V: Voice
Suara Hindia sangatlah lembut. Bahkan Japan yakin sutra kalah lembutnya. Dan lebih lembut lagi ketika Hindia menyebut dirinya 'Kakanda' dalam tidurnya. Hei, jangan lupa mengingatkannya untuk bertanya pada Indonesia, 'Kakanda' itu artinya apa?
.
.
W: Wish
Hindia selalu punya keinginan untuk bersama Japan. Namun apakah Japan mau? Tentu saja. Tapi Hindia masih sedikit ragu. Satu saat, keraguan itu terhancurkan.
"Hindia, kau selalu bersamaku kan?" Hindia tahu Japan sedang mabuk, tapi Hindia yakin Japan mengatakan itu dari lubuk hatinya.
"Y, ya."
.
.
X: X-ray
Satu hari, Japan mengajak Hindia ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya. Namun ketika Hindia melihat hasil X-ray itu, rasanya dunia berputar dengan cepat.
.
.
Y: Young
Hindia tahu, usia Japan dan dirinya sudah bukan lagi muda. Namun sesekali menikmati hidup sebagai orang-orang muda boleh juga.
.
.
Z: Zero
Kosong, ketika rumah Japan tampak kosong, Japan tak dapat memikirkan apapun lagi. Ke mana Hindia? Biasanya hari Minggu Hindia selalu di rumah. Namun begitu melihat memo di pintu kulkas, Japan hanya dapat tersenyum miris.
Japan, maaf ya aku tak bilang kalau aku akan pergi. Saat kau membaca ini, mungkin aku sudah ada di Indonesia. Maaf, Japan. Tapi nanti aku pulang, kok...
Tertanda,
Hindia Belanda
.
.
.
.
? ? ?
.
.
.
.
A/N: Yuhu.. Akhirnya sekuel dari fiction 'Colonialism' ini jadi juga. Niatnya cuma bikin satu, tapi kayaknya aku bakal bikin lanjutannya. Sorry, Kaka Nuru kalau aku jadi bikin sekuel sing ora genah kaya ngene. Maaf juga kalau saya sudah lama tidak terlihat karena HIATUS. Ini kayaknya masih ada kemungkinan bakal HIATUS lagi (padahal saya masih punya hutang dua project-fic sama anak tetangga). Karena saya ada kerja untuk menyelesaikan ori-fic dan ori-comic untuk keperluan Class Board Magazine.
Kepalanya saya lagi pusing nih buat ngerjain ulangan harian minggu depan yang bertumpuk menggunung. Mana Jie-Fe, si anak tetangga, belum pulang dari rumah sakit... #nangiskejeringetnilaimeledak #ingetjugaFebbremidimubanyak #plak
Tunggu saja kapan-kapan kelanjutan fic ini gimana jadinya...
Salam,
Mind to review?
.
ON: 29-04-2016
