Dislaimer : ©Crypton Future Media, Yamaha Corporation

Summary for Story : Vocaloid, adalah grub musik yang sangat terkenal dan tenar.

Berdiri baru 3 bulan yang lalu, tetapi sudah memiliki jutaan penggemar

Karena kekurangan anggota, sang pemilik mencari anggota lagi.

Akhirnya, pada suatu hari datanglah seorang gadis dan bergabung dalam band tersebut.

Hingga akhirnya, sebuah cinta tumbuh di dalam Vocaloid.

Genre : Hurt /Comfort / Romance

Rate : T

.

.

.

.

.

= Vocaloid =

©Rin 'Yaya-chan' Kagamine


Di suatu pagi yang cerah, di sebuah gedung bertingkat, berkumpullah beberapa orang.

Tepat di kamar 05, terdengar seseorang sedang berbicara.

"Apa yang mau kau bicarakan, Luka?" tanya seorang gadis dengan polos. Sedangkan pemuda di sebelahnya hanya diam sambil menyangga dagunya.

"Iya Luka. Cepatlah, aku sangat penasaran!" timpal gadis lain dengan antusias. Sedangkan orang yang dipanggil 'Luka' tadi hanya menghembuskan napas.

"Baiklah. Sebenarnya begini, bulan depan kita akan konser di Utakura Town." Jawab gadis itu sambil memelintir rambut panjang sepinggang yang berwarna merah muda.

"Ko-konser? Bulan depan?" ulang seorang pemuda. Mata azure miliknya membulat.

"Iya, Len. Dan nanti, ada yang bernyanyi solo, ada juga yang duet." Jawabnya lagi. Yang lain hanya menggerutu kesal.

'Tok tok tok'. Tiba-tiba, pintu kamar tersebut diketuk pelan seseorang dari luar. Lalu, salah satu dari mereka membukakan.

KLAP.

"Hai para bintang! Apakah kalian sudah tahu dari Luka?" tanya tamu itu sambil tersenyum. Di tangannya ada tumpukan kertas yang mungkin, err penting?

Yang ada di dalam kamar tersebut menoleh dan melihat siapa tamu mereka.

"Yah, tentu. Dengan hati yang baik," jawab salah satu dari mereka dengan tatapan sinis.

"Ah ayolah, Gakupo. Kau bisa berduet dengan salah satu dari kalian!" jawab tamu mereka itu dan ditambah dengan anggukan gadis berambut merah muda.

"Lalu, apakah aku juga akan berduet dengan seseorang?" tanya seorang gadis berambut tosca dan diikat twintails.

"Entahlah Miku. Nah, sebaiknya kau ambil ini." Jawab sang tamu sambil membagikan kertas-kertas yang dibawanya itu pada mereka.

Setelah selesai memberikan kertas-kertas itu, tamu tersebut tersenyum puas dan berdiri di tengah ruangan sambil melihat yang lain.

"He-hei! Kenapa aku berduet dengan Luka?" tanya pemuda ungu sambil mengangkat kertasnya tinggi-tinggi. Sang tamu hanya tersenyum.

"Bukankah selama ini, hal ini yang kau tunggu-tunggu, Gakupo?" tanya sang tamu dengan lembut. Gadis merah muda hanya menunduk dan diam.

"Kenapa aku tidak berduet, Shion-san?" tanya pemuda kuning sambil melepas earphone yang ia pasang.

"Karena tidak ada pasangan yang cocok untukmu, Len. Jika aku pasangkan dengan Luka, suaramu tidak bisa menandingi suara Luka yang pas-pasan. Jika dengan Miku, suara Miku terlalu tinggi untukmu. Jika dengan Ga— " belum sempat melanjutkan, pemuda kuning itu memotong.

"Aku tahu, aku tahu! Seharusnya kau mencari anggota lain," potong pemuda itu dengan sinis. Sedangkan tamu itu hanya diam.

"Aku berduet dengan Kaito ya?" tukas gadis tosca sambil menopang dagunya.

"Cantarella? Lumayan bagus. Okelah," timpal pemuda biru dengan santai.

"My Oniisan, buatanku pasti selalu bagus!" seru tamunya dan ia terkikik pelan. Sedangkan pemuda biru hanya tertawa hambar.

"Emm, Shion-san. Sepertinya apa yang dikatakan Len benar. Sebaiknya anda mencari anggota lain. Cukup satu saja," ujar gadis merah muda.

"Kau benar, Luka! Baiklah, aku akan menyebarkan kertas yang berisi pencarian anggota! Bye bye, minna.." jawab tamu itu dan langsung melesat keluar.

"Wah wah, adikmu sangat aktif ya," kata gadis merah muda dan ia tersenyum kepada pemuda biru.

"Tentu. Siapa dulu kakaknya," jawab sang pemuda sambil menjulurkan lidahnya.

Yang lain hanya tertawa, kecuali pemuda kuning.


Introduction


Pemuda kuning itu sibuk mendengarkan lagu.

Sebut saja, Len Kagamine. Ia adalah anggota Vocaloid. Vocaloid sendiri adalah grub musik yang sangat terkenal sampai penjuru negeri dan luar negeri.

Ia berambut blonde dan diikat ponytail. Dan, dia berumur 14 tahun.

Len memiliki sikap dingin dan pendiam. Len hanya bicara jika itu dianggap penting. Ia juga kasar. Jika amarahnya sudah meledak, apa pun yang ada di dekatnya akan menjadi 'korban'.

Walaupun begitu, pemilik Vocaloid sangat menyayangi Len karena ia yang paling pintar menyanyi di Vocaloid.

.

Seorang gadis berambut merah muda tengah merapikan sisa-sisa kertas yang dibawa tamu tersebut.

Luka Megurine, itulah nama gadis tersebut.

Ia gadis tertua di Vocaloid. Makanya, Luka bertugas untuk menjaga rekan-rekan sekaligus adik-adiknya.

Ah iya, Vocaloid adalah grub musik yang beranggotakan 5 orang. Dan Vocaloid memiliki tempat khusus, yaitu Vocaloid's Building.

Para anggotanya diwajibkan untuk tinggal bersama di sana.

Luka mahir dalam memasak. Dan sifat keibuan Luka sangat disukai oleh para anggota Vocaloid.

.

Pemuda berambut ungu sedang memperhatikan kertasnya. Walaupun terlihat begitu, sebenarnya ia sedang bengong.

Nama pemuda itu adalah Kamui Gakupo.

Pemuda ungu yang tergila-gila dengan terong. Gakupo juga sangat menyukai samurai.

Sifat Gakupo adalah gampang kesal, kekanak-kanakan, dan biasa melawak.

Sehingga, anggota Vocaloid tidak bosan jika sedang bersantai seperti sekarang ini.

.

Gadis berambut tosca yang diikat twintails sibuk memelintir rambutnya. Ia terlihat sedang menghafal sebuah lagu.

Ialah Miku Hatsune. Dalam tingkatan dalam Vocaloid berdasarkan ketenarannya, ia meraih kedudukan nomor 2, setelah Len.

Miku adalah gadis cantik yang memiliki rambut panjang semata kaki. Sifat Miku berubah-ubah.

Itu pun berdasarkan mood. Kadang ia kekanak-kanakan, kadang pemarah, kadang diam atau murung, bahkan jika sedang senang mulutnya akan terus berbicara.

Walaupun begitu, ia juga gadis yang penurut.

.

Seorang pemuda berambut biru asyik melihat isi kulkas. Lalu, ia menutup kembali kulkas dengan es krim di genggaman tangannya.

Kaito Shion, pemuda maniak es krim.

Kaito adalah kakak dari pemilik Vocaloid. Sebenarnya, para anggota Vocaloid bingung, kenapa adiknya? Bukan kakaknya yang jadi pemilik Vocaloid?

Jawabannya mudah, karena Kaito tidak ada bakat menjadi pemilik Vocaloid. Adiknya yang sangat ulet dalam bekerja.

.

Tamu yang tadi, sibuk menyebar kertas dengan riang gembira. Syal birunya berkibar pelan mengikuti angin.

Mudah, dia adalah Kaiko Shion, adik dari Kaito Shion. Sama-sama maniak es krim.

Ialah pemilik Vocaloid. Dengan kepintarannya, ia mudah saja membuat lagu-lagu untuk anggota Vocaloid.

Semua lagu yang dinyanyikan anggota Vocaloid, Kaiko lah yang membuat. Walaupun beberapa Len yang membuat lagu dan hanya boleh dinyanyikan oleh Len sendiri.

Kali ini, ia sibuk mencari satu anggota untuk grub musik Vocaloid miliknya.

.

.


Para anggota Vocaloid sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Beberapa sudah kembali ke kamar masing-masing. Di kamar 05, Len, pemilik kamar ini masih sibuk mendengarkan lagu.

Kadang-kadang, ia mengangkat tangannya untuk melihat sebuah benda yang melingkar di pergelangan tangannya.

Jika sudah begitu, ia tersenyum tipis sendiri dan membenamkan wajahnya di bantal.

Lalu, ia meraih kertas yang diberikan Kaiko tadi siang.

"Adolescence, Magnet, Discotheque Love, Kokoro, or Butterfly on Your Right Shoulder. Pilih 2 lagu dari kelima lagu tersebut! Selamat berlatih ya!" dengan kesal Len membaca kertas tersebut.

Di bawah kalimat yang dibaca Len, terdapat lirik-lirik lagu.

"Cih, semua lagu ini aku yang menciptakan. Tinggal lihat, siapa anggota baru itu," gumam Len dengan angkuh.

Kesal juga sih, selama 3 bulan yang lalu (tepatnya saat Vocaloid dibuat, Len langsung masuk) ia terus bernyanyi solo tanpa ada teman untuk duet.

Ia hanya berharap, semoga teman duetnya adalah seorang lelaki saja. Alasannya, jika seorang gadis, pasti gadis itu akan ganjen dan terus mengganggu Len. Dan tentu itu menurut diri Len sendiri.

Lalu, di malam yang tenang ini, anggota Vocaloid tenggelam dalam mimpinya masing-masing.


.

.

To Be Continued

.

.

.

Author : Yay.. Nekad ah publish new story.. Enggak ada ide untuk fic yang satu! TTATT

Len : Ew.

Author : Len, tolong ya?

Len : Apa?

Author : *ngedipin mata* Tadi yang aku bisikin di belakang panggung..

Len : Oh, oke..

Author : Arigato nee.. Len baik deh..

Len : Dou itta.. Review please.. Enggak review juga enggak apa-apa sih. Asal enggak review sendiri, norak tahu! ==;

Author : Kok ada tambahan sih?

Len : Enggak apa-apa..

Author : Oke deh. Aku tambahin juga, R&R please.. Atau, cerita ini tidak berlanjut! #dibakar# *kidding

Len : Maaf ya kalau sedikit. Dan juga, kalau ada typo, itu adalah unsur ketidaksengajaan ^^;