Muahaha XD belum kelar satu cerita,udah buat lagi :3

tapi gapapa laah...mumpung ada ide kan ? XD

~*oOo*~

WARNING !

All Character BoBoiBoy © Monsta / Animonsta Studios

All Chara 20 Th+

Banyak Typo,author baru,OOC parah,Straight Pair,story gak nyambung sama judul,de el el

Di cerita ini,Yaya rambutnya di urai panjang sampe pinggang

Pair : cari sendiri XD

Genre : Supernatural,Romance,de el el

This is JUST A STORY FROM MY MIND

DON'T LIKE DON'T READ !

Chapter 1 – The Red Lightning Snake

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Damai.

Siapa yg tak ingin memiliki hidup damai ? Pasti semuanya menginginkannya.

Damai membuat kita merasa nyaman dan kita serasa tidur di awan yg begitu empuk.

Hal itu kadang bertubrukan dengan takdir yg seolah tak ingin membiarkan manusia terus-menerus hidup dalam damai.

Bagaimana kalau takdir ternyata menginginkan sesuatu terjadi dan kedamaian mu hilang ?

Bagaimana kalau masalah yg besar menimpa hidupmu ?

Rasanya pasti campur aduk seperti adonan kue yg baru di mixer,bukan ?

Seperti halnya gadis bertudung merah muda dengan jubah yg menjuntai sampai menyentuh permukaan bumi dan gaun pink panjang yg satu ini.

Ia tengah berjalan sambil tersenyum yg menggambarkan betapa bahagianya ia sekarang. Tangan yg kini sedang memegang sebuah keranjang dari anyaman bambu ia ayun – ayunkan sepanjang perjalanannya menyusuri pasar di kaki bukit yg ramai ini.

" hai Yaya ! kau sepertinya sedang bahagia hari ini ya ? " Seorang gadis dengan wajah oriental dan memakai kacamata bulat menyapa sang gadis bertudung merah muda,Yaya.

" oh,hai Ying ! bukankah aku selalu seperti ini sebelumnya ? " Yaya melemparkan senyum hangatnya kepada Ying sambil terkekeh kecil.

" tapi kau nampak lebih bahagia dari biasanya "

" emm... mungkin karena hari ini adalah hari istimewa bagiku "

" hari istimewa ? hari apa ? " Ying memiringkan kepala tanda ia sedang bingung.

Perlahan senyum Yaya memudar dan di gantikan dengan ekspresi sedih, " hmm... kau lupa ternyata... "

" hmm... coba aku ingat ingat lagi deh, emm... " Ying mengetuk-ngetuk samping kepalanya dengan pelan menggunakan jari terlunjuk kanannya, " oh iya ! aku lupa ! hari ini kan hari ulang tahunmu ! selamat ulang tahun,Yaya ! "

" haha... a-akhirnya k-kau... ugh ingat... " Yaya tertawa pelan sedangkan Ying memeluknya dengan erat, " emh... Ying... a-aku s-sesak ! ugh "

Ying langsung melepaskan pelukannya sambil tertawa hambar, " hehe maaf Yaya, habisnya aku senang sekali sih "

" gak papa kok, Ying...oh iya ! aku harus cepat nih ! maaf Ying, aku duluan ya ! " Yaya langsung berlari kecil meninggalkan Ying yg melambaikan tangannya, " baiklah ! sampaikan salamku pada ibumu juga hati – hati di jalan ! "

Setelah berlari kecil cukup lama ,akhirnya ia berhenti di sebuah kios yg menjual buah-buahan yg masih terlihat segar.

" hai Kak Nanda ! sudah lama gak ketemu " Yaya menyapa sang penjual buah sambil tersenyum hangat.

" hai juga Yaya ! kau mau beli buah apa ? " sang pejual buah yg terlihat masih muda dengan rambut se-sikunya tersebut membalas senyum Yaya dengan senyumannya yg menawan.

" emm... aku mau beli apel dan cerinya 10 koin "

" haha kau seperti biasa selalu membeli apel dan ceri. Nah buahmu " Nanda memasukkan beberapa apel dan ceri ke dalam keranjang yg di bawa Yaya.

Yaya menyerahkan 10 koin perak pada Nanda, " terima kasih kak ! aku pergi dulu ya ! " Nanda hanya membalasnya dengan lambaian tangannya.

~*oOo*~

Setelah keluar dari pedesaan, Yaya bergegas mendaki bukit untuk pulang ke rumahnya. Ia tinggal bersama sang ibu yg bekerja untuk mendapatkan uang dengan bertani gandum.

Di perjalanan pulangnya,Yaya melihat tumbuhan beri hutan yg tengah berbuah lebat (bayangin aja kayak beri di film Masha and The Bear). Buahnya yg berwarna merah muda nampak sangat menarik untuk di makan. Dan Yaya tau bahwa rasanya pun juga manis.

" ah, ibu kan suka beri hutan ! aku petik beberapa ah " Yaya menghampiri tumbuhan tersebut lalu memetiknya dan langsung di masukkan dalam keranjangnya. Ia juga memakan beberapa beri tersebut.

" kurasa ini sudah cukup... " Yaya menghentikan aksi memetik buahnya dan beranjak melanjutkan perjalanannya yg masih agak jauh.

30 menit berlalu, Yaya merasa kaki-kakinya makin berat saja dan mulai terasa pegal. Ia melihat sebuah taman bunga dandelion yg terlihat begitu indah lalu memutuskan untuk beristirahat sebentar di sana.

" waah indah sekali... sepertinya ibu juga suka bunga ini... " Yaya memetik bunga dandelion tersebut dan langsung memasukkannya ke keranjang. Ia juga sesekali memijat-mijat kakinya agar pegalnya segera hilang.

Setelah dirasa pegalnya sudah lumayan berkurang, Yaya kembali melanjutkan perjalanannya yg tinggal beberapa ratus meter lagi.

Pemandangan pepohonan yg lebat itu kini telah berganti dengan ladang gandum milik tetangga-tetangganya yg rumahnya memang agak berjauhan dengannya. Entah kenapa sang ibu lebih memilih tempat yg sepi daripada di dekat rumah petani yg lain. Mungkin ibunya ingin beristirahat setelah lelah bekerja di ladang tanpa ada gangguan.

Yaya dengan semangat membuka pintu depan rumahnya , " ibu,Yaya pulang ! " Namun, tidak ada sahutan dari sang ibu. Yaya merasa ibunya sedang pergi ke dalam hutan yg berada di belakang rumahnya.

DEG

" a-aduuh ! " Tanpa sengaja,tangan Yaya terluka akibat ia tak hati-hati saat memegang pisau yg tergeletak di meja ruang tamunya.

' pe-perasaan apa ini ? kenapa aku merasa ada hal yg tidak beres sedang terjadi ? j-jangan -jangan ibu.. ?! ' Yaya dengan panik berlari sekencang yg ia bisa menuju ke dalam hutan untuk memastikan firasat buruknya.

Saat sampai di dalam hutan Yaya melihat sesuatu tengah membelit tubuh rapuh ibunya, " i... ibu... ja-jangaan ! "

~*oOo*~

YAYA'S POV

Aku berlari sekuat tenaga ke hutan belakang rumah. Keranjangku bahkan tak ku letakkan di meja karena sangat panik tadi.

Akhirnya, aku menemukan ibuku. Nafasku tersengal-sengal karena berlari tadi. Sampai aku melihat sesuatu membelit tubuh ibuku.

" i... ibu... ja-jangaan ! " Aku berteriak histeris saat melihat kejadian itu. Tubuhku gemetar dan aku hanya mampu diam di tempat. Keranjang yg sedari tadi aku pegang telah terjatuh ke tanah, menghamburkan buah dan bunga yg ada di dalam keranjang itu.

Lidahku terasa kelu untuk ku gerakkan. Kakiku seperti telah di bekukan sedangkan tanganku terus menunjuk sesuatu yg nampaknya begitu besar dan panjang.

Mungkinkan itu... ular ?

Aku melihat ular yg berwarna merah dan hitam itu tengah menatap ibuku sebagai mangsanya. Kepalanya ia arahkan tepat di depan wajah ibuku yg sepertinya sudah pingsan. Lidahnya ia julurkan beberapa kali ke arah wajah ibuku. Sepertinya,ia sudah siap menelan ibuku bulat – bulat !

Tidak ! Ular itu tidak boleh memakan ibuku !

Kuraih ranting yg cukup besar di sebelahku. Lalu, dengan memberanikan diri dan tekadku yg kuat untuk menyelamatkan ibuku dari ular jejadian itu, aku memukulkannya ke sang ular.

" lepaskan ibuku ! dasar ular jelek ! berani sekali kau melilit ibuku ! rasakan ini ! " Aku terus menghantam tubuh ular itu dengan ranting yg kujadikan senjata. Dan sepertinya... hantaman ku tidak mempan...

" SSSSSTT... "

Dan ular itu kini menatapku ! oh tidak ! aku belum mau mati sekarang ! aku kan belum menikaahh ! eh ?

" k-kau ! pergi sebelum aku menghantam kepalamu sampai pecaahh ! "

" HAHAHA ! KAU PIKIR AKU TAKUT,HEH ?! "

S-suara siapa itu ?! bukannya hanya ada aku saja di sini ? lalu... siapa... ?

" KENAPA KAU CELINGUKAN SEPERTI ORANG GILA BEGITU ? AHAHAHAHA ! "

Dia bicara lagi ! aku lalu melihat ular jejadian tadi. Ternyata ia masih melilit ibuku dan menatapku dengan... err... pandangan yg aneh.

" JADI... DIA IBUMU ? "

T-tunggu tunggu ! u-ular ini... BICARA PADAKUU ?! ini... b-bukan mimpi kan ?! siapapun tolong keluarkan aku dari tempat aneh ini !

" i-iya... d-dia i-ibuku... err tuan ular... "

" HMM... KAU MENARIK JUGA KALAU DI LIHAT-LIHAT... "

A-apa ?! what the...

" ssshhh... "

A-apa ini ?! kok tiba-tiba ada kabut hitam siang-siang gini sih ?! " u-uhuk uhuk ! ugh... i-ibuu ! uhuk ! "

Kabut hitam tadi makin menebal sampai aku terbatuk – batuk karenanya. Aku juga sudah tidak bisa melihat si ular besar tadi dan juga ibuku yg dililitnya.

Beberapa detik kemudian, kabut hitam itu menipis juga.

Sebentar... di situ tadi kan ular besar jejadian itu... tapi kok yg kelihatan itu siluet pria yg mencekik seorang perempuan sih ? kalo perempuan itu sepertinya sih ibuku.

Tunggu... mencekik ? bukannya tadi ibu lagi di lilit sama ular ya ? kok aneh sih ?!

Aku mengucek-ngucek mataku untuk memastikan apa yg kulihat tadi sungguhan. Dan... itu memang seorang pria yg sedang mencekik ibuku dengan tangan kirinya.

Kabut hitam tadi akhirnya menghilang sepenuhnya dan tidak lagi menghalangi pandanganku.

Pandanganku kini tengah di hiasi dengan seorang pemuda yg tinggi dan berotot mungkin... Kulitnya juga putih dan aku hanya bisa melihat mulutnya karena wajahnya tertutup topi hitam beraksen merahnya yg posisinya begitu turun.

' hahah... pasti dia putih karena topinya yg melorot segitunya... ' batinku terus tertawa miris sambil mataku terus menatap pemuda yg mencekik ibuku.

Sebentar... mencekik ibuku ? pemuda itu mencekik ibuku ?!

Segera ku gelengkan kepalaku kuat-kuat untuk mengembalikan kesadaranku yg seperti di hisap pemuda di depanku itu. Saat kesadaranku telah pulih kembali dan aku hendak menghampirinya, dia tiba-tiba menyeringai seram ke arahku, menunjukkan gigi taringnya yg tajam.

HIIYY ! GA-GAWAATT !

" tap tap... " suara langkah kakinya yg tengah mendekat ke arahku terdengar seperti lonceng kematian di telingaku. Begitu seram lebih dari tawa Nenek Lampir di drama yg ku tonton di Tv milik Ying.

Aku terus diam di tempat sambil terus bergemetar takut. Kepalaku yg tadinya aku tundukkan akhirnya mendongak ke atas karena ada yg menyentuh dan menarik daguku untuk mendongak.

" tatap aku, nona... "

GLEK !

Aku menatap mata dengan iris ruby itu dengan mata yg terbelalak kaget. Wajahnya begitu dekat denganku sekarang. Mungkin hanya sejengkal saja. Aku merasakan nafasnya yg samar-samar menerpa wajahku.

Aku mulai melihat bagian wajahnya yg lain.

Tampan...

Ugh ! ingin sekali aku menampar diriku sendiri karena membatin hal aneh seperti itu.

" kau... siapa... ? " Akhirnya lidahku dapat bergerak juga.

" ahahaha ! kau belum nyambung daritadi ? dasar manusia... "

" haa ? j-jangan bilang... ka-kau... "

" ya Nona manis... aku adalah ular yg kau lihat tadi... Julukan ku ialah The Red Lightning snake... "

A-apa ?! The Red Lightning Snake ?! Bukannya itu Cuma... legenda ? A-apa cerita yg ku dengar selama ini itu bukan dongeng, tetapi cerita nyata ?!

" bu-bukannya kau itu h-hanya... "

" dongeng ? yah... sebenarnya ada beberapa manusia yg pernah melihat kami... tapi semua menyangka bahwa ceritanya Cuma karangannya saja "

Oh... jadi benar ya... haha

" oh iya, kau bilang... dia ini ibumu, bukan ? "

Eh ? ya ampun ! aku melupakan ibu yg di cekik seperti itu ! " le-lepaskan ibuku ! " aku berusaha menggapai ibuku, namun tangannya ia arahkan menjauh dari jangkauan tanganku yg memang sedang terhalang tubuhnya yg tegap itu.

" eits ! enak saja kau mau mengambil makananku begitu saja ! aku sudah lama sekali tidak merasakan daging manusia, tau... "

" ha-haah ?! makananmu ?! lepaskan ibuku sekarang ! k-kau kan bisa mencari manusia lain yg dagingnya lebih sedap daripada ibuku ! " Dasar Yaya bodoh ! kau sama saja sedang menggali kuburanmu sendiri !

" oh ya ? jadi, apa kau mau mengganti ibumu dengan dirimu ? hm ? "

' sudah kuduga dia akan bicara seperti itu... '

" jadi bagaimana ? cepat jawab atau aku akan pergi dengan membawa ibumu sekarang... "

Oh... lihatlah dia ketika sedang mengancam...

Tapi, aku sungguh tidak tega jika ibuku meninggal dengan cara najis seperti itu. Aku... aku... aku rela menyerahkan nyawaku demimu bu...

" hiks... tu-tuan ular... hiks... lepaskanlah ibuku... aku mohon... " aku rasanya tak bisa membendung air mataku yg terus memaksa untuk keluar. Ku katupkan kedua tanganku ke arah pemuda tadi.

" untuk apa aku melepaskan santapan lezat seperti ini, Nona manusia ? yg ada aku akan kelaparan nanti "

Aku akhirnya bersimpuh di kaki Tuan Ular tersebut. Air mataku terus mengalir deras dan tanganku masih kukatupkan, " ku mohon... hiks... aku akan melakukan apa pun... aku akan menyerahkan apapun... tapi tolong lepaskanlah ibuku... dialah satu-satunya penopang hidupku.. aku berjanji padamu... hiks "

" hahaha ! baiklah gadis manis, aku akan melepaskan ibumu... tapi kau harus menjadi milikku "

" a... apa kau bilang ?! " Aku begitu tersentak atas jawaban pemuda itu. Menjadi miliknya ?

" jadi kau ingin ibumu ku makan ? oh baiklah kalau begitu " Pemuda itu berbalik hendak pergi ke dalam hutan yg gelap tersebut. Aku yg panik spontan saja menahan kakinya.

" tidak ! jangan makan ibuku ! aku akan melakukan apa saja ! aku berjanji untuk hal itu ! tapi jangan makan ibuku... "

" fuhh... baiklah kalau begitu " Aku melihat pemuda itu melepaskan cekikannya pada ibu dan tentu saja itu membuat ibu jatuh ke tanah.

" ibu ! ibuu... hiks... " Aku memeluk ibu yg akhirnya terlepas dari maut, membiarkan air mataku mengalir deras dari pelupuk mataku. Karena mungkin... ini jadi yg terakhir kalinya aku memeluk ibu.

Tiba-tiba, aku melihat kilatan cahaya merah yg bergerak ke arah belakang tubuhku dalam hitungan detik saja. Setelah itu, aku merasakan hembusan nafas yg hangat menerpa tengkuk belakangku yg membuatku membelalakkan mataku dan merinding.

Ke-kenapa dia... ? ce-cepat sekali dia berpindah...

" dengar aku ! ku beri kau waktu sampai besok untuk sekedar merawat ibumu dan mengucapkan salam perpisahan padanya. aku akan menjemputmu besok. Tapi,kalau kau berani lari bersama ibumu... kau akan rasakan akibatnya... "

Aku berbalik dan menatap pemuda tersebut dengan tatapan nanar. Sekarang ia akan pergi ke dalam hutan gelap tersebut. Tapi, aku lupa menanyakan satu hal penting padanya...

" T-tunggu tuan ! "

" hmm ? "

" a-aku belum tau s-siapa nama asli tuan... "

" ahaha ! nama asli ? bukankah -, "

" aku tau i-itu Cuma... julukanmu, Tu-tuan... "

" ... Halilintar... panggil saja Hali, kau ? " Ia nampak hanya melirik ke arahku.

" Yaya... "

Setelah pemuda itu mengangguk, tiba-tiba saja ia menghilang dan aku hanya melihat kilatan cahaya merah yg masuk ke dalam hutan secepat kilat.

' mungkin aku harus menyiapkan diri... '

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued or Delete ?

A/N : hahaha XD tiba – tiba kelintas ide cerita ini pas baruuuu banget keluar dari kamar mandi :v karena jarang ada yg supernatural,mending ane tulis dah XD krisar nya akan di terima dengan senang hati juga kok XD

o iya,OC Nanda itu kakak saya XD hehe

So...

Mind to Review ? 3(Q-Q3)