The Destiny

haosungmin's presented

Cho Heechul
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Lee Jungsoo
Lee Hyukjae

1,233 words

GS, romance, hurt, sad, OOC, typo(s)

-OoO-

cause I can't stop thinking about u girl
neol naekkeoro mandeulgeoya
no I can't stop thinking about you girl
nae uri ane gadugoshipeo

Terdengar suara musik dengan volume sangat keras memenuhi segala penjuru sebuah ruangan yang terletak di lantai dua rumah mereka. Suara itu sangat memekakkan telinga seluruh penghuni rumah itu.

"Cho Kyuhyuunn! Pelankan suara musikmu!" teriak wanita paruh baya dengan menggedor-gedor pintu coklat tua yang ada di depannya. Namun seakan tuli, seseorang yang berada dalam ruangan itu justru ikut bersenandung dengan suara tak kalah keras. "Kyuhyun! Ini sudah malam! Pelankan volumenya!" teriaknya lagi.

Volume music kian pelan, namun pria berambut coklat sedikit ikal dan berkulit putih pucat itu tetap tak membukakan pintu agar sang eomma bisa masuk. Bukankah akan lebih sopan jika mempersilahkan seseorang yang sedang berbicara diluar kamar dengan orang yang di dalam kamar itu untuk masuk?

.

Sarapan di ruang keluarga seperti biasa, berlangsung hening namun tetap dengan pidato panjang lebar dari sang eomma, menasehati ini itu agar putra semata wayang-nya menjadi lebih 'lurus'. Dan sang appa hanya diam mendengarkan apa yang disampaikan oleh istrinya. Namun apa daya, memang sudah di takdirkan Cho Kyuhyun itu nakal, bandel, dan cuek. Maka nasehat apapun yang masuk dari telinga kanan akan keluar langsung dari telinga kiri. Benar-benar anak ini.

"Kyuhyun, jangan mentang-mentang kau anak cerdas lalu kau bisa seenaknya saja bertingkah ini itu. Eomma sudah bosan harus bolak-balik ke sekolahmu karena kenakalanmu di sekolah. Kau mau jadi apa jika sikapmu terus seperti itu, hah?"

"…"

"Jangan sombong, mentang-mentang kau berperingkat satu di sekolah sampai-sampai kau berani bertindak yang ridak sopan dengan gurumu. Kau tidak punya malu?"

"…"

"JAWAB CHO!"

Kyuhyun meletakkan sendok dan garpunya tepat saat bentakan keras dilayangkan kepadanya. Lalu memandang rendah ke arah kedua orangtua-nya. "Ya ya ya. Eomma tahu sendiri bagaimana aku. Yeah, inilah aku. Cho Kyuhyun adalah Cho Kyuhyun. Jika kau ingin aku berubah, ubah juga cara kalian mendidikku. Pulang malam saat aku lelah dan ingin tidur, bertemu hanya sarapan dengan ocehan seperti ini. Selalu saja kalian bekerja, bekerja, dan bekerja. Aku jadi ragu bahwa aku anak kalian atau bukan. Cih, kalian mencampakkanku."

"CHO KYU—" Heechul segera berdiri dari kursinya. Balas memandang tajam sang anak. Bau saja ia akan melangkah untuk mendekati anaknya, tangannya sudah di cekal duluan oleh sang suami. Lalu pandangannya beralih ke Hankyung, seolah suaminya sedang berkata, 'Tenanglah, sabar hadapi anak ini.' Dan Heechul memutuskan untuk duduk kembali dengan perasaan dongkol-nya.

"Sudahlah, aku mau berangkat. Muak harus seperti ini setiap hari. Selamat bekerja."

.

"Selamat pagi, anak-anak."

"Pagi, seonsaengnim."

"Sebelum kita mulai pelajaran, saya membawa murid baru disini. Mohon terima dia dengan sebaik-baiknya." Kim seonsaengnim berjalan keluar untuk menjemput si murid baru itu. Tak lama kemudian, si murid baru itu masuk dengan senyuman indahnya—bermaksud untuk menyapa teman-temannya.

"Hallo, nama saya Lee Sungmin. Saya pindahan dari Jepang karena eomma ku pindah tugas ke Korea. mohon terima perkenalanku."

Tubuh mungil, kulit putih ke-kuningan, mata bulat, pipi chubby, rambut sebahu yang sedikit pirang dan digerai, dan bibir plump yang ia miliki menampakkan betapa sempurnanya sosok fisik wanita ini.

"Baik Sungmin-ssi, kau bisa duduk dengan Lee Hyukjae di sebelah sana." Guru yang telah berumur itu segera menunjukkan dimana Sungmin harus duduk.

"Gamsahamnida, seonsaengnim."

.

"Sungmin-ssi, kau sangat cantik. Bolehkah aku meminta tips memiliku kulit indah sepertimu?"

Mereka berdua kini tengah duduk di bangku kantin sekolahannya saat jam istirhat berlangsung. Hyukjae sangat cerewet bukan? Buktinya hanya dengan beberapa kali melakukan pendekatan, mereka bisa terlihat sangat akrab.

"Ah kau bisa saja, Hyukjae-ssi. Ini sudah alami dari sana-nya. Mungkin aku mewarisi kulit dari eomma ku."

"Pasti eomma mu sangat cantik ya? Bahkan anaknya sangat manis seperti ini."

"Eomma ku memang sangat cantik, Hyukjae-ssi. Kau jangan terlalu sering memujiku, nanti wajah-ku bisa memerah matang karena ulahmu. Hihihi."

.

"Eomma, aku pulang!" ucap gadis mungil itu dengan gembira saat kakinya melangkah melewati rumah sederhana-nya yang berjarak 2km dari sekolahnya.

Leeteuk—sang eomma segera menuju anaknya. Mengecup manis kening Sungmin. "Bagaimana harimu, sayang? Sangat senang bukan berada disana?"

"Sangat menyenangkan berada di sekolah itu, eomma. Bahkan aku bisa langsung mendapatkan sahabat!" ujarnya mantap.

"Benarkah? Ah senangnya, tak sia-sia aku mempunyai anak sepertimu. Cantik dan manis. Bukankah mereka dekat denganmu karena itu?" goda Leeteuk saat melihat wajah anaknya yang berseri-seri.

Sungmin mempoutkan bibirnya lucu ketika mendengar godaan dari Leeteuk. "Ish eomma sama saja dengan Hyukjae. Mereka mau berteman denganku karena aku ramah! Bukan karena aku cantik atau manis."

"Sudah ayo makan, makanannya nanti menjadi dingin jika kita membahas sesuatu yang tidak penting."

"Ayo! Aku juga sudah lapar. Hehehe."

.

"Eomma, apa kau tidak merindukan appa? Aku bahkan sangat merindukannya. Aku juga merindukan Sungjin. Ah~ bagaimana kabar bocah itu, ya?" ucap Sungmin di sela makan siangnya berdua dengan Leeteuk.

"Tentu eomma sangat merindukannya, sayang. Namun karena pekerjaan bodoh ini, eomma jadi harus berpisah dengan appa dan adikmu yang masih berada di Jepang. Sungguh eomma tidak ingin berjauhan seperti ini. Sangat sepi jika tidak ada mereka." Jawab Leeteuk dengan wajah sendu. Rindu, eoh?

"Saat liburan ini, mari berkunjung kesana, eomma!" Sungmin mengepalkan tangannya dan diangkat keatas serta tersenyum manis menunjukkan gigi kelincinya. Aegyo ,

"Eomma tidak bisa berjanji, sayang. Pekerjaan ini benar-benar tidak bisa untuk dibuat bercanda. Jika kau mau mengunjungi-nya, silahkan saja. Kau kan sudah besar, sudah hamper lulus, jadi kau bisa berkunjung sendiri tanpa eomma."

"Ah tidak tidak! Kalau aku berkunjung sendiri sih sama saja. Kita juga tidak akan berempat jua 'kan? Fiuh~ baru saja pindah, aku sudah benar-benar merindukan keluargaku."

"Dua tahun lagi, Sungmin-ah. Kita bisa berkumpul seperti sedia kala. Oh iya, bagaimana keadaanmu? Sudah tidak sering pusing 'kan? Tidak sering pingsan 'kan? Kau harus menjaga kondisimu sendiri, chagi. "

"Sudagh tidak apa-apa kok. Sudah jarang kambuh. Aku 'kan masih sering check up ke dokter, jadi kesehatanku masih terpantau. Eomma tenang saja." Sungmin melirik jam tangan pink-nya yang melingkar indah di pergelangan tangannya. Ia ingat akan tugasnya setelah ini. "Eomma, aku berangkat kerja dulu ne?" ucap Sungmin seraya menyudahi makan siangnya dan bangkit.

"Hati-hati, sayang. Jangan sampai terlalu lelah. Eomma menyayangimu." Ucap Leeteuk sambil mengecup kening anaknya dengan sayang.

"Aku juga sangat menyayangimu, eomma." Sungmin segera berlalu ketika jarum di jam tangannya telah menunjukkan waktu 15.00. Itu tandanya waktu bekerjanya akan dimulai 10 menit lagi. Sungmin harus mengayuh sepedanya dengan cepat agar tidak telat.

Meskipun Sungmin anak orang berpunya, namun ia sangat sederhana. Tidak menampakkan seolah ia adalah orang kaya. Begitu pula dengan Sungjin, adiknya juga sama sepertinya. Mandiri dan sederhana. Itu karena sejak kecil orangtua mereka sudah mengajarkan prinsip tersebut karena tidak selamanya orang akan hidup dengan harta bukan? Apalagi harta itu milik orangtuanya.

Setelah Sungmin sudah tidak terlihat di tikungan jalan itu, Leeteuk menatap langit biru yang membentang luas dan menggumamkan kalimat kecil di dalam harinya.

'Tuhan, jagalah Sungmin-ku. Jagalah putriku. Aku sangat menyayanginya, dan tentu menyayangi keluargaku. Jaga mereka untukku, Tuhan.'

Lalu wanita paruh baya itu menutup pintunya dan bersiap kembali ke kantornya.

To Be Continue

Bagaimana? Ini masih prolog. Saya menunggu respon readers dengan fanfic ini. Jika responnya baik, maka saya akan melanjutkan fanfic ini. Jika tidak, terpaksa discontinue. aku membutuhkan komentar kalian.. Gamsahamnida~ ^^

tanya lebih lanjut, follow haosungmin kkk