I Don't Wanna Lose You

Cast :

Ravi VIXX = seme

Jaehwan VIXX = uke

Hyuk VIXX = uke

Other cast :

N VIXX = uke

Hongbin VIXX = uke

Leo VIXX = seme

Warning : typo, bromance, aku mengambil sedikit adegan dari Leo&Lyn Blossom Tears, VIXX hanya punya Tuhan, orang tua mereka dan Author.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

.

.

Selamat membaca!

Seorang namja sedang duduk menyendiri di sebuah cafe terkenal di Seoul. Terlihat seperti dia menunggu seseorang. Lalu, datanglah seorang namja menuju ke mejanya. Memeluknya dari belakang kemudian menciumnya tepat di bibirnya.

"Annyeonghaseo chagi." sapa namja yang tadi menciumnya.

"Halo Hwan-ie chagi." balas namja tersebut yang dikenal dengan nama Ravi. Dia pun membalas ciuman namja itu.

"Sudah menunggu lama chagi? Mianhae ne~~" balas namja yang dikenal dengan nama Jaehwan.

"Belum lama kok Hwan-ie. Memang kau tadi habis ngapain?"

"Tadi aku ke salon dulu bersama Binnie dan N eonni. Aku kan ingin tampil cantik didepanmu."

"Ooo gitu. Tapi kau selalu cantik dimataku chagi." sahut Ravi sambil mengelus pipi Jaehwan.

Lalu Jaehwan duduk di sebelah Ravi, memeluk Ravi dengan manjanya.

"Ada apa chagi? Tumben kau manja seperti ini."

"Tak boleh ya?" tanyanya sambil melepas pelukannya dari Ravi.

Ravi menarik kembali tangan Jaehwan yang tadi memeluknya sambil tersenyum. "Tidak chagi, boleh kok."

"Kau mau pesan apa?" tambah Ravi.

"Kau seperti tidak tahu saja apa favoritku." ejek Jaehwan.

"Kau kan minum sesuai dengan moodmu karena kau bergolongan darah AB. Susah bagiku untuk menebaknya."

"Alasan sekali. Yasudah pesankan aku Green Tea Latte."

"Baiklah. Waiter! Green Tea Latte satu"

"Oke. Ada tambahan lagi? Mungkin dessertnya?"tanya seorang waiter yang tadi dipanggil Ravi.

"Blueberry Cake satu deh." sahut Jaehwan.

"Baik. Adalagi?"

"Mm, sudah itu saja dulu."

"Ditunggu ya~"

"Ok." balas Ravi.

Setelah memesan, Jaehwan kembali memeluk Ravi dengan manja. Ravi membalasnya dengan mengelus kepala Jaehwan dengan lembut dan penuh sayang.

"Permisi, ini green tea latte dan blueberry cake nya."

"Terima kasih ya." balas Ravi dengan senyuman khasnya.

"iya sama-sama tuan." balas waiter itu dengan blushingnya.

"Yak! Kenapa kau tersenyum seperti itu ke dia?" protes Jaehwan.

"Kenapa chagi? Kau cemburu?" tanya Ravi dengan smirknya.

"Kau tahu, waiter tadi tuh dia blushing karena senyumanmu tau." balas Jaehwan dengan mempoutkan bibirnya.

Cup. "Mianhae baby." jawab Ravi sambil mencium bibir Jaehwan yang sedang dipoutkan.

Hyuk POV

Ah, kenapa dia bersama dengan Jaehwan-hyung sih? Kau tahu kan aku masih suka sama kamu. Kenapa sih kau tidak menyadariku tadi pas memesan. Aku yang jadi waiternya, Ravi-hyung. Kau benar-benar sudah melupakanku ternyata Hyung. Kau benar-benar melupakan masa-masa kita dulu saat di sekolah.

FLASHBACK

"Ravi-hyung!" kataku sambil mem-back hug Ravi.

"Chagi~ ada apa sayang?" tanya Ravi sambil membelai rambutku dengan lembut.

"Temani aku ke perpustakaan dong~ aku takut sendirian."

"Kan perpustakaan rame chagi. Jam sekarang banyak anak yang sedang di perpustakaan."

"Ah Hyung gitu lah. Menyebalkan." ujarku ngambek.

"Chagi~ hey jangan ngambek dong. Kau kan bisa liat aku sedang sibuk chagi."

"Tinggalkan dulu sebentar dong. Jadi Hyung lebih memilih kerjaan itu daripada pacarmu sendiri Hyung?"

"Baiklah, baiklah aku temani kau. Dasar kau."

"Kenapa sih Hyung?"

"hehehe tak apa. Ayo, sebelum bel berbunyi."

"Okay."

Beberapa tahun kemudian...

"Chagi, boleh kita mengobrol bedua saja?"

"Ya boleh lah Hyung. Bukankah setiap hari kita memang mengobrol berdua?"

"Bukan seperti itu sayang. S-s-s-se-se-sebenarnya..." ujar Ravi menggantung, sikapnya mulai terlihat gelisah.

"Tenang dulu hyung. Ada apa sebenarnya?"

"Sebenarnya aku besok mau pergi ke Belanda. Aku sudah diterima di universitas disana."

Serasa petir menyambar diriku. Kakiku langsung lemas seketika.

"Kenapa hyung tidak memberitahuku sih?! Kenapa hyung ngasih taunya baru sekarang?! Kau membuatku terluka, kau tahu itu hyung!" teriakku sambil terisak.

"Bukan begitu sayang~ dengarkan dulu penjelasanku." ujar Ravi menenangkanku dengan menggenggam tanganku erat.

"Buat apa aku mendengarkan penjelasanmu. Tetap saja bikin aku sakit hati kan?! Jika memang itu kemauanmu, baiklah kita sampai disini!" ujarku sambil menghempaskan tangannya yang menggenggam tanganku dan pergi meninggalkan dia.

Aku kesal, sakit hati, marah bercampur aduk jadi satu. Kenapa sih dia seperti itu?! Kenapa dia membuatku menderita?! Sebenarnya aku tak mau melepasmu begitu saja, tapi jika itu keinginanmu aku turuti dan aku menunggumu kembali ke pelukanku. Aku akan menunggumu Hyung, karena aku tahu kau adalah soulmate-ku.

FLASHBACK END

Hyung, apakah kau sama sekali melupakanku dan sekarang kau bersama Jaehwan Hyung? Mungkin aku harus sabar menunggu saat itu tiba dimana kita akan bersatu kembali seperti dulu kala. (backsound : VIXX Ravi ft. Hyuk – Memory)

Hyuk POV end

Normal POV

"Chagi, A-a-a~" kata Ravi sambil menyuapi Jaehwan.

Jaehwan pun membalasnya dengan menerima makanan yang disuapi oleh Ravi. Ya, Jaehwan meminta Ravi menyuapi cake yang tadi dipesannya. Terlihat pasangan yang serasi sekali. Itu pun berhasil membuat Hyuk terbakar cemburu. Tapi dia segera meredamnya karena dia tak mau membuat keributan yang akan membuat dia dipecat dari pekerjaannya itu.

"Chagi, suapi aku juga dong. Sekali saja. Please~"

"Yak! Itu kan cake buatku. Bukan untukmu." tolak Jaehwan mentah-mentah.

Ya, inilah sifat jelek Jaehwan. Semua barang yang diberikan ke dia, sudah pasti milik dia tidak ada yang boleh memintanya. Makanan sekalipun. Alhasil, Ravi hanya bisa pasrah dengan sikap Jaehwan yang seperti itu. Menghadapi sikap Jaehwan yang seperti itu selalu mengingatkan dia pada Hyuk, kekasihnya dulu pada saat masih sekolah.

FLASHBACK

At JellyFish High School...

"Ravi-Hyung, belikan aku es krim lagi ne~?" ujar Hyuk dengan puppy eyes nya.

"Lagi?! Kau lagi ngidam ya?" tanya Ravi.

"Iya Hyung. Aku lagi ngidam. Anak kita meminta es krim." balas Hyuk dengan watados sambil tangannya menunjuk ke perutnya.

"Kau hamil?!" ujar Ravi shock.

"Ne! Ini kan gara-gara kau! Ayolah cepat belikan aku es krim~~"

"Ne ne, arraseo arraseo~"

"Yeay, gomawo Ravi-Hyung~~" Cup! Hyuk mencium sekilas bibir Ravi.

(Tenang permisa! Hyuk ga hamil kok cuma alasan dia aja biar dibeliin es krim.)

"Hyung, suapi aku dong~" ujar Hyuk sambil memeluk Ravi seperti anak kecil yang memeluk ibunya.

"Geurae, a-a-a~"

Hyuk membalasnya dengan menerima es krim yang diarahkan kepadanya.

Selanjutnya begitu terus sampai si Hyuk sadar kalau Ravi menatapnya dengan intens. Hyuk sudah jelas tersipu bukan? Terlihat dari pipinya yang bersemu merah.

"Ah~Hyung~ Jangan gitu dong." ujar Hyuk sambil tersipu dan mengambil es krim yang ada di tangan Ravi. Hyuk berharap dengan begitu, Ravi akan teralih perhatiannya ke es krim yang dia ambil. Ternyata harapan Hyuk ga kesampean, terbukti Ravi masih menatap intens ke pacar tercintanya. (tatapan Ravi bikin author meleleh #plak!sadarkamunak)

"Hyung~ sudahlah. Risih aku dilihat seperti itu sama Hyung."

"Kau cantik."

"Tapi Hyung~ aku kan namja. Mana mungkin aku cantik?"

"Tapi kau emang cantik kok karena kau milikku."
"Hyung~jebal..."

"Ne chagi~."

"Hyung mau~?" tanya Hyuk sambil menawarkan es krim nya tepat di depan mulut Ravi.

Ravi hanya diam, lalu Hyuk menyodorkan es krim nya lagi dan es krim nya menyentuh mulut Ravi.

Ups~ Hyuk langsung menarik tangannya kembali dan melarikan diri ke kelasnya takut dimarahi Ravi.

"Dasar anak nakal." ujar Ravi dengan smirk dan mengelap bekas es krim yang ada di mulutnya tadi.

"Manis.." tambah Ravi sambil mengikuti Hyuk dari belakang. (iiaa author emank manis kok #plak)

FLASHBACK END

Huft, Ravi mengingat Hyuk kembali. Seandainya di sampingnya ini bukan Jaehwan, melainkan Hyuk, dia mungkin bakal memeluknya selamanya dan tak mau melepasnya.

Ya Tuhan, kenapa aku masih mengingat dia lagi padahal aku sudah putus dengan dia waktu itu. Apakah artinya aku masih suka sama dia? kata batin Ravi.

"Chagi... chagi~" panggil Jaehwan.

"Eh, ne?"

"Kau melamun? Sedang mikirin apa sih?"
"A-a-aniyo Hwan-ie chagi.."

"Kau selalu begitu... tau ah!"

"Hwan-ie chagi, chakkaman~"

"Argh!"

Ya kalian tahu kan kalo AB itu random dan Jaehwan itu AB jadi sikapnya selalu gitu.

Setelah itu, Ravi mengejar Jaehwan. Sebelum itu, Ravi meninggalkan uang untuk membayar pesanan mereka. (#anakyangbaik)

Normal POV end

Ravi POV

Argh! Selalu saja seperti ini. Aku selalu salah di mata Jaehwan. Kalau aku masih sama Hyuk, aku tidak selalu disalahkan hanya karena masalah melamun ini. Wait, kenapa aku masih memikirkan Hyuk? Oh please Ravi, sadar kau sekarang punya seorang pacar namja bernama Jaehwan. Sadar kau Ravi! (#poorRavi)

Di rumah..

Terdengar suara tangisan dari kamar Jaehwan. Ya, aku dan Jaehwan tinggal di satu atap. Tapi kalian jangan berprasangka buruk, aku tidak pernah melakukan apapun kepada Jaehwan karena aku masih menghargai dia sebagai namja yang aku sayangi dan harus aku jaga. Aku tidak mau merusaknya sebelum dia menjadi istriku nanti. Aku kan namja baik-baik. (#Ravipraisehimself) Kembali ke topik.

Ini sudah tanggal 20 Desember, sebentar lagi natal. Aku tak mau dengan kejadian tadi di cafe, aku melewatkan natal tanpa pacarku, Jaehwan. Maka dari itu aku langsung naik ke kamar Jaehwan. Tidak seru kan melewatkan natal tidak bersama dengan seorang yang istimewa.

"Hwan-ie chagi~ boleh aku masuk?" kataku sambil mengetuk pintu kamarnya.

Tak ada jawaban dari Jaehwan, akhirnya aku buka pintu kamarnya. Tidak terkunci. Terlihat Jaehwan terduduk di pojok sofa dengan memeluk kakinya yang ditekuk dan menaruh kepalanya dilututnya.

"Baby, jeongmal mianhae. Tadi aku tidak bermaksud mengacuhkanmu."

"Apakah kau teringat Hyuk lagi?" Tanyanya dengan terisak.

"Mianhae baby~" kataku sambil mengelus kepalanya.

"Kenapa?! Bukankah aku sudah memintamu untuk melupakannya, eoh?! KENAPA?!" bentaknya dengan memukul dadaku. Aku hanya bisa memeluknya erat agar dia tenang. Lama kelamaan pukulannya melemah dan berhenti.

"Mianhae Hwan-ie chagi. Mianhae~"

"Kau harus benar-benar melupakannya, arra?"

"Ne, jeongmal mianhae. Sekarang kau tidur ya~" kataku sambil menuntunnya ke tempat tidurnya.

"Jaljayo Hwan-ie chagi~" tambahku sambil mencium dahinya dengan sayang. Setelah itu, aku keluar dari kamarnya. Aku berjalan terkulai ke kamarku memikirkan kata-kata Jaehwan tadi. Apakah aku bisa melupakan Hyuk? Tuhan tolong aku menghadapi ini.

Ravi POV end