Disappear

Warning: liat aja sendiri

Disclaimer: Jin (shinzen no Teki-P)

Entah kenapa hari ini , author lagi males banget ngetik bacotan gk jelas seperti biasanya, jadi langsung saja ya. HAPPY READING!

Rintik hujan mulai membasahi bumi, orang2 berlarian, mungkin mencari tempat berteduh, ada pula yang segera merekahkan payung. Lain halnya dengan gadis bersurai hijau terang di sudut halte sana. Meneteng belanjaan dikanan kiri juga dengan raut muka yang seolah berkata 'cih, hujan'.

"Mendokusai ne,,,kenapa harus hujan sih." Gerutunya. Segera saja ia meletakkan salah satu plastik besarnya dan merogoh benda kotak dari dalam sakunya, menekan beberapa angak lalu menempelkannya pada telinga.

"Moshi2 ,Kano, apa kau senggang, tolong bantu aku, hujan keparat ini menyusahkanku, Diam!, Jl. Mekaku no.6, cepat ya,,," Ia menutup benda kotak itu dan kembali meletakkannya ke dalam saku

"Amekah?" tuturnya. Tak lama kemudian, datanglah orang yang,,,ya,,,kucing yang cukup tampan.

"Kano, kau lama, cepat bawa ini dan kemarikan payungnya." Gadis itu menyerahkan satu plastik besar kepada orang yang dipanggilnya Kano itu.

"Wahhhh,,,Kido-chan sepertinya kerepotan,,,sini kubantu say-BUAK!" Sip, pukulan telak untuk Kano.

"Diam!"

Gadis yang dipanggil Kido itu, segera berjalan dengan kedua tangan penuh oleh payung dan belanjaan, disusul oleh Kano yang kini sudah berada siampingnya, sungguh terlihat seperti sepasang kekasih, oopppsss, jangan beritahu Kido soal ini, atau seseorang akan sekarat.

MARKAS MEKAKUSHI-DAN

'ceklek' diputarnya kenop pintu apartemen no.107 tersebut, tampak semua anggota telah lengkap, seperti biasa mereka sedang merecokkan sesuatu, bukan mekakushi dan namanya kalau tidak berbuat bising.

"Tadaima" ucao Kano dan Kido bersamaan, Kido segera menutup payungnya dan meletakkan payungnya di sudut pintu kemudian membawa belanjaannya ke dapur, disusul oleh Kano yang juga melakkukan hal serupa

"Okaeri,Kido,,,,, negima." Ucap Konoha, tampaknya ia sangat menginginkan negima hingga wajahnya pun berubah menjadi negima(?)'

"Maaf , Konoha, tapi hari ini tidak ada negima,,hari ini kita akan makan tempura." Jawab Kido dengan raut muka 'ah, sudahlah'

"Danchou-san, kita dapat misi malam ini?, kenapa kau tidak memberitahu kami?" Hibiya datang dari arah belakang rumah sambil menodongkan sepucuk surat, mungkin itu keteranngan untuk misi kali ini,,,ya, misi.

"Ah, gomen, aku lupa, tapi tenang, kita akan mendiskusikannya setelah makan siang." Ucap Kido, ia meletakkan beberapa bumbu disamping kompor,,yahh,,,siapa lagi yang akan menjadi 'ibu' mekakushi-dan selain Kido.

"Wahhh,,kira2 berapa yang akan kita dapat ya?" Sahut Marry, yang masih asyik dengan novel indah nan mengagumkan miliknya (baca: novel yaoi sesaaaattt)

"Memangnya kenapa Marry? Tumben sekali kau menanyakan jumlah uang yang akan kita dapat." Kali ini pria tegap dan tinggi namun terlalu khawatiran yang menjawab, Seto.

"Ah,,,itu,,aku ingin membeli doujin kesukaanku, katanya bulan ini banyak yang terbit,,kyaa! Aku jadi tidak sabar untuk membacanya, membayangkan si *piiiiip* dan si *piiiippp* melakukan hal-AAAHH!" Mendangar hal seperti itu keluar dari mulut Marry, seluruh anggota Mekekakushi-Dan minus Marry, menatapnya dengan padangan 'uhhh Marry, hentikan itu, menjijikkan' Marr,,,mar,,,,tobatlah mar*plak* dan untuk suatu kepentingan beberapa kata di sensor dalam dialog diatas.

Ya, Mekakushi-Dan kini telah berubah, mereka bukan lagi sekumpulan muda-mudi tanpa tujuan, kini mereka bekerja dibalik bayang2, apalagi kejahatan semakin meningkat, cukup sisihkan beberapa uangmu, maka 'buuhhh', masalahmu akan di bumi hanguskan oleh Mekakushi-Dan, oh,,satu lagi, mereka tidak menerima tugas criminal atau membunuh. Sulit dipercaya memang, melihat keadaan saat ini saja,,, Hibiya dan Momo yang saling mengejek hingga acara KDRT antara Kano dan Kido, seolah tak ada yang berbeda.

"Makanan sudah siap, cepat makan dan kita akan marapatkan misi malam ini." Seru Kido sambari meletakkan alat makan di meja, disusul oleh para anggota yang mengerubungi meja. Panas nasi yang mengepul serta aroma sedap pun tercium, acara santap menyantap dimulai,hingga akhirnya tibalah saat dimana mereka akan membicarakan 'penyerangan' malam nanti.

"Minna, misi kali ini serius, kita akan menyelamatkan Sandra, memang kedengarannya sederhana tapi,,' Kido menggantungkan kalimatnya, membuka peta Kota Mekaku yang sedari tadi ada disamping meja.

Llokasi Sandra ada disini, Gedung Tanaka Jl. Mekaku no.7." Kido menunjuk sebuah gedung yang ada di peta itu.

"Jadi, apa hambatannya?" Tanya Shintaro,

"Hambatannya adalah penjaga, klien kita adalah seorang pejabat, anaknya disandra oleh mafia dan ia diminta membayar uang tebusan. Jika kita melawan mafia tentu saja gedung itu akan dipenuhi oleh tukang pukul, apalagi klien kita meminta kita untuk menahan semua orang di dalam gedung hingga polisi datang." Jelas Kido

"Semua orang? Lalu bagaimana dengan warga sipil?" Tanya Kano wajahnya tampak keheranan.

"Hei, apakah para mafia itu terlalu bodoh hingga membiarkan warga sipil terlibat? Tentu saja tidak, mereka mungkin akan memakai alasan seperti telah memesan gedungnya atau apa" Jawab Hibiya dengan wajah meremehkan Kano.

"Moouu, tuan kucing payah sekali." Ejek Ene.

"Hei!" Sepertinya Kano tak terima diejek.

"Jadi bagaimana rencananya?" Tanya Seto, sepertinya ia tangah berpikir keras.

"Tenang, aku telah menyusunnya dengan rapi." Kido tersenyum, tersenyyum kejam

"Tapi Kido, ada yang mengangguku." Shintaro mengelus dagunya, sepertinya hikiNEET ini benar2 jenius.

"Apa maksudmu?" Tanya Konoha, bahkan konoha bertanya loh,,,konoha loh,,kono-*plak*

"Jika lawan kita adalah seorang mafia maka tujuan mereka bukanlah uang, maksudku, untuk apa mafia yang kaya raya mencari uang? Menurutku mereka pasti mengincar nyawa klien kita, mengingat posisinya sebagai pejabat." Shintaro masih terus mengelus dagunya, memikirkan kemungkinan terburuk misi kali ini, yah,,,bisa dibilang itulah peran pentingnya,

"Kau benar Shintaro, tapi sepertinya tak mungkin membunuh klien kita dilantai 1, karna mungkin akan ada warga sipil yang melihatnya, menurut spekulasiku, mereka mungkin akan membunuh korban di dalam lift, dan berdasarkan rencanaku, hal itu dapat diantisipasi." Jelas Kido, mungkin ia tak paham apa yang dikhawatirkan Shintaro

"Kau mungkin benar, tapi jangan lupakan sifat alami mafia, kejam, dictator, bahkan beberapa diantaranya adalah seorang psikopat." Sanggah Shintaro

"Lalu?" Tanya Momo, dari raut wajahnya,,sepertinya ia tak tahu apa yang dimaksud Shintaro.

"Menurutku, misalkan mereka benar2 akan membunuh klien kita, maka dia akan membunuhnya di depan anaknya, lalu, dia akan membunuh anaknya juga, tapi bagi seorang penjahat sejati, membunuh hanya dengan cara seperti itu tidaklah menarik. Mungkin mereka akan membuat pertunjukan menarik dalam membunuh korbannya." Wajah Shitaro berubah menjadi sangat serius, bahkan mata ikan matinya tersamarkan.

"Pertunjukan menarik?" Seluruh anggota Mekakushi-Dan serempak menjawab, sepertinya tak mengerti arah pembicaraan Shintaro.

"Ya, dan kemungkinan terburuknya, pertunjukan itu adalah bom bunuh diri." Shintaro sangat serius. Seketika ruangan itu hening

Bagimana? Sebenarnya,,,,author bikin fic ini karena kuker sih,,,apalagi UKK author sudah selesai, dan doakan semoga nilainya author bagus2 yah,,,,. Untuk FF diatas,,,seperti yang sudah thor bilang hanya iseng, bahkan thor ragu kalau ada yang baca tapi ya,,,sudahlah,,,hitung2 refreshing,,loh,,kok malah curhat sih,,, sorry2 dan,,,yang terakhir,,MIND TO REVIEW?