Pada akhir tahun, di minggu ketiga pada bulan Desember, akan datang Peri Penjaga yang akan mengawasi anak-anak nakal di seluruh dunia. Mereka harus berbuat kebaikan selama seminggu penuh di akhir tahun, dan jika ada yang menolak maka Booom!— sebuah hukuman akan dijatuhkan.

BoBoiBoy adalah milik Animonsta Studio

Peri Penjaga adalah milik Guurarii

Eric adalah milik Guurarii

Warning : OC! Eric, peng-abuse an chara secara biadab, beberapa fakta yang siapa tau saya ubah-ubah atau saya acak-acak, er… peri penjaga hanya dikarang bebas, gaada sumber yang bisa saya pakai patokan atau segala macem— murni ide yang tiba-tiba nongol di siang bolong. Intinya cerita ini diambil tanpa satu pun bahan referensi yang bisa dijadikan alibi /ngomong apa kamu?/

Catatan : Yep, sesuai dengan peringatan yang ada di atas, cerita ini mengandung OC bernama Eric, awalnya saya ingin memakai karakter lain yang ada di dalam fandom, tapi lucu sekali kalau misalnya saya jadikan Probe atau Adu Du atau Ejo Jo atau Ba Go Go sebagai seorang er… Peri Penjaga bukan? Makanya, saya akhirnya bikin seorang OC dadakan yang sukur-sukur bisa dipakai~ Ahahahaha~

Oh dan sedikit pemberitahuan, umur Boboiboy dan kawan-kawan disini saya modif sih ehehehehe, mereka udah smp. Enggak terlalu tua dan enggak terlalu muda untuk di apain~ ahahaha~! #woi!

Terakhir, selamat membaca, semoga Anda menikmati ceritanya~

[Bagian 1 : Awal dari sebuah kesialan.]

"Oke, biar aku ulang pertanyaanku sekali lagi ; Siapa Kau?"

Fang mengirimkan sebuah tatapan super tajam kepada sesosok pemuda yang kelihatannya telah berumur diatas lima belas tahun, pemuda berambut coklat kemerahan ganjil itu berdiri di hadapannya. Tangan Fang langsung terlipat angkuh di dada, aura hitam pekat menyelubungi tubuhnya, oh, seperti sebentar lagi akan ada sesosok harimau hitam bermata merah nyalang yang akan keluar dan mencakar habis pemuda kurang ajar yang seenaknya memasuki rumahnya.

Oh ayolah, ini masih pukul enam pagi dan ada seorang tamu tak diundang yang dengan anehnya bisa menyelinap masuk ke rumahnya, lebih spesifik nya lagi ke dalam kamarnya, mengganggunya yang baru saja bangun tidur.

Tsk, bahkan Fang belum sempat mengganti piama hitam polos nya. Sial.

"Ahahahahahaha, kurasa kau cukup pemberani untuk ukuran seorang bocah tiga belas tahun!" Dan alih-alih menjawab pertanyaan Fang, Pemuda itu malah terkekeh pelan, benar-benar dengan total tak menghiraukan Fang dan aura gelap yang sebentar lagi akan diubahnya menjadi Harimau Bayang betulan, oh, atau mungkin dia perlu memanggil Naga Bayang agar pemuda itu menjerit ketakutan dan lari terkencing-kencing. Ha-ha!

"Hey!" Seru Fang galak, matanya menatap nyalang ke arah pemuda itu, "Berapa kali aku harus mengulangi pertanyaanku agar kau mau menjawabnya, hah!?" Fang kemudian berteriak keras, dengan sukses membuat pemuda itu menghentikan kekeh-an ringan nya sebelum kemudian mengembalikan fokusnya ke arah Fang.

"Oh iya, ahahahaha, aku nyaris lupa mengatakannya," Pemuda itu kembali terkekeh pelan, tangannya kemudian menepuk-nepuk kaos putih bermotif garis dengan jaket hitam miliknya, "Ekhem!" Ia kemudian berdeham ringan, sebuah gerakan yang membuat Fang merasa bahwa orang ini sudah mulai serius menanggapinya, "Oke, biarkan aku memperkenalkan diriku, boca—"

"—Hey! Siapa yang kau panggil bocah hah!?" Fang seketika menginterupsi, empat buah sudut siku-siku telah terbentuk di dahinya.

"Tsk, dasar galak, bisakah kau membiarkan ku memperkenalkan diriku dengan tenang?" Pemuda berambut coklat kemerahan itu melirik ke arah anak lelaki galak di hadapannya, oh! dan tatapan itu menjadi makin sinis dan mulai nampak mengerikan, "Er … baiklah, aku takkan memanggil bocah, sekarang biarkan aku memperkenalkan diriku oke?" Pemuda berambut coklat itu melirik was-was ke arah si bocah temperamental, melihat dengan jelas bahwa tatapan galak itu berubah menjadi datar dan kemudian Pemuda itu melanjutkan perkenalannya, "Ekhem! Namaku Eric, salah seorang Peri Penjaga yang akan bertugas mengawasi mu hingga satu minggu ke depan ," Ucap Eric terpotong, dengan sengaja memberi jeda dan dia kemudian menunjuk ke tepat ke arah hidung Fang, "Oh! Dan selamat, anak muda! Kau adalah salah satu anak paling nakal di dunia~" Eric memainkan nada bicaranya ceria, seolah Fang baru saja memenangkan sebuah undian mobil terbang.

"… Hah?"

Fang membelalakkan matanya, menatap Eric di hadapannya tak percaya.

"… K-kau … KAU PASTI BERCANDA BUKAN!?"

Dan sebuah lengkingan menggelegar terdengar dari rumah itu.

"… Tolong katakan kalau kau sedang bercanda."

Fang masih menatap Eric horror, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengar nya.

"Hah~? Apa aku terlihat seperti sedang bercanda saat ini~?" —Sebuah senyuman kucing terpasang di wajah pemuda itu, kedua tangannya terangkat naik menuju kedua pipinya, "Lihat! Apa aku sedang bercanda~?" Pemuda itu bergaya sok imut di hadapan Fang.

Fang kemudian menghela napasnya pelan, "TskHei, bisakah kau meyakinkan ku dengan cara benar?" Salah satu tangannya kemudian naik dan memijat pelipis, sungguh, kepalanya mulai pusing menghadapi orang ini, "… Atau setidaknya yakinkan aku kalau kau bukan pengidap gangguan jiwa atau semacamnya."

"Ahahahahaha~ maaf-maaf, kau perlu tau bahwa mengganggu mu terasa sangat menyenangkan," Wajah itu penuh senyuman konyol itu kemudian kembali menjadi sedikit lebih serius, dan dengan seenaknya kemudian pemuda itu mendudukkan dirinya di tempat tidur Fang, salah satu kakinya naik dan bergaya seperti bos, "Oke-oke, Mari kita kembali serius," Kata pemuda itu sambil melirik ke arah Fang, "Nah, bagian mana dari kata-kata ku tadi yang nampak bercanda bagimu, huh?"

Fang yang mendengar perkataan pemuda itu kemudian memutar bola matanya malas, "Semuanya."

"APA!? SEMUANYA KAU BILANG!?"

Dan sebuah lengkingan nyaring kembali terdengar, kali ini berasal dari Eric— si Pemuda berambut coklat kemerahan.

Fang menghela napas untuk yang ke dua puluh kalinya pagi ini.

"Heh, siapa juga yang akan percaya pada seseorang mencurigakan yang tiba-tiba saja datang ke rumah mereka— tepatnya tiba-tiba ada di dalam kamar pribadi mereka dan mengaku-ngaku kalau dirinya adalah sesuatu yang bernama Peri Penjaga, juga mengatakan bahwa si pemilik rumah ada salah satu anak paling nakal di dunia? Apa kau gila? Aku tentunya tidak akan pernah mempercayai mu."

"Tapi seperti itulah kenyataannya kau tahu?"

"Tapi bagiku, kenyataan yang ku tahu saat ini adalah aku memerlukan nomor telepon petugas rumah sakit jiwa, agar mereka bisa datang ke sini dan membawamu pergi."

"… Haahhh … Sepertinya sudah tidak ada pilihan lain ya," Kata Eric, ia kemudian memainkan jari-jarinya, mencoba untuk mengalihkan perhatiannya sebentar dari Fang yang kelihatannya sudah sangat tak mempercayainya, "Memang sulit sih untuk percayai hal se aneh ini, tapi sungguh, aku serius dengan semua yang kukatakan," Dia mendesah pelan, kemudian mencoba untuk merangkai kata-kata sederhana, mencoba untuk menjelaskan semuanya secara singkat dan jelas, "Aku memang adalah seorang Peri Penjaga dan tugasku adalah untuk mengawasi mu, karena menurut catatan, kau adalah salah satu anak ter-nakal di dunia." Dia kemudian menghembuskan napasnya pelan, kembali menatap ke arah Fang, "Apa itu cukup?"

Mata itu menunjukkan sebuah keseriusan, dan itu mau tak mau membuat Fang mencoba untuk mempercayainya.

Fang kemudian mengedipkan matanya pelan, masih berusaha untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Eric, "… Apa maksudmu dengan anak ter-nakal di dunia, huh? Ayo lah, aku tak seburuk itu bukan?" Kemudian terdengar sebuah protesan dari Fang yang tidak terima, hey-hey-hey! Dia memang cukup jahil untuk anak se-umur-an nya, tapi tidak sampai masuk dalam jajaran paling nakal diantara semuanya, 'kan?

"Ya, kau adalah salah satu yang paling nakal, Fang. Dan percayalah, itu adalah kenyataannya."

"Dan apa itu Peri Penjaga? Dan berapa lama kau akan mengawasi ku? Apa yang harus kulaku—"

"— Woooppps, santai-santai! Bertanyalah pelan-pelan dan biarkan aku menjawabnya dengan tenang," Kata Eric memotong pertanyaan bertubi-tubi yang terlontar dari mulut Fang layaknya rentetan peluru yang berebut untuk meluncur, ia kemudian melanjutkan, "Nah untuk yang pertanyaan mu yang pertama, peri penjaga adalah sesuatu yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan antara baik dan jahat, dan di setiap akhir tahun, tepat pada hari ini kami harus turun ke dunia dan mengawasi anak-anak ter-nakal di dunia, nah, salah satunya tentu saja adalah kau," Eric menunjuk ke arah Fang yang cepat-cepat mengalihkan perhatiannya ke arah jendela, ia sepertinya masih tak terima jika dirinya disebut nakal, "Kami mengawasi kalian selama satu minggu penuh, kau harus melakukan banyak kebaikan selama seminggu itu dan kalau kau menolak …" Pemuda itu dengan sengaja memotong penjelasannya, dengan sengaja melakukannya untuk memberikan kesan yang menegangkan.

"… Maka Boooom! —Kami diberikan kekuatan untuk menyita apapun yang paling berharga bagimu~" Lanjut pemuda itu semangat, seperti memberitahukan sebuah kabar yang sangat menggembirakan.

Tapi tidak, fakta itu justru langsung membuat Fang membelalakkan matanya, murni karena terkejut mendengar kelanjutan kalimat dari Eric.

"... Kau … Kau pasti—

"JANGAN KATAKAN LAGI KALAU AKU SEDANG BERCANDA!"

"… B-baiklah …"

Fang menutup mulutnya rapat-rapat, terlihat sedikit terkejut mendengar seruan nyaring dari Eric.

Dan minggu pagi itu, Fang cepat-cepat membersihkan dirinya dan berganti baju.

Dia meninggalkan 'tamu tak diundang' yang datang ke rumah nya itu di ruang tamu, atau lebih tepatnya, dia menyeret makhluk itu kesana sebelum kemudian masuk ke kamar mandi tadi.

Hah, Peri Penjaga…

Kalau boleh jujur, sebenarnya Fang masih merasa bahwa pemuda itu gila, dan dia masih ingin untuk mencari nomor telepon rumah sakit jiwa di buku telepon yang tergeletak tepat di samping telepon rumahnya.

Tapi entah kenapa, ada sesuatu hal yang selalu menahannya untuk melakukan hal tersebut, ada sesuatu yang entah bagaimana bisa membuatnya mau tak mau mempercayai pemuda itu.

Ia kemudian menghela napasnya pelan, kakinya kemudian melangkah ke arah ruang tamu rumahnya, bergerak ke sana untuk sekedar menemukan kehadiran seseorang yang duduk santai di sofa sambil menekan-nekan remote televisi, dan pemuda itu segera menghentikan aksinya ketika saluran televisi menunjukkan sebuah acara animasi tentang sebuah spons kuning dan bintang laut berwarna pink.

Cih, Dasar kekanak-kanakan.

"Oh, Fang! Kau bisa memasak tidak?"

Terdengar sebuah seruan ketika Fang tengah melangkahkan kakinya pada anak tangga terakhir.

"Tentu saja! Memangnya siapa lagi yang akan memasakkan ku makanan disini? Tembok? Kau pasti bercanda," Jawab Fang sambil tersenyum angkuh seperti yang biasa dilakukannya, ia lalu mendekat ke arah sofa ; tempat dimana Eric mulai tiduran dengan seenaknya, "Memangnya kenapa?"

"Ehehehehehe, kalau begitu buatkan aku telur dadar ya~ Ini sudah waktunya sarapan." Ucap Eric dengan nada sok memerintah, sementara yang diperintah hanya mendesis pelan.

"… Cih."

Tapi tetap saja dia melangkahkan dirinya ke arah dapur, mengambil beberapa butir telur di kulkas dan mulai memanaskan wajan.

Hey, bisakah dia benar-benar mempercayai pemuda itu?

Bersambung.

(Tambahan)

"Omong-omong, Eric, bagaimana cara mu untuk menyusup— Oke, mari kita anggap 'berkunjung' ke rumahku? Karena seingat ku, pintu depan dan jendela sudah ku kunci rapat."

"He~? Kau yakin sudah mengunci semuanya?"

"Jadi? Pintu atau jendela mana yang lupa ku kunci, huh?"

"Jendela kamarmu~ Karena itulah aku bisa ada di kamarmu, hahaha, padahal awalnya aku ingin mengejutkan mu dengan bersembunyi di dalam lemari pendingin, sayang sekali kau sudah bangun saat itu~"

"… Oke, lupakan soal bersembunyi di lemari pendingin, kamarku di lantai dua, Eric! LANTAI DUA! Dan jangan katakan kalau kau memanjat untuk mencapai lantai dua tadi?"

Dan hanya kekeh-an ringan menjawab pertanyaan— atau mungkin pernyataan yang dikemukakan oleh Fang.

AN :

Salah satu project lama saya yang baru saja ada niatan untuk di publish—

Omong-omong, adakah yang sadar kalau setiap cerita yang saya bikin tokoh utamanya kebanyakan (—baiklah, semuanya) selalu Fang? Haha, saya dasarnya memang nge-fans sama dia sih (Btw, ini bermula pada saat dia terkena pistol emosi, sungguh, saya enggak ngerti kenapa kepincut nya bisa telat dan di scene yang 'nganu'/? banget.)

Oh apa disini ada yang suka Taufan, Api dan Boboibot juga? #UDAHSTOPRII

Hahaha, kembali ke masalah utama, kayak nya ini bakal jadi project yang lelet apdet, deh. Tapitapitapi saya akan usahakan chapter ke depan nya cukup panjang, oh, dan jika ada yang masih bingung dengan apa-itu-Peri-Penjaga, kayak nya chapter ke depannya akan lebih diperjelas.

Terakhir, terimakasih karena telah sudi membaca :3

Salam tomat,

Guurarii