Mobile Legends Bang Bang belongs Moonton
Kala itu si halus putih datang turun tanpa di undang yang seketika membuat suasana dingin di Land of dawn, namun aneh nya banyak orang yang sumringah senang tersenyum atas kehadiran salju yang halus putih dan dingin tersebut.
Sama hal nya dengan pria itu seorang asassin magic yang tiba-tiba datang untuk merasuki kehidupan nya Irithel.
.
Yaaa Irithel ingat betul saat itu.
.
.
"Senang berkenalan dengan kalian, nama ku Gusion" pria tampan itu tesenyum manis ke arah semua orang atau tepat nya ke arah para gadis yang kini mengerubungi nya.
Yang di balas triakan girang oleh para gadis,
Tapi tidak untuk Irithel, gadis itu tak begitu tertarik dengan pria manusia yang terlihat tampan itu.
.
"Elf rimba"
"..."
"Gadis rimba"
"..."
"Hei Irithel, apa kau tuli"
pria tampan dengan nama Gusion itu berteriak tepat di telinga sang gadis.
"Ada apa?" sang gadis dengan helai marun itu menjawab kalem
"Aku memanggil mu dari tadi bisakah kau sedikit lebih ramah terhadap ku, kita adalah partner Irithel" Gusion berbicara raut tampan nya terlihat sangat mempesona
"Tidak bisa" Irithel menjawab cepat
Gusion mengernyitkan alis nya
"I Hate Human" Sang gadis kembali berbicara menggigit bibir merah nya sendiri.
"Baiklah aku mengerti, aku tahu tentang masa lalu mu" Gusion menjawab
Irithel menghela nafas pada akhir nya Gusion sama saja seperti partner partner Irithel yang sebelum nya, ya yang mereka butuhkan dari diri Irithel hanyalah bakat memanah nya tak lebih.
Mereka hanya manjadikan Irithel partner dalam misi untuk memanah musuh, tanpa berbicara satu sama lain, jika misi selesai maka mereka akan pergi begitu saja, bahkan tak peduli jika ada luka pada tubuh Irithel dan Irithel akhir nya akan kembali sendiri bersama Leo macan nya.
.
.
"Irithel" Sebuah rasa hangat berasal dari pegelangan tangan milik nya, Irithel menoleh dan mendapati tangan Gusion tengah memegang erat lengan nya.
"Dengar, aku tahu masalalu mu tapi tidak harus beginikan, tak semua manusia seperti itu"
Irithel menarik lengan nya ia terkejut bukan main, ini pertama kali nya untuk Irithel seorang pria memegang lengan nya.
"Mau mu apa sih, aku akan menembak sesuai misi jadi kau tenang saja" Irithel mengatur nafas nya, ia masih syok akibat perlakuan Gusion terhadap nya.
"Aku hanya ingin kita saling percaya, saling menjaga karena kita adalah partner dalam misi ini"
Gusion masih kekeh meraih kembali lengan gadis di hadapan nya. Gusion sama sekali tak menyangka bahwa Elf berhelai merah ini sangat sulit untuk di ajak berkerja sama.
"Lepaskan" Irithel kembali menarik lengan nya dari sang pria.
Dan tiba tiba semua menjadi gelap di mata Irithel, ia tak bisa melihat ke arah sekeliling nya, termasuk Gusion.
Irithel waspada, ia hafal betul hawa gelap ini adalah jurus milik musuh, Helcurt.
Tapi tidak untuk Gusion, untuk beberapa alasan Irithel kehilangan fokus nya, ia sedikit mengkhawatirkan partner tampan nya, Gusion.
Bagaimana jika Gusion tertangkap oleh Helcurt, atau di bunuh begitu saja oleh Helcurt,
"Sial" dan pikiran itu semua membuat Irithel panic, mencari sosok Gusion di dalam kegelapan.
"Srak" tiba tiba sebuah tusukan mendarat di tubuh nya membuat Irithel tak bisa menggerakan tubuh nya, belum lagi rasa pedih dari lubang menganga akibat tusukan Helcurt di tubuh nya.
Irithel memejamkan mata nya, ia benar benar sial harus tertangkap oleh musuh, ia pasrah tubuh nya sudah tak bisa digerakan akibat tusukan yang Helcurt berikan, ia benat benar pasrah kala melihat Helcurt mengayunkan cakar nya untuk mencabik lagi tubuh Irithel.
Sebelum, "Break the limits" sebuah suara mengintrupsi pendengaran Irithel,
Irithel membuka manik safir nya, ia mampu melihat dengan jelas cahaya terang dari pria tegap di hadapan nya memegang pisau cahaya, seolah menjadi sebuah penghalau kegelapan Helcurt yang kini tengah kehabisan nafas akibat serangan mendadak yang di terima, monster kegelapan itu pun lari terberit karena luka yang di deritanya.
"Iri kau tak apa?" Cahaya terang itu menoleh mendekat kearah sang gadis yang kini tengah terluka lumayan serius.
"Gusion kejar musuh, jangan pedulikan aku" saut sang gadis yang bernama Irithel tersebut
"Apa yang kau pikirkan, kau terluka" pria tampan bernama Gusion itu melepas syal ungu nya membalut menempelkan tepat ke arah luka sang gadis.
"Aku tak apa Gus"
"Apa nya yang tak apa kau terluka parah Iri, ini tak bisa didiamkan begitu saja" Gusion memotong omongan sang gadis, raut khawatir tampak jelas di wajah tampan nya
"Jika kau tak mau mengejar nya, biar aku saja" Irithel mencoba bangkit menahan rasa sakit bekas tusukan nya, namun gagal ia kehilangan keseimbangan dan siap terjatuh kembali jika saja tubuh tegap sang pria itu tak menahan tubuh langsing milik Irithel.
"Kita pulang Irithel, berdiri saja kau tak bisa" Gusion berbisik tepat di telinga Irithel.
Lalu mengangkat tubuh ramping sang Irithel dengan hati hati ke gendongan nya.
.
"Maafkan aku, aku merepotkan mu" suara lemas itu keluar dari gadis yang kini berada di gendongan nya Gusion.
Gusion menoleh melirik sekilas ke arah gadis di gendongan nya, tak berniat menjawab, Gusion hanya sedang berpikir bahwa tubuh gadis anggun ini lebih ringan dari perkiraan nya.
.
.
Tbc
