Kina: Kubuat pair G27! Tapi buka shou-ai ataupun yaoi! Di sini Giotto sebagai ayah, dan Tsuna sebagai anaknya! Ibu-nya... Hmm.. Lupakan dahulu...

Karin: Daemon!

Kina: Gak! Aku mau straight!

Karin: Kina mah gitu deh!

Kina: Emang! Soalnya Giotto serasa.. Gak cocok jadi seme kalo uke-nya bukan Shimon Cozart atau Tsuna! Akh! Jadi melenceng, langsung aja ke disclaimer and warning!

Disclaimer: KHR milik Amano Akira

WARNING: OOC, typo, misstype, GJ, Abal, Dll yang tidak diketahui saya.

- Family -

Chapter1: Lion.

Taru Giotto, ia lah orang pertama kali yang membangun Vongola. Pria yang memiliki rambut pirang dan bermata biru atau sebagian besar orang-orang tahu dari cerita aslinya jingga atau apalah itu author sendiri lupa. Lalu ia menikahi.. Ehm, entah siapa. *author digebukin* pada suatu hari, ketika anaknya berumur 5 tahun, Giotto mengajaknya ke kebun binatang.

"Tou-san, aku mau lihat bayi singa boleh?" tanya anaknya yang berambut coklat dan memiliki bola mata berwarna coklat caramel, memakai baju anak laki-laki nan cuteee! Author yang ngetik ni fic sampe pingsan dan nosebleed, dengan tangan yang masih mengetik fic-nya.

"Hmm, jangan yaa. Tou-san takut kamu kenapa-napa. Ok?" kata Giotto sambil mengangkat anaknya dan menggendongnya.

"Ayolah tou-san. Sekali ini saja yaaa." kata anaknya yang menunjukan puppy eyes-nya yang nan kyiuuuuut! Imut banget! Cocok jadi uke! *author dihajar*

"Umm, tapi Tsuna-" kata-kata Giotto terpotong karena Giotto yang melihat anaknya yang bernama Tsuna, memasang angelic smile uke-nya dan puppy eyes-nya. Giotto tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Lalu dalam hatinya,'Kadang sedikit menyesal punya anak yang terlalu cute.' sambil menahan nosebleed-nya.

"Ba-Baiklah." kata Giotto menurunkan Tsuna dari gendongannya.

"YEY!" teriak Tsuna senang. Lalu ia berlari kearah kandang bayi singa itu.

"Primo, sudah selesaikah?" tanya seseorang yang memiliki tato di dekat matanya sebelah kanan, berambut merah dan menggendong seorang anak yang memberontak digendongnya.

"Ah, G. Tsuna sedang melihat bayi singa disebelah sana." kata Giotto sambil menunjuk anaknya.

"Otou-san! Bialkan aku ke Jyuudaime!" kata anak yang memberontak digendong oleh pemuda yang bernama G itu.

"Okok, terserahmu. Tapi tunggu dulu. Aku ingin menanyakan sesuatu Hayato." kata G. Kepada anaknya.

"Ya?" kata anaknya yang tidak melihat muka ayahnya, anak yang memiliki potongan rambut yang sama dengan ayahnya hanya saja berwarna abu-abu.

"Mengapa kau selalu memanggil Tsuna dengan sebutan Jyuudaime (10th)?" tanya G penasaran dengan anaknya.

"Ooh itu. Itu karena suatu hal yang tidak dapat kuberitahu kepada tou-san." kata anak G sambil menjulurkan lidahnya.

"Dasar kamu ini. Gokudera Hayato." Dengus G kepada anaknya Gokudera Hayato.

- Tsuna and Gokudera -

"Jyuudaime!" kata Gokudera sambil berlari dan melambaikan tangannya ke arah Tsuna.

"Ah, Gokudela-kun. Sini-sini, lihat deh." kata Tsuna mengajak Gokudera kecil duduk dan melihat bayi singa.

"Ah, bayi singa ya." kata Gokudera sambil menunjuk apa yang Tsuna lihat.

Lalu Tsuna mengangguk. Tanpa sadar seekor bayi singa datang ke arah Tsuna.

"GAOOOO" gaumnya dan loncat ke arah pangkuan Tsuna.

"Ah, bayi singa ini lucu Gokudera-kun." kata Tsuna sambil mengelus bayi singa tersebut.

"Um." kata Gokudera sambil mengangguk, "tapi, saya lebih suka anak kucing." katanya dengan semangat.

"Oooh." kata Tsuna singkat masih mengelus lembut bayi singa tersebut.

"Hei kau." kata petugas ke arah Tsuna dan Gokudera. "Mau memelihara 1 saja bayi singa ini?" tawarnya kepada Tsuna.

"Um, tunggu sebentar ya paman aku tanya tou-san dulu." kata Tsuna sambil membawa bayi singa yang sejak tadi ia elus.

- End Of Tsuna and Gokudera -

Mereka berjalan ke tempat duduk. Giotto duduk dulan dan menyenderkan punggungnya dan menghela napas panjang.

"Ada apa Primo?" tanya G. Ke Giotto.

"Tidak hanya saja, sedikit menyesal karena tidak dapat melindungi Sara." kata Giotto yang tersenyum miris ke arah G.

"Yaah, itu juga demi anakmu. Jika tidak anakmu mungkin sekarang sama nasibnya seperti dia yang ada di atas." kata G. sambil menepuk pundak Giotto.

"Kau betul G." kata Giotto sambil memandang langit yang biru dan ada gumpalan-gumpalan awan putih.

Lalu tiba-tiba dari belakang,"Nufufufu~" si kepala semangka atau dapat dijelaskan pria berambut layaknya semangka entah nanas, berwarna biru dan memiliki warna mata berbeda, berada di belakang Giotto.

"HUA! Spade! Kau membuatku jantungan!" Teriak Giotto sambil berdiri dari kursinya.

"OY! Semangka busuk mana tuh adik mesum lw itu?" Tanya G. Dengan nada membentak yang masih duduk di kursinya.

"Nufufufu~ itu." kata Daemon sambil menunjuk kebelakang.

Pemandangan yang tidak asing bagi para readers tetapi asing bagi Giotto dan G. Yaitu adalah, seorang pemuda berambut layaknya nanas berwarna ungu indigo dengan baju T-shirt polos dan memakai jaket hitam dan celana jeans menyiapkan trident-nya. Sedangkan didepannya pemuda berambut hitam dengan mata onyx yang sebaya dengan pemuda satu lagi memegang sepasang tonfa.

"Me-Mereka tidak normal." kata Giotto dan G. berbarengan sambil jawadrop melihat panorama yang asing.

"Itu sudah biasa. Mereka selalu berantem jika bertemu." kata Alaude yang entah sejak kapan berada di belakang Daemon.

"Nufufufu~ sayangku, mau makan es krim?" tanya Daemon pada Alaude.

"Jangan membuatku terpaksa semangka busuk." kata Alaude sambil meninggalkan Daemon.

'Lupakan mereka!' kata Giotto dan G. Dalam hati.

"Tou-san!" panggil Tsuna sambil berlari ke arah Giotto.

"Hm? Ada apa Tsuna?" tanya Giotto sambil melihat Tsuna.

"Um, bolehkah aku pelihara Nattsu?" tanya Tsuna pada Giotto.

- TO BE COUNTINUED -

Kina: pendek again yaa~ XD belum dapet ide yang seru.. Nanti kalo sekarang lanjut terus bakalan nge-bosenin!

Karin: Yosh! Ini ada cerita kecil untuk para readers yang membaca silahkan:

-Menyesal?-

Tsuna memberikan tatapan puppy eyes dan angelic smile uke-nya ke arah Giotto. Memohon agar diizinkan melihat bayi singa.

'Oh, aku sedikit menyesal mempunyai anak yang terlalu imut.' kata Giotto dalam hatinya menahan nosebleed.

"Gak usah menyesal Primo. Aku lebih menyesal mempunyai anak yang tingkah laku-nya seperti ini." kata G. sambil menunjuk Gokudera yang sedang santai merokok.

"Ka-Kalian..." Kata Giotto yang shock akan keadaan sekitarnya. Dalam hatinya berkata,' G! Sejak kapan kau dapat membaca pikiranku dan Gokudera Hayato anak berusia 5 tahun dapat merokok?'

"Tentu saja saya bisa Primo." kata G. Menjawab pertanyaan Giotto.

"Kau menyeramkan!" kata Giotto menggedong kembali Tsuna dan mundur sedikit demi sedikit.

'Aku jadi menyesal mempunya tangan kanan yang mengerikan.' Pikir Giotto.

- the end -

Kina: Yosh! Itu cerita kecilnyaa~ XDb

Karin: Tak berpanjang lebar langsung aja ok?

Kina feat Karin: Review please!

-don't like don't read..

-don't flame~