CHAPTER 1

Ketentuan yang telah ditetapkan-Nya

Ketentuan yang sudah digariskan oleh sang maha pencipta

Ketentuan yang begitu susah untuk dilanggar

Kau mungkin memang takdirku

Namun bukan takdir dalam hal cinta sejati

Melainkan takdirmu hanya sebatas orang yang melindungi ku

Dan ...tidak akan bisa lebih

.

.

Gadis bersurai merah muda dengan pita disisi kanan rambutnya nampak sedang bergumam tak jelas menatap pohon di depan balkon kamar miliknya . Rumah yang Ia tinggali selama 21 tahun belakangan ,mendadak menjadi ramai karena lusa sebuah pesta akan berlangsung dihalaman rumah keluarga Uchiha. Sakura Uchiha, begitu lah gadis cantik itu dikenal , kepribadiannya yang ceria , senyumnya yang mampu memikat seluruh keluarga Uchiha dan membuat warna tersendiri untuk setiap penghuni mansion besar itu.

Nafasnya terbuang berat , ia berbalik menghadap kaca yang menampilkan pantulan dirinya di cermin., " Hemm... Cantik" gumamnya dalam hati ,

Narsis ? oh bukan gadis Uchiha itu sadar jika memang dirinya terlahir dengan paras cantik karena siapa yang tidak mengenal klan Uchiha yang terkenal akan ketampanan dan kecantikan mereka selain itu kecerdasan mereka yang tidak bisa dipungkiri. Namun meskipun begitu Sakura bukan tipe orang yang sombong apalagi angkuh.

Iris emeraldnya tertarik untuk melihat kenop pintu kamarnya yang mulai bergerak , jantungnya berdegup , oh sial dia tak bisa menetralkan detak jantung yang mulai menggila , ingin rasanya ia menertawai dirinya sendiri . Betapa bodohnya ia berharap yang berada dibalik pintu besar itu adalah seseorang yang sudah beberapa waktu lalu mengisi ruang hatinya.

Pintu bercat putih susu mulai terbuka , menampakan sesosok bersurai raven yang sedang berdiri tegap dengan kedua tangan yang menyelip ke dalam kedua saku celaanya. Tatapan pria itu teduh , mengunci emerald ke dalam onyx yang begitu menusuk sekaligus lembut , dan hanya Uchiha Sakura yang dapat merasakan tatapan seperti itu dari seorang Uchiha Sasuke .

Sasuke , yaa dialah yang selama ini membuat Sakura menjadi salah tingkah , pemuda itu yang berhasil membuat detak jantung Sakura tidak stabil , hanya dia yang mampu membuat Sakura buka mulut tentang apa saja yang orang lain tidak akan ketahui, hanya Uchiha Sasuke yang mengetahui segala sesuatu tentang adiknya . Uchiha Sakura

" Nii-chan " Ucapnya lirih

Tanpa ada balasan yang berarti, Sasuke tetap mempercepat langkahnya tanpa memutus kontak mata yang sedaritadi terhubung dengan iris indah Sakura.

Sang pemilik emerald menoleh kesamping , sedikit menunduk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah . Selalu begitu setiap Sasuke menatapnya dan menguncinya dalam tatapan yang memabukan .

" Tadaima , Sakura " Ucap pria itu berat ,

" Okaae..." ucapan adiknya terputus ,

Sakura merasakan depakapan erat yang membungkus tubuh mungilnya, aroma maskulin yang ia sukai perlahan menusuk indera penciumannya . Yah, tetap seperti ini, Sakura selalu suka dengan pelukan yang diberikan oleh sang kakak, dan tanpa sadar mata milik yang lebih kecil mengeluarkan cairan bening sedangkan isakan tetap tertahan .. Sakura menyukai momen seperti ini namun itu dulu , sebelum sebuah insiden pahit yang menimpa mereka berdua .

FLASHBACK

" Sakuuraa .." suara baritone milik anak kedua fugaku dan Mikoto mulai menggema diruang tengah , pria itu nampak sedang kebingungan mencari keberadaan sang adik yang sedari tadi melarikan diri dari hadapannya .

" Hn, Nii-chan janji tidak akan menjahilimu lagi " ucap Sasuke frustasi

Begitulah Sasuke , selalu memberikan Sakura hukuman jika sang adik tercintanya membangkang atau melanggar peraturan yang telah mereka sepakati . Berputar-putar dari ruang keluarga , halaman dan dapur bahkan kamar Sakura , Sasuke belum menemukan keberadaan sang adik .

Sudah 20 menit ia mecari keberadaan sang adik , ia menggeram frustasi menyisir rambut raven miliknya ke belakang . Sasuke hanya ingin memberikan sedikit hukuman untuk sang adik karena sudah berani pulang dengan teman laki-laki di kampusnya , bukannya apa – apa hanya saja Sasuke merasa sedikit kesal .

" Kau kenapa Nak ?" Suara lembut Uchiha Mikoto menyapa tilinga Sasuke

" Tak apa Kaa-san " Ucap Sasuke singkat

Namun sang ibu tidak mudah percaya begitu saja, karena mimik wajah Sasuke hanya terlihat seperti ini jika menyangkut dengan adiknya , Ya Uchiha Sakura .

" Kalian itu sudah dewasa, kau sudah 24 tahun dan Sakura sudah 21 tahun bisakah kalian bersikap lebih dewasa sedikit , setiap hari kaa-san heran melihat kalian yang masih bermain hide and seek setiap hari " Wanita paruh baya menasehati putera keduanya

" Hn , Kaa-san " Sasuke berlalu meninggalkan sang ibu , Mikoto hanya menghela nafas kenapa putranya yang kedua sangat mirip denga suamiya " Irit kalimat" . Dan Mikoto paham jika Sasuke hanya akan berbicara panjang lebar jika bersama adiknya .

Satu hal yang membuat Mikoto mengganjal adalah kedekatan diantara keduanya , hingga akhirnya kekhawatiran Mikoto benar adanya . Ia medapati mereka berdua sedang berciuman di dalam kamar Sasuke setelah Sasuke bingung mencari Sakura.

" Akhirnya aku menemukanmu " Sasuke tidak menyangka jika adiknya akan bersembunyi di ruang piala miliknya , dan gadis itu tertidur dalam posisi meringkuk . Sasuke menghembuskan nafasnya kasar

" Sebegitu menakutkannkah aku sehingga kau bersembunyi hingga ketiduran " Sasuke mengakat tubuh ringkih adiknya ,membawanya ke atas kasur king size miliknya , ia suka mengamati adiknya yang sedang tertidur dan ia tak akan melewatkan moment berharga ini .

Lengan kokohnya perlahan bergerak , jemarinya menyentuh lembut pipi chubby milik Sakura , senyuman langka milik Sasuke berkembang di sana . Ya, hanya pada adiknya dia bisa bersikap seperti orang gila , gila karena telah mencintai adiknya

" Onii-chan " Sakura sedikit terlonjak mendapati siapa yang ada di sampingnya

" Tampaknya aku menganggu tidur nyenyakmu princess " ucap Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya

" Nii-san, maafkan aku " Sakura sedikit bergetar menatap tatapan kakaknya yang seketika berubah menjadi mengintimidasi

" Hukumanmu sayang " ucap Sasuke tepat di telinga Sakura , dan itu membuat sang adik sedikit bergidik ngeri mendapati kakaknya dengan sifatnya yang sekarang .

Sasuke dapat berubah menjadi mengerikan jika mereka sedang berdua bersama sang adik , ujung bibirnya terangkat keatas seolah telah menyiapkan hukuman untuk Sakura. " Mati kau , kakakmu sangat marah Sakura " gumamnya dalam hati

Dan .. CUPP

Bibir yang lebih tua mulai mencapai bibir milik yang lebih muda , menyalurkan sedikit kekesalan yang telah ia dapatkan sekitar 2 jam yang lalu . Sakura sedikit memberontak karena kakaknya terlalu kasar saat menciumnya , namun nihil Sasuke semakin gencar menikmati bibir ranum sang adik . Hingga pada akhirnya sang ibu mengetahui apa yang tlah mereka perbuat .

" SASUKE ..SAKURA .. APA YANG KALIAN LAKUKAN ?" Ucap Mikoto berteriak

" Kaa-san ? " Ucap mereka kompak , Sakura sontak menundukan kepalanya

" Sasuke , jelaskan semua ini " Mikoto tidak bisa menahan emosinya

Perempuan yang melahirkan kedua insan yang tengah bercumbu dihadapannya terkulai lemas , tubuhnya ambruk menyentuh lantai dingin yang sekarang tidak terasa dingin karena emosi yang tangah meluap. Sasuke mendekati sang ibu , mencoba membantu sang ibu berdiri , sedangkan Sakura mematung di tempat , menatap kosong lantai berwarna navy milik sang kakak.

" Kaa-san , aku bisa.."

" Hentikan , apa yang kau lakukan SASUKE ! " Sang ibu mulai menangis

" Ada apa ini ? " Sang kepala keluarga menyusul mendengar teriakan sang istri .

Sakura yang mendengar teriaan sang ayah memunduk semakin dalam , air matanya jatuh , ia terlalu takut untuk berhadpan dengan sang ayah , berbeda dengan Sasuke , kakaknya malah berdiri menghadap sang ayah .

" Maaf ayah " ucap Sasuke sopan

" apa maksdunya ? " fugaku kebingungan menatap ketiga orang yang sedang berkutat dengan pemikirannya sendiri-sendiri

" Mereka ! mereka berciuman !" Mikoto bergetar

" APA ! ?" Fugaku menatap geram kearah sang putra yang ia banggakan selama ini

" Ayah aku bisa jel— PLAAKKK " Sebuah tampara telak mendarat di pipi putih milik Sasuke , Sakura yang melihat adega di depannya hanya menatap sendu sang kakak. Ini semua salahnya, jika saja Sakura mengabaikan perasaan sang kakak mungkin hal ini tidak akan terjadi , namun jatuh cinta tidak ada yang salah , hanya saja kepada siapa kita jatuh cinta itulah yang sekarang menjadi masalah.

Pukulan fugaku siap untuk mengenai pipi merahnya untuk kedua kalinya , hingga tangan Sakura berhasil menyingkirkan tangan kekar sang ayah .

" Ayah jangann " Ucap Sakura menatap sang ayah penuh dengan kesedihan,

" Sasuke , ikut ayah , dan kau ikut ibu mu "

FLASHBACK OFF

" Ka-kak, se-sak " ucap Sakura terbata akibat dekapan Sasuke yang semakin mengerat

" Maaf " Sasuke mengistirahatkan kepanya di tengkuk milik sang adik, menyesap aroma shampoo yang sangat ia sukai .

Hening .. hanya kehiningan yang menjadi saksi bisu cinta tabu mereka, cinta yang tidak akan berjalan dengan baik , cinta yang tidak mendapat restu dari dua orang tuanya .

" Bukankah kau dilarang menemuiku ?" Sakura mulai membuka percakapan

" Hn "

" Bagaimana jika ayah mengetahui ini ?" Perempuan itu menahan tangisnya , bibir bawahnya hampir berdarah karena gigitan dari giginya sendiri

" Aku tak bisa melihatmu dikurung sendirian di sini " Tanpa berniat pindah dari posisinya Sasuke mengeratkan pelukannya kembali

" Tenaglah, adikmu bukan perempuan yang lemah " Sakura sengaja menekankan pada kata "adik" hal itu ia lakukan untuk menyadarkan perbuatan sang kakak yang belum bisa memgalihkan hatinya kepada perempuan lain, namun meskipun logika Sakura menolak keberadaan sang kakak, namun jauh di dasar hatinya masih menginginkan sang kakak untuk tetap disampingnya .

" Aku tau " balas Sasuke singkat

" Pergilah , sebelum ayah menemukanmu di sini , kau bisa habis di makan ayah Nii-chan " Sakura menarik pundak Kakak kedua nya untuk menjauh darinya , di tatapnya sebentar wajah tampan yang meneduhkan . pandangan Sakura jatuh pada bibir sang kakak, seketika memori tentang peristiwa terakhir kali Sasuke menciumnya saat insiden ketahuan oleh Mikoto .

Sakura bersemu merah kala membayangkan hal itu, ia memalingkan wajahnya cepat sebelum Sasuke menagkap basah dirinya sedang merona karena dirinya . Yang lebih tua mengkerutkan kening , menatap kelakuan sang adik heran .

" Ada apa? "

" Tidak Nii-san " Sakura tetap pada posisinya

" Bisakah kau ucapkan panggilan sayangmu kepadaku sekali lagi "

Mata Sakura melebar , pandangan mereka akhirnya bertemu . Terdapat sorot kesedihan yang mendalam dibalik iris tegas milik kakaknya . Sakura hancur , dan Sasuke pun mengalammi hal yang sama . Apakah seharusnya tidak terlahir dalam satu rahim . Tentu tidak , Sakura membuang jauh-jauh pemikiran itu , karena jika bukan karena Sasuke itu adalah kakaknya maka mereka berdua tak akan merasakan cinta yang begitu dalam .

" Hetikan kak, tolong " ucap sakura lirih

NEXT OR SKIP?

.

.

Terimakasih bat yang udah review di cerita"sebelumnya . terimakasih untuk kritik dan sarannya , saya terima semua karena itu merupakan semangat untuk saya , saya merasa terbantu dengan kritikan maupun saran dari teman-teman semua .

SALAM SAYANG

BRENDANATA