Chapter 1
Three Seal
Hari itu langit air di Marine Sanctuary cerah, berwarna biru kehijauan seperti mata pemiliknya, Poseidon, dewa penguasa lautan.
Hari itu Poseidon memandang langit air, keningnya berkerut perasaannya hari ini sedang tidak enak mimpi buruk yang datang semalam dalam tidurnya menganggunya Dia merasa ada sesuatu yang terjadi hari ini, benar saja saat ia memperhatikan langit air ada dua cahaya merah melesat ke langit air seketika itu pula langit air yang tadinya cerah berubah warna menjadi abu-abu gelap, Poseidon membelalakan matanya, ini adalah pertanda buruk, Dia memperhatikan darimana asal cahaya hijau itu datang, setelah mengetahui hal itu, dirinya bergegas pergi dari istananya, menuju tempat yang dia yakini itu.
"Paduka, anda hendak kemana?" tanya salah satu marine shogun, Issac, saat Poseidon melewati istananya dengan tergesa-gesa, Poseidon menghentikan langkahnya, dan memandang Issac.
"Segera kumpulkan marine shogun di istanaku." katanya singkat lalu ia melanjutkan perjalannannya. Issac melihat tuannya pergi dengan heran tak biasanya tuannya terlihat tergesa-gesa dan secemas itu. Dari arah yang akan di tuju tuannya Issac tahu tuannya akan menuju Orca, sebuah kuil yang terletak diujung Marine Sanctuary ini, sebuah tempat yang hanya Poseidon sendiri boleh memasukinya, konon tempat itu adalah tempat menyegel sesuatu yang sangat berbahaya, tapi Issac sendiri tidak tahu apa itu, bahkan tuannya tak pernah menceritakannya. Pastinya sesuatu yang benar-benar berbahaya.
Poseidon masih bergegas menuju Orca, ia memperlebar langkahnya, sepertinya jarak dari istananya ke Orca tidak begitu jauh tapi entah kenapa kali ini jalannya terasa lama ssekali, wajahnya serius sekali bahkan ia setengah berlari ke Orca. Sesampainya di Orca, ia benar-benar terkejut, ternyata kekhawatirannya itu tidak salah mimpinya itu merupakan suatu petunjuk kalau sesuatu yang jahat akan bangkit. Ia menemukan kuil itu sudah berantakan pintu batunya hancur separuh seperti di ledakan dari dalam, kertas segel yang ia tempatkan di pintu masuk tercabik-cabik Ia mendekat ke pintu itu, menyentuh pintu batu itu, dan memungut kertas segel itu, lalu meremasnya, kali ini ia terlihat marah, ia berbalik meninggalkan Orca, ia tahu siapa yang harus ditemuinya jika hal ini terjadi, penjaga segel kedua, Hades.
Tanpa membuang waktu ia langsung menuju Giudecca, istana tempat Hades tinggal, istana itu tetap sama suram dan gelap, tapi dari dalam istana terdengar alunan harpa lembut yang menghanyutkan, setiba di depan pintu masuk Giudecca, ia menendang pintu itu hingga menjeblak terbuka, membuat pemilik istana itu, mengangkat tangannya pada si pemain harpa agar menghentikan permainannya
"Bisakah kau sopan sedikit Poseidon" gerutu Hades, semenit yang lalu ia sedang bermanja dengan alunan harpa yang dimainkan abdi setianya, Pandora, kesenangannya itu lenyap dengan datangnya Poseidon, saudaranya yang satu ini memang tempramental, selalu terlihat panik jika menghadapi masalah, bicaranya juga blak-blakan, juga terlalu arogan dia pikir kalau semua masalah bisa diselesaikan dengan otot. Berbeda dengan Poseidon, Hades terlihat tenang meski dalam dirinya juga menyimpan suatu kekhawatiran, Hades selalu memandang apapun dengan kepala dingin, dia mau menunggu jika itu untuk kemenangan, bahkan dia mau menggunakan cara licik untuk mendapatkan sesuatu.
"Lihat ini!" tukasnya sambil melemparkan kertas segel yang tadi di remasnya ke arah Hades, yang masih duduk di singgasananya. Hades pun bangkit dari duduknya, menghampiri Poseidon, dan memungut kertas segel yang di hempaskannya ke lantai Hades memperhatikan kertas itu lalu menatap tajam kakaknya, lalu ia menghempaskan lagi kertas itu ke lantai, wajahnya berubah serius tanpa bicara ia melewati Poseidon, sama seperti kakaknya ia terlihat tergesa-gesa menuju ke suatu tempat, Poseidonpun mengekor di belakangnya, dia mengikuti Hades tanpa banyak bicara, dan sampai di sebuah kuil yang terletak di bawah Giudecca, keadaan kuil itu tidak begitu berbeda dengan keadaan Orca, rusak sebagian, Poseidon mengepalkan tangannya, Hades mengertakkan giginya, ia tak menyangka hal ini akan terjadi.
"Kita harus memastikan segel yang tersisa." ucap Hades, lalu ia bersama Poseidon menuju Sanctuary untuk bertemu dengan Athena penjaga segel ketiga.
Sampai di Sanctuary, Hades dan Poseidon tidak menemukan Athena di istananya hanya ada abdi terdekatnya Pope Shion.
"Dimana Athena, cepat beritahu dia, aku ada disini." kata Poseidon tak sabar
"Maaf, paduka saat ini yang mulia Athena tidak bisa dingganggu, beliau sekarang berada di Star Hill."
Poseidon mengarahkan trisulanya ke arah Shion. "Aku tidak peduli sesibuk apapun dia, cepat suruh dia turun!" tukasnya
"Katakan padanya, kami ingin memastikan segel ketiga." kata Hades, mendengar itu Shion, terdiam dia mengerti arti segel ketiga itu.
"Baik yang mulia." katanya, lalu ia pergi meninggalkan Poseidon dan Hades dan tak lama kembali bersama Athena.
"Kalian berdua" sapa Athena
"Cepat tunjukkan pada kami segel Samael." kata Poseidon tanpa basa-basi
"Baik." balas Athena tanpa banyak bicara ia berbalik dan menuju kesuatu tempat rahasia yang terletak di dekat Star Hill, tepatnya di kuil Athena sesampai ditempat yang dimaksud Poseidon dan Hades terlihat lega, ternyata tempat itu masih seperti dulu saat mereka meninggalkannya.
"Dia belum mendapatkan tubuhnya." kata Poseidon
"Tapi bukan berarti dia tidak bisa menggunakan kekuatannya, twins scythe sudah lepas dari segelnya, dia pasti akan mencari tubuh sementara sampai ia bisa mendapatkan ini." balas Hades, ia memandang tubuh yag terbaring di altar batu yang ada di depannya.
"Rupanya dia sudah mulai bergerak." kata Poseidon
"Tentunya, kita juga harus bersiap, cukup baginya untuk saat ini, untuk menyerang kita."
"Bukan menyerang kita tapi menghancurkan bumi ini sesuai dengan sumpahnya." potong Athena.
Poseidon dan Hades memandang Athena, mereka tak bicara saat ini keadaan sedikit memaksa mereka terburu-buru, sebab dewa kehancuran yang sebenarnya sudah hampir bangkit sepenuhnya, jika ia berhasil mendapatkan tubuhnya maka akan mudah baginya untuk meratakan bumi ini, apalagi senjata miliknya sudah mencari tuannya, sabit kematian kembar.
"Aku akan kembali ke Marine Sanctuary, Athena, kau juga harus bersiap atas kemungkinan kejadian yang terburuk." nasehat Poseidon saat mereka sudah berada di istana Athena
"Tentu." balas Athena
Tiba-tiba salah satu penjaga tergopoh-gopoh mengahmpiri Pope Shion yang berdiri, di belakang Athena.
"Ada apa? Kau bisa tidak sopan sedikit, yang mulia sedang ada tamu." tukas Shion, ia menjauhkan diri dari Athena, Poseidon dan Hades.
"Maaf tuan tapi ini penting...hilang...itu hilang." kata penjaga itu tergagap
"Apa yang hilang?" tanya Hades yang tahu-tahu sudah ada disamping Shion, dia tertarik dengan pembicaraan penjaga itu dengan Shion.
"I..itu." kata penjaga itu takut-takut sambil melihat kearah Shion dan Hades bergantian.
"Cepat katakan dengan benar!" tegas Shion
"Diamond birthstone hilang"
Shion melebarkan matanya, keningnya berkerut dan wajahnya terlihat cemas
"Diamond birthstone?" ulang Hades. Keningnya berkerut, sepertinya dia familiar dengan birthstone yang satu itu.
Shion tidak menjawab ia langsung menghampiri Athena yang masih berbicara dengan Poseidon.
"Maaf Athena, saya menyela pembicaraan anda," kata Shion, "saya harus menyampaikan hal penting ini yang mulia." tambahnya
"Katanya diamond birthstone sudah hilang." potong Hades sebelum Shion berbicara
"Benarkan itu Shion?" kata Athena memastikan
Shion memandang Athena dan mengangguk
"Apa itu diamond birthstone?" tanya Poseidon
"Diamond birthstone itu segel sang iblis besar, Lucifer." Jawab Hades, dia melipat tangannya menatap Athena tajam.
"Rupanya anda mengetahui segel itu yang mulia Hades." sela seseorang yang muncul tiba-tiba dari balik pilar istana Athena, sontak Hades, Poseidon, Athena dan Shion menoleh mencari siapa yang sedang berbicara, suara itu berasal dari seorang lelaki yang berdiri tak jauh dari mereka berempat berdiri, seorang lelaki dengan sabit besar berwarna hitam bertengger di bahunya, rambutnya merah menyala, seperti matanya seperti pusaran api yang tak berdasar, namun tidak terasa kehangatannya.
"Tapi, kami tidak membutuhkan Lucifer, Kami hanya membutuhkan birthstone ini untuk membangkitkan pemiliknya." kata seorang lagi yang muncul dari salah satu pilar lainnya, wajahnya bagai pinang di belah dua dengan lelaki berambut merah itu, hanya saja rambutnya berwarna cokelat tanah sama seperti warna matanya, dia juga menyandang sabit hitam besar di bahunya.
"Twins scythe." ucap Poseidon
"Siapa kalian!" seru Shion
"Perkenalkan namaku Orion." kata pria berambut merah, "dan Aku Gravel" kata pria berambut cokelat.
"Kalian cecunguk Samael." geram Poseidon
"Akan lebih sopan jika anda mengatakan kalau kami adalah orang kepercayaan yang mulia Samael." jawab Orion kalem
"Meski kami cecunguk kami akan menghancurkan kalian berdua paduka." tambah Gravel
"Kalian pikir kalian bisa mengalahkan aku yang seorang dewa ini? Menggelikan" kata Poseidon sombong.
"Bukan hal yang tidak mungkin jika paduka Samael menginginkannya." balas Gravel tak kalah kalem, membuat Poseidon sedikit kesal.
"Yang mulia Athena, kamilah yang mengambil diamond birthstone." kata Orion sambil menunjukkan batu berkilau di tangannya
"Kalau bukan untuk membangkitkan Lucifer batu itu tidak akan berguna" kata Athena "Percuma kalian mengambilnya"
Orion tertawa mengejek "Oh, tidak yang mulia, justru pemilik asli dari batu ini sangat kami butuhkan terutama untuk menghancurkan Sanctuary ini, anda dan ke 12 Gold Saint anda, anda ini jangan pura-pura tidak tahu yang mulia sejarah batu ini." kata Orion, Poseidon menoleh kearah Athena seakan minta penjelasan
"Nah, yang mulia aku pamit sekarang terimakasih atas semuanya." kata Orion dan Gravel menghilang dalam satu kedipan mata.
"Athena, milik siapa birthstone itu?" tanya Poseidon. "Ada hubungan apa kau dengan pemiliknya serta 12 Gold Saintmu?"
"Birthstone itu milik seorang gadis bernama Lecca" jawab Athena
Hades memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Sepertinya dia sudah tidak terkejut dengan hal ini. Dia mengingat nama gadis itu...Lecca, gadis yang mengorbankan dirinya menjadi ghost, dan menyegel Lucifer dengan birthstone miliknya, seharusnya waktu itu dia adalah reinkarnasi Dewi Hera, tapi karena keterikatannya pada masa lalu dan cintanya pada seorang saint, dia memilih jalan yang di murkai dewa, menjadi ghost yang hina.
Hades menunduk, lalu ia tertawa. "Manis sekali Samael ini, sialan!" makinya pelan.
"Sebenarnya apa yang kau ketahui sampai kau tertawa?" tanya Poseidon
Hades memandang Athena,dan tersenyum sinis. "Kau tahu apa yang bakal Samael lakukan dengan batu itu dan pemiliknya? Kau yang baik hati ini pasti tidak akan bisa membunuhnya begitu saja, apalagi salah satu saintmu yang mencintai gadis itu. Oh, apa aku salah bukan hanya satu ternyata." jelas Hades
Shion yang ada disitu, tidak bisa berkata apa-apa dia tahu persis kejadiannya sampai Lecca bisa menyegel Lucifer dengan birthstone miliknya, itu adalah sebuah pengorbanan yang sangat besar, untuk Sanctuary, Gold Saint tidak bahkan bumi ini lolos dari tangan kotor Lucifer adalah karena Lecca, menyelamatkan mereka.
Poseidon terdiam dan mencoba memaknai kata-kata Hades, kemudian dia mengerti
"Kau masih ingat bukan, pertempuran kita dengan Samael saat era mitologi waktu itu, kau tak akan menang melawannya jika pakai hati, karena dalam perang sebenarnya tidak ada pengampunan, tidak ada belas kasihan, lakukan itu jika gadis itu memang datang kemari, sebab gadis itu hanyalah salah satu pion dari Samael bunuh dia!" ujar Hades
"Tidak perlu sungkan atau kau ingin aku yang melakukannya." sambung Poseidon
Shion menatap Hades dan Poseidon bergantian, belum kejadian yang dibicarakan terjadi rasanya Shion sudah tidak sanggup membunuh Lecca.
"Tidak perlu menunggu, aku tahu dimana gadis itu berada." kata Hades, ia berbalik dan meninggalkan Sanctuary, disusul oleh Poseidon..
Sepeninggal Poseidon dan Hades, istana Athena menjadi sunyi, Athena, duduk di singgasananya, memikirkan tentang perang yang akan berlangsung, Samael sudah menyampaikan kalau dia akan mengirim Lecca untuk menghancurkan Sanctuary, pasti Samael sudah memanfaatkan kelemahan hati Lecca.
"Yang mulia apa anda berpikir apa yang saya pikirkan?" tanya Shion
"Mengenai Lecca?" jawab Athena
"Iya."
Athena hanya tertunduk, dirinya juga tahu kemana Lecca pergi setelah kematiannya, surga? Tidak Lecca tidak pergi ke surga atau ke Elysium, tapi ke neraka milik Hades.
