Ini sudah malam – dan memang begitulah kenyatannya...
Semilir angin malam yang terasa menusuk kulit hingga ke tulang, kilauan cahaya kota yang terlihat begitu indah untuk dipandang dengan mata telanjang, jemari yang saling bertautan menahan rasa dingin yang menerpa
Kobayashi kini sudah berada didepan pintu apartemennya. Ia sudah benar-benar kedinginan sekarang dan serasa ingin menenggelamkan tubuhnya kedalam bak mandi berisikan air hangat
Tangannya kini memegang knop pintu, memutarnya lalu mendorongnya secara perlahan tanpa ada niatan sedikitpun untuk mengagetkan seseorang yang berada didalam apartemennya itu
"Tadaima..."
"Ara? Kobayashi-san desu!"
Dan yah... naga betina yang manis itu kembali menyapa salamnya seperti biasanya
Tohru – berulang kali Kobayashi berpikir jika gadis jelmaan naga itu sungguh seperti seorang maid yang sempurna. Wajah yang manis, rambut twintail, seragam maid, plus dada berukuran D-cup itu
D untuk Dragon?
Tohru berlari kearah Kobayashi yang baru saja melepaskan sepatunya. Dan tanpa disadari Kobayashi – tubuhnya hampir terjengkang kebelakang akibat kuatnya pelukan dari naga yang begitu cinta padanya itu
"Mou Kobayashi-san! Kamu pulang terlalu malam hingga membuatku khawatir tahu!"
"Tohru! Lepaskan aku!"
"Iie! Aku gak mau!"
"Tohru! Berat uh..." sejenak Kobayashi sedikit agak kesal ketika dada besar Tohru menekan wajahnya hingga membuatnya sulit untuk bernafas "Lepaskan aku! Lagipula ada apa denganmu sih?! Tiba-tiba memelukku!"
"Aku mencintaimu Kobayashi-san! Jadi aku khawatir padamu karena pulang malam seperti ini!"
Itu yang dikatakan Tohru – dan entah yang keberapa kali Kobayashi mendengar hal itu hingga membuatnya terbiasa dengan kalimat seperti itu
[ Kobayashi-san Dakede Ii ]
Disclaimer :: Coolkyoushinja [This is purely Fanfiction. Made only to entertain for those who read]
Rating :: M for Safety [MA juga boleh kok!]
Genre :: Romance, Family[?], Hurt/Comfort[?]
Warning :: Typo and Miss-Typo, Lime/Lemon, PwP, Yuri[!], etc
Kobayashi kini keluar dari kamar mandinya – dengan handuk hangat yang menutupi pucuk kepalanya. Pakaian yang ia kenakan pun tak lebih dari sekedar pakaian tidur yang biasa ia kenakan dimalam hari
Berjalan dengan santai menuju sofa, lalu menghempaskan nafasnya dengan lega ketika pada akhirnya ia bisa menghangatkan tubuhnya di Kotatsu. Ada rasa puas ketika tubuhnya menghangat setelah ditimpa rasa dingin selama ia pulang menuju apartemennya ini
"Tohru –" sejenak Kobayashi menolehkan kepalanya kearah dapur, mendapati Tohru yang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua – yah, mereka berdua saja karena Kanna telah tertidur dikamarnya "- ambilkan aku minuman di kulkas!"
Disisi lain Tohru hanya bisa mendengus sebal, ketika tangannya kini sibuk menyiapkan bahan makanan – sang tuan malah seenaknya menyuruhnya "Kobayashi-san! Ambil sendiri sana!"
"Tohru!"
"Ambil sendiri!"
"Tohru, tolong~"
Pendirian Tohru luluh saat Kobayashi memelas. Menghela nafas pelan lalu berjalan mengambil sebuah jus kaleng dari dalam kulkas dan melemparkannya kearah Kobayashi tanpa peduli pada sang tuan yang terkejut
Tohru – sekilas terlihat seperti gadis kebanyakan kecuali seragam maid yang ia kenakan itu. Sepasang tanduk yang muncul dibalik rambut blondenya itu seakan menambah kesan manisnya, kulit putih bersih tiada cacat sedikitpun serta itunya
Yah... mungkin lain kali Kobayashi perlu membelikan bra yang pas untuk Tohru
Kobayashi juga tak menyangka, jika saat itu ia tidak mabuk maka mungkin saja ia tidak bisa mengenal Tohru sedekat ini. Kenyataan bahwa ialah yang menyelamatkan Tohru yang tertusuk pedang saja membuat Tohru cinta padanya
Lucu memang, tapi memang begitulah sosok Tohru...
Kobayashi tidak pernah tahu masa lalu apa yang pernah menimpa sosok Tohru yang sebenarnya, namun selama Tohru ada disini bersamanya. Kobayashi berusaha sebisa mungkin agar gadis itu betah disini mengingat tatapan matanya terkadang berbeda saat Kobayashi tak sengaja menatapnya
"Makanan sudah siap!"
Kobayashi tersadar dari lamunannya ketika seruan Tohru terdengar nyaring ditelinganya. Senyum seperti biasa kembali ia berikan pada maid kesayangannya itu saat membawa sebuah mangkuk berisi makanan
"Kobayashi-san, geser dikit~" ucap Tohru memelas ketika ingin masuk kedalam Kotatsu dengan arah yang sama dengan Kobayashi. Tentunya Kobayashi keberatan mengingat Kotatsu bagian lain masih terbuka lebar
"Tohru sempit, lagipula kenapa kau membuat satu saja? apa kau tidak mau makan?" Kobayashi menyerah dan menggeser tubuhnya kesamping membiarkan Tohru masuk kedalam kotatsu tepat berada disampingnya lalu menaruh mangkuk itu tepat didepan Kobayashi
"Aku sudah makan dengan Kanna, jadi sekarang giliranmu. Mau kusuapi?" senyum Tohru mencoba menggoda. Sumpit yang mencubit gumpalan nasi itu kini bergerak menuju mulut Kobayashi yang masih tertutup rapat – Kobayashi menggeleng. Ia tidak mau disuapi seperti anak kecil
"Kobayashi-san, buka mulutmu!"
"Tohru, aku ini sudah besar tahu!"
Kobayashi mencoba mengelak. Kedua matanya kini terfokus pada sumpit yang sudah berada didepan mulutnya setia menunggu untuk terbuka. Kobayashi menatap Tohru – gadis itu tersenyum seperti biasa
Sejenak Kobayashi masih memasang ekspresi datar seperti biasanya – ketika Tohru terus memelas dan memaksanya untuk membuka mulutnya. Ada apa dengan naga kesayangannya yang satu ini?
"Kobayashi-san~"
Kobayashi mengalah, ia membuka mulutnya
Setidaknya itu sedikit membuat Tohru bahagia – padahal hanya menyuapi sang majikan saja sih, egonya masih sedikit agak tinggi untuk seukuran gadis sepertinya, toh itu bukanlah masalah – cintanya pada sang majikan murni dari dalam hati sosok Tohru
Dan acara suap-suapan itu pun berlanjut hingga selesai...
.
.
.
.
"Jadi? Apa ada hal yang mengganggumu?"
Ucap Kobayashi datar, matanya tak beralih sedikitpun dari televisi yang menayangkan acara malam tersebut
Pertanyaan itu secara sadar keluar dengan sengaja tepat saat Tohru selesai mencuci sisa makanan tadi dan masuk kedalam kotatsu tepat disebelah Kobayashi – seolah Kobayashi tahu bahwa ada yang mengganggu pikirannya hingga membuat sifat Tohru sedikit berubah
Kobayashi sudah mengerti hal itu – karena sebelumnya memang terjadi. Ketika Tohru mencoba mencari perhatiannya dengan bertingkah sangat peduli pada Kobayashi hingga membuatnya sedikit agak jengkel, dan ketika ia ditanya – Tohru merasa cemburu
"Kobayashi-san?"
"Katakanlah jika ada yang mengganggu pikiranmu, Tohru"
Tohru terkejut ketika tangan Kobayashi menggenggam telapak tangannya dibawah kotatsu, sedikit memberi kehangatan yang lebih pada naga yang menjadi maidnya itu
Tohru termenung. Entah perasaan aneh apa yang membuatnya selalu seperti ini. Ketika dirinya berdekatan dengan Kobayashi seperti ini dan Kobayashi memberikan perhatian lebih padanya
Perasaan yang muncul dalam waktu yang bisa dibilang cukup lama – mungkin sejak pertama kali ia tinggal di apartemen ini?
Ada perasaaan yang bergejolak didalam dadanya, berteriak dan tidak bisa apa-apa selain mengaum keras tanpa bisa dikeluarkan. Hati yang berdegup begitu kencang ketika Kobayashi menatapnya dengan tatapan yang begitu lembut – menurutnya
Karena mau bagaimana pun. Shinda saka me milik Kobayashi tetap terlihat cantik dimata Tohru
"Aku tidak mengerti ini Kobayashi-san, aku benar-benar tidak mengerti perasaan seperti ini"
"Perasaan?"
Kobayashi membulatkan matanya, pandangannya beralih pada Tohru yang menunduk disampingnya. Sejenak merasakan tangannya kini digenggam erat oleh Tohru
"Sou Desu, perasaan yang membuat hatiku berdegup kencang setiap aku berada disamping Kobayashi-san –"
"Aku selalu bilang kalau aku mencintaimu kan Kobayashi-san? Tapi ini perasaan macam apa?"
Tohru mencoba tersenyum, menatap kearah Kobayashi mencoba meminta sebuah penjelasan yang pasti
Ini benar-benar membuat Tohru merasa aneh. Ini bukan sebuah perasaan yang sama ia rasakan pada Kanna, perasaan ini berbeda dengan perasaan yang pernah ia rasakan sebelumnya
Sebuah rasa khawatir ketika Kobayashi pulang terlalu malam, perasaan kecewa ketika melihat Kobayashi berangkat kerja dan meninggalkannya dalam sendirian. Rasa tak puas ketika waktu yang Kobayashi bisa habiskan dengannya tidak terlalu banyak – meski Tohru tidak pernah meminta
Tohru benar-benar tidak terbiasa dengan perasaan seperti itu, ketika perasaan itu terus menimpanya tiap hari namun ia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Kobayashi agar apa yang ia inginkan bisa terpenuhi
Itulah kenapa tiap kali Kobayashi pulang – Tohru secepat mungkin untuk bisa memeluk Kobayashi dengan erat seolah tak ingin melepaskan dan membiarkan Kobayashi pergi
"Kau tahu Kobayashi-san? Aku tahu ini egois, tapi aku ingin kau lebih banyak lagi menghabiskan waktumu bersamaku"
"T-Tohru..."
Disisi lain – Kobayashi tidak bisa berbuat banyak, bahkan ketika Tohru menyenderkan kepalanya dibahunya pun ia abaikan dan genggaman tangan Tohru pada tangannya dibawah kotatsu pun terasa semakin erat
Toh, bukan masalah bagi Kobayashi untuk membiarkan Tohru sedikit merasa egois..
"Gomen ne Tohru, aku mungkin tidak bisa meluangkan waktu yang banyak untukmu. Namun aku tetap menyayangimu"
Ucapan itu bagaikan mantra sihir yang membuat Tohru terdiam dengan hati yang berdegup begitu kencang. Wajahnya memerah saat menatap langsung wajah Kobayashi yang memberikan senyum terbaik yang ia miliki hanya untuk Tohru
"Kobayashi-san~!"
Bahkan saking senangnya mendengar penuturan sang majikan, Tohru memeluk Kobayashi dengan begitu erat hingga terjatuh. Kobayashi sendiri hanya bisa tersenyum sambil mengeluskan tangannya pada kepala belakang Tohru saat membiarkan dirinya menjadi alas bagi Tohru yang berada diatasnya
Kobayashi menggeliat geli ketika Tohru menjilat lehernya, kedua tangannya kini dikunci oleh Tohru yang perlahan mulai terlihat berbeda sifatnya. Matanya terpejam geli saat Tohru kembali menjilati lehernya hingga kebawah
Ada apa dengan Tohru?
"Tohru... Uh..."
Kobayashi mendesah pelan. Wajahnya memerah, tubuhnya pun mencoba meronta-ronta melepaskan diri dari cengkraman Tohru yang begitu erat saat jilatan lidah Tohru kini naik keatas hingga ke dagunya
"Tohru... apa yang kau lakukan –"
Kobayashi berhenti bicara, bibirnya dikunci dengan sebuah ciuman manis
Perempuan pekerja kantoran itu membulatkan matanya terkejut. otaknya tidak bisa berpikir lurus sekarang saat lidah Tohru mencoba masuk kedalam mulutnya – menelusuri tiap-tiap inchi di dalam mulutnya, saling bertukar liur satu sama lain dengan begitu manis
Ini tidak seperti Tohru biasanya. Ini bukanlah Tohru yang seperti biasanya!
Yang ada dikepalanya saat ini adalah mengapa Tohru menjadi seperti ini? Oke! Kobayashi tahu jika Tohru memang terkadang terlalu menyukainya secara berlebihan (bahkan mudah untuk dimanfaatkan) tapi apa memang sampai seperti ini?
"..."
Perlawanan Kobayashi mulai melemas. Pandangan matanya mulai sayu ketika Tohru melepas ciumannya. Kedua tangannya pun tak lagi menahan kedua tangan Kobayashi yang telentang memanjang. Deru nafas hangat seakan memenuhi ruangan
"Tohru... kau..."
"A-Aku mencintaimu Kobayashi-san, lebih dari siapapun di dunia ini"
"Tapi aku ini perempuan..."
Kobayashi membulatkan matanya, saat Tohru mencoba membuka seragam maidnya dari atas. Udara disekitar semakin terasa hangat saat dua payudara besar berukuran D-Cup itu keluar dari balik seragam maid tanpa bra. Menantang untuk segera diremas, dicubit, dan dikulum putingnya yang masih berwarna merah muda
"K-Kobayashi-san..."
Tohru masih berada diatas tubuh Kobayashi, kedua tangannnya yang berada disamping kepala Kobayashi menjadi satu tumpuan, membiarkan dadanya yang begitu besar berada didepan Kobayashi seolah memintanya untuk segera dimainkan sesuka hati sang majikan
"Tohru, ini terlarang..."
"Aku tidak peduli jika itu Kobayashi-san"
Kobayashi terdiam – entah ia tidak tahu kalimat macam apa yang bisa ia gunakan sebagai respon
Wajah Tohru benar-benar memerah, matanya menatap Kobayashi dengan pandangan sayu. Dadanya yang bergantung indah didepan Kobayashi pun tak sedikitpun ia rasakan sebuah kenikmatan – meski ia berharap Kobayashi melakukan sesuatu pada dadanya
"A-Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya"
Disisi lain – Kobayashi sendiri pun tidak mengerti apa yang akan ia lakukan selanjutnya, ketika shinda saka me yang ia miliki menatap intens dua buah dada besar yang bergantung menantang didepan matanya. Ada sedikit keinginan untuk menghisap putingnya yang merah muda itu, meremas dengan kuat bulatnya dada yang Tohru miliki dan menenggelamkan wajahnya pada belahan dada Tohru
Tapi sayang dia tidak mengerti hal seperti ini!
Dia bukanlah seorang Lesbian! Dan belum pernah terjebak dalam keadaan seperti ini sebelumnya!
"..."
Tohru sedikit kecewa, tak ada sedikitpun kenikmatan yang ia rasakan...
Gadis itu sedikit mundur kebelakang hingga wajahnya kini bertatapan langsung dengan wajah Kobayashi. Pandangannya sayu, wajah yang memerah dengan setitik air mata diekor matanya
"T-Tohru?"
"Kobayashi-san, apa aku salah jika aku seperti ini karena dirimu?"
"..."
Kini giliran Tohru yang terkejut. seketika Kobayashi memeluknya dengan begitu erat membiarkan pipi mereka bergesekan satu sama lain. Tangan kiri Kobayashi mencoba bergerak memeluk punggung Tohru, sementara tangan kanannya kini mengelus rambut pirang Tohru yang dikuncir Twintail
Entah Kobayashi tidak terlalu paham dengan apa yang dirasakan Tohru. Ketika seorang wanita workaholic sepertinya dikenalkan dengan perasaan cinta seperti apa yang dirasakan Tohru – ia tidak benar-benar paham dengan perasaan seperti itu
Bahkan sebelum kenal dengan Tohru pun. Kehidupannya tak lebih dari bangun tidur, makan, berangkat kerja, pulang malam lalu tidur hingga menunggu hari esok. Dan keesokan harinya pun seperti itu
Membosankan...
Dan sekarang?
Apa ia harus terpaksa menyukai sesama jenisnya sendiri?
Kepada Tohru? Yang kenyataannya adalah Moefikasi dari seekor naga?
"Kobayashi-san"
Kobayashi melepaskan tangannya dari punggung dan kepala belakang Tohru, membiarkan gadis naga itu memundurkan kepalanya kebelakang hingga wajah mereka berhadapan satu sama lain
Deru nafas mereka terasa hangat dan sedikit agak panas, bibir yang mengkilap hasil dari ciuman mereka sebelumnya pun masih membekas. Pandangan yang menatap satu sama lain seolah menelusuri apa yang saat ini mereka pikirkan masing-masing
Bibir Kobayashi terbuka sedikit, gelap didalam mulutnya pun seakan memancing nafsu tersendiri bagi naga betina macam Tohru
"Kobayashi-san?" pertanyaan yang mengandung perasaan ragu, namun ditanggapi dengan anggukan kecil dari Kobayashi yang notabene masih berada dibawah Tohru – meyakinkan Tohru bahwa ia boleh melakukannya
Mata Tohru berbinar cerah, satu harapan muncul ketika cintanya pada sang majikan diterima dalam sebuah ciuman yang diizinkan langsung dari majikannya sendiri
*Cup~*
Keduanya tenggelam dalam kehangatan nafsu yang membara, hempasan nafas yang terasa begitu panas ketika kedua bibir itu bertemu dengan begitu lembut, bertukar liur satu sama lain sambil merasakan betapa manisnya bibir mereka yang mulai basah
Tohru memejamkan matanya yang awalnya berbinar bahagia. Dengan nafsu yang membara, ia menyedot bibir Kobayashi dengan pelan. Memasukkan lidahnya dalam mulut Kobayashi dan bermain dengan begitu indahnya didalam sana – bercampur liur, manis, manis dan begitulah rasanya...
"Mmmpphh~"
Tohru mendesah manis didalam ciumannya. Ketika tangan Kobayashi menggerayangi punggungnya yang begitu mulus tanpa ada cacat sedikitpun – terlebih pada tangan kiri Kobayashi yang menelusup masuk kedalam seragam maid yang ia kenakan menuju belahan pantatnya mengingat kali ini ekornya tak tumbuh
Mungkin sebelumnya ia memasak ekornya sendiri untuk dimakan pada Kanna?
"Puaah~!"
Ciuman mereka berdua terputus, garis saliva yang terlihat mengkilap begitu jelas menghubungkan Kobayashi dan Tohru. Kepala Tohru menegang keatas ketika jari tangan Kobayashi menelusuri belahan pantatnya mencari lubang anal nya
"Kobayashi-san~ Aaahnn~"
Tohru mendesah, kenikmatan yang berbeda kini terasa pada tubuhnya yang perlahan menegang
Ketika Kobayashi tanpa malu menghisap puting dadanya dengan kuat bagaikan bayi, menyedot puting dada besar itu tanpa mengharapkan sebuah cairan manis yang mungkin keluar dari sana
Jari tengah Kobayashi yang asik menelusuri belahan pantat Tohru pun menemukan lubang analnya, dengan lembut ia mencoba menggesek-gesekkan jari tengahnya pada lubang sempit itu membiarkan Tohru mendesah keenakan tanpa henti
Tohru memerah merona. Itu terasa begitu nikmat untuk gadis sepertinya
"Ahhn~ K-Kobayashi-san jangan terlalu kuat~ A-Ahhnn~"
Tohru menggigit bibir bawahnya mencoba menahan desahan nikmatnya yang terdengar begitu keras. Matanya terpejam begitu erat dengan kepala yang mengadah keatas saat isapan Kobayashi pada puting dadanya semakin kuat
Tubuhnya menggeliat gelisah namun tangan kanan Kobayashi menahan punggungnya. Jari tengah Kobayashi pun mencoba memaksa masuk kedalam lubang anus milik Tohru yang begitu sempit – bahkan sedikit susah untuk memasukkan jari tengahnya
Tohru memekik pelan. Seketika Kobayashi berhenti menusukkan jari tengahnya pada lubang anal Tohru bahkan isapannya pada dada Tohru juga
"To-Tohru, Gomen..."
Tohru menggeleng pelan sambil tersenyum. Kepalanya kini tak lagi mengadah keatas melainkan menunduk kebawah menatap Kobayashi yang menatapnya khawatir
"Tak apa, lanjutkan saja..."
Kobayashi kembali melanjutkan aksinya. Tak lagi tertarik pada dada besar Tohru, lidahnya kini mencoba menelusuri leher jenjang Tohru yang membuatnya sedikit geli. Jari tengahnya kini kembali mencoba menusuk kecil ke lubang anal sang maid kesayangan
Tohru menggeliat kegelian, bahkan tangan yang bertumpu pada lantai diantara kepala Kobayashi pun tak kuat menopang tubuhnya hingga rubuh menimpa Kobayashi. Wanita kantoran itu pun tidak peduli dan tetap menjilat leher Tohru sambil sedikit mengigit kecil telinga Tohru yang saat ini berada disamping kepalanya
"Kobayashi-san~ tusuk lebih kuat..."
Pinta Tohru bisik disamping kepala Kobayashi. Tusukan kecil pada lubang belakangnya membuat dia menggeliat keenakan karena suatu sensasi yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Bahkan kini ia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan desahannya yang tak bisa berhenti keluar akibat godaan Kobayashi pada lubang analnya
"Ah~"
"Kobayashi-san~ Uh~"
"Aaaahh~!"
Tohru mendesah keras – ketika jari Kobayashi berhasil menusuk lubang belakangnya hingga masuk kedalam. Begitu sempit dan sedikit agak berdenyut didalam sana
Kobayashi tak bisa berhenti. Gigitannya pada telinga Tohru terasa begitu panas, begitupun tusukan jarinya pada lubang anal Tohru yang begitu terasa nikmat – maju mundur di lubang yang terlalu sempit untuk ditusuk dengan satu jari itu
"Kobayashi-san~ Uh~"
Kobayashi berhenti menggigit telinga Tohru, ketika gadis itu membentak pelan dan menaikkan sedikit tubuhnya hingga membuat wajah mereka berhadapan
Tanpa aba-aba Tohru pun kembali mencium sang majikan dengan begitu ganas. Liur mereka keluar dari sudut bibir mereka masing-masing, saling sedot satu sama lain mempersilahkan lidah mereka bertemu dalam mulut dan menjilat satu sama lain
Tangan kanan Kobayashi kini tak lagi berada dipunggung Tohru, tangan kanannya kini mencoba menekan kepala Tohru dengan dalih untuk memperdalam ciuman mereka yang begitu manis. Tusukan demi tusukan pun terus ia lakukan tanpa henti dalam lubang anus Tohru – maju mundur tanpa henti
"Mmmmfffhh~"
Tohru mendesah dalam ciumannya. Matanya membulat sempurna dikala anusnya kini diobrak-abrik oleh Kobayashi dengan jarinya – untuk kali ini memakai telunjuk dan jari tengahnya mencoba memperlebar lubang anal yang begitu sempit itu. Memompa lebih dalam mencari ujung dari lubang belakangnya
"Puaah!"
Ciuman mereka kembali terlepas saat mereka kehabisan nafas dan membutuhkan oksigen. Lidah Kobayashi kini terjulur kedepan menjilat bibir Tohru yang basah berkat campuran liur mereka sendiri
"Kobayashi-san~ aku tak tahan..."
"Ah~!"
Tohru mencapai puncaknya yang pertama. Vaginanya terasa basah ketika godaan pada bibir maupun lubang analnya semakin ganas. Tubuhnya terkulai lemas dengan sedikit rasa lelah yang menimpa
"Tohru..."
"Ha'i..." balasnya dalam keadaan lemas
"Mau ganti posisi?"
.
.
.
.
Masih diruangan yang sama. Tohru kini tak lagi berada diatas Kobayashi ataupun Kobayashi yang berada dibawah Tohru maupun sebaliknya
Tohru saat ini benar-benar telanjang bulat. Lekuk tubuhnya terlihat begitu jelas, kulit putih yang bersih tanpa ada cacat sedikitpun. Posisinya yang menungging dengan kotatsu yang menjadi tumpuan tangannya pun terlihat begitu menantang, payudaranya yang begitu besar pun menggantung indah yang tentunya membuat siapa saja tergoda
"K-Kobayashi-san..." nada yang dikeluarkan Tohru sedikit agak gugup, kepalanya kini mencoba menoleh kebelakang menatap sosok lain dibelakangnya "- ini sedikit agak memalukan" ucapnya dengan wajah yang perlahan mulai memerah
Disisi lain – Kobayashi kini berada dibelakang Tohru. Ia tidak telanjang, tubuhnya masih dilapisi pakaian tidur yang sebelumnya ia kenakan tepat setelah keluar dari kamar mandi
Senyum miring keluar muncul diwajah Kobayashi ketika ia mencoba menyamakan tinggi badannya dengan Tohru yang menungging. Matanya menatap vagina Tohru yang bersih tanpa ada bulu sedikitpun, iseng tangannya menepuk pelan vagina sang maid hingga membuat Tohru berjengit kaget
"Ko-Kobayashi-san!"
"Gomen, apa itu mengejutkanmu?"
"..."
"Sejujurnya aku bingung, kamu mau apakan aku diposisi seperti ini?"
Kobayashi tak membalas. Kini ia berjongkok dibelakang Tohru dengan kedua tangan yang memegang erat pantat Tohru yang begitu berisi – walau tadi ia sempat meremasnya sedikit dan membuat Tohru kembali berjengit
Tatapannya kini terpaku pada vagina yang berada dihadapan wajahnya. Tak ia sangka jika Tohru menjaga kebersihan alat kelaminnya itu dengan sangat hati-hati, vagina yang bersih putih mulus tanpa ada bulu yang mengganggu
"Kobayashi-san, ini memalukan!" ucap Tohru sedikit agak malu, namun Kobayashi sama sekali tidak peduli
Kobayashi kini mencoba membuka lebar bibir vagina Tohru dengan kedua ibu jarinya. Lidahnya kini terjulur keluar dan menjilat vagina Tohru tanpa ada rasa jijik sedikitpun
"Ah~!"
Tohru mengadahkan kepalanya keatas – kala vaginanya dijilat Kobayashi. Ada rasa geli bercampur enak dibagian vaginanya hingga membuat tubuhnya sedikit agak menggelinjang kesana kemari
Kobayashi terus menjilatnya tanpa henti. Vagina yang sebelumnya basah kini dibasahi lagi dengan liur milik wanita kantoran itu, kedua mata Kobayashi terpejam ketika hidungnya mencium aroma vagina Tohru yang sedikit agak berbeda
"Ko-Kobayashi-san~!"
Tohru kembali berjengit dengan kepala keatas ketika secara tiba-tiba Kobayashi menyedot vagina Tohru dengan mulutnya. Lidah Kobayashi kini bermain pada lubang yang sebelumnya mengeluarkan cairan itu – agak terasa aneh dilidah, namun Kobayashi tak peduli selama Tohru menikmati apa yang ia lakukan, bahkan membuatnya sampai keenakan
"Kobayashi-san kumohon~ jangan dihisap seperti itu, Ah~!"
"Aaah~ lama-lama aku bisa keluar seperti tadi..."
Menuruti apa yang dikatakan Tohru, Kobayashi berhenti menghisap vagina Tohru dengan mulutnya membiarkan Tohru mengambil nafas terlebih dahulu. Senyumnya mengembang tatkala matanya mendapati vagina Tohru yang begitu basah
Naik keatas sedikit, Kobayashi kini menatap lubang anus Tohru yang sebelumnya ia tusuk dengan dua jari tangannya. Sama seperti vaginanya – lubang anal Tohru pun begitu putih bersih tanpa ada kotoran sedikitpun, disekitar lubang analnya pun terlihat berwarna merah muda
Tak tahan lagi. Kobayashi segera melebarkan pantat Tohru dengan kedua tangannya hingga membuat Tohru sedikit agak terkejut. lidahnya terjulur keluar dan menjilat lubang sempit itu hingga membuat Tohru mendesah keenakan dengan tubuh yang menggeliat tak tahan
"Aaahn~"
Tohru kembali menahan bibir bawahnya mencoba menahan desahannya yang keluar tanpa disengaja. Tubuhnya serasa dipenuhi dengan rasa nikmat ketika lubang analnya kembali digoda Kobayashi namun untuk kali ini berbeda. Dibanding gesekan jari, jilatan Kobayashi pada anusnya terasa lebih enak hingga membuat nafsunya memuncak
Tak sampai disitu saja. tangan kanan Kobayashi yang memegang erat pantat Tohru kini beralih pada vagina Tohru, menggesek-gesek pelan vagina Tohru mencoba menggodanya sedikit hingga terasa geli
"Kobayashi-san~ Uh~"
"Tu-Tusuk saja Ah~ seperti kau menusuk lubang belakangku..."
Tanpa diizinkan Tohru pun, Kobayashi sudah menusuk vagina Tohru dengan jarinya hingga membuat Tohru membelalakkan matanya terkejut. kali ini tiga jarinya – telunjuk, tengah dan manis – menusuk kedalam vagina Tohru hingga membuat vaginanya sedikit agak lebar
"Uh~ Aaaah~"
Desahan demi desahan keluar tanpa henti. Tohru seakan gila dengan kenikmatan yang menimpanya tanpa henti, ketika tusukan jari Kobayashi pada vaginanya seakan memberikan kenikmatan yang tiada tara hingga membuat tubuhnya sedikit melemas ditambah jilatan lidah Kobayashi pada lubang belakangnya yang terasa sedikit agak geli
Tohru semakin menggila. Tangan kirinya kini meremas dadanya sendiri yang bergoyang indah menantang hingga tangan kanannya menjadi satu-satunya tumpuannya sekarang. Meremas begitu kuat agar nafsu yang menyelimuti tubuhnya semakin dan semakin memuncak. Remasannya begitu kuat bahkan jarinya sempat memainkan putingnya sendiri yang mengacung tegang
Disisi lain, tiga jari yang Kobayashi tusukkan pada vagina Tohru terasa basah didalam sana. Agak lengket namun tetap ia memajumundurkan tiga jarinya memompa vagina Tohru yang kini terlacuri oleh jari-jarinya
"Kobayashi-san, aku tak kuat lagi Aaaahh~"
Kobayashi berhenti menjilati lubang belakang Tohru. Bibirnya kini mencium lubang anal Tohru dengan mesra, menyedot dan sesekali menjilat kembali lubang belakang Tohru hingga memberikan kenikmatan yang semakin lama membuat Tohru semakin tak dapat menahan puncaknya
Begitupun dengan tusukan tiga jari yang Kobayashi lakukan pada vagina maid kesayangannya itu. Tempo cepat ia berikan pada tiga jarinya hingga tusukan jarinya semakin begitu cepat pada vaginanya dan tentunya membuat Tohru mendesah pasrah – tak lagi kuat menahan puncaknya
"Kobayashi-san~"
"Aaaaaaaahhh~!"
Kobayashi tersenyum simpul. Baju dan tangannya kini basah akibat cairan yang muncrat dari lubang vagina Tohru yang menandakan ia mencapai puncak keduanya
Tohru tak lagi dapat menopang tubuhnya dengan satu tumpuan tangan hingga membuat tubuhnya roboh. Berkali-kali ia mencoba mengambil nafas menghilangkan rasa lelah yang melanda dirinya saat ia tak kuasa menahan cairannya untuk tidak keluar
Melihat Tohru yang roboh dan tengkurap diatas lantai, membuat Kobayashi ikut tengkurap diatas tubuh Tohru dengan kedua tangan yang memaksa untuk meremas dada Tohru dengan begitu kuat
"Kobayashi-san, Uh~ Ah~"
"Tohru..."
"Yaa? Uh~"
"..."
"Mau main ke kamarku?"
.
.
.
.
.
.
.
.
:: [ Fin~ ] ::
[A/N] :: Osu! Hana Natsuki here!
Kali ini aku mencoba membuat Yuri-Yuri an. Jujur, bikin beginian memang harus punya imajinasi yang tinggi [terlebih buat kamu yang mesum *Plak!*] bahkan alasan kenapa aku mengakhiri Oneshot kali ini dengan ending yang agak menggantung pun karena imajinasi yang sudah mentok di ujung *Innocent*
Well, tapi kupikir endingnya tidak terlalu buruk juga...
Dan ya! – kenyataan bahwa fanfiksi ini menjadi fanfiksi bahasa Indonesia yang pertama di fandom Kobayashi-san Chi no Maid Dragon pun membuatku sedikit merasa bahagia. Bukankah itu bagus dalam artian tertentu? Banzai~!
Sebelumnya terima kasih yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mampir ke fanfic gaje yang satu ini, terlebih buat kalian yang rela meninggalkan jejaknya berupa review ~.~
Dan sebagai ucapan terakhir, salam dan sampai jumpa di Oneshot berikutnya~! Berdoalah agar kita bisa bertemu lagi di dunia biru ini ~.~/
Jadi? Fandom apa selanjutnya?
.
Bye Bee~
.
- Sign :: Hana Natsuki
