Summary :

Ini semua bukan kemauan Baekhyun. Percayalah, ia hanya terpengaruh oleh hasutan dua sahabatnya, Luhan dan Kyungsoo.

.

.

.

.

Sorry, I Love You...

By : pcy-bee

Rate : T

.

.

.

.

Baekhyun itu cantik.

Sangat cantik bahkan diusianya yang masih 16 tahun. Tingkat 1 SMA.

Anak tunggal sekaligus putra kesayangan keluarga Byun. Manja, polos dan juga sangat mudah terpengaruh dengan sekitar.

Ketika itu tren memiliki pacar sedang begitu marak dikalangan para ABG seusia Baekhyun.

Baekhyun merengek pada mamanya untuk diizinkan berpacaran. Tapi mamanya bilang dia belum boleh pacaran dengan alasan Baekhyun belum cukup umur untuk cinta-cintaan, takut hamil di luar nikah katanya. Oh, ayolah! dia masih memiliki belalai jika mamanya itu lupa.

Luhan dan Kyungsoo -dua sahabatnya- saja sudah boleh pacaran, lalu kenapa dia tidak?

Tapi sekali lagi Baekhyun itu hanyalah ABG labil yang sangat mudah dipengaruhi. Saat Luhan dan Kyungsoo mengejeknya norak karena tak memiliki kekasih, maka dengan segenap jiwa dan raga Baekhyun bertekat untuk ikut-ikutan mencari pacar.

Bukan hal yang sulit mengingat paras ayu yang Baekhyun miliki. Maka tak butuh waktu lama bagi bocah laki-laki itu mendapatkan seorang pacar.

Namanya Park Chanyeol. Satu tingkat di atas Baekhyun yang mana berarti Chanyeol berada dikelas 2 dan Baekhyun dikelas 1.

Tampan.

Sangat tampan dan begitu amat serasi jika disandingkan dengan si cantik Byun.

Hari itu Chanyeol mengatakan untuk menunggu di kelas saat jam sekolah selesai. Ingin mengatakan sesuatu katanya.

Jadi sebagai adik kelas yang baik dan rajin menabung(?), maka yang Baekhyun lakukan hanya menurut saja.

Awalnya ia begitu kesal karena lama menunggu namun Chanyeol tak kunjung juga datang. Bahkan kedua sahabatnya dengan begitu tak setia meninggalkannya sendiri di dalam kelas yang telah kosong.

Saat Baekhyun sudah berada dibatas ambang kesabaran dan bersiap untuk pulang kerumah, saat itu juga Chanyeol datang dengan sebuket bunga mawar merah yang langsung disodorkan tepat di depan wajah Baekhyun.

Baekhyun hanya mengernyitkan alis bingung. Tak mengerti dengan apa yang Chanyeol lakukan dengan bunga itu.

"Baekhyun-ah, jadilah kekasihku."

Itu adalah kalimat yang membuat si cantik Byun kembali harus berpikir keras. Tapi Baekhyun bukanlah remaja bodoh yang tak tahu bila kakak kelasnya tersebut tengah menyatakan cinta padanya.

Baekhyun bimbang antara ya atau tidak. Haruskah ia menerima pernyataan cinta Chanyeol? tapi mereka tidak dekat dan hanya saling mengenal saja. Saling menyapa dan tersenyum saat berpapasan, hanya begitu interaksi mereka selama ini. Tidak ada yang spesial, sungguh.

"Kenapa tiba-tiba, kak?"

Baekhyun penasaran, jadi ia memutuskan untuk bertanya. Jika boleh jujur, dia sama sekali tak merasa keberatan menerima Chanyeol sebagai kekasihnya.

Chanyeol itu tampan dan juga sangat ramah, jadi dengan itu Baekhyun dapat menyimpulkan jika Chanyeol itu baik. Baik secara lahir maupun batin, begitulah pikiran sederhana si mungil Byun.

"Aku menyukaimu saat hari pertama kau masuk sekolah dulu. Kau sangat cantik dan terlihat begitu mungil. Entah kenapa aku sangat ingin melindungimu?"

Baekhyun bingung harus menjawab apa. Dia merasa tak yakin, takut saja jika Chanyeol menyatakan cinta hanya untuk mempermainkannya. Baekhyun itu nol besar dalam hal cinta-cintaan.

Tapi tiba-tiba nasehat dua sahabatnya terlintas dalam otak polos bocah lelaki itu.

Luhan dan Kyungsoo bilang mata tak akan pernah bisa berbohong.

Jadi untuk memastikan keseriusan Chanyeol, Baekhyun mencoba mencari kebohongan dari mata yang lebih tua. Tapi bocah itu tak mendapatkannya, yang Baekhyun dapatkan hanyalah tatapan teduh dan juga tulus penuh binar damba.

"Kalau begitu mari berkencan."

Dan begitulah akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih.

.

.

Hubungan Baekhyun dan Chanyeol berjalan baik-baik saja seperti sepasang kekasih pada umumnya.

Berkencan, menonton film, bergandengan tangan, berpelukan dan juga berciuman. Chanyeol sering menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama dan tak lupa juga mengantarkan Baekhyun pulang kerumah setelah jam sekolah selesai. Bertukar kabar sekedar menanyakan sudah makan atau belum, lalu berbagi cerita tentang hari-hari yang mereka jalani.

Mungkin awalnya Baekhyun menerima Chanyeol sebagai kekasihnya hanya karena ikut-ikutan tren semata. Tapi entah kenapa bocah itu malah tanpa sadar benar-benar jatuh cinta pada Chanyeol.

Chanyeol sangat perhatian dengan Baekhyun dan Baekhyun begitu beruntung karena kekasih tampannya itu benar-benar menjaga dan melindunginya dengan baik. Ditambah lagi dengan mamanya yang juga telah merestui hubungan mereka.

Tapi meski begitu, entah mengapa Baekhyun merasa hubungan mereka hanya seputar itu-itu saja dan terasa sangat amat monoton.

Jika Luhan dan Kyungsoo bercerita mengenai hubungan percintaan masing-masing yang sudah membahas ke jenjang yang lebih ekstrim yaitu seks. Maka yang Baekhyun lakukan hanya diam saja dan menjadi seorang pendengar yang baik.

Baekhyun pikir dia tak akan bisa mengimbangi cerita kedua sahabatnya tersebut, karena selama satu bulan hubungannya dengan Chanyeol, Chanyeol tak pernah melakukan hal yang macam-macam padanya apalagi sampai melakukan seks.

Hal terjauh yang Chanyeol lakukan ketika bersama hanyalah sebatas berciuman bibir, itupun sekedar menempel dan tidak pernah berlangsung lama. Maka dari itu Baekhyun selalu berpikir jika Chanyeol tak benar-benar menyukainya.

"Kau kenapa?" Luhan bertanya pada Baekhyun yang sedari tadi hanya diam dengan wajah tertekuk kusut.

"Menurut kalian apa kak Chanyeol itu benar-benar menyukaiku?"

"Kenapa bertanya seperti itu?" itu Kyungsoo yang balik bertanya.

"Aniya. Hanya saja kak Chanyeol tak pernah mau menyentuhku, apa mungkin dia jijik padaku?"

Luhan dan Kyungsoo menatap satu sama lain dan mereka sadar bahwa sahabatnya itu tengah mengalami krisis kepercayaan diri.

"Jangan berfikir begitu. Mungkin saja kak Chanyeol menunggu waktu yang tepat untuk melakukan 'itu' denganmu." Luhan mencoba menghibur dan nyatanya itu sama sekali tak terdengar menyenagkan bagi Baekhyun.

"Tapi berciuman pun dia juga tak melakukannya dengan benar. Apa mungkin karena nafasku bau?"

Dua orang sedari tadi hanya mendengarkan curahan hati sahabatnya hampir meledak dalam tawa karena pikiran polos sang sahabat.

Astaga! bau katanya? yang benar saja, Baekhyun itu adalah salah satu manusia paling harum sedunia. Jika kalian tiba-tiba mencium bau aroma strowberry bercampur vanilla, maka dapat dipastikan saat itu Baekhyun sedang berada tak jauh darimu.

"Bagaimana kalau kita membuktikannya saja. Apakan kak Chanyeol betul-betul menyukaimu atau tidak?" Kyungsoo memberi solusi dan membuat dua sahabatnya menatap antusias sekaligus penasaran.

"Bagaimana caraku membuktikannya?" tanya Baekhyun dengan tidak sabar.

"Begini." Kyungsoo berbisik-bisik pada dua sahabatnya dan tak lama kemudian tiga ABG cantik itu mengangguk-anggukan kepala setuju.

Mencoba ide Kyungsoo bukan hal buruk, bukan?

.

.

Sore itu Baekhyun mengajak Chanyeol bertemu di taman kota tempat biasanya mereka pergi berkencan. Namun kali ini dengan tujuan berbeda.

Baekhyun tidak sedang mengajak kekasih tampannya itu berkencan, tetapi ia tengah menjalankan rencana yang berasal dari ide Kyungsoo dan juga Luhan yaitu menguji apakah Chanyeol benar-benar menyukainya atau tidak.

"Kakak sudah menunggu lama?" itu pertanyaan Baekhyun ketika berhasil menghampiri Chanyeol yang telah menunggunya disalah satu bangku taman.

Mereka memang berangkat sendiri-sendiri karena Baekhyun mengatakan bahwa Chanyeol tak perlu repot-repot menjemputnya.

Chanyeol tentu saja pergi ke taman menggunakan mobil yang sering ia gunakan mengantar jemput Baekhyun saat pergi dan pulang sekolah. Lain halnya dengan Baekhyun yang datang hanya dengan motor matic yang ia beri nama Bobohu.

Bobohu itu adalah salah satu sahabat setia yang Baekhyun punya setelah Luhan dan Kyungsoo. Motor matic berwarna pink itu selalu mengantarkan dan menemani kemanapun Baekhyun ingin pergi karena memang Baekhyun belum bisa menyetir mobil.

Kata mamanya Baekhyun tidak boleh membawa Bobohu pergi jauh, bocah itu hanya boleh menggunakan motor matic kesayangannya diseputaran kompleks atau tempat-tempat terdekat saja. Seperti sekarang ini contohnya, taman kota yang terletak tak begitu jauh dari rumah Baekhyun.

"Kenapa tiba-tiba mengajakku bertemu?" Chanyeol bertanya dengan tangan yang ia bawa untuk menarik lembut tangan sang kekasih agar duduk disampingnya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu." Baekhyun menjawab setelah duduk nyaman didekat Chanyeol.

"Apa?" penasaran tentu saja, tak biasanya Baekhyun mengajak ia bertemu lebih dulu karena selama ini Chanyeol lah yang selalu berinisiatif duluan untuk mengajak Baekhyun berkencan.

"Ayo berpisah." singkat Baekhyun dengan mata terfokus pada Chanyeol, sangat amat penasaran untuk melihat ekspresi seperti apa yang akan kakak kelasnya itu berikan.

Baekhyun pikir Chanyeol akan berteriak tak terima atau setidaknya memberikan ekspresi wajah tak percaya dan mungkin terkejut.

Tapi tebakannya meleset ketika Chanyeol hanya diam saja dan hanya menatapnya datar. Sangat datar seolah itu hal biasa seperti kebiasaannya mandi dua kali sehari atau berdoa dulu sebelum tidur.

Dan hal itu entah kenapa membuat perasaan Baekhyun tiba-tiba memburuk.

"Baiklah."

Satu kata yang berasal dari belah bibir Chanyeol itu seketika mampu membuat bunyi 'kretek' yang berasal dari hati murni seorang Byun Baekhyun. Rasanya begitu sesak ketika orang yang kau cintai dan berharap mencintaimu juga dengan mudah melepaskanmu begitu saja.

Tidak! bukan seperti ini yang Baekhyun mau. Dia hanya menjalankan rencana untuk menguji kesungguhan cinta Chanyeol. Baekhyun tak berharap Chanyeol semudah itu menyetujui keputusan bodohnya dan berakhir dengan kandasnya kisah cinta mereka.

Air mata Baekhyun jatuh setetes demi setetes, yang bisa ia lakukan hanyalah terisak pelan karena Chanyeol dengan tega meninggalkannya disana sendirian.

Baekhyun tak tahu harus berbuat apa, jadi ia pikir menumpahkan kekecewaannya pada kedua sahabatnya adalah pilihan terbaik. Mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Bobohu untuk kemudian ia bawa kerumah Luhan karena ia yakin Kyungsoo pun juga ada disana. Mereka sudah janjian sebelumnya untuk berkumpul dan menceritakan hasil dari pengujian cinta Chanyeol pada Baekhyun.

.

.

Malam sudah larut ketika Baekhyun memarkirkan Bobohu di garasi dan setelah itu ia melangkah menuju pintu utama dan berniat untuk masuk kedalam rumahnya. Tapi ada satu hal janggal yang membuatnya terkejut dan tak percaya.

Bukan! bukan karena didepan pintu rumahnya ada komplotan pencuri ataupun segerombolan anjing liar. Tapi itu lebih kepada sang mantan kekasih alias Park Chanyeol yang entah sejak kapan sudah berdiri tak jauh darinya dengan tersenyum hangat.

"K-kak Chanyeol." gagap yang lebih muda dan tanpa sadar berjalan mendekati Chanyeol yang berada di teras rumah.

"Untukmu." Chanyeol menyodorkon satu buket mawar merah tepat didepan wajah Baekhyun.

Entah kenapa Baekhyun merasa seperti De javu, tapi meski begitu ia tetap menerima buket bunga yang Chanyeol ulurkan untuknya dengan wajah kebingungan.

Apa maksudnya ini? bukankah tadi sore mereka sudah resmi putus? lalu kenapa Chanyeol memberinya bunga? apa itu sebagai bentuk tanda perpisahan?

Chanyeol mengabaikan raut kebingungan si mungil dan tanpa aba-aba menarima Baekhyun ke dalam pelukannya. Baekhyun terkejut tentu saja, tapi refleks tubuhnya menerima begitu saja perlukan Chanyeol dan detik kemudia membalas dekapan itu tak kalah erat.

"Terima kasih telah mau menerima dan menjadi kekasihku selama satu bulan terakhir ini, Baekhyun. Terima kasih juga karena sudah menjadi bagian terindah dalam hidupku." nada suara Chanyeol begitu rendah namun juga terdengar penuh tekanan secara bersamaan.

Mereka masih berpelukan erat dengan Chanyeol yang sibuk berceloteh sementara Baekhyun hanya mampu mengigit bibir menahan tangis.

Menit kemudian yang lebih tua melepaskan pelukannya lalu menagkup wajah cantik Baekhyun untuk bertatapan mata dengannya. Chanyeol sekali lagi tersenyum hangat meski ia dapat melihat mata si mungil yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan menangis." kata Chanyeol lagi.

"...aku kemari bukan untuk membuatmu meneteskan air mata. Aku kemari untuk mengucapkan terima kasih dan juga maaf." sambung Chanyeol.

"Tidak! tidak! kakak tidak perlu minta maaf. Aku yang salah, seharusnya aku yang memint -mpppht..."

Kalimat Baekhyun tertahan ditenggorokan ketika Chanyeol meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Baekhyun, mengisyaratkan agar si mungil diam.

"Dengarkan aku dulu sampai aku selesai bicara, oke."

Taunya Baekhyun hanya mengangguk paham dan membiarkan Chanyeol kembali membuka suara.

"Maaf karena tidak bisa menjadi lelaki yang baik untukmu. Maaf juga jika selama satu bulan ini aku memperlakukanmu dengan buruk. Dan maaf karena aku tidak bisa menjadi kekasih yang sempurna..."

Baekhyun masih disana, mendengarkan dengan setia setiap kata yang keluar dari bibir lelaki yang masih ia cintai itu. Kepalanya menggeleng berkali-kali seolah mengatakan bahwa Chanyeol tak perlu melakukan hal sejauh ini.

"...sungguh aku benar-benar menyesal untuk semua itu. Tapi maaf juga, Baek.." Chanyeol mengambil jeda lagi untuk mempertemukan dahi mereka.

"...maaf karena aku tak bisa melepaskanmu, maaf karena aku yang masih egois untuk terus memilikimu, maaf karena dengan bodohnya aku kembali hanya untuk mendapatkan lagi hatimu..."

Chanyeol lagi-lagi mengantung kalimatnya untuk semakin mengikis jarak yang ada. Hembusan nafas mereka beradu menciptakan hawa panas yang melingkupi sekitar sementara mengabaikan dinginnya udara malam.

"...Maaf karena aku yang begitu mencintaimu, Byun Baekhyun."

Itu adalah kalimat terakhir yang Baekhyun dengar karena setelahnya Chanyeol membawa bibir mereka dalam satu tautan mesra dan juga dalam.

Baekhyun tersenyum disela-sela ciuman yang mereka ciptakan. Kini dia telah membuktikan sendiri seberapa besar Chanyeol mencintainya dan ia bersumpah dalam hati bahwa dia tidak akan meragukan lagi kesungguhan cinta Chanyeol.

Pun dengan Chanyeol yang merasakan balasan dari penyatuan bibir mereka. Dia bahagia, sungguh.

Jika Baekhyun-nya mengatakan ingin pergi menjauh, maka yang akan Chanyeol lakukan hanya mengambil langkah lebar. Bukan untuk mengejar tapi untuk membuat mereka tetap sejajar.

.

.

.

.

END

Hola! aku bawa kumpulan oneshoot ChanBaek nih, semoga bisa membuat kalian terhibur...

Bye,