Afternoon Tragedy

"I...za...ya...ku...n...", kata Shizuo dengan amarah yang ditekan dengan kekuatan maksimal.

Tapi apa yang dilakukan orang yang bernama Orihara Izaya dahulu, takkan pernah bisa Shizuo maafkan seumur hidup, karena itu setiap kali bertemu muka dengan Izaya, Shizuo pasti takkan bisa mengendalikan amarahnya. Yah... biasanya juga ia tak pernah bisa mengendalikan amarah sih.

"Shi-Shizu chan, kelihatannya kau sehat-sehat saja, tidak, makin sehat ya lebih tepatnya"

"Sebelum aku bisa membuatmu babak belur, aku takkan sudi untuk mati. Dan hentikan panggilan seperti itu!", kata Shizuo dengan bentakan.

"Sudah kubilang jangan pernah datang lagi ke Ikebukuro, kan I...za...ya...kun...!"

"Aku kan ingin sekali berkangen ria bersamamu, tapi berhubung aku punya acara aku harus pergi duluan, bye!", kata Izaya dengan senyum licik yang biasa tertempel diwajahnya.

Shizuo memegang sebuah vending machine dengan kedua tangannya dan mengangkatnya hingga ada diatas kepalanya.

"Kau takkan kubiarkan lari! Hiaaaaa!"

Tali kesabaran Shizuo sudah putus hanya dengan melihat Izaya, rasanya sampai ingin sekali ia melemparkan sebuah mobil truk padanya sayang yang ada disekitarnya hanya ada mesin malang itu.

Vending machine yang dilempar Shizuo berhasil dihindari Izaya, lalu dengan sigap Shizuo kembali menarik sesuatu yang ada disekitarnya, benda yang paling ia senangi untuk dijadikan senjata, tiang rambu lalau lintas. Sebelum Shizuo sempat mengayunkan tiang itu, Izaya dengan cepat mendekatinya. Izaya mendekatkan wajahnya pada Shizuo dan dengan kejahilannya...

CHU!

Mencium Shizuo tanpa malu-malu, di siang hari yang ramai. Lambang marah mencuat manis di kepala Shizuo. Sambil siap dengan ancang-ancang untuk berlari Izaya tersenyum dan melompat-lompat riang seperti kelinci. Tapi sayang sekali karena Izaya lebih cocok menjadi rubah daripada kelinci.

"IZAYAAAAAAAA, MATI KAU HARI INI!"