Disclaimer:Naruto milik Masashi Kishimoto. Kasumi Cuma pinjem tokoh-tokohnya aja.

Twins?

By Kasumi Misuto

.

.

.

.

Di sebuah rumah sakit bernama rumah sakit Konoha, seorang suami istri sedang berbincang-bincang mengenai kedua anak mereka yang baru lahir. Seorang anak laki-laki berumur lima tahun terlihat masuk bersama kakak sepupunya. Suami istri itu tersenyum.

"Aku mau lihat adek bayi," ucap anak laki-laki berusia lima tahun dengan rambut hitam dan mata onyx. Sepupunya yang bernama Shisui hanya tertawa-tawa melihat ke-antusiasan bocah itu. sang suami yang bernama Fugaku segera bangkit dan menghampiri mereka berdua.

"Fugaku-jisan, adek bayinya dimana? Tunjukin dong…." Pinta Shisui.

"Ayo kita lihat sama-sama," ucap Fugaku. Setelah mencium kening istrinya yang bernama Mikoto, mereka bertiga bergegas menuju ke ruangan khusus bayi.

Mereka berhenti ketika telah sampai di ruangan itu. namun ada yang aneh. Salah satu boks hilang. Dan boks itu adalah tempat salah satu dari anak mereka….

….

Seorang wanita muda sedang menunggu suaminya di sebuah tempat duduk. Matanya terus mengawasi suaminya yang belum keluar-keluar dari warung Takoyaki. Saking bosannya, dia hanya mengayun-ayun kan kakinya disana. Matanya melihat-lihat ke arah para penjual dipasar malam Ottogakure.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya muncullah seorang lelaki maskulin sambil membawa dua kotak takoyaki menuju ke arahnya. Dengan perasaan lega wanita itu berdiri dan menghampirinya.

"Gomen Kurenai, tadi masih mengantri."

"Daijoubu Asuma. Ayo pulang," ucap Kurenai seraya menerima takoyaki miliknya dan merangkul suaminya untuk keluar dari hiruk pikuk pasar malam.

"Bagaimana dengan hanabi-nya?" tanyanya seraya menunjuk ke belakang. Kurenai menggeleng.

"Aku sering melihat kembang api sejak pertama kali pasar malam ini dibuka. Dan itu setiap tahun," ucapnya. "Aku mau mencicipi takoyaki di rumah saja."

"Setidaknya berterimakasihlah padanya karena dia yang telah mempertemukan kita berdua," ucap Asuma. Kurenai tersenyum.

"Ya sudah, aku pulang sendiri."

"Wakata wakata. Wakarimashita."

Mereka berjalan kaki menuju rumah. Kurenai mulai mempererat rangkulan tangannya ketika mereka melewati jalanan yang sepi. Asuma menyulut rokoknya.

"Kenapa harus lewat di jalan ini sih? Kenapa tidka lewat jalan utama?" Tanya Kurenai setengah khawatir.

"Jalan utama sudah dipenuhi oleh calon penonton kembang api. Kalau kita lewat sana, pastilah berdesak-desakan. Kau tidak mau kan jika kita pulangnya hampir bersamaan dengan penonton kembang api?" Tanya Asuma. Kurenai merengut.

"Lebih baik ya lihat kembang api saja. Tapi apa tidak ada jalan lain? Menurut desas-desus, disini ada arwah bayi yang gentayang….."

"Kau ini takut sekali. tidak akan terjadi apa-apa kok."

Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Kurenai semakin mengeratkan pegangannya. Asuma justru mencari ke arah sumber suara. Yang ternyata berasala dari sebuah boks kardus di bawah kursi taman.

Dengan perlahan mereka mendekati boks itu dan mendapati seorang bayi mungil yang masih berumur beberapa hari. Kulitny saja masih merah. Bayi itu terus menangis. Kurenai segera menggendongnya dan mencoba untuk menenangkannya. Sedangkan Asuma berusaha untuk menghubungi kantor polisi terdekat.

.

.

.

.

Tbc

.

Author's note:

Yah, ini masih pembukaan kok. Sebenarnya ini request dari FuuYuki34. Fuuyuki-san, gomen Kasumi baru bisa bikin fanfic ini sekarang padahal Fuuyuki-san mintanya udah bertahun-tahun lalu (ha?).

Ada yang mau review buat fanfic ini?