-Sanctuary-

"Hah.." Sasha, Athena pada zaman itu menghela napas.

Kyoko-sama hanya melirik dari balik dokumen dan helm kebesarannya. Memperhatikan junjungannya. Tidak biasanya sang junjungan menghela napas. Sekali mungkin tidak apa. Tapi jika berkali-kali, apa tidak aneh jika sang Athena menghela napas berkali-kali? Yah inilah yang diamati sang Kyoko sedari tadi dari lembar kerjaan.

"Pope, aku bosan." Ujar dewi perang.

Kyoko-sama atau bisa disebut juga sebagai Pope atau Paus hanya tersenyum kebapakan. "Tapi 1 laporan lagi yang perlu anda periksa, Athena." Ujar Pope.

"Baiklah." Jawab Sasha. "Pope, setelah ini aku ingin mengundang Minerva." Ujar Sasha.

Sang Pope kebingungan mendengar perkataan Sasha. "Hm? Ada apa gerangan mengundangnya?" tanya Pope bingung.

"Nanti Pope juga tahu." Ujar sang dewi sambil tersenyum seperti cuaca senja yang cerah. "Aku juga akan memanggil Tenma." Ujarnya lagi sambil tersenyum.


Disclaimer:

Saint Seiya milik Kurumada Masami

Saint Seiya The Lost Canvas

Teshirogi Shiori(Manga dan Anecdotes)

TMS Entertainment (Original Video Animation), Suga Yoshiyuki

Warning:

AR (Arternate Reality), PHP, Typo Every Whare, OOC (Out of Character), Humor Gagal, BL mungkin.

Terpengaruh dengan pair dari cerita Author yang lain.

Dalam kasus ini anggap saja Minerva dan Athena beda oke!

Rate : T

Bisa berubah sesuai berjalannya cerita.


ベビーシッター

By: Black Roses 00

プロログ話 : 小さなテンマ


Seorang pemuda berusia 15 tahun. Sedang menapaki tangga menuju kedua belas kuil.

Terlihat ia sedang tidak fokus terhadap apa yang di depannya karena selembar surat dari Sasha. Membuatnya menabrak Crystal Wall yang dipasang Shion.

"Aduh!" rintih Tenma bocah tersebut.

Shion yang mendengar seseorang merintih di depan kuilnya penasaran dan keluar. Dan mendapatkan Tenma sedang berbaring telentang di depan kuilnya. Shion yang panik segera menghambur ke arah Tenma.

"Tenma?" ujar Shion bingung sambil membantu Tenma berdiri.

"Shion, tumben sekali kau memasang Crystal Wall. Ada apa?" tanya Tenma sambil mengusap dahinya yang sakit.

"Ah, saya sedang sibuk reparasi Cloth. Jadi memasang Crystal Wall agar tidak ada yang ganggu dan lagi sekarang sudah gelap." Jelas Shion. "Kamu sendiri, kenapa kemari?" tanya Shion.

"Ah, itu Sasha memintaku mengunjunginya ke Pope Chamber." Jawab Tenma sambil memberikan surat Sasha.

"Kamu ini, kenapa tidak membakar cosmo sedikit untuk memberi tahuku?" tanya Shion. "Kau tidak perlu membenturkan kepalamu ke Crystal Wall'kan?" lanjutnya.

Tenma hanya menyengir lebar sambil mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil mengucapkan maaf dengan malu.

"Lain kali tolong fokus dengan jalan di depan." Nasehat Shion dengan frustasi.

"Iya, maaf." Ujar Tenma. "Saya permisi."

Shion mengangguk dan melanjutkan pekerjaanya.

Tenma? Dia terus melanjutkan perjalanannya. Kuil Taurus aman tentram tidak ada halangan.

Di kuil gemini, Tenma terkena usilan Defteros. Atau lebih tepatnya Tenma lupa membakar cosmonya untuk menyapa. Lagi-lagi tidak fokus.

"Defteros!" teriak Tenma.

"Maaf, kamu sibuk sih dengan duniamu sendiri." Jelas Defteros sambil menyengir yang membuat siapapun yang melihatnya akan ketakukan. "Ada apa kemari?" tanyanya.

Tenma menperlihatkan surat Sasha.

Defteros hanya bersiul.

"Jadi apa aku boleh lewat?" tanya Tenma.

"Yah sudah sana. Lain kali hati-hati." Ujar Defteros sambil mengibaskan tangannya.

Tentu saja Tenma protes dalam hati, 'Dia pikir aku apa sambil ngusir dengan tangan.'

Di kuil Cancer hingga kuil Capricorn aman-aman saja. Sedangkan kuil Aquarius, Tenma harus membantu Dégel menata rak buku di kuilnya.

Di kuil Pisces, hanya kesunyian di sana antara pemilik kuil dan Tenma. Hening yang lama dan akhirnya Tenma memutuskan untuk permisi melanjutkan ke Pope Chamber.

Dan sampailah Tenma di kuil Pope.

"Sasha! Ada apa memanggilku malam-malam seperti ini?" tanya Tenma langsung tanpa basa-basi.

"Kemarilah Tenma!" pinta Sasha.

Mereka adalah teman masa kecil dan satu kampung halaman. Jadilah Tenma memanggil Sasha dengan namanya bukan Athena seperti yang lainnya. Tetapi tentu saja dia sayang dan akan melindungi Sasha karena itu adalah janjinya.

"Bagaimana perjalananmu melalui ke-12 kuil Tenma?" tanya Sasha.

"Biasa saja, tidak ada yang khusus." Jawab Tenam malu karena mengingat hal yang baru saja dialaminya.

"Aku ingin minta tolong bantuanmu, Tenma." Ujar Sasha.

"Serahkan saja padaku apapun itu." Jawab Tenma dengan percaya diri.

Tidak lama kemudian Pope dan seorang wanita dengan anggun memasuki aula.

"Tepat sekali Minerva datang." Sambut Sasha.

"Minerva?" Tenma bingung.

"Dewi perang, kebijaksanaan, perdagangan, kesenian, Ilmu pengetahuan, puisi, dan obat-obatan." Jelas Pope.

"Kalau begitu ada keperluan apa hingga Minerva datang kemari?" tanya Tenma lagi.

"Entahlah, hanya Athena-sama yang mengetahuinya." Jelas Pope lagi walaupun sebenarnya dia sudah tahu.

Tenma hanya mengangguk paham.

"Tenma," panggil Sasha, "coba minum ini." Sambil menyodorkan sebotol kecil berisi liquid merah pekat.

"Itu isinya , apa Sasha?" tanya Tenma dengan ragu.

"Cairan merah pekat." Jawab Sasha.

"Itu membuat, semakin mencurigakan." Ujar Tenma.

Sasha memikirkan cara agar Tenma mau meminum cairan yang di pegangnya. Pope sendiri sedang mengamati apa yang akan berlangsung. Tenma sendiri sedang waswas karena sebotol kecil berisikan sesuatu yang tidak pasti.

"Itu obat kekebalan, membuat yang minum akan tahan terhadap racun apapaun atau serangan fisik apapun bentuknya." Jelas Minerva dari belakang Sasha.

"Benerkah?" tanya Tenma dengan polosnya.

"Tentu saja, banyak pahlawan dan pengikutku yang meminum obat ini untuk menjalankan tugas." Jelas Minerva kembali.

"Baiklah aku minum." Akhirnya Tenma mau meminumnya walaupun masih ragu.

Pope masih diam mematung sambil mengamati. Sasha tersenyum layaknya cuaca malam yang cerah pada hari itu, dan Minerva tetap diam mengamati.

Cairan merah pekat dalam botol kecil tersebut tandas dalam sekali teguk oleh Tenma.

"Rasanya pahit." Komentar Tenma sambil mengembalikan botol cairan yang telah kosong diminumnya.

Hening.

Hening, dan cosmo dalam tubuh Tenma sedikit membara tanpa sebab.

Hening, dan cosmo Tenma makin meningkat sedikit demi sedikit.

Hening, Tenma kebingungan karena cosmonya membara tanpa bisa di kendalikan.

"AAAAAKKKKKKKHHHHH...!" Tenma berteriak dengan meledaknya cosmo yang dimilikinya.

Seluruh Sanctuary terkejut dengan ledakan cosmo yang terjadi di Pope Chamber. Dan mereka melanjutka aktivitas malam mereka kembali karena cosmo Athena dan Pope setelah ledakan cosmo dasyat tersebut.

Sementara di Pope Chamber, Tenma menghilang, bukan lebih tepatnya menjadi balita kembali yang tidak bisa berbicara dan pola tingkah lakunya juga. Walaupun Tenma masih ingat dengan jelas dan paham maksud perkataan orang dewasa. Apa yang telah terjadi terhadap tubuhnya juga dia mengerti.

Pope masih diam tidak berkomentar dan hanya menghela napas. Sasha senang karena rencananya berjalan mulus hingga tahap ini. Minerva tetap datar.

"Jadi seperti ini reaksi obatnya." Komentar Minerva.

"Anda tidak tahu reaksi dari obat buatan anda sendiri?" tanya Pope.

"Tidak, biasanya saya hanya membuat obat kekebalan sesuai tugas yang diemban selama berapa hari." Jawab Minerva. "Dewi anda meminta saya membuat obat pengubah seseorang sehingga menjadi balita dan memiliki kekebalan terhadap racun apapun dan cosmo apapun. Yah ini baru pertama kali terjadi." Jelas Minerva.

"Apa tidak ada penawarnya?" tanya Pope lagi.

"Tidak, karena ini pesanan khusus. Bukan obat biasa atau pesanan biasa." Jawab Minerva lagi.

"Jadi?"

"Tenma bisa selamanya tidak kembali menjadi umur sebenarnya." Jelas Sasha kali ini yang menyimpulkan.

Tenma yang mendengar penuturan tersebut hanya bisa menangis kencang dengan sejadi-jadinya. Walaupun tidak sampai menganggu seluruh Sanctuary, tapi suaranya menggema hingga kuil Aries.

"Suara bayi menangis? Kencang sekali." Ujar Shion.

Salo yang sedang minum tersedak dan gelas yang di pegang Teneo pecah. Kuil Taurus ricuh dengan kedua murid Aldebaran.

Defteros sebal dengan tangisan bayi tersebut.

Manigoldo terbangun dari tidurnya.

Regulus yang ingin ikutan nangis mendengar bayi menangis.

Asmita yang tidak peduli.

Dohko yang bingung.

Kardia yang sewot dan benci dengan anak kecil apalagi tangisannya. Menurut Kardia dapat membuat tuli sepersekian detik tangisan anak kecil.

Sisyphus yang juga bingung.

El Cid yang sedang melatih pedang Excalibur di tangannya hingga salah menebas pohon di kuilnya.

Dan Albafica yang salah memegang tangkai di bunga mawarnya hingga berdarah.

Pope sendiri kembali menghela napas.

Sasha segera mengendong Tenma untuk menenangkan tangisannya.

"Aku akan membuat penwarnya, jadi jangan khawatir." Ujar Minerva sambil mengelus kepala Tenma.

"Kalau begitu biarkan para Gold Saint yang menjaga Tenma." Usul Sasha.

Pope setuju dan memanggil semua Gold Saint untuk datang ke Pope Chamber dengan perintah 'genting sekali'.

Satu persatu bahkan ada yang bersama-sama sampai di Pope Chamber.

Hening kembali melanda Pope Chamber.

Pope mempersilakan Athena mengumumkan setelah semua berkumpul.

"Jadi tolong rawat Tenma kecil berpasangan." Ujar Sasha langsung. "Saya bersama Pope dan Dewi Minerva akan mencari cara agar Tenma kembali seperti semula." Jelasnya lagi. "Ada pertanyaan?"

"Maksud dari Tenma kecil, apa Athena-sama?" tanya Dohko.

"Tenma Berubah menjadi anak kecil. Lebih baik berpasangan merawatnya untuk mempermudah." Jelas Sasha sambil mengangkat Tenma kecil. "Tenma imut sekali." Ujarnya lagi sambil meneglus puncak kepala Tenma.

"Apa saya boleh tidak terlibat?" tanya Albafica.

"Tidak, kamu harus ikut membantu merawat Tenma!" jawab Athena, "tenang Tenma kebal sama racun apapun berkat obat Dewi Minerva." Jelas Athena.

"Apa kami bebas menentukan pasangan dalam merawatTenma?" tanya Dégel.

"Tentu saja kalian bebas menentukan partner kalian." Jelas Sasha.

"Dégel..." ujar si rambut biru dengan kedua jari telunjuknya berkuku merah, Kardia. Berharap orang yang punya nama yang disebutkan mau bekerja sama dengannya.

"Hah..., iya-iya." Jawab Dégel. "Bisa-bisa Tenma kau tancapin Scarlet Needle kalau kesel."

Tenma yang mendengarnya takut dan matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis.

"Shion." Panggil Dohko.

"Iya, ada apa Dohko?" tanya Shion.

"Mau bekerja sama merawat Tenma?" tanya Dohko menawarkan dengan gaya khasnya.

"Tentu saja boleh." Jawab Shion dengan senyum khasnya.

Melihat pasangan ini, Tenma menjadi lega dan menggosokan tangannya ke mata. Menghapus air mata yang bertengger di pelupuk matanya.

"El Cid, mau bantu saya merawat Tenma?" tanya seoang yang paling senior di jajaran ke-12 Gold Saint, Sisyphus.

"Ya, boleh saja." Jawab El Cid.

Tenma tersenyum.

"Aldebaran, mohon kerja samanya." Ujar Regulus langsung yang peling muda di dalam jajaran ke-12 Gold Saint.

"Mohon bantuannya juga, Regulus." Aldebaran membalas.

Tenma senang hingga terdengar gelak tawanya. Yang mendengarnya ikut tersenyum mendengarnya.

"Yo, Alabfica." Sapa Gold Saint Cancer, Manigoldo.

"Apa mau kamu?" tanya Albafica, Gold Saint Pisces.

"Sudah pasti ngajak kamu bekerja sama." Jawab Manigoldo dengan cengir.

"Apa boleh buat. Pasti Defteros dengan Asmita." Jawab Albafica sambil menghela napas.

"Kok kesannya kamu seperti terpaksa sih." Ujar Manigoldo dengan jengkel.

Seandainya Tenma bukan balita, mungkin ia akan memasang wajah datar saat ini juga.

"Bearti tinggal kita berdua yang belum berpartner untuk mengurus sih bocah Tenma." Ujar sang Gemini, Defteros.

"Mohon bantuannya Defteros." Ujar sang Virgo, Asmita.

Defteros hanya mengangguk.

"Jadi siapa yang akan merawat Tenma pertama kali?"

TBC


ベビーシッター : penjaga bayi

プロログ話 : 小さなテンマ= Cerita Prolog: Tenma kecil

Pendek ya? Apa boleh buat. Ini sebagai hadiah kembalinya ke dunia fanfiction. Akhirnya bisa buka kembali. Apa kecepatan? Maaf kalau begitu.

-Black Roses 00 Log Out-