FF pertamaku, terinspirasi dari vote 'pasangan anime yang para penggemar ingin mereka putus'.

Selamat membaca, Semoga tidak membuat kalian mual. hehehe


LOVE YOU TILL THE END

Discliamer: Detective Conan - c Aoyama Gosho

Warning: OOC, GJ, typo(s), alur cenderung lambat

R&R Please ! :3


Chapter 1 : Orang Baru

Teng... Teng... Teng...

Suara bel tanda istirahat kedua telah berbunyi, seluruh murid di SMA Teitan langsung berhambur keluar ruangan, tak terkecuali para penghuni kelasku, kelas 2-A. Aku Shiho Miyano, 17 Tahun. Diusiaku saat ini sudah sewajarnya aku sudah mengenal yang namanya cinta, dan orang yang saat ini mengisi hatiku adalah Shinichi Kudo, Kapten sepak bola SMA Teitan sekaligus sahabatku sejak SMP. Saat ini ia duduk dua bangku di sebelahku. Dulu saat kami masih kelas 1 SMP, dia adalah rival terberatku di segala bidang. Mulai dari olahraga, nilai, juara kelas, hingga perlombaan pun dia selalu bisa mengimbangiku. Pertamanya aku sangat membencinya dan menganggap dia sangat menyebalkan, namun akhirnya aku malah jatuh cinta padanya.

#Flashback ON

"Shiho... hai Shiiiho..."

"Eh... ah, kau Shin, kenapa?"

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau sering sekali melihat keluar jendela? Memangnya apa yang kau lihat?"

"Tidak ada..."

'Aku melihat pantulanmu dari kaca jendela, dasar Baka-Shin'. batin Shiho.

"Tck... ketahuan, kau sedang melihat para pemain yang sedang berlatih di lapangan itu kan? Mana yang kau suka? Yang mana? Mana?"

"Apaan sih? Bukan urusanmu, dasar cerewet"

"Dasar tukang ngambek... Ayo cepat ke kantin, nanti keburu kue kesukaanku habis"

"Haah... baik, Kapten"

#Flashback OFF

Begitulah keseharianku sebelumnya, Aku dan Shin sering memperdebatkan sesuatu yang tidak penting, mulai dari hal remeh seperti dimana seharusnya kami meletakkan vas bunga di dalam kelas sampai siapa pemain sepak bola yang paling hebat di Jepang. Aku sedikit jengkel dengan sikapnya yang selalu memaksakan kehendaknya padaku, namun hal itu pula yang membuatku senang karena aku bisa selalu berada di sisinya. Selama ini aku tidak terlalu berharap lebih pada orang yang bisa dijuluki pria paling tidak peka sedunia ini, karena bagiku bisa selalu berada disisinya sudah cukup. Namun semuanya berubah sejak seminggu yang lalu...

#Flashback ON

"Ohayou... minna?"

"Ohayou Sensei..." jawab murid serempak.

"Hari ini sensei merasa senang sekali karena anggota kelas kita akan bertambah"

"Maksud sensei?" tanya seorang murid.

"Okelah... sebentar lagi kalian pasti tahu, masuklah Ran"

Pada hari itulah, muncul seseorang wanita yang mengubah hidupku. Dialah Ran Mouri, wanita cantik berambut panjang yang menjadi pujaan setiap pria, tidak terkecuali Shinichi. Sejak saat itu, tiada hari tanpa Ran dalam topik pembicaraan Shinichi. Hingga suatu hari...

"Hei Shiho... bisakah aku minta tolong sesuatu?"

"Hem? Apa?"

"Kau tahu kan kalau aku suka pada Ran?"

Shiho hanya mengangguk tanpa melihat ke arah Shinichi.

"Bisakah aku minta tolong padamu agar aku bisa mendekati Ran?"

#Flashback OFF

Walaupun sakit, Aku tetap harus membantu Shin untuk melakukan rencana pendekatannya pada Ran, karena aku telah berjanji padanya.

ya... janji seorang sahabat.


Sepulang sekolah

"Mouri-san, apa kamu tahu bahwa ada buku pelajaran yang harusnya kamu miliki tapi kamu belum memilikinya?"

"Eh, benarkah itu Miyano-san?"

"He'em... kalau kamu mau, aku bisa mengantarmu ke toko buku untuk membelinya..."

"Wah, terimakasih banyak Miyano-san, aku sangat terbantu. Kapan kita bisa pergi?"

"Bagaimana kalau sekarang? apakah engkau punya urusan lain Mouri-san?"

"E'em, tidak ada... baiklah, ayo kita berangkat"

'Dengan begini rencana awal kami berhasil, yaitu membawa Mouri ke toko buku, kemudian Shinichi menghampiri kami ditoko buku dan kemudian aku harus pulang cepat sehingga Shin bisa pulang bersama Mouri. Haah sial, kenapa harus aku yang mengalami hal ini? Memikirkannya saja membuatku pusing'. Shiho sedikit mengacak rambutnya tanda frustasi.

"Miyano-san, apa kau tidak apa? Kau terlihat kurang baik". Ran melihat Shiho dengan tatapan khawatir.

"Daijobu Mouri-san, hanya sedikit pening"

"Bagaimana kalau lain kali saja kita ke toko buku? kau istirahat saja Miyano-san!"

"Aku benar-benar tidak apa-apa Mouri-san, percayalah"

"HEEI...AWAAAS" Shiho mendengar seseorang berteriak di belakangnya, dan Ia melihat ekspresi wajah Ran berubah tegang.

"MIYANO-SAAN" Ran memanggil Shiho sambil terus melihat sesuatu yang makin mendekat di belakang Shiho, tapi belum sempat Shiho menengok, Ran langsung menarik lengan Shiho untuk mendekat padanya dan...

" Wusss" sebuah bola melesat tepat di samping kepala Shiho, bola itu tidak mengenai kepala Shiho, tapi Shiho dan Ran terjatuh akibat menghindari bola tersebut. Merekapun mengaduh secara hampir bersamaan. Lalu datanglah beberapa orang dari arah lapangan tempat bola itu berasal.

"Anda tidak apa-apa Nona-nona? Apakah ada yang terluka?" Shiho mendengar suara seorang pria di belakangnya. Ran terlihat terpana melihat pria yang ada di belakang Shiho.

"T-tidak, kami tidak apa-apa, iyakan Miyano-san" Ran menjawab pertanyaan pria itu sementara Shiho masih berusaha memulihkan konsentrasinya, karena masih Syok Ia tidak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.

"Miyano-san, apa kamu baik-baik saja? Miyano-san?" Ran mencoba menyadarkan Shiho yang terlihat linglung.

"Eh, ah... Aku... tidak apa-apa, sungguh, aku tidak terluka"

"Syukurlah, aku benar-benar minta maaf, ini semua murni salahku. Apakah kalian bisa berdiri" Ran akhirnya dapat berdiri dibantu pria itu, tak lama kemudian pria itu menepuk pundak Shiho, Shihopun menoleh padanya.

"Bolehkah saya membantu Anda berdiri Nona?" tanya orang itu sambil mengulurkan tangan kanannya pada Shiho.

'Heh?... yang benar saja, yang hampir menghancurkan kepalaku dengan tendangan bolanya adalah seorang pria tampan, atau bisa dibilang sangat tampan, pantas saja aku melihat Mouri sempat terpana melihat orang ini' pikir Shiho.

"Ah, tidak perlu, saya bisa berdiri sendiri" karena gugub Shiho menolaknya.

Shiho berusaha berdiri sendiri, namun tanpa di duga pria itu memegang bahu Shiho untuk membantu Shiho berdiri.

"Terimakasih... emm?"

"Higo, Ryusuke Higo"


Akhirnya walau sempat terhambat, mereka melanjutkan perjalanan ke toko buku.

"Miyano-san, pria tadi tampan sekali ya? Bagaimana menurutmu?"

"Aku rasa juga begitu"

"Menurutku... dia itu tipeku"

"Hah?... Benarkah? Ow..." Shiho mengangguk pelan.

'Ternyata Mouri menyukai pria yang bernama Ryusuke tadi, aku senang mendengarnya, tapi aku jadi merasa bersalah pada Shin...' batin Shiho.

Di toko buku

"Selamat datang, selamat membeli" sapa seorang penjaga toko kepada dua gadis cantik yang baru masuk ke tokonya. Merekapun mengambil sebuah keranjang buku.

Tak lama kemudian sesuai rencana, Shin menghampiri mereka.

"Hai Shiho... Eh, ada Mouri juga, kebetulan sekali... kalian sedang apa?"

"Kudo-san, kami..." ucapan Ran langsung dipotong Shiho.

"MAU BELI BAKPAU! Dasar..." Shiho menjawab pertanyaan Shin sambil tersungut-sungut, ia tidak tahan melihat akting Shin yang terlalu dibuat-buat...

"Shiho, kenapa kamu bicara begitu?" tanya Shin.

"Kenapa? Tidak suka? Ya sudah pergi sana!"

Shinichi tampak speechless melihat tingkah Shiho, Iapun segera menarik tangan Shiho menjauhi Ran...

"Hei, kau ini bagaimana? Kan rencananya kau yang meninggalkan aku bersama Mouri, kenapa kau malah nyuruhku pergi?" Bisik Shin pada Shiho sambil terlihat bingung.

"Yayaya baiklah, aku akan meninggalkanmu bersama Mouri"

Lalu Shiho berbalik dan segera menghampiri Ran.

"Mouri-san, aku benar-benar minta maaf, barusan Shin... maksudku Kudo bilang bahwa aku harus segera pulang, aku harus mampir ke minimarket untuk membelikan pesanan Otou-san. Bagaimana kalau Kudo saja yang menemanimu berbelanja?"

"Iya Mouri-san, aku tidak keberatan menemanimu berbelanja" Shin tiba-tiba menimpali.

"Bagaimana? Maaf ya? Kamu tidak marah kan Mouri-san?"

"Iya tidak apa, aku ngerti kok... kalau begitu hati-hati di jalan Miyano-san"

"Iya Mouri-san, aku duluan... Jaa-ne" Shiho melirik Shin sekilas, terlihat senyum Shin mengembang di wajahnya.

'Shin... andai kau tau bagaimana hatiku saat ini' Shihopun meninggalkan toko itu.

Namun Shiho tidak berniat pulang, Ia langsung berlari menuju semak-semak yang ada di seberang jalan untuk mengamati mereka.

'Walau bagaimanapun, aku tetap penasaran apa saja yang akan mereka lakukan nanti' pikir Shiho.

Tak berapa lama, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang memanggil nama Shiho dari belakang.

"Miyano-san?"

Shiho segera menengok ke belakang, ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Ryusuke-san?... waah kebetulan sekali?"

"Iya, apa yang sedang Anda lakukan di sini"

"Em... anooo... tidak ada, aku hanya iseng saja" Shiho menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Shiho memang tipe orang yang tidak bisa berbohong.

"Sepertinya tadi Anda melihat ke arah toko buku itu, memangnya ada apa?" telihat Higo mengamati toko buku yang sedari tadi Shiho amati.

"AAHHH... Tidak ada apa-apa Ryusuke-san" Shiho berusaha menahan Higo agar tidak melihat ke arah toko.

"Em... kalau begitu aku pamit pulang dulu" Shiho membungkuk kemudian mulai melangkahkan kaki menjauh dari Higo, namun langkahnya ditahan oleh Higo.

"Eh... sudah mau pulang? Aku ingin mentraktirmu makan es krim di Caffe dekat sini sebagai permintaan maafku, katanya di situ terkenal enak"

"ES KRIM? Tapiii... tidak usah, terimakasih... aku benar-benar tidak apa" Shiho tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya yang terlihat tertarik.

"Saya juga benar-benar memohon agar Miyano-san mau menerima tawaran saya" Higo membungkukkan badannya kepada Shiho, Shiho jadi merasa tidak enak padanya.

'Tidak ada ruginya aku mampir makan es krim sebentar' pikir Shiho.

Akhirnya mereka berdua mampir di Caffe es krim yang berada tidak jauh dari toko buku, Merekapun memesan es krim favorit mereka masing-masing, Shiho dengan coklat-strawberrynya dan Higo dengan vanilanya.

Tak lama kemudian Shin dan Ran keluar dari toko buku.

"Arigatou, Shinichi... hari ini aku merasa sangat tertolong, buku-buku yang barusan ku beli benar-benar bagus, aku tidak pernah berfikir untuk membeli buku itu karena terlihat kurang menarik"

"Tidak masalah, aku juga sangat bersyukur bisa membantumu walau sedikit Ran" jawab Shin.

Sesaat kemudian, Shin melihat Shiho, lebih tepatnya yang sedang bersama seorang pria yaitu Ryusuke Higo. Shinichi mengenalnya karena Ia adalah kapten sepak bola SMA Toho, Ia mendapat nilai plus dari Shinichi karena timnya selalu berhasil memenangkan berbagai pertandingan sepak bola, baik antar SMA maupun pertandingan berskala nasional. Hingga kini Shinichi belum berhasil menantang tim sepak bola tersebut bertanding melawan tim sepak bola SMA Teitan.

'Shiho, bagaimana bisa Ia kenal dengan Higo?' batin Shin.

Pada awalnya Shin berniat mengantar Ran pulang, namun melihat Shiho bersama Higo membuat Shinichi merasa tidak tenang.

"Ran, aku benar-benar minta maaf, hari ini aku tidak bisa mengantarmu sampai rumah, aku teringat ada hal penting yang harus aku lakukan"

"Eh?... tidak apa-apa, kau sudah mau menemaniku membeli buku saja aku sudah bersyukur"

"Aku janji lain kali aku pasti akan mengantarmu pulang sampai rumah, aku janji" Shinichi mencoba meyakinkan Ran bahwa Ia benar-benar tidak bermaksud membiarkan Ran pulang sendiri.

"Baiklah Shinichi... terimakasih untuk hari ini, sampai jumpa di sekolah besok. Jaa-ne" Ran pun melambaikan tangan kemudian berjalan menjauh.

Setelah yakin Ran sudah tidak terlihat, Shin langsung membuka handphonenya, mengetik kata 'Silent' pada pencarian kontak dan segera muncul kontak dengan nama 'Silent Death Glare' yang merupakan julukan Shin untuk Shiho. Tanpa pikir panjang Shin langsung menekan tombol call pada layar handphonnya. Tak seberapa lama terdengar suara dari seberang sana.

"Hallo Shin, ada apa lagi?" Jawab Shiho.

"Aku ada perlu penting, sekarang cepat temui aku di depan stasiun!" Shin langsung mematikan hanphonnya.

"Hai Shin, apa maksud... Shin... Shin, Hallo? Hah diputus. Apa sebenarnya maksudnya?" Shiho terlihat bingung sambil mengamati layar handphonnya.

"Ada apa Miyano-san? Apakah ada masalah?" Higo tampak khawatir dengan tingkah Shiho.

"Ah Ryusuke-san, bukan apa-apa, aku hanya punya urusan mendadak dengan seseorang, sepertinya dia punya urusan yang sangat penting denganku. Aku harus segera menemuinya" Shiho segera merapikan tasnya.

"Apakah orang yang akan Anda temui adalah orang yang menelfon tadi?"

"Iya, kurang lebih begitu... baiklah Ryusuke-san, aku pamit dulu. Terimakasih atas es krim hari ini, rasanya benar-benar enak" Shiho membungkukkan badan sekilas lalu melangkah meninggalkan Higo.

"Tunggu Miyano-san"

"Iya, ada apa?"

"Kalau memang Anda menyukainya, bolehkah lain kali kita makan es krim ini bersama lagi?"

"Tentu saja" Shiho tersenyum sekilas lalu keluar dari Caffe.

Tanpa disadari Shiho, ternyata Shinichi mengamatinya dari luar Caffe sehingga saat Shiho keluar dari Caffe Shinichi langsung menelfonnya lagi.

"Hallo... Shiho"

"Hallo Shin, aku sedang dalam perjalanan menuju stasiun. Tunggu aku sebentar" Shiho segera mempercepat langkahnya.

"Shiho... tidak perlu ke stasiun, aku ada di belakangmu"

Shiho langsung membalikkan badan, dilihatnya Shinichi berdiri di belakangnya dengan tersenyum jahil.

"Shinichi, apa-apaan ini, sebenarnya apa maksudnya ini?"

"Tidak ada, aku hanya ingin mengganggumu"

Mendengar alasan Shinichi membuat urat-urat kemarahan Shiho keluar.

"DASAR KAU, BAKA SHIIIIN..." Setelah itu Shiho langsung berlari meninggalkan Shinichi.

'Shinichi bodoh, padahal tadi aku sangat mencemaskanmu' gerutu Shiho dalam hati.

'Apa tindakanku barusan benar-benar keterlaluan ya?' Shinichi hanya bisa berdiri mematung sambil memandangi kepergian Shiho.

TBC...