Disclaimer: Punya Tite Kubo! Minta aja nggak bakal dikasih.. –ngambek-
Summary:"Hei! Kau berada di bangkuku!" teriak pria itu. Apa dia tidak tau kalau Aku anak baru? "Kurosaki, duduklah dibangku yang masih ada!"
WARNING: OOC, AU, GAJE, DLL
Fic pertama bleach atau bisa disebut juga fic ketiga dari semua fic XD –satunya aja belum selesai, jadi harap maklum jika jelek, Ejaannya belum bener! –author tak berbakat- TT^TT Gomenn..
Mulai aja! ENJOY!
Hatiku sakit bila mengingatnya
Butir-butir air merembes dari mataku
Melihat semua itu
Dengan mata telanjang
Aku syok melihat itu
Aku gemetar
Menangis
Berteriak-teriak
Tak ada yang menghiraukanku
Disekitarku hanya…
Darah
Darah dari orang yang kusayangi
Aku menutup mataku
Sungguh mengerikan
Sehingga dia menghilang dimataku
This Feeling?
~The Meeting~
By: Shirayuki Haruna
Rukia's POV
"Nama saya Rukia, Kuchiki Rukia. Mohon bimbingannya!" kataku pelan.
"Kuchiki, silahkan cari bangku yang masih tersedia,"
"Ha'i!" Jawabku, aku mencari bangku yang ada, ketika menemukannya aku menaruh tas hitamku dan duduk disitu dan tiba tiba….
BRUAKK..
Seorang pria mendobrak pintu itu, dan tiba-tiba dia menunjukku dengan jari telunjuknya.
"Hei! Kau berada di bangkuku!" teriak pria itu. Apa dia tidak tau kalau 'Aku anak baru?' Pria itu menuju kesini dan menatapku dengan pandangan aneh.
"Eh? Kamu siapa? Apa aku salah kelas ya?" tanyanya sambil menggaruk-garuk kepalanya dan melihat apa yang ada disekitarnya.
Sunyi
Aku menghela nafas dan mulai berkata "Rukia, Kuchiki Rukia. Aku anak baru disini jadi salam kenal," kataku cuek.
Pria itu hanya mangut-mangut mengerti.
"Kurosaki, duduklah dibangku yang masih ada!" suruh Ukitake-sensei sambil melempar kapur yang dibawanya sejak tadi dan terkena 'tepat' di kepala pria itu.
"Aduhh!" keluh pria itu sambil mengelus-ngelus kepalanya dan melanjutkan kata-kata "I-iya sensei!" dan akhirnya dia pun mengalah
End Rukia's POV
-
-
"Argghhh..," teriak Ichigo di kantin sekolah.
"Kenapa, kau?" tanya Ishida sambil menaikkan kacamatanya.
"Gara-gara anak baru tadi! Aku jadi duduk dibelakang!" keluh Ichigo sambil meminum soft drink yang berada dimeja entah milik siapa.
"Oh, hei Ichigo! Kau minum tempat siapa hah?" Ishida mulai marah oleh kelakuan sahabatnya.
"Heh, ini punyaku tau! Ta-tapi kok rasanya beda ya? Ra-rasa strawberry," Ichigo mulai melirik apa yang dipegangnya dan melihat warna air didalamnya.
Ishida blushing dan mulai mengambil soft drink yang dipegang Ichigo sambil menatap Ichigo kesal.
"Go-gomenne Ishida!" Ichigo mulai mengambil soft drink rasa jeruk kesukaanya lalu menghabiskannya setelah itu Ichigo berkata "Jane!" dan kabur sekuat tenaga.
Ishida dan Sado hanya cengo melihat kelakuan sahabatnya itu.
"BAKAAA!" Ishida berteriak sekencang tenaga ketika melihat minuman kesukaannya habis.
Ichigo yang sejak tadi apa reaksi Ishida setelah melihat minuman kesukaanya, segera mempercepat larinya tanpa melihat kearah lain dan……
BRUUKK
Ichigo menabrak gadis berambut hitam dan jatuh diatasnya.
"Go-gomen," kata Ichigo sambil berdiri, dan mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu, saat menatapnya Ichigo menarik tangannya kembali.
"Kutarik kata-kataku tadi!" tiba-tiba Ichigo melihatnya dengan tatapan sinis.
"Oke, dengan senang hati, siapa juga yang mau minta maaf sama orang kayak kamu?" kata gadis itu dengan nada menyindir.
"Grrr, kau-" kata-kata Ichigo terpotong ketika ada satu gadis lagi yang memanggilnya.
"Kurosaki-kun!" Orihime menyapanya.
"Ya?" jawab Ichigo.
"Ng-nggak jadi Kurosaki-kun," kata Orihime yang tiba-tiba mukannya memerah.
"Oh, maaf mengganggu kalian berdua.. hhi," gadis itu pergi meninggalkan mereka berdua.
'BAKAA!' teriak Ichigo dalam hati "Ja, Inoue!" kata Ichigo kepada Orihime.
"Ja! Kurosaki-kun," ucap Orihime, raut wajahnya terlihat sedih karena dia tidak bisa 'melakukannya' sekarang.
-
-
Di kelas
"Rukia, kamu baca komik apa tuh?" tanya Tatsuki penasaran.
"Tatsuki, kamu nggak tau? Itu kan komik yang lagi laris! Iya kan Kuchiki?" tanya Orihime berapi-api.
"Iya!" kata Rukia yang tiba-tiba ikut berapi-api.
"Gimana ceritanya tuh?" Tatsuki menatap Rukia dan Orihime yang masih saja berapi-api.
"Ceritanya ada anak kelinci yang tersesat di hutan…" Rukia menceritakannya ke Tatsuki dan dilanjutkan oleh Orihime.
"Di hutan itu ada nenek sihir yang sangat menakutkan yang akan memasak kelinci itu!" lanjut Orihime sambil memasang muka menyeramkan.
"Jadi ceritanya perjuangan seekor kelinci?" tanya Tatsuki.
"Bukan 'seekor' tapi 'seorang'!" Kata Orihime dengan polosnya.
Tatsuki menatap Orihime dengan tatapan tidak yakin.
"Kelinci kan hewan! Bukan manusia Orihime, iya kan Rukia?" Tatsuki menatap Rukia yang cengo melihat Orihime.
"Aku setuju dengan Orihime!" jawab Rukia sambil tersenyum, dan memukul tangannya, setuju.
"Oh, ya? Maaf kalau begitu," Tiba-tiba Tatsuki mengeluarkan 'death glare'nya terhadap kedua temannya, tapi yang diharapkan Tatsuki tidak berjalan lancar justru malah kebalikannya mereka malah ketakutan melihat senyuman Tatsuki yang dipaksakan.
BRUAKK
"Dimana Ichigo?" Tanya Ishida terhadap ketiga gadis itu.
'Death glare' Tatsuki menghilang "Oh, Ichigo? Itu dia," jawab Tatsuki sambil menunjuk Ichigo yang sedang tertidur dimejanya.
"Ichigo bangun!" Ishida menggoyang-goyangkan badan Ichigo.
Ichigo terbangun dan mengucek-ngucek matanya dan menatap Ishida.
"Ada apa Ishida?" tanya Ichigo penasaran.
-
-
Rukia's POV
"Ja!" ucapku pada Inoue dan Tatsuki.
"Ja," jawab mereka berdua.
Aku menelusuri lorong kecil dan sempit. Entah kenapa aku suka lewat sini, mungkin karena aku lebih suka menyendiri, karena dari kecil aku sudah menjalani hidup sendiri, mecari uang sendiri. Yah~ itulah kehidupanku sebelum kakakku tewas dibunuh oleh para perampok yang hanya mencari harta.
Aku berhenti dan melihat seorang gadis yang digoda para pria disitu, tanpa pikir panjang aku berteriak "Hei, jangan kau ganggu gadis itu! Kalau kau ganggu dia kau akan tau rasa!" ya sejak itulah aku benci pada pria, mengganggu saja.
"Ada gadis cilik rupanya!" kata berandalan tersebut sambil menyerang Rukia.
"Oh~ coba saja kalau bisa!" Aku memukul perut berandalan tersebut.
"Lumayan juga," ucap berandalan itu sambil mengelap mulutnya yang sedikit berdarah dan memukulku.
"Ugh, cuma segitu kah? Menjijikkan!" Aku menghindari pukulan berandalan itu sambil mengejek berandalan 'Sial' pikirku, karena penghindaran 'gagal'.
BRUKK
Berandalan itu tiba-tiba terjatuh sendiri.
'Eh? Kok roboh?' pikirku sambil melihat berandalan tak berdaya itu.
"Shiro-chan?" teriak gadis itu tak percaya, dengan reflek aku menatap gadis itu dengan tatapan bingung seperti mengatakan 'Shiro-chan?'
Gadis itu menunjuk pria dibelakangku lalu tersenyum, Aku pun melihat orang yang dipanggil 'Shiro-chan' oleh gadis itu.
"Terima kasih telah menolong pacarku," ucap pria itu datar, Aku berdiri dan menjawab,
"Sama-sama, aku memang suka 'berkelahi' kok," kataku dengan sedikit menekankan kata 'berkelahi'.
Pokk
Lagi-lagi Aku membalikkan badanku 'seperti kucing-kucingan saja' pikirku, aku tersentak dan berkata "Ka-kau?"
"Kurosaki, kau kenal anak ini?"
"Dia Rukia," kata Ichigo tenang 'Ternyata benar kata Ishida' pikir Ichigo.
"Mm.. Rukia-san, terima kasih," gadis itu menundukkan diri.
"Sama-sama, siapa namamu?" tanyaku sambil tersenyum, mencoba dimanis-maniskan padahal aku kesakitan.
"A-aku?" gadis itu menunjuk dirinya, aku mengangguk.
"Aku Momo, Hinamori Momo," Hinamori memperkenalkan diri, tiba-tiba aku memegang lenganku dan mengerang kesakitan padahal aku tidak menginginkan ini terjadi aku tersentak kaget ketika Hinamori berkata "Ru-rukia-san tidak apa-apa kan?" ada rasa kecewa didalamnya.
"Nn, aku baik-baik saja," aku tersenyum kembali dan melanjutkan "tadi hanya latihan akting kok, hhe," ucapku sambil tertawa kecil.
"Syukurlah…," sepertinya Hinamori tau kalau aku berbohong, kelihatan dari raut wajahnya yang masih kecewa.
"Ki-kita satu sekolahkan? Sampai jumpa besok!" kataku dengan nada mmm.. bisa disebut 'ceria' mungkin.
"A-ah iya, sampai jumpa!" Hinamori mengambil tasnya dibawah dan mengajak 'pacar'nya, Ichigo pulang bersama.
End Rukia's POV
-
-
~This Feeling?~
"Shiro-chan, Kurosaki-kun, apa kalian tidak merasa aneh dengan Rukia-san?" tanya Hinamori yang terus merasa ada 'sesuatu' yang menimpa teman barunya, Hinamori terus saja memasang raut wajah kecewa.
"Dia, pasti baik-baik saja," jawab Hitsugaya pelan.
"Ya, aku juga sama," timpal Ichigo.
"Semoga saja," kata Hinamori sambil menatap langit yang biru "Ah, sudah sampai! Ja.. Shiro-chan, Kurosaki-kun!" Hinamori melambai-lambaikan tangannya.
"Ja," jawab mereka serempak atau bisa disebut juga kompak.
-
-
"Ugh," ringis Rukia kesakitan.
"Mm.. Kuchiki-san?" tanya perawat sambil membalut lengan Rukia.
"Ya?" Rukia menatap perawat itu.
"Sudah agak baikan kan?" ucap suster itu sambil memotong 'sesuatu' di lengan Rukia yang terluka.
"Hm," jawab Rukia singkat dan tidak banyak gerak.
"Selesai!" hela perawat sambil mengelap dahinya yang basah karena keringat.
"Terima kasih," Rukia menundukkan badannya.
"Sama-sama," perawat itu tersenyum, ketika Rukia bergerak perawat itu mengucapkan "Hati-hati Kuchiki-san dan jangan banyak bergerak karena lukamu bisa bertambah parah,"
"Ha'i," kata Rukia dan pergi meninggalkan rumah sakit 'Nee-chan, gomenne,' ucap Rukia dalam hati.
-
-
TBC
A/N: Gimana? Jelekkah? TT^TT Ichirukinya belum keliatan! –pundung- Sebagai gantinya Hitsuhina dulu, hhe. –ketawa tak berdosa- Alurnya kecepatan? Diskripnya kurang? ITULAH KELAMAHAN SAYA! Harap maklum.
Terima kritik, saran, dsb, flame juga boleh tapi lebih baik jangan -?-
Mind to review?
