*Trank...trank...trankkk*
Dua bilah pedang saling berbenturan dan menghasilkan percikan api di setiap bersentuhnya kedua pedang berbeda warna itu.
Dua orang gadis (yang sebenarnya adalah laki-laki) yang memiliki surai berbeda itu meleset dengan kencang sambil mengayunkan pedang mereka satu sama lainnya.
"Suatu kehormatan bisa bertarung dengan anda Ren Ashbell."
Saat kedua pedang mereka bersenstuhan perempuan berambut merah darah lurus sepinggang dengan iris merah seperti permata yang sangat indah berkata dengan nada kesenangan dan senyum maniak bertarungnya.
"Begitulah... Suatu kehormatan juga bertarung dengan anda Kurama."
Saat kedua perempaun itu mundur menjaga jarak, wanita berambut coklat pudar lurus sepinggang beriris biru itu memberikan pernyataan yang menggambarkan kesenanganya bertarung dengan orang yang di panggilnya Kurama.
Kedua perempaun itu meleset maju dengan kecepatan tinggi dengan membawa pedang di masing-masing genggaman mereka.
Holy Sword of Severian dan Sword Vorpal kedua nama pedang itu. Kurama yang memegang pedang Sword Vorpal mengayunkan pedangnya secara vertikal tapi itu bisa di tahan oleh Ren ashbell dengan posisi pedangnya horizontal.
Tidak mau kalah. Ren Ashbell melakukan tendang yang mengarah kearah perut Kurama. Kurama dengan refleks bagus menghindari dengan meloncat mundur kebelakang.
"AKAN AKU AKHIRI INI REN ASHBELL/KURAMA!"
Teriak mereka secara bersamaan. Mereka meleset maju dengan kecepatan di atas rata-rata kearah lawan masing-masing dengan pedang yang siap untuk melukai lawan.
*Ccrraashh...crrraashh*
Dua tubuh ambruk ketanah saat mereka merasakan bahwa terdapat sebuah luka lumayan dalam bersarang di perut mereka.
Riuk pikuk penonton makin menjadi melihat dua peserta terkuat Blade Dance ambruk secara bersamaan.
"Siapakah yang menang?"
Itulah isi batin dari keempat gadis yang memilik warna surai yang berbeda di antara jejeran bangku penonton.
'Semoga nii-chan baik-baik saja.'
Kata batin dari seorang gadis cantik bersurai blonde sepunggung
Perlahan kedua wanita itu berdiri sambil menatap satu sama lainnya. Kedua pedang yang berlainan warna itu mengeluarkan pendar energi yang besar.
"Mari kita buktikan siapa di antara kita yang terhebat."
Setelah mengucapkan itu mereka menembakkan laser energi yang besar dari kedua pedang mereka.
Saat kedua laser itu bertemu, cahaya menyelimuti arena. Cahaya terang yang membuat semua orang menutup matanya.
Title: Destiny of the Satan's Son.
Disclaimer: Naruto (Masashi Kishimoto) dan Serieri Tsukai no Blade Dance (Yuu Shimizu) dan char yang terkait bukan punya saya
Paring:
Naruto x...
Kamito x...
Rated : M (untuk jaga-jaga)
Genre: advanture, action, Comedy, Ecchi, School, Harem, Supernatural
Warning : ancur, gaje, ooc, oc, typo, alur berantakan, etc.
"Okay." = bicara biasa
'Okay.' = batin/fikiran
"Okay." = Seirei/ Monster
'Okay.' = batin seirei/monster
[Okay] = jutsu
Summary : Naruto adalah anak dari dewa jahat gehenna. Tapi walapun demikian, jalan yang Naruto ambil bukanlah kegelapan melainkan jalan yang dipenuhi cahaya dan kehangatan. Bersama dengan sang adik dan sahabat-sahabatnya. Mampukah dia membawa kedamaian. Kita lihat saja di TKP.
Di bawah rembulan. Di sebuah jalan yang di penuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang. Seorang anak kecil berambut merah sepunggung serta memiliki iris ruby berjalan dalam diam. Anak laki-laki itu berumur sekitar tiga belas tahun.
"Lihat….. bukankah itu anak yang memiliki api milik Satan…. Cih kenapa Kushina-sama harus mengadopsi anak iblis itu."
"Kau benar….. dia memang anak iblis…. Kau tahu bahkan dia memukuli anakku sampai-sampai anakku koma dirumah sakit."
"Kalian jangan berbicara seperti itu nantinya dia bisa dengar… kau tahu kejadian di mana anak Kushina-sama dan Minato-sama hampir mati karena di siksa oleh orang-orang yang menculik Naruko-sama. Penculik itu disiksa oleh anak itu dengan tidak berperasaannya. Bahkan siksaannya sangat menyakitkan. Bayangkan jika kamu dibakar hidup-hidup."
"Seharusnya anak iblis tidak di sini."
"Kau benar….. aku takut jika di biarkan dia akan membuat kehancuran bagi desa kita….. kau tahu seperti jaman dahulu dimana raja iblis Solomon dan Satan membuat kehancuran pada dunia ini."
Orang-orang di sekitarnya Nampak membicarakan keburukan dari anak itu.
Tapi nampaknya itu tak di hiraukan oleh anak itu. Dia terus berjalan dalam diam. Tapi dalam hatinya, dia menyimpan perasaan sedih, marah dan benci yang mendalam.
Dia membetulkan ucapan orang-orang di sekitarnya. Tapi apakah salah jika dia menyelamatkan adiknya sendiri?.
Lankahnya terhenti saat indra penglihatannya melihat sebuah pemandangan yang tidak manusiawi. Pemandangan di mana seorang perempuan sekira seumuran dengannya tengah di tarik paksa oleh tiga orang anak laki-laki.
Hati kecilnya menjerit untuk menolong anak perempuan itu. Tapi dia….. dia bingung dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Jika dia melakukan, orang-orang di sekitarnya akan takut kepadanya dan mengadu pada orang tua angkatnya.
'persetan dengan itu…. Aku harus menolong perempuan itu.'
Anak itu berlari kearah mereka. sesampainya di dekat mereka, dia menendang salah satu dari anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu terhempas jauh dan membentur dinding dan menimbulkan keretakkan pada dinding itu.
Anak laki-laki lainnya Nampak ketakutan karena kehadiran anak itu. mereka berlari ketakutan. Naruto menghela nafas lega.
"Kau tidak apa-apa… jangan takut, aku tidak akan menyakitimu kok! Oh ya perkenalkan namaku Naruto. Namikaze Naruto."
Naruto tersenyum kearah gadis itu. tapi senyuman itu di balas oleh ekspresi ketakutan dari perempuan itu.
"Pergi kau…. Kumohon jangan kesini."
Hati Naruto bagaikan tertusuk oleh ribuan jarum. Kenapa…. Kenapa jika dia berbuat kebaikan orang-orang selalu takut kepadanya. Apakah hanya karena statusnya sebagai iblis dia harus di jauhi.
Naruto berbalik dan pergi dari situ. Dia berlari untuk pulang dengan linang air mata yang menetes keluar dan membuan anak sungai di pipinya.
Sesampainya di rumah dia terus berlari dan memeluk seorang wanita bersurai merah sepunggung. Dia memeluk wanita itu erat.
Sedangkan wanita itu bingung dengan keadaan anaknya. Tapi kebingungan itu terbalaskan saat dia mendengar isak tangis dari Naruto.
"Ada apa Naruto-kun?... Kenapa kamu menangis katanya anak kuat. Anak kuat tak boleh nangis loh."
Wanita itu mengelus surai merah Naruto. Dia sangat kasihan pada anak angkatnya ini. Naruto selalu di jauhi oleh warga di daerahnya karena suatu alasan.
Kejadian saat Naruto berumur delapan tahun. Kejadian di mana anak kandungnya di culik oleh orang yang berasal dari organisasi yang dulu pernah dia hancurkan. Suatu perasaan dimana seseorang tidak akan puas jika tidak akan melakukan apa yang namanya balas dendam.
Waktu itu Naruko dalam keadaan yang mengenaskan. Luka di sekujur tubuhnya, bahkan sewaktu kedatangan mereka. Naruko hampir di bunuh oleh mereka.
Saat itu Naruto lepas kendali dalam kemarahan. Api biru menyelimuti Naruto. Bahkan fisik Naruto juga berubah, enam pasang sayap terbuat dari api biru muncul di punggungnya serta Naruto memiliki satu ekor yang dimiliki oleh iblis pada umumnya, dia juga memiliki sepasang tanduk yang menghiasi keningnya. Mata rubynya tergantikan dengan mata berpola jam emas.
Sejak saat itu Naruto dianggap sebagai iblis lebih tepatnya putra dari dewa gehenna yaitu Satan karena dia memiliki api biru. Sedangkan api biru sendiri adalah perlambangan dari Satan itu sendiri.
"Kaa-chan kenapa…. Kenapa hanya karena aku adalah iblis mereka menjauhiku? Apa jadi iblis benar-benar menakutkan?… tapi aku tidak berbuat jahat seperti iblis… aku hanya menolong mereka tapi kenapa mereka tidak menganggap maksud baikku itu?."
Hati Kushina sangat sakit saat mendengar perkataan Naruto. Dia juag tak habis pikir dengan warga kerajaan Chikara. Pernah dia melihat Naruto menyelamatkan seorang anak, tapi kebaikan Naruto di balas dengan cacian dan bentakkan.
"Perkataan mereka jangan kau masukkan dalam hati… Naru dengarkan kaa-chan. Walaupun kamu iblis tapi jika kamu berbuat selayaknya manusia, kau bukanlah iblis melainkan manusia. Naru coba kamu bayangkan jika ada seorang malaikat berbuat layaknya iblis. Apa malaikat itu pantas di sebut sebagai malaikat?."
Naruto menggeleng. Senyum cerah terlukis diwajahnya. Dia mengerti maksud dari Kushina. Tapi walaupun begitu dia masih menyimpan kesedihan yang mendalam.
"Walapun aku adalah iblis, tapi jika aku berbuat layaknya malaikat maka aku akan menjadi malaikat dan begitu pula sebagai manusia. Selagi Naru berbuat layaknya manusia maka aku akan menjadi manusia. Apa itu yang kaa-chan maksud?."
Kushina mengangguk. Dia tersenyum manis kearah Naruto.
"Nahhh naruto-kun tidurlah besok kaa-chan ingin mengajakmu kesuatu tempat."
Naruto mengangguk tanpa membantah ucapan Kushina. Dia berlari semangat kekamarnya. Baginya Kushina adalah penenang untuknya.
Setelah Naruto pergi, ekspresi Kushina menjadi sendu. Dia menundukkan wajahnya sehingga ekspresinya tidak terlihat karena terhalang oleh rambutnya.
"Apa kau yakin jika anak dalam ramalan kuno itu adalah Naruto-kun. Kushina jika kita salah, maka nyawa Naruto-kun adalah taruhannya."
Ksuhina mengalihkan perhatiannya saat dia mendengar sebuah suara tak asing baginya. Pria tampan yang memiliki rambut pirang jabrik serta jambang yang membingkai wajahnya, pria itu memiliki iris blue shappire yang indah.
"Aku tidak tahu Minato-kun. Tapi aku sangat yakin jika Naruto-kun adalah orang yang di maksud ramalan itu. bukankah itu sudah nyata pesan dari ramalan kuno itu "Di saat dunia dalam keadaan yang membingungkan. Ketiga kekuatan yang saling mencoba untuk mendominasi dunia. Maka utusan para dewa akan muncul untuk menyelamatkan dunia, keturunan dari pembawa terang. Anak yang terlahir dalam kegelapan tapi membawa sejuta cahaya. Seorang yang membawa ketenangan pada dunia." Satan sering di panggil sebagai Lucifer sedangakan Lucifer sendiri memiliki arti sebagai pembawa terang. Naruto-kun dia adalah putra dari Satan dan otomatis Naruto-kun adalah kegelapan, sedangkan cahaya yang di maksud ada kesepuluh seirei yang akan bersamanya."
Minato mengangguk pasrah. Percuma berdebat dengan Kushina dan dia tahu pasti dia yang akan kalah.
"Besok kita akan pergi secara diam-diam. Besok aku akan menitipkan Naruko pada Mikoto-chan."
Minato mengangguk. Dia berjalan menaiki tangga bersama Kushina di sampingnya.
'Semoga kau baik-baik saja Naruto-kun…. Kami semua mengharapkan bahwa kamu adalah yang di maksud ramalan kuno itu.'
Mereka berdoa dalam batin. Tapi tanpa mereka sadari, sesosok makhluk bersayap kelelawar mengawasi mereka.
'Menarik….. mari kita lihat bagaimana reaksi Satan-sama jika anak kesayangannya adalah membawa kedamaian bukan seperti yang dia harapkan.'
Sosok itu menghilang dalam partikel-partikel cahaya ungu…..
*Skip time…*
Di dalam sebuah gua yang berada di kaki sebuah gunug. Di dalam gua itu, terdapat sebuah ruangan yang luas dan di tengah ruangan itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar. serta di sekitar pohon itu terdapat beberapa lingkaran yang di dalamnya terdapat sebuah pola gambar yang rumit.
"Okaa-chan otou-chan tempat apa ini?."
Naruto memandang ruangan sekitar dengan mata berbinar. Kushina dan Minato terkikik geli melihat ekspresi Naruto.
"Ini adalah kuil suci tempat bersemayannya jiwa dari sepuluh seirei yang terlahir dari pohon kehidupan."
Naruto mengangguk mengerti.
"Pantas aku merasakan hawa tak mengenakan dari tempat ini… tubuhku terasa seperti terbakar"
Naruto mengusap tubuhnya. Dia merinding ngeri saat sesekali dia merasakan beberapa bagian tubuhnya seperti tertusuk oleh sebuah tombak yang sangat besar.
"Ne Naruto-kun berdirilah di tengan lingkaran itu."
Minato menunjuk sebuah lingkaran yang di kelilingi oleh sepuluh symbol. Naruto mengangguk mengerti.
Naruto berjalan ketengah lingkaran itu. setelah memastikan bahwa Naruto telah siap, Kushina melangkah kedekat pohon besar di depannya.
Dia bersimpuh dan menyatukan kedua tangannya layaknya seperti orang yang tengah berdoa.
"Keter, Chochmah, Binah, Chesed, Gevurah, Tifereet, Netzach, Hod, Yesod, Malkuth…."
"Metatron, Raziel, Tzaphkiel, Zadkiel, Camael, Michael, Haniel, Raphael, Gabriel, Sandalphon…."
"Satan, Samael, Elseth Zenunim, Lucifuge, Astaroth, Belphegor, Asmodeus, Belial, Lilith, Nehemah…."
Kushian terus mengucapkan kata-kata itu secara berulang. Pada ulangan kelima, darah segar keluar dari pohon itu dan mengalir pada lingkaran sihir yang dipijaki Naruto.
"Ka-ka-kaa-chan… apa ini?"
Naruto berkata dalam ketakutan….. keringat dingin membasahi wajahnya.
*Deg*
"AAARRGGH…."
Naruto berteriak kesakitan. Dari mata, mulut, dan hidungnya berkeluaran darah tanpa hentinya. Dia memegang kepalanya di sertai rintihan kesakitan.
Wwuusshhh
Api biru menyelubungi Naruto. Perlahan fisik Naruto mulai berubah, telinganya memanjang dan meruncing. Dipunggungnya, api biru membentuk enam pasang sayap seperti sayap merpati. Serta Naruto memiliki sebuah ekor lataknya iblis pada umumnya.
"KAA-CHAN OTOU-CHAN SAKIT….."
Naruto berteriak kesakitan. Iris Naruto secarah perlahan berubah menjadi pola jam emas.
"Kau yang terbangkitan karena rasa sakit yang mendalam…."
"Kegelapan yang menerima hukum dan takdir dari ilahi….. berjalan dalam kesunyian….. dan kembali pada kebenaran…"
"Kamu yang mencari arti 'ketidak batasan' berusaha untuk menjauhi rasa 'impian' berkabung pada 'kehancuran' dan mengejar arti 'kesucian'…"
"Jadilah pembawa Cahaya sejati"
"Bangkitlah melalui cinta dan kasih sayang….. dan jadilah ksatria dalam takdir yang telah di tetapkan…"
Untaian kata Minato lafalkan. Kata-kata yang berasal dari sebuah prasasti dengan huruf-huruf kuno. Syair kebangkitan pada orang yang terpilih.
Sepuluh senjata keluar dari sepuluh symbol yang mengelilingi lingkaran yang di pijaki Naruto. Kesepuluh senjata itu pecah menjadi partikel-partikel dan masuk kedalam tubuh Naruto.
Naruto ambruk ketanah tak sadarkan diri. Dan itu di susul oleh Ksuhina dan Minato….
.
.
Destiny of the Satan's Son.
.
.
Di dalam hutan. Tampak seorang anak kecil tergeletak tak berdaya di tanah. Anak itu memiliki rambut raven dan beriris blue shappire yang mulai redup.
Tampak di sekujur tubuh anak itu terdapat luka-luka akibat dari tebasan pedang.
"Apa kau ingin kekuatan?….."
Anak laki-laki itu mengangguk saat indra pendengarannya menangkap sebuah suara feminim. Dia tidak tahu suara siapa itu, tapi yang pasti dia saat ini sangat menginginkan sebuah kekuatan
"Tapi kau akan menempuh takdir yang sangat sulit….. beritahu aku… jika kau sudah memiliki kekuatan, apa yang akan kamu lakukan?."
Anak itu terdiam. Tatapannya kosong memandang langit…
"Aku tidak memiliki tujuan apa-pun… tapi aku memiliki sebuah keinginan…. Sebuah keinginan dimana aku ingin hidup dengan damai tanpa diperalat untuk dijadikan menjadi seorang iblis…. Maka dari itu aku ingin kekuatan supaya aku bisa melindungi diriku."
Anak itu berkata lirih. Air mata mengalir dari sepasang mata yang sudah kehilangan cahayanya itu.
Ingatan dimana dia dan teman-temannya menjadi bahan percobaan untuk dijadikan raja iblis. Ingatan dimana dia melihat teman-temannya mati karena tidak sanggup dalam menerima kekuatan raja iblis.
"Baiklah aku akan memberikanmu kekuatan…. Tapi kau harus membantu anak dalam takdir untuk mencapai takdirnya…. Kurasa kamu juga diperalat.. diperalah oleh takdir."
Gadis itu tertawa merdu atas ucapannya sendiri.
"Tidak masalah asalkan aku diperalat untuk membawa kebaikan.."
Gadis itu tersenyum lembut. Dia menyatukan kedua telapak tangannya.
"Ayah izinkanlah anak ini untuk memegang senjataku supaya dia bisa membantu anak dari Lucifer dalam menjalankan takdir yang telah kau tetapkan."
Di atas langit. Muncul lingkaran sihir yang sangat besar. dari lingkaran sihir itu keluar sebuah senjata dan menusuk punggung tangan anak itu.
Walapun demikian, anak itu tidaklah merasakan kesakitan. Layaknya ditusuk oleh jarum. Itulah yang dia rasakan.
"Ne Kamito-kun kau sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan jadi kamu harus memenuhi persyaratan kita."
"Oh ya perkenalkan… namaku Gabriel. Salam kenal Kamito-kun."
Hal yang kamito lihat adalah rambut yang berwarna emas terang. Sebelum kesadarannya benar-benar hilang, dia melihat ribuan bulu merpati berjatuhan dari langit.
.
.
Destiny of the Satan's Son.
.
.
Naruto tidak tahu apa yang terjadi. Tapi saat dia terbangun, yang dia tahu adalah bahwa dia sekarang tengah terikat pada sebuah tiang. Bukan hanya dia, tapi kedua orang tua angkatnya juga mengalami hal yang sama dengannya.
"Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina….. bisakah kalian memberikan alasan kenapa anak iblis ini memiliki kesepuluh seirei agung yang telah kita jaga selama ini?."
Seorang pria yang sudah lanjut usia memandang tajam kedua pasangan suami istri tersebut. Raut wajahnya terlihat memendam kebencian yang mendalam kepada Minato dan Kushina
"Tidak ada alasan khusus…. Kami hanya ingin membangkitan sang anak dalam takdir."
Naruto bisa melihat ekspresi kedua orang tua angkatnya. Walapun ekspresi mereka tampak tenang, tapi dia tahu bahwa mereka dalam keadaan kurang baik. Itu terbukti dengan darah yang terus keluar dari mulut mereka.
"Okaa-chan… otou-chan apa yang sebenarnya terjadi?."
Kushina dan Minato tersenyum lembut kearah Naruto.
"Kamu tenang saja nak…. Kami akan melindungimu apa-pun yang terjad- ohok."
Mata Naruto terbuka lebar saat dia melihat bahwa sebuah tendangan yang lumayan keras yang diarahkan kepada perut Minato. Air mata mengalir deras dari sepasang matanya saat dia melihat kedua orang tua angkatnya disiksa.
"Matilah kalian dasar pengkhianat…"
Naruto memandang kosong dua buah tombak yang menembus perut Minato dan Kushina. Ekspresinya benar-benar kosong. Bahkan didalam pandangannya tampak seperti tak memiliki jiwa.
Naruto mengadahkan kepalanya kelangit. Dalam hening dia memandang langit malam yang menurunkan rintik air hujan.
"Otou-sama…. Anakmu ini memohon kepadamu…. tolong selamatkan aku…. Selamatkan orang yang telah merawatku selama ini…. AKU MOHON OTOU-SAMA."
Orang-orang disekitar mereka panik saat mereka melihat sebuah pintu yang muncul secara tiba-tiba dilangit. Mereka berlari tak tentu arah saat ribuan pasukan iblis keluar dari pintu itu
"Otoutou lihatlah dirimu benar-benar menyedihkan…. Otou-sama membalas permohonanmu. Maka dari itu berterima kasihlah pada otou-sama terutama pada kakakmu ini yang rela repot-repot menolongmu."
Seorang pria berumur sekitar enam belas tahun memandang remeh kearah Naruto. Dia memiliki surai ungu dan memiliki iris sewarna dengan Naruto.
"Ani-ue-sama…. Perintahkan pasukanmu supaya tidak membunuh teman-temanku dan teman-teman orang tua angkatku."
Naruto berujar lirih. Dia memandang kosong tubuh-tubuh orang yang tak bernyawa akibat dari para pasukan iblis.
"Bahkan saat mereka sudah membunuh orang tua angkatmu…. Kau masih memberikan belas kasihan kepada mereka. kau benar-benar mewarisi sisi malaikat dari otou-sama. Tapi perintah tetap perintah. Otoutou Otou-sama menginginkan kau pergi ke-gehenna, tapi jika kau menolak otou-sama tidak melarang karena saudaranya memberi pesan bahwa dia tidak bisa membawamu secara paksa."
Naruto mengangguk. Naruto memejamkan matanya, sedetik kemudian, Naruto sudah memasuki mode iblisnya.
Tali yang megikat kedua tangan dan kaki Naruto hangus terbakar oleh api biru. Dia berjalan gontai kearah Kushina dan Minato.
Dia jatuh bersimpuh didepan kedua orang tua angkatnya itu. air mata mengalir deras dari kedua matanya.
"ONII-CHAN….."
Naruto mengalihkan perhatiannya saat dia mendengar sebuah teriakkan yang tak asing baginya. Ekspresinya menjadi sendu saat seorang anak kecil berumur dua belas tahun memeluknya dengan erat.
"Onii-chan apa yang terjadi?…. Kenapa… Kenapa ini semua terjadi?..."
Hati Naruto begitu sakit saat dia melihat air mata Naruko. Dia merasa bahwa dia tidak berguna dalam keluarganya. Percuma memiliki kekuatan jika dia tidak bisa menjaga dan melindungi keluarganya.
"Ako-chan maafkan aku….. aku benar-benar kakak yang tak berguna."
Naruko menggeleng lemah. Dia memandang sendu tubuh tak bernyawa Minato dan Kushina. Air mata tak henti-hentinya mengalir dari kelopak matanya.
"Naruto sebaiknya kau pergi dari sini…. Sebentar lagi bantuan dari mereka akan datang dan kami tidak mungkin bisa melawan mereka apa lagi aku merasakan pasukan bersayap menyilaukan yang menyebalkan itu akan datang kemari. "
Naruto mengangguk mengerti. Dia menggendong Naruko bridal style
"Nii-chan kenapa mereka pergi begitu cepat… hiks…. Padahal aku masih ingin bersama mereka."
Naruto tersenyum getir saat mendengar perkataan Naruko. Dia mengerti bagaimana perasaan Naruko saat ini.
"Ako-chan jangan bersedih seperti itu… nanti kaa-chan dan tou-chan sedih loh…"
Naruto berkata terbata dalam kata-katanya. Hatinya benar-benar hancur saat ini.
"Nii-chan…. Kumohon setelah ini jangan pergi dari Naru …hiks… Naru tidak ingin kehilangan keluarga Naru lagi."
Naruto mengangguk. Dia mengecup singkat kening Naruto. Lalu dia mengalihkan perhatiannya.
"Ani-ue-sama….. bilang pada otou-sama aku menolak pergi ke-gehenna. Tapi lain kali aku akan pergi kesana."
Orang yang dipanggil kakak oleh Naruto mengangguk singkat.
"Baiklah…. Naruto kedatanganmu adalah pertanda baik bagi kami. Kau sebenarnya ingin diangkat oleh otou-sama sebagai penggantinya. Tapi yah karena kamu menolak maka terpaksa aku yang menerimanya."
Laki-laki itu menguap bosan. Naruto hanya bisa sweatdrop dibuatnya.
'Bukannya itu adalah hal yang bagus… menjadi raja adalah sesuatu hal yang bagus. Aku heran dengan selera para iblis.'
"Baiklah ani-ue-sama…. Kami pergi dulu."
Linkaran sihir tercipta dibawah kaki Naruto. Dari lingkaran itu keluar beribu rantai yang menarik Naruto beserta Minato dan Kushina.
'Kita lihat apa yang terjadi selanjutnya otoutou…'
'Aku Sahatrael Lucifer menunggu dimana kita akan menjadi nomor satu dineraka otoutou no baka'
Sahatrael menghilang dari tempatnya berdiri dan meninggalkan ribuan bulu sayap gagak yang berterbangan.
.
.
Destiny of the Satan's Son.
.
.
Di suatu ruangan yang sangat megah. ruangan yang dipenuhi oleh wanita yang menari tanpa busana. Di sebuah singgasana, seorang pria rupawan duduk sambil menegak sebuah minuman dari cankir yang dipegangnya.
"Hmmm….. jadi kau menolak Naru-kun…. Padahal otou-chanmu ini sangat menginginkan kau menjadi raja neraka. Sayang sekali padahal kau sangat berpotensi menjadi iblis yang sangat kuat."
Pria itu berdiri. Surai ungunya berkibar saat pintu ruangan itu terbukan dan menampakkan empat orang bertudung.
"Jadi Sahatrael-kun bagaimana hasilnya?"
Salah satu dari mereka menggelengkan kepalanya. Dia mendongak dan menatap Satan.
"Maaf otou-sama dia tidak ingin kesini…"
Satan mengangguk mengerti. Dia memandang ketiga orang yang ikut bersama Sahatrael.
"Beelzebud, Leviathan, dan Asmodeus. Aku ingin kalian menjaga Naruto-kun dan saudari angkatnya. Bila perlu bujuklah mereka supaya mereka mau tinggal di gehenna."
Ketiga orang yang dimaksud mengangguk. Mereka menghilang dengan lingkaran sihir mereka. setelah kepergian Beelzebud, Leviathan, dan Asmodeus. Satan mengalihkan perhatiannya pada Sahatrael.
"Jadi Sahatrael-kun….. bagaimana menurutmu tentang Naruto-kun."
Sahatrael menyeringai maniak bertarung saat mendengar perkataan sang ayah.
"Menarik otou-sama…. Aku merasakan kekuatan yang sangat besar darinya. Seorang iblis yang memiliki aura suci. Bukankah itu menarik."
Satan menyeringai saat mendengar ucapan Sahatrael.
"Andai ayah tidak melarangku untuk menarik paksa Naruto-kun. Mungkin dia sudah menjadi raja di gehenna sekarang."
Satan tertawa keras setelah mengucapkan itu.
'Na anakku….. Mari kita lihat apakah kau akan membawa kedamaian seperti yang telah ditakdirkan oleh ayah atau kau akan membawa kehancuran dan berusaha melawan takdirmu'
Satan tertawa dalam hati.
Apakah yang direncanakan oleh Satan? Itu akan terjawab seiring berjalannya cerita.
To be Continued
.
A/N : yosha minna.. semoga kalian suka fic saya ini. Karena saya baru dalam membuat fanfic maka dari itu saya ingin meminta saran dan bantuan kepada kalian semua.
Bagaiman dengan fic saya apa bagus atau jelek? Jika bagus saya sangat bersyukur dengan itu, tapi jika jelek saya akan berjuang untuk menjadi lebih baik.
Baiklah hanya ini yang saya katakan. Sampai jumpa…..
