Last Memories
Chapter 1
A/N : Halo, perkenalkan saya author baru, Meimi. *bow* ini fic pertama Meimi, semoga bisa menghibur para reader sekalian..
Disclaimer: Persona Series owned by Atlus
31 January, 2010
Gadis itu membuka mataku perlahan... ia mencoba mengenali sekitarnya lalu menatap tangannya, menyadari kalau tubuhnya melayang di ruangan putih tanpa batas.
'Gambar, ah bukan, ini ingatan' ucapnya pada dirinya sendiri ketika serangkaian gambar berputar di kepalanya seperti film, semua terjadi begitu cepat ketika ia mengunakan kekuatan terakhrinya untuk menghadapi kematian, menghadapi Nyx.
"Minako..." gadis itu menoleh, mata merahnya membulat ketika melihat pemuda berambut hitam dengan syal kuningnya muncul di depannya.
"Ryoji..." bisiknya mengulurkan tangan, Ryoji tertawa kecil lalu menyambut tangan Minako
"pada akhrinya kau tetap keras kepala, meski aku sudah memperingatkanmu" berlawanan dengan ucapannya, Ryoji tersenyum, Minako hampir melupakan senyuman pemuda itu, terakhri mereka bertemu Ryoji hanya tersenyum sedih sebagai tanda perpisahan.
"aku tidak menyesal, lagipula aku bisa bertemu denganmu, bohong kalau aku tidak merindukan temanku yang selalu dikelilingi para gadis" Minako ikut tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, rambut coklat kemerahannya ikut bergerak ringan.
"terima kasih... sayang sekali pertemuan ini hanya sesaat, aku bisa mendengar suara teman – temanmu, mereka mengkhawatirkanmu" Minako tersentak, ia melihat sekelilingnya dengan cepat
"dimana mereka? dimana kita? Apa yang – "
"tidak apa, mereka baik – baik saja... sudah waktunya kau kembali" potong Ryoji menenangkan lalu melepas tangan Minako perlahan.
" Ryoji..."
Minako mengigit bibirnya, wajah teman – temannya terlintas di kepalanya, suara mereka terdengar olehnya "aku tidak apa – apa" ucapnya lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri
"aku sudah menahanmu terlalu lama, sekarang kembalilah..." Ryoji mengusap pipi Minako perlahan, kepala gadis itu terasa begitu ringan dan pengelihatannya mengabur.
"Ryoji...aku... tidak akan melupakanmu" desah Minako sebelum matanya menutup seluruhnya
"begitu juga denganku, My Dearest" balas Ryoji tidak lebih dari bisikan.
Minako membuka matanya untuk kedua kalinya. Ia berdiri tegak, menyaksikan menara tartarus runtuh dengan sebelah tangannya masih memegang nagigata.
" Akhrinya.. gedung sekolah kita kembali normal" ucap gadis berambut coklat dari gerbang, Yukari, Minako berbalik perlahan untuk memandang mereka.
"ya.. semua sudah berakhri" ucap Mitsuru, gadis berambut merah gelap di samping Yukari. Pandangan mereka semua ke arah langit sampai gadis lain menyadari keberadaan Minako, gadis robot berambut pirang, Aigis.
"ah! Lihat! Minako-san..!"
"dia kembali!" ucap Yukari, semua anggota SEES langsung berlari menghampiri Minako, yang tidak sempat mengatakan apapun sebelum dipeluk dari berbagai arah.
"Syukurlah.. Minako-chan" isak gadis berambut pendek berwarna biru kehijauan, Fuuka membenamkan wajahnya di bahu Minako.
"kau terlambat! Benar – benar kau ini!" ucap pemuda bertopi, Junpei, suaranya bergetar menahan isakan dan lega.
Minako memandang mereka berdua, mengeluarkan senyum khas miliknya. Anak berambut coklat memeluk pinggang Minako erat "k-kau membuatku takut... kupikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi.." isak anak bernama Ken.
"sudahlah, ini bukan sesuatu yang harus ditangisi" ucap pemuda berambut silver, Minako dapat melihat kilau air mata di wajah Akihiko.
"lihat siapa yang bicara.." gumam Ken mengendurkan pelukannya.
"akhrinya... semua anggota ada di sini" ucap Mitsuru menyembunyikan sisa airmata di wajahnya disambut dengan gongongan bahagia Koromaru. Yukari dan Fuuka melepas pelukan mereka, memandang Minako dengan airmata di wajah mereka, Aigis berdiri di samping Minako.
"Minako-san... hah? Aku..." airmata mengalir di pipi Aigis "...ini...tidak mau berhenti.. ini tidak biasa..." Minako mengulurkan tangannya, menghapus air mata Aigis dengan ibu jarinya
"tidak apa Aigis" ucap Minako, Aigis memeluk – lebih tepat mendorong – hingga Minako terjatuh ke belakang.
"Minako! Hei, Aigis!" teriak Yukari terkejut, Minako tertawa kecil. Dengan ini, Dark Hour dan Tartarus menghilang... semua telah berakhri... pikir Minako, ia tidak bisa menghalangi perasaan lega sekaligus lelah yang membanjiri dirinya, selama sisa malam itu bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum meski ia tahu harga yang harus dibayarnya.
1 February, 2010
Minako's POV
Aku menghela nafas, kepalaku masih berdenyut setelah tertidur di kelas, sesuatu yang jarang kulakukan kecuali kalau dalam keadaan terdesak tapi pelajaran literatur klasik siang tadi benar – benar membosankan, seharusnya Mitsuru – senpai menggantinya saja ketika ada kesempatan saat kasus Fuuka tempo hari. Pagi hari tadi benar – benar kacau. Ryoji memberitahu kami dulu ketika semua ini berakhri maka semua ingatan kami tentang Dark Hour dan Tartarus, termasuk SEES, Shadow dan Persona, akan hilang... tapi dia tidak mengatakan kalau aku adalah perkecualian.
"-ko.. Arisato Minako – sann... kau dengar aku tidak?" panggil Yukari, aku menoleh ke arahnya
"benar – benar kau ini, aku sudah memanggilmu berkali – kali... ini roti melon dan susu strawberry pesananmu" Yukari menaruh sebungkus roti melon dan kotak susu strawberry
"terima kasih, Yukari – chan"
"ya, ya, aku kalah suit denganmu jadi tidak perlu berterima kasih... kau yakin tidak mau ke ruang kesehatan? Wajahmu pucat" tanya Yukari duduk di kursinya, tepat depan kursiku.
"kalau aku masuk kesana bisa – bisa aku masuk rumah sakit besok" jawabku mengangkat bahu lalu melahap rotiku, Yukari masih terlihat curiga tapi tidak bertanya lebih lanjut. Sudut mataku mencari Junpei yang biasanya ikut bersama kami, aku melihatnya masuk ke kelas bersama Tomochika ketika bel tanda berakhri istirahat siang berdering, mungkin mereka makan siang bersama. Kucoba untuk mengindahkan perubahan ini.
Aku berhasil bertahan selama kelas siang, Yukari menanyakan keadaanku dan menyuruhku untuk langsung pulang ke asrama sebelum keluar kelas untuk ikut kegiatan klub. Kuikuti perintahnya, mungkin efek menjelajah Tartarus kemarin belum hilang meski menara itu sudah tidak ada lagi, setelah merapikan isi tasku, aku langsung berjalan pulang.
End of POV
"aku pulang..."
"selamat datang, Minako – san" sambut Ken, Minako tersenyum
"kau pulang cepat Ken – kun" ucap Minako, Ken mengangguk
"ada pr yang harus kukerjakan"
"kau bisa bertanya padaku kalau kau kesulitan"
"ah..um.. tidak, aku bisa mengerjakannya sendiri" gumam Ken
"jangan segan – segan, apa yang lain sudah pulang?" tanya Minako, Ken menggelengkan kepala
"aku tidak tahu" jawabnya, Minako mengangguk lalu masuk ke kamarnya di lantai 3. Gadis itu mengganti bajunya dengan piama, melepas kunciran ekor kudanya lalu menaruh jepit rambut yang selalu dikenakannya dalam kotak kecil sebelum merebahkan diri di tempat tidur, Minako memandang langit – langit kamarnya, berpikir bagaimana hubungannya dengan teman – temannya yang lain
'mungkin aku harus bertemu dengan mereka secara pribadi...masih ada satu bulan sebelum janji itu...' pikir Minako sebelum terlelap dalam tidurnya.
A/N: yup, ini dia chapter pertama.. untuk berikutnya akan di update secepatnya. mohon reviewnya karena saya masih newbie, kritik dan saran tentunya menjadi penyemangat saya untuk melanjutkan (tapi no flame please ^^"). ditunggu reviewnya :D
