Only One Among Twelve
Desclaimer : This story is mine, don't copy without my permision, this is just fiction to entertaint all of you guys.. Jika ada kesamaan alur, tokoh dan sebagainya itu adalah hal yang tidak di sengaja. Anything can happen in here ^^
Rate : T untuk 15 tahun.
Genre : Friendship, suspense, crime.
Warning : Berhati-hatilah dengan typo karena itu bisa menipu anda, sebisa mungkin saya akan membuat anda berfikir memecahkan kasus. Don't read if you don't like it. Maaf jika alurnya berantakan dan ceritanya kurang menarik dan agak sedikit aneh, saya masih belajar. Yo wes Happy reading~~
.
.
.
MUKO POV
Di saat libur seperti ini aku harus bekerja, ini sungguh menyebalkan sekaligus mengasikkan. Mengapa? Tentu saja membuat para sampah masyarakat merasakan nikmatnya kehidupan yang tak seluas dan seindah dunia. #Drrtt..Drrtt..Drrrrtt.. bip
"Moshi-moshi." Sapaku.
"Oh, moshi- moshi. Muko–chan, kau dimana?" sapa orang di sebrang sana.
"Sedang di jalan. Tunggu sekitar..(aku mengangkat tangan kiriku lalu melirik jam yang bertengger manis disana) 1 jam lagi aku akan sampai." Kataku menimang-nimang.
"Ye? Lama sekali, kau tidak bisa cepat?" omelnya.
"Emm.. Belum macet dan antri bayar tol di tambah kau kira volume kendaraan sedikit disaat liburan seperti ini?"
"Baiklah kau tahukan depan keran ada bak mandi aku akan pakai shampo untuk memakannya tanpa menggunakan serbet di tanganku." #Bip
Aku menjauhkan telepon yang sudah terputus dari telingaku lalu ku taruh ponselku ke dalam tas.
"Dasar.." dengusku.
"Pak, Tokyo Internasional Airport." Ucapku kepada supir taksi.
"Baik nona."
Airport
HENRY POV
Huufft dimana dia? Aku sedang menunggunya di depan penjaja makanan yang seperti supemarket kecil, di depan ku ada sebuah pamflet yang bertuliskan Lotte Mart disana. Baiklah 5 menit menuju 1 jam dan masih ada 852 detik lagi sebelum penerbangan ke negeri ginseng tersebut.
"Henry..!" Seseorang menyerukan namaku, ku tengok ke samping kiriku, lalu ku singgungkan senyumanku saat dia tiba di hadapanku.
"Bagaimana bisa?" tanyaku heran.
"Nandesu" tanya balik.
"Akhh.. sudahlah. Sebaiknya kita pergi sepertinya pesawat kita akan takeoff." Ajakku.
"Hmm.." gumamnya lalu mengikutiku berjalan memasuki pesawat.
~~~~ SKIP ~~~~
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, akhirnya aku dan Muko tiba di tanah kelahiran Muko, Korea. Yah, lebih tepatnya Korea Selatan.
"Haahh.. sudah lama aku tak berkunjung kemari." Gumam Muko.
"Benarkah?" selidikku.
"Ya! kau sudah berapa lama menjadi partnerku heoh?"
"2 tahun." Jawabku acuh.
Dia hanya berdecak sebal lalu berjalan meninggalkanku di belakang.
"Ya!" teriakku. Tapi tetap tak di gubris olehnya. Alhasil aku kelimpungan mengejar langkahnya dengan membawa 2 buah koper yang entah yang satunya berisi apa.
"Aissh, tunggu." Kataku sambil mengatur nafasku yang tersengah-sengah. Muko yang sudah berdiri di depan pintu taksi yang sudah terbuka hanya memperhatikanku lalu melenggang masuk ke dalam taksi tanpa memperdulikanku. Aku yang merasa jengah pun menaruh koper yang ku bawa tadi ke dalam bagasi taksi dan ikut masuk ke dalam taksi.
AUTHOR POV
Selama perjalanan di dalam taksi baik Muko maupun Henry sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Henry yang sedari tadi melihat ke jalan akhirnya mengungkapkan apa yang ada di pikirannya saat ini
"Muko–chan." Panggilnya.
"Emm.." jawab Muko tanpa mengalihkan pandangannya dari benda tipis yang sedang ia pegang.
"Sebenarnya yang aku tak mengerti, pimpinan menyuruh kita untuk pergi ke negeri ginseng, mencari salah satu komplotan yang berhasil lolos 2,5 tahun yang lalu dari markas besarnya di China. Dan kita di kirimkan kemari tanpa di beri bekal sedikit pun. Apa pimpinan ingin bermain- main dengan kita." Adu Henry ke Muko dengan raut wajah yang sedik kesal.
"Sssstt.. tidak baik berbicara seperti itu, nanti orang bisa salah persepsi. Kalau masalah itu, aku tahu tempat yang bagus untuk menginap yang tak jauh dari hiruk pikuk ibu kota negara ini. Di tambah lagi gratis." Ucap Muko dengan menampakkan raut wajah cerianya.
"Jinjayo?" ucap Henry yang mulai menggunakan logat korea.
"Ne." Jawab Muko yang kembali fokus pada tablet pc yang sedari tadi ia pegang.
"Oh ya, masalah di bandara tadi_" belum Henry selesai bicara sudah di potong oleh Muko.
"Itu mudah, di depan keran ada bak mandi berarti keran, k–e–r–a–n depan K berarti L dan bak mandi dalam bahasa inggris menjadi 'bathup' yang terdiri dari 2 suku kata ambil kata up yang di depan bath jadi di atas ada salah satu huruf L nya, lalu akan memakai shampo untuk memakannya, shampo yang menunjukkan merek pasti ada yang promosi di bandara, kata memakan berati makanan, otomatis kau ada di tempat dimana terdapat seseorang yang promosi lalu di dekatnya terdapat supermarket kecil yang di sediakan oleh pihak bandara, dan L ada di kata Lotte di depan supermarket itu persis."
"Hehehe... tapi kan banyak orang di sana lalu bagaimana kau bisa mengenaliku? Padahal aku tak memberitahumu."
"Bodoh, tanpa menggunakan serbet di tangan, itu clue. Berarti kau menggunakan sapu tangan di tempat lain, dan yang memakai sapu tangan lalu di ikat di lehernya hanya kau." Ucap Muko sambil sedikit menarik sapu tangan yang ada di leher Henry.
"Ya!" pekik Henry.
Merasa tak enak dengan supir taksi karena pekikannya Henry dengan malu – malu dan sedikit menunduk meminta maaf menggunakan bahasa Jepang.
"Sumimasen.."
Muko yang melihatnya hanya cekikikan melihat tingkah laku partnernya, dan tanpa Muko dan Henry sadari ada sebuah mobil van hitam yang di dalamnya ada seseorang yang mengikuti mereka sejak dari bandara.
"Apa benar mereka yang akan bermain denganku?" gumam orang itu. Tiba-tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Lalu orang itu menempelkan benda berwana silver ke telinganya kanannya, dan melalui benda berukuran sedang itu orang itu dapat menerima panggilan
"Yeoboseoyo."
"..."
"Ne seperti yang kau bilang mereka baru tiba beberapa menit yang lalu, penerbangan dari Jepang. Aku sedang mengikuti mereka. Tapi apa kau yakin?" tanya orang itu memastikan.
"..."
"Baiklah akan ku pastikan sendiri. Jika sampai salah orang aku ingin kau ikut turun tangan." Tantang orang tersebut.
"..."
"Ne." #Bip
MUKO POV
Akhirnya aku sampai di tempat yang sudah sangat aku rindukan. Aku hirup dalam-dalam aroma kue yang menyeruap masuk ke dalam paru-paruku, sungguh nikmat.. kekeke~
"Muko–chan kau ingin membeli kue?" tanya Henry.
"Iie." Jawabku sambil tersenyum merekah.
"Lalu?"
"Kau akan tahu nanti. Ayo masuk!" Ajakku sambil menarik lengan Henry.
Kriiing..ning...
Aaah, bunyi lonceng yang ku rindukan saat ada seseorang yang akan masuk ke toko ini, tak berubah.
"Annyeong hasseyo, selamat datang." Sapa salah seorang yang sedang berdiri di depan meja kasir, aku kenal suara ini.
Aku berbalik ke arahnya dan tersenyum manis, kulihat ia membelalakan matanya, terkejut?
"Eonni!" pekiknya dan langsung berhambur ke pelukanku aku otomatis melepaskan tanganku yang sedari tadi menarik lengan Henry, dan menyambut pelukan adikku ini.
"Eonni bogoshippo, eonni kenapa baru kemari?" Katanya yang masih dalam pelukanku.
Aku hanya tersenyum tipis, tiba-tiba bibi muncul dari arah dapur.
"Ada apa Yonnie?"
"Ibu eonni datang!" Seru Yoon Hee selepas memelukku.
Aku menyikut lengan Henry yang sejak tadi tak bergeming, agar memberi salam kepada bibi
"Annyeong hasseyo bibi, apa kabar?" sapaku dan Henry bersamaan.
Setelah pertemuan singkat di toko saat ini aku sedang berbincang-bincang dengan Yon Hee, aku biasa memanggilnya Yonnie, bibi kembali ke toko karena harus melayani pelanggan yang datang, aku ingin membantu tapi bibi melarangku dan menyuruhku beristirahat saja. Aku sudah meminta ijin ke bibi untuk menginap di sini ya.. untuk beberapa waktu ke depan sampai misi kami selesai, dan aku tak harus merahasiakan ini dari keluarga bibi karena hanya mereka yang tahu apa pekerjaanku semenjak usiaku 16 tahun dan mereka yang mengijinkanku masuk akademi kepolisian sebab bakat alamiahku. Oke berlanjut ke cerita, Henry, dia sedang tidur di kamar yang berada di lantai 2 rumah ini.
"Oh iya eonni, kenapa orang tadi memanggil eonni Muko? Nama eonni kan_"
"Sssstttt.. itu nama Jepangku, ya kau tahu kan di Jepang aku terkenal dengan nama Muko, dan di departemen banyak yang menjulukiku Mrs. O." Terangku.
"Oh lalu orang yang datang bersama eonni tadi adalah patner eonni?"
"Sepertinya kau banyak belajar." Kataku sambil mengacak rambutnya pelan.
"Ish, eonni hentikan. Oh ya eonni ada sesuatu yang ingin aku beritahu ke eonni." Setelah itu ia berdiri dan berlari ke kamarnya, tak lama ia membawa kotak berukuran sedang dari kamarnya dan di letakkan di atas meja yang ada di depanku.
"Apa ini?" tanyaku sambil mengambil lembaran demi lembaran kertas yang sudah tergores tinta disana.
Dia menyuruhku membacanya, sambil aku membaca Yonnie menceritakan semua hal yang terjadi yang berhubungan dengan surat-surat ini, dan juga Yonnie menceritakan bagaimana ia berkenalan dengan seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai 120, aku hanya tersenyum tekadang tertawa mendengar ceritanya.
"Bagaimana eonni apa eonni tahu siapa orang itu?" tanyanya.
"Ya! Kau ini sudah umur berapa heoh? Seperti ini saja kau ladeni." Kataku gemas sambil menyentil dahinya.
"Aw, aisshh, eonni.." rajuknya sambil memanyunkan bibirnya.
"Hehehe, kapan surat-surat ini di kirim dan kapan kau sering melihat pria itu di toko?" selidikku.
"Terakhir surat ini di kirim sekitar 1 tahun yang lalu serta orang itu juga terakhir mampir sekitar 1 tahun yang lalu beberapa jam sebelum surat ini terakhir aku terima. Namun, anehnya jika surat ini datang terkadang orang itu tak ke toko dan saat orang itu sering berkunjung ke toko tak ada surat dari si 'anonymous' itu." Jawabnya.
"Mwo? 1 tahun. Kau menyimpan surat ini selama itu?" aku tak percaya adikku ini bodoh atau polos?
"Ya mungkin saja kalau aku menyimpannya, dia akan balik lagi." Ucapnya sumringah.
"Sepertinya.. ada yang sedang jatuh cinta padangan pertama." Sindirku.
"Ti_tidak.."
"Ini dari orang yang sama." Gumamku.
"Apa eonni?"
"Entahlah, jika mendengar keteranganmu, dan dari cara ia menulis surat ini serta di hubungkan dengan orang yang bernama D.O itu sepertinya ini dari orang yang sama. Anonymuos adalah 120 alias D.O." Tutur analisaku.
"Mwo namanya D.O? Apa dia artis itu?" pekiknya histeris.
"He? Artis? Aku tak tahu tapi 120 adalah D.O."
"Eonni jika itu benar jadi selama ini aku bertemu dengan D.O yang masih belum menjadi artis, dan dia sering mengirimiku surat." Ucapnya girang.
"Em, jangan senang dulu. Nama D.O itu banyak di korea, siapa tahu D.O yang lain. Artis? Heh.." ledekku dengan suara yang sangat pelan.
"Kau tak tahu EXO eonni? Dia itu termasuk ke dalam EXO-K."cecarnya.
"Iya, iya terserah apa katamu saja, tapi aku tak ingin kau nantinya kecewa saat tahu orang itu bukanlah D.O yang kau maksud." Ujarku malas dan segera berdiri lalu berjalan ke kamar yang aku tempati lalu beristirahat untuk mengisi staminaku kembali.
2 hari kemudian...
"Muko, hari ini kita akan pergi kemana?" tanya Henry yang berada di sampingku sambil mengendarai mobil yang sedang aku tumpangi saat ini.
"Pimpinan bilang ke salah satu perusahaan manejement artis terkenal." Kataku.
"Hmm.. hebat ya pimpinan, langsung mengirimi kita mobil dan perlengkapan lainnya hanya dalam waktu 1 malam. Tapi, untuk apa kita pergi ke sana?"
"Kau benar. Pimpinan berkata 'find by yourself' " ucapku datar.
.
.
SM Entertaiment
"Hajimemashite." Sapaku pada salah satu pimpinan di perusahaan ini.
"Oh apa kalian trainer dari Jepang itu?" tanyanya.
Aku dan Henry saling pandang lalu mengangguk.
"Hai" jawabku dan Henry.
Oke, aku mulai mengerti sekarang jadi pimpinan mengirim kami kemari untuk memata-matai salah satu artis yang di duga penjahat. Huuft.. dia kira mudah memata-matai artis?! Aku tinggal di asrama lantai 4 dengan nomor kamar 268, dan partnerku di asrama yang terpisah lantai 12 nomor kamar 1208, oke karena hari ini aku tak ada latihan, lebih baik aku mencari udara segar.
Di lobi gedung SM Ent, terdapat beberapa insan manusia yang tengah berkupul sambil menunggu mobil yang akan membawa mereka menuju tempat dimana meraka akan menunjukkan skill mereka. Baekhyun, Chanyeol, D.O, Chen, dan Tao mereka sedang asik membicarakan gadis cupcake yang di sukai oleh D.O.
"Oh ya D.O, bagaimana kabar si gadis cupcake itu, kau tak pernah bercerita lagi tentangnya?" Tanya Baekhyun.
"Benar hyung, apa kau tak bertemu dengannya lagi?" timpal Chanyeol.
"Em.. itu.. semenjak kita debut aku tak pernah ke toko itu lagi." Ucap D.O jujur.
"Nama tokonya apa hyung?" tanya Tao dengan mimik ingin tahu.
"Fress and Hug." Jawab D.O.
Dan pada saat yang bersamaan rombongan Kris, Suho, Luhan, Sehun, dan yang lain datang, lalu ikut duduk di sofa yang berada dekat jendela lobi. Luhan yang tak sengaja mendengar kata 'Fress and Hug' sedikit tersentak dan langsung memposisikan dirinya duduk dengan kaki yang sedikit di lebarkan lalu menyenderkan punggungnya ke kepala sofa sambil melipat ke dua tangannya di depan dada
"Fress and Hug?" batinnya.
"Kau kenapa hyung?" tanya Lay yang ikut duduk di samping Luhan.
"Em, kau pernah dengar Fress and Hug?" tanya Luhan pada Lay dengan mimik muka di awal yang sulit di artikan.
"Tidak, memangnya ada apa?" dengan raut wajah bingung.
"Just asking." Jawab Luhan dengan senyum yang tercetak di bibir indahnya.
"Sepertinya seru sekali. Apa ada sesuatu?" tanya sang leader Suho yang ikut berimbung ke dalam lingkungan Baekhyun, Chanyeol, D.O, Tao dan Chen.
"Ah, ani hyung." Elak D.O.
"Jangan berbohong D.O..." goda Kris.
"Ya.. sepertinya D.O hyung akan mentraktir kita hari ini, bukan begitu hyung?" ucap Kai di selingi cengiran kuda.
Pletak
"Sembarangan kalau bicara." Kata D.O yang sehabis menjitak Kai.
"Appo hyung." Ringis Kai.
"Em, sepertinya ide Kai bagus juga, sebagai tanda perpisahan kita." Kata Luhan yang setuju dengan ucapan Kai.
"Memangnya hyung akan kemana?" tanya Sehun yang tak mengerti arah pembicaraan Luhan.
"Kami akan kembali ke China malam ini seusai jadwal manggung dan pemotretan." Jelas Xiumin.
"Jinja? Padahal aku ingin bersama hyung lebih lama lagi." Lirih Sehun.
"Tenanglah Sehunie, jika kami libur kami akan mengunjungi kalian." Ucap Luhan sambil merangkul pundak Sehun dan senyum manis yang terukir di bibir tipisnya.
Sehun hanya menampakkan senyum bahagianya.
"Oh, iya aku ke toilet dulu." Pamit Luhan.
"Eoh, jangan lama-lama hyung nanti keburu maneger datang." Ucap Suho.
"Arraseo." Balas Luhan dengan sedikit berteriak.
"Hyung! Hyung aku ikut!" Teriak Sehun
"Sehun kau juga?!" tanya Baekhyun.
Sehun hanya tercengir kuda lalu berlari menyusul Luhan.
2 minggu kemudian..
MUKO POV
Sudah 2 minggu sejak aku menjadi trainer dan mematai-matai artis di perusahaan ini, tak ada yang mencurigakan hanya saja aku merasa ada yang mengganjal mengenai berita tentang penyeludupan barang narkoba yang tejadi di China beberapa hari yang lalu, lalu kasus di mana ada seseorang yang berhasil menyeludupkan barang tersebut ke departement kepolisian korea di mana inspektur kami bekerja di sana. Apakah ia orang Korea yang pergi ke China lalu kembali dan ternyata orang dalam dari departement? Tapi itu tidak mungkin, aku tak di biarkan menangani kasus itu bersama Henry dan tetap fokus pada pencarian kami terhadap sesosok artis yang sampai sekarang tak menemukan titik terang. Henry pernah berkata padaku
'Muko–chan coba fikir mana ada penjahat yang mengaku apalagi dia seorang artis, kalau saja kita bisa menembus celahnya mungkin kita akan dapat titik terang.'
Aku tahu itu Henry... Tunggu dulu? Sepertinya Henry pernah berkata sesuatu sebelum ia kembali ke Jepang beberapa hari yang lalu.
'Sebab aku di kembalikan ke Jepang karena aku ketahuan melakukan sesuatu yang fatal, dari pada meluas aku berpura-pura mengundurkan diri. Dan parahnya aku lupa membawa kunci kamarku, aku titip kamarku ya Muko–chan.'
Iya dia berkata seperti itu, dan aku kesal karena ia meninggalkanku sendiri disini dan juga dia masih sempat bergurau bahwa kuncinya tertinggal, heh.. Selama 10 menit aku berfikir dan akhirnya aku menemukan seseatu
"Masaka?.." gumamku.
Aku langsung berdiri menyambar jaketku yang tergeletak di sofa, lalu segera pergi ke suatu tempat.
Asrama pria lantai 12
Aku telah berada di depan pintu bertuliskan angka 1208, aku menarik nafasku dalam-dalam. Kenapa aku jadi gugup seperti ini? Dengan perlahan namun pasti, aku memutar knop pintu kamar yang sebelumnya di tempati oleh Henry #Cklek #Cklek ku putar berulang kali ternyata di kunci, bodoh pasti sudah ada yang menguncinya, kalaupun tak di kunci aku harus memasukan passwordnya, dia tak memberitahuku. Apa aku hubungi dia? Aaa ide bagus, aku merogoh kantung jaketku di sebelah kanan dan kiri
"Aiisshh.. aku lupa membawa ponsel." Gumamku kesal
"Emm, mungkin tanggal lahirnya." Gumamku. *Tonet Bukan?
"Emm, mungkin nomor kamarnya?" kutekan digit angka disana di tambah dengan angka 12 yang menandakan lantai 12. *Tonet
"Masih salah? Arrgght, lalu berapa? Ayo fikir, berfikirlah Geun.."gumamku frustasi.
Tiba-tiba sekelebat bayangan Henry muncul 'Kau lupa aku ini sangat menyukai bahasa inggris, i like very much english, so if i want speak english than i use it.'
Inggris! Ah, benar.
"Kenapa aku baru sadar kedipan mata itu, ternyata untuk ini." Gumamku senang.
Lalu tanpa basa-basi lagi aku ketik kata entrust dan.. *Bippip
"Yes! Terbuka yuhoo..ups!(menutup mulut dengan kedua tangan) Baka baka baka, bagaimana jika ada orang yang mendengar?" Rutukku sambil memukuli kepalaku sendiri.
Tanpa basa-basi aku langsung masuk dan sebelumnya melihat keadaan sekitar ternyata aman, lalu menutup pintu dengan segera. Saat melangkah masuk ruangannya rapih, mungkin karena sudah di bersihkan, kalau begitu kertas atau benda sebagainya pasti sudah di buang. Tapi aku tak ingin menyerah terlebih dahulu, ku telusuri ruang tamu tak ada, dapur, kamar mandi, ruang keluarga, nihil.
"Haahh, lelahnya mengililingi beberapa ruangan sendirian, biasanya aku bersama Henry akan lebih mudah mencari barang bukti.." keluhku sendiri sambil bersandar pada sofa di ruang keluarga.
Aku melirik ke arah pintu yang ada di depanku, kamar. Iya hanya ruang itu yang belum aku geledah. Haruskah?
"Baiklah Muko, kau pasti menemukan sesuatu di sana." Gumamku.
Cklek
Aku sudah ada di dalam kamar yang pernah Henry tempati, di sini sangat rapih, tapi tunggu, apa itu? Aku mendekati nakas yang ada di sebelah kiri ranjang di sana ada sebuah kertas putih yang terselip di bawan himpitan vas bunga, aku membuka gorden kamar, dan sinar matahari langsung menembus kamar ini, aku duduk di bibir ranjang dan mulai membaca isi suarat yang di tinggalkan Henry
'Dear Muko–chan
Jika kau membaca tulisanku ini maka aku sudah tak ada di dekatmu lagi, you know what? Aku secara diam-diam telah masuk ke dalam akses code C dengan garis di tengahnya, ternyata dugaan pimpinan benar, saat mengunakan gunting untuk memotong rambut tapi tak ada gunting untuk pria, jadi aku menggunakan gunting kepiting dan gunakan cermin untuk memantulkannya dari arah selatan bukan utara ataupun timur. Kau harus coba permainan mandi anak-anak usia 5 tahun itu sungguh menyenangkan. You know that i'm very happy to give you a clue, get him right.
Henry'
Setelah selesai membacanya, aku meremas kertas itu lalu memakai ikat rambut yang di berikan Henry padaku beberapa hari yang lalu dan memakaikannya di rambutku yang tak pernah ku kuncir selama ini. Aku memejamkan mataku sejenak, berfikir kembali clue yang di berikan Henry.
"Wakatta. Ternyata dia..." Gumamku lirih.
Setelah itu aku segera bangkit dan keluar dari kamar 1208, dan kembali ke asramaku.
.
.
Setelah kepergian Muko dari kamar bernomor 1208, ternyata ada seorang pria yang tengah besembunyi di balik tembok yang tak jauh dari kamar tersebut, dengan santainya ia menyinggungkan senyum indahnya.
"So, the game is begin? Akh, ani ani the game is continue?" gumamnya sambil menatap punggung Muko lekat-lekat.
"Kita lihat nanti nona, apa kau akan tersingkirkan sebelum game berakhir seperti yang lainnya?" ucapnya misterius di iringi dengan senyuman licik dan tatapan yang tajam.
#Drrt.. Drrtt..
"Yeoboseoyo, ada apa hyung?" jawabnya dengan orang di sebrang sana.
"..."
"Oh, baiklah. Aku akan segera kesana." #Bip
Dorm EXO
SEHUN POV
Mengapa tiba-tiba maneger meminta kami semua untuk berkumpul?
"Hyung? Sebenarnya ada apa?" tanyaku pada Suho hyung.
"Entahlah Sehun~a, kita lihat saja nanti." Jawab Suho hyung.
"Hyung kapan di mulai? kita sudah menunggu selama 10 menit." Keluh Luhan hyung.
"Sabarlah sedikit Luhan, Tao dan Lay belum datang." Tutuh sang maneger.
"Cih orang itu lagi." Dengus Luhan hyung pelan, namun aku masih dapat mendengarnya karena posisiku yang berada di sampingnya.
"Hyung kau kenapa? Akhir-akhir ini kau terlihat sedikit murung." Ujarku yang khawatir.
"Eoh? Tidak apa Sehunie, gwaenchana." Tuturnya dengan senyum yang sedikit di paksakan.
Hyung seberapa pun kau menyembunyikan sesuatu itu akan terlihat jelas di wajahmu hyung, aku tahu. Jangan pernah menganggapku remeh, aku bukanlah anak kecil lagi dan aku tahu kau sedang banyak fikiran saat ini.
"Maaf kami terlambat." Ujar Lay hyung dan di belakangnya berdiri Tao yang sedang menutup pintu.
"Cepatlah kemari!" perintah maneger.
4 hari kemudian...
AUTHOR POV
Pagi ini seperti biasa Muko melaksanakan aktivitas barunya yang baru ia lakoni selama 4 hari yang lalu, ia terlihat lebih bebas dan senang karena sudah menemukan titik terang akan siapa orang itu. #Drrrt...Drrrt..
"Yeoboseoyo."
"..."
"Iya, aku tahu. Kau sudah menerima pesanku kan semalam? Kapan kau akan mengirimnya Henry?" cecar Muko.
"..."
"Baiklah aku tunggu malam ini." #Bip
MUKO POV
Yah.. inilah pekerjaan baruku. Aku mengundurkan diri sebagai trainer, karena aku sudah tahu targetku hanya 1 yaitu EXO. Kurasa akan lebih baik menyamar seperti ini menjadi tukang bersih-bersih dorm EXO, atau menjadi orang lain. Seperti diriku yang suka berganti wajah dan karakter, dan selama 4 hari pula sudah 2 petunjuk yang aku dapat mengarah kepada si pelaku. Pertama ada surat yang terselip di kaos kaki salah satu anggota, entah milik siapa sepertinya ia sengaja meletakkannya di sana, ingin bermain-main denganku rupanya. Pesan itu berisi
'Nona di depan bola matamu ada sesuatu, coba gunakan rumus matematika 1000 : 100 - (24 - ), lalu kau gunakan yang ada di depan matamu, setelah itu putar 90 ke kiri, maka kau akan menemukan sebuah huruf.'
Dan aku menemukannya U.
Lalu petunjuk ke dua.. 2 hari sebelumnya saat aku sedang berjalan pulang dari departement kepolisian dan aku bertemu dengan salah satu anggota exo entah siapa namanya, dia menceritakan hobi para member tapi tak menyebutkan siapa yang suka diving, swiming, play basketball, or skyting. Entahlah sepertinya di sedikit mabuk, dan mulai meracau tak jelas, akhirnya karena aku membawa mobil aku terpaksa mengantarnya terlebih dahulu, setelah sampai di sana salah seorang yang terlihat seperti keturunan karena kalau di lihat matanya bukan mata orang korea, dan ia memiliki badan yang tinggi serta rambut yang berwarna keemasaan. Dia menyuruhku masuk terlebih dahulu lalu membantuku membawa pria yang sedang mabuk ke kamarnya dan tanpa sengaja aku melihat poster dengan nama mereka di sana, saat sedang melihat lihat aku menemukan sebuah goresan kecil di salah satu sudut dekat wajah salah seorang yang bernama Baekhyun, aku melirik kanan kiri, aman dan langsung ku foto untuk ku selidiki, ada 5 orang dengan alibi huruf u.
Sesampainya di rumah aku langsung bergegas ke kamar, dan mengotak – atik ponselku, aku zoom foto yang aku ambil tadi ternyata di sana tertulis
'ExcEllEnt, haha.. ada yang berbeda dari yang lain tulisan Katakananya seperti apa? Dan lihatlah dari sudut yang bebeda.'
Baik, yang ini aku menemukan huruf H. Kalian tahu, itu berasal dari kata excellent jadi_
Dan hari ini aku mencoba memata-matai lagi dengan berpura-pura menjadi salah satu fotografer mereka dan ternyata EXO di bagi menjadi 2, K & M.
Seusai pemotretan salah seorang leader yang baru kuketahui bernama Suho berterima kasih padaku tentu aku juga berterima kasih, tapi tak menutup kemungkinan orang yang ada di depanku ini adalah penjahat.
"Sama-sama Suho–sshi aku juga berterima kasih." Ujarku seramah mungkin.
"Baiklah kami pamit." Pamitnya yang membungkuk padaku, sebelum ia pergi ku tahan dia terlebih dahulu
"Em, Suho–sshi. Apa kau pernah mendengar penjahat dari China yang berhasil kabur 2,5 tahun yang lalu dan ia menjadi artis." Tanyaku penuh selidik.
"Hmm, sepertinya tidak. memangnya ada apa?" tanyanya.
"Ah,tidak hanya bertanya. Maaf karena aku harus mengulur waktumu." Sesalku.
"Tidak apa." Selepas itu ia pergi.
Huuft, sepertinya lebih sulit saat kau tinggal sedikit lagi, kalau di pikir-pikir jika dia pelakunya saat aku bertanya seperti tadi ia akan bereaksi lebih untuk menutupinya, tapi tadi dia terlihat santai. Walau begitu, aku tak bisa tertipu, masih ada 4 orang dengan alibi U dan H.
.
.
.
TO BE CONTINUE
HanChanNeo -Han- : bagaimana menurut anda cerita di atas?
Henry: apakah peranku berakhir sampai disini?
Muko : *puk-puk be patient Henry.. #memasang mimik simpati
Baekhyun : hati-hati henry! Muko punya niat terselebung. *Evilsmirk
Luhan : anoo.. kalian sedang membicarakan apa? reviewnya saja ya teman.. v^^v
