Coffee Shop

.

.

[Guanlin and Seonho]

.

I open my eyes to the morning sunlight

I look at the time on my phone

I put on the clothes I laid out last night

And I hurry out the door

Guanlin menyerngitkan alisnya tidak suka ketika merasakan cahaya matahari menghampiri pengelihatannya. Tanpa ada niatan untuk bangun ia berdiri dari posisi tidurnya dengan mata yang tertutup dan rambut yang berantakkan.

Dia meraih handuk yang sengaja di letakannya di samping tempat tidurnya dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi di kamar.

Guanlin menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyuman tipis seakan puas dengan tampilannya di pagi hari ini. Sesekali ia merapikan topi merah kesayangannya dan pergi keluar dari rumahnya.

By myself, I hum along to the song I like to listen to everyday

By myself, I walk in between these familiar buildings

Guanlin bersenandung pelan mengikuti alur musik kesayangannya yang sering ia dengarkan tiap harinya. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh lingkungan yang dapat di raih oleh pengelihatannya.

Sesekali ia terkekeh pelan melihat anak-anak yang bermain dengan riang di taman yang ia lewati.

"Mereka mengingatkanku akan Seonho" ucapnya dengan senyuman tipis ketika melihat seorang anak kecil yang sangat mirip dengan pacarnya.

Dia melirik jam tangan pemberian pacarnya itu "ah aku terlambat" rutuknya pelan dan berlari menuju tempat tujuannya.

Monday, Tuesday, Everyday

I get by and I am well

I meet up with a lot of friends

These days, a lot of things make me laugh

Kriingg

Suara bel pintu Coffee Shop yang sering ia datangi berbunyi menandakan seseorang telah masuk ke dalam Coffee Shop itu.

"Selamat datang" ucap para pelayan Coffee Shop dengan ramah.

Guanlin tersenyum tipis dan memperhatikan seluruh interior Coffee Shop itu dengan pandangan berbinar.

"Tempat ini sama sekali tidak berubah" gumamnya pelan.

Dia memutuskan untuk duduk di bagian pojok belakang dekat jendela. Tempat kesayangannya dan Seonho. Tempat yang mejadi saksi bisu cinta mereka.

Guanlin tersenyum tipis mengingat hal-hal bodoh dan konyol yang sering ia lakukan dengan Seonho di Coffee Shop ini.

Summer,Winter,Spring & Fall

Time goes so fast

But why I am at the same place

Waiting for you?

"Anda ingin memesan apa?" Tanya seorang pelayan laki-laki ber name tag Ahn Hyungseob.

Guanlin menoleh dan menggaruk lehernya yang tidak gatal "hmm seperti biasa" ucapnya.

Pelayan itu tersenyum dan mencatat pesanan Guanlin "baiklah. Satu ice coffee Americano, satu caramel macchiato dan satu cheese cake yang di bungkus. Benarkan?" ucapnya membacakan ulang pesanan Guanlin.

Guanlin mengangguk pelan dan tersenyum "iya"

Pelayan itu memberikan nomor pesanannya dan membungkukkan badannya "kalau begitu saya permisi"

The coffee shop that we used to go to

Our coffee shop

I'm blankly sitting here, where I can smell your scent

Guanlin menatap jalanan yang lumayan sepi dari jendela Coffee Shop. Ia memejamkan matanya dan menikmati aroma khas coffee Shop yang mengingatkannya akan kenangan masa lalunya dengan Seonho.

Dia tersenyum miris dan meratapi tulisan di meja kayu Coffee Shop itu. Ukiran yang ia buat bersama Seonho sekitar 3 tahun yang lalu.

"Guanlin and Seonho Forever" gumamnya dengan sangat pelan membaca ukiran di meja itu.

I still can't forget you

Our memories still remain

So without knowing, like a habit

I came here

"hyung aku ingin caramel maccchiato dan cheese cake"

Guanlin menolehkan pandangannya ke kursi yang ada di hadapannya dengan mata yang membola.

"mengapa pesanannya sangat lama? Padahalkan Seonho udah lapar"

Guanlin terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan dirinya ketika ia tidak mendapati kursi yang sering di duduki oleh Seonho kosong. Tatapannya berubah menjadi sendu dan gelap "aku merindukanmu"

"Ini pesanan anda. Satu ice coffee Americano" ucap Seorang pelayan wanita ber name tag Jeon Somi.

"satu caramel macchiato dan satu cheese cake yang di bungkus" setelah selesai meletakkan makanan pesanan Guanlin pelayan itu membungkuk sopan "Selamat menikmati" ucapnya dan pergi.

"pelayan di sini juga tidak berubah. Selalu ramah dan sopan" ucap Guanlin menyesap ice americanonya.

Dia memposisikan caramel macchiato tepat di hadapan kursi kosong di depannya "caramel macchiato pesananmu" ucapnya dengan senyuman sendu.

Your silky hair

Your white t-shirt and sneakers

Your coy walk

I see you in my dreams but it doesn't make my heart rush anymore girl

Guanlin menyesap habis ice amecicanonya dan terkekeh pelan ketika matanya menangkap seorang laki-laki yang berjalan malu-malu di luar. Kacamata bulat dengan tinggi yang semampai. hoodie putih dengan celana jeans hitam panjang yang terlihat membentuk kaki rampingnya.

Membuatnya mengingat kembali rupa seseorang yang sangat ia rindukan.

Dia tersenyum tipis ketika melihat laki-laki imut itu memberikan sebuah kado kepada seorang wanita dengan malu-malu.

Just like how the strong coffee aroma disappears

You have faded as well, I've become indifferent

I was perfectly fine as I walked into this coffee shop

I'm used to it, the caramel scent that came from your body, right?

"I-ini untukmu kak. A-aku menabung selama sebulan penuh untuk jam tangan ini. Pokoknya hmm selamat ulangtahun kak"

Ingatan tentang hari pertama ia bertemu dengan Seonho kembali menyerangnya. Seonho memberikannya hadiah ulang tahun. Sebuah jam yang Guanlin yakini kalau itu adalah jam couple.

Dia tersenyum tipis mengingat kenangan manisnya dengan Seonho. Dia bangkit dari posisi duduknya dan memutuskan untuk pulang kerumahnya dengan cheese cake yang ia bungkus tadi.

Tanpa terasa pagi hari sudah berganti menjadi sore hari.

Monday, Tuesday, Everyday

I get by and I am well

I sleep well at night

I watch sad movies without crying

"Aku pulang" ucap Guanlin dan memasuki rumahnya yang terasa sangat sepi dan hampa.

"Selamat datang hyung"

Guanlin terdiam dan menatap sofa di ruang tamunya. Kosong. Tatapan sendu dan senyuman paksa tak dapat dia hindarin. Guanlin terdiam di posisinya. Kepalanya menunduk dengan kepala yang terkepal.

Dia mencoba menahannya. Menahan air mata yang ingin keluar. "Aku merindukanmu"

Dia sudah muak dengan semua ini. Rasa rindunya tak dapat ia tahan lagi. Dia sangat merindukan sosok hangat yang sangat di cintainya.

Guanlin terduduk dari posisinya. Dia menangis. Tangannya memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sesak. Teriakan dan erangan frustasi keluar dari mulutnya.

Bayangan Seonho selalu mengahantuinya setiap harinya. Membuatnya menjadi semakin merindukan sosoknya. Sosok yang telah ia sakiti selama ini.

"Andai waktu bisa di ulang. Aku akan memperlakukanmu dengan baik" ucapnya dengan penyesalan yang menumpuk di seluruh tubuhnya.

"Aku menyesal telah menyakitimu"

Summer,Winter,Spring & Fall

Everything is changing

But why am I at the same place

Waiting for you?

-tbc-

hallo di karenakan akun moon navi tidak bisa di buka, jadi saya re-publish di sini