Shingeki no Kyojin milik Isayama Hajime

.

Drabble super pendek. Mungkin OOC. Typo.

.

Tidak ada keuntungan materiil dari publisitas fanfiksi ini

.

Waktu sudah menyentuh tengah musim panas. Gemerincing bel mendayu-dayu.

Eren menekuk kaki di atas hamparan tatami. Wajah menengadah, tangan menopang massa tubuh, mata terpejam, merasakan sulur-sulur angin tak kasat mata membelai bukit pipi dan helai-helai rambut coklat kehitaman.

Bulir air tergelincir dari permukaan bibir gelas kaca tanpa isi di atas meja rendah di tengah ruangan. Tangan Levi dipinggiran meja, mata kelabunya menyusuri simbol-simbol alfabetis.

"Ahh ... seandainya aku menerima tawaran Jean bermain air di wahana terbaru." keluh Eren sedikit mengusik pria dewasa di belakang sana.

"Jadi kau ingin bolos les, Eren?" suara Levi spontan membuat Eren keringat dingin. "Silahkan saja. Aku tak melarangmu."

Eren mengipasi sebagian lehernya yang berkeringat. "Err ... maksudku setelah jam les ini usai, begitu ehe.. "

"Cih."

Levi menekuni kembali aktivitas mengoreksi jawaban Eren. Sirat emosi tak tampak pada sorot kelabunya.

Derit putaran baling-baling kipas menggema. Nyanyian kumbang melengking menusuk indera pendengaran. Eren mendekatkan diri ke sudut meja rendah. Mata hijau itu melirik bongkahan kulit tebal semangka di piring oval.

"Cuacanya panas sekali." jemarinya menangkup bibir gelas yang terisi sedikit cairan limun. "Gerahnya ... aku ingin semangka lagi."

Eren membawa bibirnya menyentuh permukaan silinder transparan. Di seberang sana Levi mencuri-curi pandang.

"Aahhn. Panasnya ... ughn." dengan sekali teguk, cairan limun tersedot habis.

Levi meneguk saliva dengan berat.

"Levi-sensei, putaran kipasnya belum maksimal. Aku kepanasan." Eren mengipasi lehernya lagi, "apa Anda tidak kegerahan? Mungkin suhu siang ini menyentuh angka 39 atau 40."

Levi mendecih samar, mata kelabu mencoba tak hilang fokus pada deretan simbol alfabet.

"Berhenti mengeluh, bocah."

"Aku ingin semangka segar."

"..."

"Yang ranum dan manis."

"...Aku kehabisan semangka, sialan." Levi tak melepas arah pandang pada buku Eren, "tapi ... aku punya yang lebih baik dari semangka."

Eren yang sedari awal mengipasi lehernya yang berkeringat, langsung beringsut mendekat. "Apa? Apa, Levi-sensei? Es serut?!"

Levi menutup buku jawaban Eren. Arah pandang terlempar pada sepasang batu permata kehijauan di depannya.

"Es cokelat batangan dengan cream vanilla di dalam."

Eren mengerjap.

"Kau mau, Eren?"

.

.

- Selesai -


Fiksi ini sebenarnya adalah pengalihan dari tugas-tugas yang menumpuk dan pertama kali dipublikasikan di akun jejaring sosial saya. #melipir

Timpuk saya jika mau =w=