Love Sick: Hybristophilia© VANS Voldamin

a YunJae Fanfiction

Warning: Boys Love, a lil bit Gore, OOC

.

.

.

Hybristophilia: Ketertarikan kepada seorang pelaku tindak kriminal yang sangat keji atau sadis, atau terhadap seorang pelaku kejahatan brutal.

.

.

.

Seluruh anggota keluarga Choi ditemukan tewas di kediamannya pagi tadi. Tubuh korban dimutilasi dan dipisahkan di tiap sudut rumah keluarga Choi. Kini kepolisian tengah mencari potongan tubuh korban yang belum juga diketemukan di dalam maupun di halaman rumah. Dikabarkan bahwa pelaku pembunuhan melibatkan lebih dari dua orang. Namun sampai saat ini, pihak kepolisian belum juga mengonfirmasi kebenaran terkait hal tersebut.

Keluarga Choi dikenal sebagai salah satu keluarga terpandang di Seoul. Beberapa perusahaannya berhasil menembus pasar ekonomi dunia dan menduduki peringkat kesembilan perihal perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Tuan, Nyonya beserta ketiga anaknya-

Ctik.

Benda persegi tipis itu kini hanya menampilkan display hitam. Remote control dilempar begitu saja oleh sang pemilik ke atas bantalan sofa. Mengundang tatapan penuh tanya dari seorang pemuda androgini yang tengah duduk nyaman di sofa panjang raven. Pria yang tadi melempar remote control melangkah ringan dengan torso polos menuju dapur.

Si pemuda androgini mengikuti dari belakang. "Apa kau tidak bosan melihat berita itu seharian ini? Aku saja yang melakukan itu merasa muak." Jakun pria bermata tajam serupa rubah itu bergerak konstan kala meneguk segelas air mineral dingin dari lemari es.

"Tidak. Aku hanya menyukai gaya para reporter itu. Mereka menyanjungmu tanpa sadar, itu yang kudengar."

Jaejoong terkekeh. Tangan putihnya terulur meraih gelas minum Yunho dalam genggaman. "Kau sangat luar biasa. Mereka mengira jika kau bekerja dengan beberapa orang. Tapi kenyataannya-.. Kau melakukan pembunuhan itu sendirian. Menggairahkan bagiku."

Tak ada ekspresi berarti dari Jung Yunho. Jemarinya mengusap permukaan bibir sang kekasih dalam diam. Kilatan manik hitam Yunho membuat Jaejoong tenggelam akan pesona dan gelora. "Jadi itu sebabnya kau memintaku bercinta selepas misi? Membiarkanku menyentuh tubuhmu meski tubuhku sendiri bermandikan darah para cecunguk itu. Kau tidak berubah-"

Jaejoong melenguh seduktif. "Aku mencintaimu, Jung Yunho. Dan kau membakar berahiku hingga rasanya mau meledak. Aku mencintaimu saat kau memotong tubuh para cecunguk busuk itu. Kau sangat seksi saat menggeram dan mencabut kepala putra keluarga Choi yang berani menggodaku tempo hari. Stamina luar biasa yang kau miliki, aku sangat menyukainya. Ranjang kita basah tiap malam hanya karena aku yang terangsang dengan keperkasaanmu. Aku sampai harus mengganti seprai tiap hari—tapi bukan perkara. Berminat untuk merantaiku di kolam renang? Kamar belum aku bereskan, jadi-.."

Jaejoong memekik kaget tatkala Yunho menggendongnya tanpa aba-aba. Tangan-tangan kuat nan kekar melingkari tubuhnya yang hanya berbalut kemeja putih transparan, tanpa bawahan maupun pakaian dalam.

"Boo-.. Minggu depan kita pindah ke Jepang. Takeda-sama mempromosikanku di sana."

Jaejoong melingkarkan tangannya ke sekeliling leher Yunho. Menghirup aroma maskulin yang menguar dari dada telanjang sang kekasih. "Takeda-sama amat memerhatikanmu. Dia pasti sangat bangga. Kau adalah abdi paling setia dan perfeksionis. Yakuza membutuhkan orang sepertimu."

Yunho tidak berucap sepatah kata pun. Ia lalu melempar tubuh Jaejoong ke dalam kolam renang pribadi sedalam dua setengah meter. Tak berapa lama kemudian, kepala si pemuda androgini menyembul lucu dari dalam riak gelembung air. Rambut hitam setengkuknya lepek, basah oleh air. Kemeja yang dikenakannya menyetak bentuk tubuh sensual pemilik mata doe. Yunho menanggalkan celana jinsnya, menyisakan celana dalam hitam ketat yang membungkus kesejatian perkasa.

Rantai-rantai tersemat di pinggiran kolam. Siap untuk digunakan.

Yunho melompat ke dalam kolam renang dan menyergap Jaejoong dalam kungkungannya. Menikmati tiap gesekan tubuh telanjang, meluncur di atas kulit halus selembut sutera. Persetan dengan kolam yang menjadi kotor akan aktivitas panas mereka.

Puaskan aku; maka aku akan memuaskan bagianmu.

Reguk kenikmatan bersamaku; dalam nirwana dunia.

Bakar aku dalam nerakamu; karena nerakamu adalah surgaku.

.

.

.

FIN

.

.

.