Summary: Sasuke yang berandal meskipun tampan adalah seorang pecundang di mata Hinata, siswi pandai namun bisa dibilang culun. Hinata hanya tidak tahu seberapa jenius si Uchiha bungsu itu. Dan kesalahan terbesarnya adalah berurusan dengan sang Uchiha.
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Loser! by Tana nO cherimoYa
Pair: SasuHina
Genre: Romance & Drama
Rate: T (mungkin semi M atau M nantinya?)
Warning: GaJe abis, OOC, aneh, misstypo(s), EYD tidak sempurna(?)
\(^.^)_
Happy reading minna-san~
Loser!
.
.
.
.
Uchiha Sasuke, seorang berandal jenius yang harus pindah sekolah karena kelakuannya yang tidak bisa ditoleransi lagi. Kasus terakhir di sekolah lamanya lebih parah dari kasus seorang penjahat kelas kakap sekalipun. Memang bukan membunuh atau merampok. Uchiha sudah kaya raya, harta mereka tidak akan habis sampai tujuh turunan. Ah, tidak. Mungkin sampai akhir turunan, tidak perlu susah-susah merampok. Banyak yang mendengar desas-desus bahwa kasus terakhir di sekolah lamanya adalah memotong jari-jari tangan siswa lain dalam kondisi hidup-hidup dan memberikan potongan-potongan jari siswa itu pada anjing penjaga sekolah. Mengerikan! Tak ada yang berani melawan apalagi hanya sekedar mengingatkan. Orang yang berani melakukan itu semua pasti sudah tidak sayang nyawanya dan keluarganya lagi. Uchiha tidak akan segan lagi untuk menghabisi nyawa seseorang bila orang itu mengganggu kesenangan dan mengusik ketenangan Uchiha. Alasan Sasuke, hanya
bosan dan iseng.
Lalu siapa yang berhasil mengeluarkan seorang Uchiha Sasuke dari sekolah lamanya? Jawabannya adalah Sasuke sendiri. Ya, Sasuke memutuskan keluar dari sekolah yang-menurut Sasuke-membosankan. Alasannya, jangan pernah menanyakan hal itu atau nyawamu akan melayang sia-sia. Percayalah.
,(-,-),
.
Ckiiitt!
Suara decitan rem mobil yang diinjak oleh sang pemilik. Mobil ferrari berwarna biru gelap nan mengkilap dengan tipe convertible GT, California series keluaran terbaru seharga 76.250.000 yen (setara dengan Rp ,-) berhenti tepat di tempat parkir sebuah sekolah faforit di kota itu. Konoha High School yang lebih dikenal dengan KHS. Sekolah dengan fasilitas terlengkap dan termewah yang menjadikannya favorit. Sang pemilik mobil keluar dan menampakkan seorang pemuda berambut raven yang mencuat ke atas. Wajahnya putih bersih, tampan bagai malaikat. Memakai seragam yang bisa dibilang kurang rapi atau sangat berantakan. Tapi justru penampilannya yang berantakan itulah yang membuat ia terlihat semakin tampan dan keren. Hanya tiga kata untuk pemuda raven yang satu ini. Berandalan yang sempurna. Jika mendengar kata berandalan, pasti yang terpikirkan oleh kita adalah Uchiha Sasuke. Benar, Sasuke resmi menjadi siswa KHS mulai sekarang. Tak ketinggalan suara-suara teriakan yang memekakan telinga siapapun. Suara apa lagi kalau bukan teriakan-teriakan histeris dari makhluk bernama perempuan.
"KYAAAAAAA!" Ah, pemuda raven itu sudah bosan mendengarnya.
"Kereeeeeeen!" Apalagi teriakan yang ini. Sasuke sudah mendengarnya ratusan kali.
Sasuke menghiraukan semua teriakan histeris dan para siswi yang nosebleed, bahkan pingsan karena dirinya. Ia berjalan di koridor sekolah dengan kedua tangan di saku celana bagian samping. Berjalan dengan santai di sepanjang koridor hingga
Bruk!
"Aw sa-sakit," keluh seorang gadis berambut indigo panjang yang diikat poni tail dengan poni tebal membingkai wajahnya yang menunduk. Gadis itu jatuh terduduk karena telah menabrak seseorang di depannya. Buku-buku tebal yang ia bawa ikut jatuh dan berantakan di lantai. Sakit tak ia pedulikan. Ia bergegas memunguti buku-bukunya yang berantakan sambil meminta maaf pada orang yang ditabraknya. Sasuke, yang masih terpaku di tempat.
"Ma-maaf, a-aku tidak se-sengaja," ucap gadis itu berkali-kali dengan suara yang terbata-bata dan begitu pelan.
Selesai memunguti buku-buku tebalnya, ia berdiri lalu berlari ke tempat yang ia tuju tanpa melihat siapa yang ditabraknya. Itu yang selalu dilakukan Hinata. Takut memandang mata seseorang. Karena Hinata tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ejekan untuk mata Hyuuga-nya. Mata berwarna lavender pucat khas Hyuuga itu selalu menjadi bahan olokan teman-temannya dan Hinata tak ingin lagi mendengar semua itu. Sasuke yang mulai tersadar membentuk sebuah seringaian di wajah tampannya yang mulai berjalan dengan santai lagi.
"Menarik," gumamnya pelan hingga tak terdengar oleh siapapun. Masih dengan seringaiannya.
TEET TEET TEET
Suara bel tanda masuk setelah jam istirahat berbunyi. Semua siswa masuk ke kelas masing-masing bersiap menerima pelajaran selanjutnya.
Di dalam kelas XI-A...
"Hinata-chan kenapa kau lama sekali pergi ke perpustakaannya?" tanya seorang gadis bercepol dua pada temannya yang baru masuk ke kelas.
"Hosh i-itu hah ka-karena a-aku ta-tadi me-menabrak seseorang Tenten-chan," jawab Hinata dengan napas ngos-ngosan.
"Menabrak seseorang? Siapa?" tanya Tenten masih penasaran. Hinata duduk di bangkunya sebelum menjawab pertanyaan. Bangku paling belakang di pojok kelas.
"I-itu..."
"Hm, siapa?"
"A-aku ti-tidak tahu." Dan jawaban Hinata sukses membuat Tenten menghela nafas kecewa dan kembali ke bangkunya tepat di depan bangku Hinata. Meskipun Hinata dan Tenten bersahabat sejak kelas X, mereka tidak sebangku. Tenten duduk dengan Matsuri, sahabatnya sejak di Junior High School. Dan Hinata sadar akan hal itu. Teman-teman sekelas Hinata yang lain pun juga sudah memiliki teman sebangku mereka sendiri-sendiri. Alhasil, Hinata selalu duduk sendiri.
"Tenten-chan... k-kau marah ya?" Hinata merasa bersalah pada Tenten karena memberikan jawaban yang mengecewakan.
"Tidak Hinata, aku tidak marah," jawab Tenten membelakangi Hinata dengan nada sedikit ketus. Tapi di dalam hati Tenten tertawa geli. Membuat Hinata merasa bersalah adalah hal yang paling menyenangkan bagi Tenten. Dari dulu sifat Tenten yang jahil dan usil ntidak pernah berubah.
"Ma-maafkan a-aku Tenten-chan," ucap Hinata sungguh-sungguh. Wajahnya menunduk semakin dalam.
Tenten yang menahan tawa mati-matian dan juga tidak tega akhirnya memutar badannya ke belakang untuk melihat Hinata.
"Hi-Hinata.. aku tidak marah, sudahlah," ucap gadis bercepol dua itu berusaha menenangkan Hinata yang hampir menangis. Sekarang Tenten yang merasa bersalah pada sahabatnya itu.
"Aku hanya bercanda, sudahlah jangan menangis." Seketika senyum Hinata mengembang ketika mendengarnya.
"Terima kasih Tenten-chan," ucap Hinata tulus.
"Ehem!" Suara deheman Kakashi-sensei, guru yang mengajar pelajaran saat itu menginterupsi adegan dua sahabat itu. Semua kembali ke bangkunya masing-masing tak terkecuali Matsuri yang duduk sebangku dengan Tenten. Suasana yang tadinya gaduh kini mulai tenang.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Kakashi-sensei yang dibalas dengan serempak oleh seluruh siswa.
"Anak-anak kalian akan mendapat teman baru." Bisik -bisik antar siswa maupun siswi pun memenuhi ruang kelas. Tentu saja semua tahu siapa yang akan menjadi teman baru mereka. Ralat, kecuali gadis berambut indigo yang sibuk membaca buku di bangku pojok kelas. Dia bahkan tidak tahu akan ada murid baru di kelasnya.
"Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu," perintah guru berambut perak yang melawan gravitasi itu.
Semua siswi menahan napas karena sudah tahu siapa yang akan masuk dan ralat. Lagi. Gadis berambut indigo itu masih sibuk dengan kegiatannya sedari tadi. Membaca buku. Pintu terbuka atau dibuka lebih tepatnya. Menampakkan seorang pemuda tampan berambut raven. Seragam yang ia kenakan berantakan. Berdiri di depan kelas dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi.
"Hn. Aku Uchiha Sasuke." Pemuda itu memperkenalkan diri dengan santai dan-singkat. Tapi lihat efek dari perkenalannya yang singkat itu.
"Kyaaaaaaaaa!"
"Kereeeeeeen!"
"Sasuke-kun~"
Top of Form
Teriakan-teriakan histeris dan panggilan Sasuke yang memakai sufiks -kun dengan nada secentil mungkin memenuhi ruang kelas itu. Saling berebut ingin duduk dengan Sasuke pun tak terhindarkan dari masing-masing siswi. Membuat kelas semakin riuh ramai dengan suara-suara yang memekakan telinga. Tentu saja semua siswa harus menutup kedua telinga mereka agar kemungkinan mengalami tuli bisa diantisipasi.
"Anak-anak, kalian semua diam!" Suara dengan nada tinggi dari guru berambut perak itu mampu membuat seisi kelas kembali tenang.
"Uchiha, kau duduk dengan Hyuuga di pojok belakang," ucap Kakashi yang membuat semua siswi -kecuali Hinata, menghela napas kecewa dan ingin protes. Namun siapa yang berani melawan Kakashi -guru yang selama ini sangat berwibawa di depan murid-muridnya. Sedetik kemudian pemuda raven itu menyeringai tipis hingga tak terlihat oleh siapapun.
A/N: Gomennasai chap ini pendeeeeeeeeek banget…my first fic lho, bagi yang berkenan silahkan tinggalkan jejak minna-san~
#dilarang ngflame dalam bentuk apapun!
Arigatou… m(_ _)m
Tana (lovely-heero) Top of Form
