Title : Kiss Me

Author : Jenny Park

Cast : Suho Kim, Kris Wu, Other member EXO

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Rating : T

WARNING : BL, DLDR!, Typo(s), OOC, EYD berantakan, Belum sempat diedit, pendek dan gak jelas.

Disclaimer : Exo members belong to God but this story is mine. Don't Plagiat and Bash.

.

.

Kiss Me

[Opening - Love is Fun]

.

.

HAPPY READING!

.

.

Angin sepoi-sepoi yang datang menerbangkan helaian surai hitam kecoklatan milik seseorang pemuda yang tengah tidur bersandarkan pohon. Dilihat dari wajahnya yang memperlihatkan senyum tipisnya, menandakan seseorang itu sedang bermimpi indah.

Kim Suho, nama pemuda yang tertidur dengan damainya. Tidak mempedulikan angin yang membuat sebagian rambutnya berantakan.

Terlihat pemuda yang memakai tuxedo warna putih berjalan menghampiri Suho dengan pelan. Menundukan dirinya sampai bisa menyejajarkan wajahnya ke wajah Suho. Dilihatnya wajah putih bersih tanpa cacat miliki Suho tanpa niat untuk menyentuh permukaannya.

Pemuda itu semakin lama semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Suho, pipi Suho tanpa sebab memunculkan semburat merah. Bibirnya pun dia gerakan maju, dan hingga akhirnya...

DUK!

"ADUH!"

Erangan keras dari mulut Suho mengema dengan sendirinya didalam aula. Hanya Suho yang ada diaula tanpa ada seseorang didalamnya, terkecuali Suho. Berada dibagian pojok kanan paling belakang, Suho mulai menggosok dahinya yang terbentur kursi didepannya.

"Sial! Sial! Sial! Sebentar lagikan aku sudah mendapatkan ciuman dari Kris! SIAL!" oceh Suho yang masih senantiasa mengusap dahinya.

Setelah rasa sakit pada dahinya sudah hilang, Suho mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru aula yang tadinya penuh sekarang menjadi kosong.

"Eh? Aku ditinggal lagi?"

"HAH! INI SUDAH JAM KEDELAPAN!"

Suho bergegas lari kearah pintu utama aula. Sial bagi Suho, ditengah jalan dia menjatuhkan buku, dan saat keluarpun dia menabrak sebagian pintu aula yang tertutup. Menjadikan tubuhnya hampir jatuh kalau saja tidak ada knop pintu yang bisa dia buat pegangan.

.

.

.

Jam pulang sekolah berdering tiga kali, menandakan waktu belajar untuk hari ini selesai. Serempak semua siswa dan guru bersamaan keluar kelas. Tapi beda dengan kelas 11-7 yang masih dapat jam tambahan pelajaran untuk hari ini.

Semua siswa menghela nafasnya secara bersamaan, ini mungkin sudah menjadi hal yang wajar. Karena faktanya kelas 11-7 adalah kelas yang memiliki rata-rata nilai ujian yang paling rendah.

Maka untuk membuat siswa kelas 11-7 menjadi lebih pintar sedikit, kepala sekolah mengutus satu guru yang akan mengajar di jam tambahan selama satu tahun. Namun, sebagian siswa malah memilih tidur atau mengobrl dengan teman bangkunya daripada harus mendengarkan ceramah di sore menjelang magrib.

"Hey, hey, hey, apa kau sudah mendapatkan ciuman dari Kris?"

Teman sebangku Suho yang bernama Kyungsoo bertanya sambil menyenggol lengan Suho. Hanya gelengan yang didapatkan Kyungsoo. Seseorang berambut coklat caremel yang sedari tadi mendegar pertanyaan Kyungsoo itu memajukan tubuhnya mendekat kebangku milik Suho dan Kyungsoo.

"Masa kau tidak tahu apa yang tadi terjadi kepada kakak Suho?"

Pertanyaan dari Sehun, pemuda berambut coklat ceramel itu terdengar seperti hinaan tersendiri bagi Suho. Pandangannya yang semula dia tunjukan kearah papan tulis, berubah haluan dan memilih melirik Sehun yang tersenyum gila dihadapannya.

"Memang apa yang terjadi padamu ho?"

"Biar aku jawab,"

"Ya kau Oh Sehun!"

Serempak tiga orang yang ada dibarisan pojok kiri bawah/? Melihat guru jam tambahan mereka dengan tampang tidak tahu apa-apa. Sehun yang ditunjuk oleh guru hanya sanggup memandang bolak-balik kepada dua sahabatnya yang ada didepan bangkunya.

"Saya?"

"Iya, kau kedepan mengerjakan soal itu." tutur guru tambahan itu dan menodorkan spidol kepada Sehun.

Pemuda dengan tinggi 183 mau tidak mau maju, menerima spidol pemberian guru tambahan tersebut seraya berkomat-kamit tidak jelas saat mengerjakan soal yang ada dipapan. Sementara dibelakang, Suho dan Kyungsoo sama-sama tertawa lirih.

Maksudku tadi mau menjawab pertanyaan Kyungsoo hyeong. Kok malah aku disangka mau mengerjakan soal sih! Dasar guru kurang peka...eh!

.

.

.

Pemuda manis dengan wajah bak malaikat itu terus saja mengacak rambutnya hingga tidak berbentuk lagi. Kedua temannya yang melihat singa gila hanya memasang wajah malasnya.

"Kenapa gak kau tembak saja dia hyeong?" saran Sehun.

"Kau mau mempermalukanku lagi seperti dulu huh?" sembur Suho dengan tidak santai.

"Bilang saja kau menyukainya. Bukan membuat surat yang nantinya akan Kris kembalikan kepadamu dengan koreksi kata-katamu yang salah hyeong."

Kyungsoo hanya mengangguk menyetujuinya. Si mata bulat itu masih ingat kejadian memalukan yang diterima Suho. Tepatnya saat Suho membuat surat kepada Kris, dan sehari kemudia Kris menemui Suho didepan kelas 11-7 dengan membawa surat dari Suho.

Membacakan semua kesalahan Suho saat menulis surat cinta yang didapat Kris dengan terang-terangan. Dan akhirnya kertas berwarna soft pink diserahkan kembali kepada Suho dengan tulisan 40 yang ada ditengah lingkaran berwarna merah tercetak jelas dikiri bawah.

Meskipun Suho merasa kesal dan malu diperlakukan seperti itu, lebih marah lagi kalau yang melakukannya adalah orang yang dicintainya. Tapi meskipun Suho dendam/? dengan Kris, tapi hatinya masih tetap mencintai pemuda dengan tinggi diatas rata-rata yang memiliki surai berwarna pirang.

"Tapi kalau aku gagal lagi?"

"Mungkin kau kurang beruntung hyeong. Coba kau gosok lagi, mungkin kau akan beruntung." seru Sehun dengan sedikit kekehan diakhir kalimatnya.

Dengan alasan perkataan yang membuat Suho menjadi patah semangat, Kyungsoo memukul belakang kepala Sehun dengan keras dan berdesis tidak suka kepada Sehun.

"Oh Hunse."

"YA! kau membalik namaku!"

"Siapa yang peduli anak manja...hahaha."

Dua lagi pukulan yang diterima Sehun didaerah yang sama pula. Senang sekali sih Kyungsoo memukul kepala Sehun, nanti kalau Sehun semakin bodoh bagaimana. Syukur kalau tambah pintar dan pindah dikelas 11-1–kelas untuk siswa yang pintar, termasuk Kris, kalau sampai tambah bodoh bagaimana. Kyungsoo mungkin juga tidak bertanggung jawab.

Mereka berdua yang sibuk dengan perkelahian kecil tidak melihat manik mata Suho yang mulai berkaca-kaca. Suho tidak suka kalau didiamkan seperti ini, apalagi sahabatnya sendiri yang mendiamkannya.

"Kalian sama saja dengan Kris."

"Hah?/Eh?"

"Kalian membuatku terluka, hu hu hu~."

Kyungsoo segera memeluk Suho yang tersiksa batinnya karena telah dicampakan dengan begitu mudahnya. Sehun yang melihat dua orang manusia mungil tengah ber-drama queen tidak sanggup untuk tidak memutar bola matanya.

"Kau seperti anak Tk kalau kau merajuk seperti itu Suho hyeong." ucap Sehun.

Merasakan kalau beberapa detik berlalu tanpa ada suara apapun, Sehun memberanikan dirinya melihat dua sahabatnya yang masih berpelukan. Menelan ludahnya kasar melihat wajah Suho yang lebih jelek dibandingkan sekarang, dan merasakah hawa dingin didalam tubuh Kyungsoo.

"Sehun jahat! Hwa~ Kyungsoo."

"Mati saja kau Sehun!"

"Sebenarnya aku salah apa sih!"

.

.

.

Sinar jinggabercampur sedikit warna merah sudah mulai menemani lingit biru. Matahari sudah mulai melanjutkan tugasnya, menyinari seluruh belahan bumi dengan sinar hangatnya. Hanya saha sore kali ini begitu berbeda, itu yang dirasakan Suho.

Tidak berbeda bagainama kalau sedari tadi dirinya berdiri didepan gerbang sekolah menunggu jemputan dari calon kakak iparnya yang bernama Xi Luhan. Kalau saja bukan karena jarak antara sekolah dan rumahnya tidak jahu, mungkin Suho sudah pulang dengan berjalan kaki.

Salahkan saja kakaknya, Minseok yang telah berbaik hati memaksa dirinya untuk tetap diantar oleh pacarnya. Dan sebagai adik yang patuh, Suho mau saja diantar. Dan inilah yang terjadi, menunggu pacar kakaknya dengan segenap jiwa dan raga.

"Kemana sih Luhan hyeong?!"

Suho menghela nafasnya bersamaan dengan suara segerombolan anak-anak basket yang sudah selesai berlatih. Dirinya semakin menjauh dari gerbang, berharap tidak ada yang tahu dirinya masih disekolah.

"Hey Kris, itu kan orang yang mengirimimu surat seminggu yang lalu." seru seseorang dibelakang dengan menunjuk tubuh kecil Suho. Pemuda itu bernama Chanyeol.

"Benarkah? Namja bodoh dari kelas 11-7 itu? yang kau koreksi surat cintanya itu kan?" sembur Tao dengan semangat empat limanya.

Terdengar gelak tawa oleh keduanya yang samakin membuat Suho menundukan kepalanya, memandang sepatu yang salah satu ikatnya terlepas.

"Mungkin, dia saja tidak bisa membedakan kali pertama dan pertama kali. Memalukan, dia kan sudah SMA, masa seperti itu saja tidak bisa... Bodoh." tegas Kris sambil memandang sinis Suho.

Mati saja kau Kim Suho! Sudah tidak ada lagi harga dirimu dibenak Kris dan teman-temannya. Apa yang kau pikirkan sampai mau membuat surat cinta untuk Kris. Bodoh kau Kim Suho.

"Sudahlah, kasihan dia tuh."

Namja tan yang sedari tadi hanya diam menasehati teman-temannya agar berhenti mengejek seseorang yang masih ada didepan gerbang. Dilihat dari gelagatnya, Kai tahu kalau pemuda itu sedang menahan tangisnya.

"Kenapa? Memang benarkan dia bodoh, tidak seperti kakaknya yang lulus tahun ini dengan nilai tertinggi kedua disekolah." oceh Chanyeol penuh semangat.

Suho mendengar semua kalimat yang diucapkan Chanyel barusan. Menambah rasa sakit didalam hatinya. Apa belum cukup hanya Kris yang mengatainya bodoh hingga temannya pun ikut-ikutan mengatainya bodoh, sampai membandingkan dengan kakaknya.

Terlihat sebuah montor yang berhenti didekat gerbang sekolah. Orang itu membuka kaca helm-nya, itu Luhan.

"Maaf aku tadi telat menje-SUHO!"

Luhan melotot horror melihat Suho yang berlari saat dirinya baru sampai disana. Dengan itu dia segera menyusul Suho dengan montornya, tapi Luhan melihat empat pemuda dengan seragam basket yang berdiri dibelakang gerbang.

Luhan berpikir kalau Suho marah karena dirinya terlambat menjemputnya. Namun, pikirannya beralih karena empat pemuda itu. Dia berspekulasi kalau empat pemuda itulah yang membuat Suho menangis dan pergi, karena tadi dirinya melihat air mata yang membasahi pipi calon adik iparnya.

"SUHO!" teriaknya lagi sambil menjalankan montornya.

Mereka berempat menyaksikan dengan nyata drama klasik dan terdian dengan pikiran mereka masing-masing, terkecuali Kai.

"Sudah kukatakan bukan, dia jadi malu."

"Kau menyalahkan kita Jong? Salahkan Kris!" ucap Chanyeol.

"Benar!" sembur Tao.

"Kalian bertiga salah semua!" geram Kai sambil berjalan meninggalkan tiga temannya yang masih berada diposisi mereka.

Chanyeol dan Tao segera menyusul Kai, kalau Kai sudah ngambek begitu mereka tidak akan pernah mendapatkan kimbab enak yang selalu dibawa Kai kesekolah. Bagaimana dengan Kris? Entah kenapa hati Kris tidak enak.

Apalagi melihat orang yang tadi menghampiri Suho mengarahkan pandangan mengancam kepadanya. Tatapan itu seperti mengisyaratkan akan larangan membuat masalah lagi dengan Suho. Kris sendiri tidak tahu siapa orang itu, tapi dari sekapnya, orang itu ingin melindungi Suho.

"..."

.

.

.

TBC

.

.

.

-Jae-

03.08.15