Nagi : shok… sekarang gantian ya!
Scarlet : ya iyalah kita gantian! Capek tau kalo aku yang ngetik! Nagi-san untung Cuma ngomong doang!
Nagi : ya udah, silahkeun, kamu deh yang baca, aku yang ngetik…
Disclaimer :
Tekken Blood Vengeance, belongs to Namco Pictures.
WARNING! This fic contains OOCness, gaje-ness, missing typo(s), and the other side of Author's error
Genre : masih Romance Humor
Summary : Scarlet, merasa iri dengan sahabatnya Nagi, dimana Scarlet sendiri adalah anak tunggal dan tak punya saudara laki-laki yang lebih tua. Setelah menonton film TBV, scarlet terinspirasi untuk mempunyai kakak bernama Shin Kamiya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan nasibnya? Mohon di RnR!
Rate : T (dan T+ untuk kekerasan yang tak disengaja)
This fic is our sequel to "if My Brother was Jin Kazama", and also our tribute to Shin Kamiya, who was died quickly in the movie… Kami, para fans dan mewakili seluruh author IF juga turut berduka cita atas jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100. Semoga korbannya selamat semua…
Nagi and Scarlet, presents…
If My Brother was… Shin Kamiya!
Prolog
Hari ini masih seperti hari sebelumnya, dimana aku berada di rumah bersama ayahku, dan ayahku meninggalkanku begitu saja tanpa pesan. Aku pun bingung dengan ayahku sendiri. Antara sangat sibuk dengan pekerjaannya dan pura-pura sibuk lalu berdekatan dengan wanita lain. Yang jelas, aku selalu sendiri dalam keseharianku. Entah mengapa, rumahku sangat sepi. Padahal, ayahku dapat menyewa pembantu. Tapi, ayahku sendiri tak mau melakukannya. Bahkan, tak pernah mengirimkan uang ataupun cek berisi uang agar aku bisa makan enak di rumah tanpa perlu menunggu ayahku. Di pagi ini, aku hanya menghabiskan sarapanku, cuci piring, lalu beranjak menuju motor Harvey Davidson oranyeku, dimana motor itu adalah hadiah kenangan ayahku yang saat itu masih ramah ketika ibuku masih hidup. Motor itu selalu kupoles agar kenangannya tak pudar dari ingatanku.
Meski aku selalu dihadapi hidup yang kalut, aku tetap berbahagia dan membawa semangat pagi yang ceria menuju sekolah. Itu kulakukan karena aku masih ditemani oleh sahabat sekaligus guru belajar fanfic, Nagi-san. Aku tetap terlihat bahagia dengan lelucon garing yang selalu kusimpan agar aku tetap terus tertawa bersama Nagi-san, seperti saat dahulu dimana keluargaku masih utuh.
Di jam istirahat, pikiranku masih kalut. Seharusnya, semangatku bisa menutupi perasaan kalut ini…
"kenapa, Scarlet-chan? Kok murung?", kata Nagi-san sambil memakan hotdog-nya.
"ga papa, aku Cuma rada capek kebanyakan ketawa tadi. Hihihi…", kataku sambil sedikit tersenyum.
"Kamu jangan bohong. Aku tau kalo kamu kesepian dari tadi. Iya kan!", kata Nagi-san mencoba mempermainkanku. Aku sebenarnya sudah tahu bahwa Nagi-san akan berkata seperti itu. Tapi, sikapku yang polos tetap membuat diriku mudah dipermainkan olehnya. Air mataku mulai menetes, aku mulai memeluk Nagi-san.
"Aku merasa sepi karena aku tak punya saudara laki-laki yang lebih tua dariku, aku jadi sendirian di rumah. Tidak seperti Nagi-san yang suka rusuh di rumah!"
"sudah, kamu tidak usah berkecil hati. Mungkin saja suatu saat kamu punya kakak tiri, trus kamu bisa berduaan tuh! Daripada nangis terus, nonton yuk!", kata Nagi-san sambil menempelkan DVD berjudul 'Tekken Blood Vengeance' ke depan wajahku. Pantes hidungku ga mancung…
Untuk menghilangkan perasaan muram durja, kami pun menonton film itu bersama-sama. Di film itupun, aku mulai mengetahui sosok yang lebih cocok menjadi kakakku. Sosok lelaki berambut singa bernama Shin Kamiya, yang harus mati dengan mudahnya karena urusan sepele. Terutama, dia mati di pangkuan robot Taman Lawang bernama Alisa Bosconovitch. Andai saja Lars ikut serta dalam film itu, dia pasti tak sembarangan membawa laki-laki di pangkuannya.
Sepulang sekolah, aku masih membayangkan sosok Shin Kamiya. Entah mengapa, aku sangat menginginkan sosok yang rela memperjuangkan haknya sebagai manusia, meskipun kehidupannya telah dirusak oleh segerombolan perusahaan tidak bertanggung jawab *demo di depan G Corporation*.
Oke, bektustori.
Saat menuju parkiran motor sepulang sekolah, aku melihat seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang kelaparan. Kupandangi nasi bungkus yang baru saja kubeli di kantin Mak Erot(?). Aku merasa iba melihat anak itu dibuang begitu saja. Pakaian yang compang-camping menghiasi tubuhnya yang hanya terdiri dari kulit dan tulang belulang. Anak itu memegang sebuah kotak berwarna keemasan, entah apa isinya.
"adik kecil, kenapa kamu terbaring di emperan motor? Bukannya tempat ini berbahaya?", tanyaku.
"Sebenarnya saya mau menghindar, Kak. Tapi saya udah 3 hari ga makan. Laper berat, ga ada tenaga…", jawab anak itu.
"Saya seminggu ga makan,dek. Belum tentu minggu ini saya dapet makanan seenak nasi bugkus Mak Erot", kataku ngeles.
"Tapi Kakak bisa nyari makan sendiri. Aku masih kecil…"
"Ya sudah. Kamu ambil aja nasi dari Kakak, kakak beliin lagi kalo masih kurang…", kataku sambil memberikan nasi bungkus tersebut pada anak itu. Anak itupun langsung melahapnya dalam sekejap mata. Buset dah, ini anak makan kok kaya ninja yak?
"Oh, iya. Kotak itu sebenarnya apa sih?", tanyaku soal kotak misterius yang dibawanya.
"Oh, aku lupa. Sebenarnya kotak ini untuk Kakak karena sudah nolongin aku, Kak!", kata anak itu polos.
Anak itu menyerahkan kotak yang dimilikinya kepadaku. Aku mulai sedikit penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.
"Kak, tolong jangan buka sekarang. Nanti aja ya!", kata anak itu memberikan senyuman behelnya(?).
Aku melihat-lihat bagian luar dari kotak tersebut. Di bagian atas kotak itu, tertera sebuah tulisan.
'Bagi siapapun yang memiliki benda ini, hidupnya akan sangat bahagia dan lebih berwarna…'
Tulisan tersebut terputus dan belum ada lanjutannya. Aku pun ingin menanyakan isi dari kotak itu.
"Adik kecil, kira-kira untuk apa kamu bawa…"
Belum sempat bertanya, anak itu sudah pergi meninggalkanku. Hari mulai gelap, sudah seharusnya aku pulang dan menyelesaikan kasus ini di rumah. Aku pun mulai menyalakan mesin motorku, dan segera pergi meninggalkan sekolahku.
Di rumah, aku masih mendengarkan ngePodku. Tak kusadari, aku kembali penasaran dengan isi dari kotak misterius yang dibawa anak miskin tadi siang.
Aku pun membuka kotak tersebut. Ternyata hanya berisi sebuah pensil 2B mekanik, sebuah penghapus, dan 50 buah pensil warna. Semuanya terlihat biasa, tapi aku mencoba menggambar menggunakan peralatan tersebut. Kuambil buku gambarku, dan kubuat gambarnya menggunakan pensil mekanik tersebut. Ternyata hasil gambarnya lebih halus,dan gambar diriku lebih mirip dengan Korra*). Aku mulai mencoba lagi, namun dengan tambahan Shin Kamiya di sampingku. Dan kali ini, hasil dari menggambar Shin Kamiya ala Scarlet malah mirip Miguel kena stroke, trus kesetrum aki(?). Meskipun Korra dan Miguel kena stroke ini tak bisa bersama, paling tidak di gambar ini mereka saling bergandengan tangan di atas hamparan padang rumput yag luas.
Dan tak lupa, aku membubuhkan kalimat disertai tandatanganku. Biasa, kalo udah terbiasa ngegambar, keaslian gambar harus dijaga biar ga ada yang fotokopi, betul?
Dan ini sekilas kalimatnya…
'Tuhan, jika kau mau member izin, aku hanya ingin sosok yang kugambar ini menjadi kakakku…'
Scarlet-chan.
Hoaaaaam…
Aku lelah…
Hedeuh, aku dimana? Aku siapa? Kalian yang ngumpul di depan saya, siapa kalian?
Ah, aku ngiler di meja belajarku! Hedeuh! Gambarku luntur!
Tidak! Ini sudah jam 9! Kalau terlambat bisa berbahaya!
Aku mulai terburu-buru dalam persiapan sekolah. Tak lupa menyemprotkan parfum Aksi Provokator. 'mudah-mudahan ada cowok jatuh dari langit…', pikirku dalam hati.
TUK!
Aduh! Kenapa ada sepatu nyasar disini?
Aku melongo ke atas, dan ternyata…
.
.
.
"COWOK JATUH DARI LANGIT!"
Aku mulai menyingkirkan motorku dari lokasi TKP, tapi justru malah…
BRUAK!
Aduh… ini cowok berat banget kaya truk gandeng! Somebody help me…
"Tuh! Aku bela-belain bolos sekolah Cuma gara-gara kamu! ", omelku pada anak yang pingsan ini.
KRETAK! Punggungku…
Mendadak, sosok lelaki ini mengigau,"Scarlet-chan, tolong jangan ganggu aku! Aku kakakmu, Scarlet-chan!"
Tunggu dulu, apa-apaan ini?
Kupandangi kembali sosok lelaki yang pingsan itu. Oh-My-Copooong! Dia GanGil, Ganteng Gila!
Aku pun kembali meneliti sosok tersebut. Rambut singa, kalung berbentuk semacam pedang, seragam SMA, lengan kiri yang diperban…
Hei, dia punya lengan kiri yang diperban? Itu cukup familiar untukku…
SHIN KAMIYA?
~TBC~
Nagi : sekian dari kita, tunggu chap berikutnya!
Scarlet : tapi, jangan lupa diripiu ya! Kita ga mau ngelanjut kalo jarang yang ngeripiu!
