'Heart string'

,

,

,

This is drabble AllxSehun

.

.

Warning : sama seperti warning-warning semestinya. Oh, juga GS di beberapa chapter.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

Enjoy!

.

.

Chapter 1. –XiuHun.

.

"Kak Xiumin."

Seorang gadis berambut coklat madu memanggil seorang pemuda yang tengah berdiri di halte bus sambil membaca buku. Dia berlari menghampiri pemuda bernama Xiumin itu dan berdiri disebelahnya, masih dengan memperhatikan orang itu.

Yang di lihat hanya menghela nafas dan memasukkan buku yang di bacanya ke dalam tas. Setelah itu dia hanya menatap lurus tanpa sedikitpun melirik gadis itu.

Sehun-nama gadis itu- mengernyit bingung karena di abaikan. Kini tangannya menarik-narik seragam sekolah bagian lengan Xiumin yang berwarna putih dengan dua garis berwarna biru yang melingkar disana.

"Kak Xiumin~ kak~" panggil Sehun. Namun pemuda itu masih saja mengacuhkannya.

Sehun merengut kesal karenanya. Dia menghentak-hentakkan kakinya yang terbalut sepatu converse berwarna biru muda, sehingga membuat roknya yang berwarna biru tua ikut bergoyang.

"Kakak kenapa sih? Kok aku di cuekin?" tanyanya pada pemuda disampingnya yang masih betah berdiam diri.

"Aku salah apa?" lanjutnya kemudian.

Xiumin masih tetap diam dan memilih masuk ke dalam bis yang baru datang dengan cepat. Berniat meninggalkan Sehun sebelum tangannya ditahan oleh gadis itu.

"Kak Xiumin~" rengekan itu tidak membuat Xiumin bersuara. Dia balik menghempaskan tangannya hingga pegangan gadis itu terlepas dan lanjut melangkah ke dalam bis yang akan segera melaju.

Sehun menundukkan kepalanya murung. Dia berdiri diam disana meski pintu bis telah sepenuhnya menutup. Tanpa tahu Xiumin memandangnya bimbang dari dalam.

Xiumin sendiri melihat jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. jam enam lebih empat puluh lima menit.

Hanya tinggal lima belas menit sampai pintu gerbang tertutup. Dan Sehun sudah pasti akan terlambat jika gadis itu tidak segera masuk.

Apa dia harus kembali dan mengajak Sehun untuk masuk?

'Ah tidak!' batinnya.

Dia sibuk dengan pikirannya hingga tidak menyadari bis telah berjalan. Dia segera menoleh ke belakang dan menemukan Sehun tengah berdiri menopang tubuh pada salah satu tiang halte dengan tangan yang memijit kepalanya.

Seketika Xiumin khawatir.

Apa anemia Sehun kambuh?

Apa anak itu lupa sarapan?

Apa Sehun tidur larut untuk mengerjakan tugas?

Atau mungkin Sehun pulang malam karena pergi dengan lelaki itu?

Xiumin menggeram marah karena pemikiran terakhirnya.

Sudah tentu Sehun pulang malam kemarin setelah jalan-jalan bersama lelaki yang tidak dia ketahui namanya.

Kemarin sekitar jam sembilan, Xiumin melihat Sehun bersama seorang lelaki tinggi sedang berjalan bergandengan tangan saat dia berada di dalam minimarket karena mendadak lapar, dan kulkas apartementnya kosong setelah dijarah dengan tidak manusiawi oleh teman-teman gila-nya.

Xiumin bahkan melihat dengan jelas bagaimana lengan kurus Sehun melingkar erat pada tangan lelaki itu sambil tertawa ceria.

Hanya dengan mengingatnya saja sudah membuat kepalanya pusing. Lebih baik Xiumin mengistirahatkan kepalanya untuk ulangan matematika nanti.

-0x0x0x0-

.

.

.

Xiumin baru saja akan memasuki gerbang saat dia melihat Sehun turun dari atas motor berwarna merah di sebelah kanan gerbang.

Inginnya sih lebih baik dia tidak tahu. Tapi warna merah itu terlalu mencolok loh!

Dan apa-apaan itu?!

Lelaki yang membuatnya semalaman menahan diri untuk tidak menyantetnya(?) itu dengan seenak dengkulnya menggusak kepala Sehun sayang, jangan lupakan senyum menenangkan tersemat disana.

Oh, apa Xiumin baru saja mengatakan kalau senyum orang itu menenangkan? Maksud Xiumin disini adalah 'menggoncang jiwa raga hingga membuat tangannya ingin segera menusuk nusuk boneka voodo milik Luhan-yang katanya imut- yang telah dia tempeli wajah derp bin absurd lelaki kurang ajar itu.'

Nah itu maksud Xiumin. Diralat loh ya.

Nah, nah, apa lagi itu?!

Mereka terlihat seperti sepasang suami istri muda sekarang.

'Pake acara cium-cium tangan lagi!' batin Xiumin.

Xiumin segera melangkahkan kakinya kembali ketika Sehun sudah selesai dengan acara 'sungkem-menyungkem'nya.

Dia tampak tidak peduli meskipun dalam hatinya tengah berkobar api dari singgahsana hades.

"Kak Xiumin!" panggil Sehun. Langkahnya dipercepat agar bisa mensejajari Xiumin yang tak menggubrisnya.

"Kakak kenapa sih sebenernya? Kenapa ngacuhin aku kaya gini?" tanya Sehun disampingnya.

Xiumin melirik Sehun dingin tanpa menjawabnya. Dia malah mempercepat langkahnya dan meninggalkan Sehun di belakang.

Sehun sendiri berhenti mengikuti Xiumin saat tubuh pemuda itu hilang di persimpangan tangga menuju kelas tiga.

Dia menghela nafas dan memutar langkahnya menuju kelasnya. Kelas sebelas dua.

-0x0x0x0—

Oh Sehun membuka pintu kelasnya tanpa semangat. Berjalan pun seperti diseret. Hal itu membuat seisi kelas yang sebelumnya ramai menjadi senyap.

Terang saja, Sehun merupakan salah satu mood maker di kelasnya bersama Kyungsoo dan Jongdae yang notabene sahabatnya. Dan melihat Sehun datang tanpa semangat seperti itu, sudah pasti maknae kesayangan itu sedang dirundung masalah.

Dan biasanya itu karena satu orang.

Kim Minseok atau biasa Sehun panggil Xiumin. –Sehun orang Cina, dan dia suka memanggil Minseok dengan Xiumin-

"Kali ini kenapa, hun?" tanya Kyungsoo yang duduk sebangku dengannya. Dia baru datang dari toilet dan dihadapkan dengan suara kelas yang biasanya riuh bak pasar tumpah menjadi sepi.

Teman-temannya menatap Sehun yang duduk menopang dagu melihat jendela dengan pandangan kosong. Orang-orang itu mengalihkan pandangan mereka dan menatap Kyungsoo seolah mengatakan 'Urusanmu!'. Melihat itu, Kyungsoo mengangguk mengerti.

Gadis bermata bulat itu menggenggam tangan Sehun, sedikit meremasnya untuk menyadarkan si empu. Dan cara itu kurang lebih berhasil, Sehun memandangnya sebentar, menghela nafas kemudian balik pada posisi awalnya. Melamun.

Hingga Jongdae datang dan duduk di bangku depan Sehun tanpa memutar bangkunya. Dia mencubit pipi Sehun dan menarik nariknya hingga si pemilik mengerang sakit.

"Adududuh~ sakit!" protesnya.

"Abisnya kamu ngelamun terus!" protes balik Jongdae. Pemuda ini memang suka mencubiti pipi Sehun, lihat saja leher Kyungsoo yang kadang kadang memerah karenanya. Eh, itu dicubit bukan sih? Jongdae dan Kyungsoo pacaran, omong-omong.

Kyungsoo menatap Jongdae sebentar sebelum berucap. "Kak Minseok ngapain kamu?"

Sehun yang semula melotot pada Jongdae tersentak, kemudian sinar matanya meredup. Dia menggeleng hingga rambutnya yang berwarna coklat madu turunan dari ayahnya yang berkewarganegaraan kanada bergoyang seirama kepalanya.

"Aku nggak tau." Ucapnya pelan. "Kak Xiumin nggak kasih tau." Adunya.

"Kamu nggak peka kali. Inget-inget dulu kamu ngapain Minseok." Ucap Jongdae 'sopan'. Dan berkat ucapannya itu dia mendapat cubitan pada lengannya dari Kyungsoo.

"Kak Minseok itu senior kamu juga! Sopan dong, panggil kak, kek." Protes Kyungsoo. Jongdae malah manyun mendengar itu.

"Kamu kok ngebelain senior itu sih." Gumamnya sebal.

Kyungsoo beralih pada Sehun. "Kok bisa gitu?" tanyanya pelan.

Kyungsoo lebih lembut dari Jongdae dalam menghadapi Sehun, sebenarnya.

Kalau Jongdae itu lebih ke ceplas ceplos, Kyungsoo lebih lembut. Namun walau begitu dengan cara mereka masing-masing, mereka tetap bisa menyelesaikan masalah. Plus rasa 'nyelekit di hati' bonus dari Jongdae.

"Aku nggak tau, kyungsoo~" ucap Sehun setengah merengek.

Ugh, Sehun imut sekali kalau begitu. Kyungsoo hingga menahan diri untuk tidak mencubiti pipi Sehun.

"Kamu ini bodoh apa gimana sih? Mana mungkin pujaan hatimu itu marah kalau nggak ada sebabnya? Harusny- aduh! Kyungsoo! Kenapa kepalaku dipukul sih!"

Si tersangka malah mendelik pada Jongdae. Kekasihnya ini tidak bisa ya kalau tidak menjahili Sehun sekali saja. Lihat sekarang, maknae itu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di meja sambil sesekali menggumam 'Huee, aku di bilang bodoh.'

"Sehun." Panggil Kyungsoo. Dia menarik lengan Sehun hingga gadis itu duduk dengan benar. Matanya memerah dan berkaca-kaca.

"Aku beneran nggak tau aku salah apa. Kak Xiumin tiba-tiba aja marah sama aku. Mungkin memang aku salah, tapi aku nggak tau dimana salahnya." Bela Sehun. "Aku nggak bodoh kok."

Mendengar ucapan terakhir Sehun. Diam-diam Kyungsoo menendang betis Jongdae. Dan diam-diam pula, Jongdae mengumpat dalam hati.

"Iya, aku ngerti. Tapi Sehun, kamu nggak ngerasa aneh?" tanya Kyungsoo pelan. Dia melirik pacarnya yang juga menatapnya penuh arti. Jongdae mengangguk mengerti.

"Kamu nggak ngerasa kalau kak Minseok itu lagi cembu-..."

Ucapan Kyungsoo terputus karena bel masuk yang berbunyi. Membuat sepasang kekasih itu menggeram pelan karena gagal menuntaskan misi 'Memperbaiki-hubungan-Minseok-Sehun-agar-mereka-mendapat-traktiran-gratis'

Benar saja, setiap suasana hati Sehun dan Minseok sedang baik, dua sahabat Sehun ini pasti ikut kecipratan bagian. Tapi bel masuk itu menggagalkan segalanya.

-0x0x0x0—

"Sehun, kamu dipanggil cowok ganteng di depan gerbang."

Baru saja bel istirahat berbunyi, Luna-anak kelas sebelah- mendatanginya dan mengatakan hal itu. Ditambah lagi ekspresi wajahnya yang... entahlah, tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata lah pokoknya.

"Siapa ya?" gumam Sehun. "Oh, iya makasih Luna."

Sehun segera memasukkan bukunya dalam tas dan pergi keluar kelas. Meninggalkan Kyungsoo dan Jongdae yang memanggil namanya.

"Yaelah, gagal lagi kan, yang." Ucap Jongdae yang dibalas anggukan oleh Kyungsoo.

"Tapi yang dimaksud Luna siapa ya?" tanya Kyungsoo. Jongdae sendiri menggeleng.

"Aduh, inikan tanggal tua, mereka berdua pake acara marahan lagi. Kan nggak bisa di traktir." Gumam Jongdae lesu. Kyungsoo sendiri sama lemasnya.

Ugh, tinggalkan saja pasangan kurang modal ini.

-0x0x0x0-

"Sehun!"

Sehun berhenti tepat di depan orang itu.

"Kak Yifan, kenapa kesini?" tanya Sehun.

Yang dipanggil Yifan itu mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya dan memberikannya pada Sehun.

"Bukumu ketinggalan nih."

"Oh iya, aku lupa. Untung kakak anterin, kalau nggak..." Sehun bergidik sendiri karena bayangannya tentang guru yang super duper 'keren' itu.

Yifan terkekeh pelan dan mengusap rambut Sehun pelan.

"Dari dulu tetep aja pikun." Ucapnya setengah mengejek. Sehun cemberut karenanya.

"Aku nggak pikun!" belanya. "Eh, by the way makasih ya kak."

-0x0x0x0x-

Xiumin melangkah malas menuju kelas Sehun. Setelah di beri kultum-ah sepertinya itu tadi lebih dari tujuh menit- oleh sahabat idiotnya karena sikapnya yang mengacuhkan Sehun tadi pagi, ditambah sikap dramatis Baekhyun karena melihat Sehun yang tampak pucat tadi membuatnya jengah.

Menyesal sih menyesal, tapi dongkol juga tetap ada.

Apalagi saat itu Sehun bilang kalau dia mengantuk dan akan tidur. heh, apanya yang mengantuk?

Tapi Xiumin juga tidak bisa seperti ini juga. Berperang dingin dengan Sehun akan berdampak tidak baik pada hatinya.

"Sehun, kamu dipanggil cowok ganteng di depan gerbang." Suara itu membuat Xiumin berhenti melangkah. Dia membalikkan badannya saat melihat Sehun berlari dari dalam kelas menuju gerbang tentu saja. Untunglah posisi Xiumin agak jauh dari pintu kelas sebelas dua.

Dengan penasaran, pemuda Kim itu mengikuti Sehun dengan langkah cepat. Xiumin buru-buru menyembunyikan diri di balik pohon besar yang berada tak jauh dari gerbang. Dengan begitu dia bisa melihat interaksi dua orang itu dengan jelas.

"Si tiang itu hobi sekali mengusap rambut! Seharusnya dia mendekati nenekku saja." Gumam Xiumin kesal.

Tidak sadarkah kalau nenekmu bahkan sudah tidak punya rambut?

Oh, namanya juga cemburu.

Dia melotot sejadi-jadinya saat melihat lelaki itu mencium kening Sehun.

'Cukup sudah!'

Xiumin berlari dari persembunyiannya dan menubruk orang itu. Kepalan tangannya menghantam wajah orang sok cakep itu-menurutnya. Dan bisa Xiumin pastikan kalau tinjuannya tadi sangat keras. Buktinya tangannya sampai berdenyut.

Sakit di tangannya hingga tak terasa sangkin amarahnya yang memuncak.

Sehun yang kaget langsung menarik lengan Xiumin, mencegah baku hantam yang akan semakin panjang jika sampai Yifan membalas.

"Kak Xiumin, udah." Ucap Sehun menahan Xiumin yang masih memberontak.

Yifan mengusap sudut bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah. Dia segera bangkit dan hendak melayangkan tinju balasannya jika tubuh Sehun tidak segera mendekapnya.

"Udah kak Yifan, udah." Katanya.

Xiumin yang awalnya sudah berangsur tenang mulai terpancing amarah lagi melihat Sehun. Dia menarik lengan Sehun hingga membuat Sehun jatuh dalam dekapannya. Dia menatap orang dihadapannya tajam.

"Nggak usah ngedeketin Sehun lagi." Ucapnya dingin.

Setelah mengucapkan itu, Xiumin segera menarik Sehun untuk pergi, membelah kerumunan siswa yang menonton pertunjukkan tadi.

Yifan hanya melotot sambil mengumpat. Tapi segera pergi dari sana karena kesal dengan tatapan siswa disana, seolah olah dia lelaki tidak tahu diri yang merebut kekasih orang.

'Sialan!'

-0x0x0x0-

Sehun terus diseret oleh Xiumin hingga menuju atap. Pemuda itu membanting pintu atap keras sebelum jatuh terduduk dan menggeram.

Sesekali umpatan terdengar memecah keheningan.

Sehun masih syok. Melihat dua orang yang disayanginya hampir terlibat baku hantam. Matanya yang berwarna biru menatap Xiumin yang duduk di sebelahnya. Gadis blasteran itu menghela nafas dan duduk disamping Xiumin.

"Sekarang kak Xiumin kenapa?" tanyanya. Sehun menarik sapu tangan biru dari saku roknya dan membersihkan darah dari tangan Xiumin. Dia bergidik membayangkan bagaimana keadaan wajah Yifan selanjutnya.

Sampai plaster menempel rapi di tangan Xiumin, pemuda itu tidak juga bersuara, malah mengalihkan pandangannya dari Sehun, memilih menatap lantai dibawahnya nyaman.

Sehun dengan sabar berdiri dan duduk di depannya. Xiumin duduk denggan menekuk kakinya, membuat kedua lututnya sebagai sandaran dua tangannya. Jika begitu, posisi Sehun adalah ditengah-tengah kungkungan kaki Xiumin. Ugh, itu romantis!

Gadis itu menangkup wajah Xiumin yang mengkerut kesal agar menatapnya, kemudian tersenyum pada Xiumin.

"Aku ya nggak tau kalau kak Xiu nggak ngasih tau aku." Ucapnya murung. "Kak Xiumin ngomong dong. Kak Xiumin benci sama aku?"

Xiumin buru-buru menggeleng. Sekalipun dia tidak pernah bisa membenci Sehun. Mungkin hanya kesal, atau cemburu lebih tepatnya.

"Terus kenapa? Kenapa juga kakak nonjok kak Yifan tadi."

Pertanyaan Sehun membuat Xiumin kembali menekuk mukanya kesal. Gadis ini kenapa tidak peka sih?!

"Ya udah kalau kak Xiumin nggak ngasih tau. Maafin Sehun."

Sebelum Sehun berdiri, Xiumin menarik tangan Sehun hingga gadis itu terjatuh dalam dekapannya. Xiumin menenggelamkan wajahnya pada perpotongan bahu Sehun. Dia bergumam sesuatu yang membuat Sehun mengernyit.

Sehun menarik kepala Xiumin agar sejajar dengannya.

"Kalau kakak ngomongnya kaya gitu, aku juga nggak ngerti." Sehun tertawa karena melihat wajah Xiumin yang cemberut. Xiumin yang kesal ditertawakan kembali memeluk Sehun. Kini dagunya yang dia sandarkan pada bahu sempit gadis ini.

"Aku nggak suka kamu bohong sama aku." Ucap Xiumin pertama kalinya.

"Bohong gimana?" Sehun bingung. Pemuda bernama asli Kim Minseok itu mengeratkan pelukannya.

"Kamu keluar sama cowok tadi semalem eh tadi pagi juga, pake mesra-mesraan pula. Terus tadi cowok bejat itu seenak udelnya nyium kamu. Aku nggak suka." Ujar Xiumin akhirnya. Melihat Sehun yang tidak bereaksi dia menghela nafas.

"Aku cemburu, hun. Makanya aku tonjok cowok tadi." Adunya kemudian. Setelah mengatakan itu, Xiumin merasa beban di pundaknya terangkat seluruhnya. Dia menarik diri untuk menatap Sehun yang tersenyum lembut padanya.

"Kak Xiumin nggak perlu cemburu kok." Ucapnya. Sehun memberanikan diri mengecup pipi Xiumin.

"Aku kan pacarnya kakak. Mungkin juga calon istri kakak kalau kakak mau." Kini hidung Xiumin yang dikecup oleh Sehun.

"Aku Cuma cinta sama kakak, kok. Beneran." Xiumin kaget saat Sehun dengan berani mengecup bibirnya singkat.

"Kalau kakak cemburu jangan ngediemin aku kaya tadi. Bilang aja ya."

Melihat senyum sehun membuat Xiumin tidak kuasa menahan diri untuk mengecup bibir merah muda itu. Dia menyatukan bibirnya dengan Sehun dan melumatnya kecil, menimbulkan erangan dari pihak gadis.

Tapi kemudian Sehun menarik diri dengan tiba-tiba membuatnya mendesah kecewa. Xiumin menatap bingung Sehun yang memandangnya ngeri.

Ucapan Sehun selanjutnya seolah membuat beban yang tadi terangkat kembali menimpanya dengan jumlah berpuluh-puluh kali lipat.

"Kak, yang kakak tonjok tadi kakakku yang aku ceritain dulu, yang tinggalnya di kanada itu."

Bagaimana Xiumin bisa sebodoh itu?!

. .

Tbc.

Holla~

Jieya kembali lagi dengan ff baru. Abisnya lagi pusing mikirin ending ff 'All about love'nya.( Tentang ending ff 'All about love', tenang aja, jieya nggak segila itu-meski emang gila- buat maksain alur yang kek gitu. Kan aneh juga fluff terus nukik ke angst. Sekalipun endingnya gitu mungkin jieya buat yang baru, nggak akan ngerombak tu ff fluff. Becanda cuy, becanda. Jangan giles saya. ^.^)

Ya gini deh jadinya, buat pengusir bosen aja. Betewe, ini panjang banget ya? Nggak apa apa kan? Iya nggak apa apa. Hohoho. Bahasanya emang sengaja jieya buat ringan kek gitu, biar nggak ngebosenin aja tujuannya. Tapi kalau ngebosenin, maaf oke :-P

Disini jieya ngebayangin Xiumin pas di mv nya Jin yang gone itu. Ugh, kece-kece gimana gitu. Kenapa chapter satunya Xiumin? Karena jieya lagi kesemsem sama ni abang kece. Kepikirannya Xiumin duluan. Secara dia kan tetua-nya.

Oh satu lagi, buat 'anda yang tidak saya sebutin penname nya', tolong ya, saya disini tidak mengambil keuntungan apa-apa, jadi mohon dihargai. Kalau anda tidak suka dengan cerita imajinatif yang saya buat, anda tidak perlu repot-repot membacanya, toh itu juga akan menghabiskan kuota anda. Saya sih tidak begitu peduli dengan kuota anda, tapi karena anda nge-pm saya dengan bahasa yang tidak enak di baca, ya saya terpaksa jelasin disini, lagian pm saya lagi rusak.

Kalau anda nggak suka sama posisi 'Uke' dan 'Seme' yang saya tentukan di ff saya itu urusan anda, bukan saya. Saya nge-post pair yang jadi fav saya. Dan itu terserah saya kalaupun saya akan nge-post pair SoomanxDoraemon sekalipun.

Disini saya suka Sehun sebagai uke. Jadi buat ngepas'in, saya buat Sehun jadi GS di beberapa chapter karena akan aneh 'buat saya' kalau misalnya Kyungsoo atau Baekhyun atau siapa sajalah yang biasanya ber-posisi uke terus jadi seme buat Sehun. Anda bisa bayangin? Kalau nggak bisa nggak apa-apa, mungkin bukan ukuran pikiran anda. ^_^ saya nggak marah lho. Ini saya klarifikasi supaya anda tidak marah-marah lagi sama saya tentang Sehun yang jadi uke di ff all about love ataupun ff di akun saya yang dulu. tapi Sehun imut juga kok :-D

Damai ya bro, jangan suka usil jadi orang.

Oh. Reviewnya dong.

Saran ya chapter depan mau pair yang mana. Jieya usahain nggak absurd-absurd banget deh.

Akhir kata.

Mind to review?

.

.

Xiumin merasakan keringat dingin mengalir melewati pelipisnya. Dia deg-deg'an sumpah.

"Jadi orang ini –tunjuk- ngebikin gue bonyok Cuma gara gara itu?!"

Omaigod!

"Eh, nggak Cuma itu kok kak Yifan, kak Xiumin lagi ada masalah di sekolah jadi kak Xiumin khilaf gitu." Bela Sehun. Ya meskipun itu bohong, tapi setidaknya kekasihnya ini mencoba membantu kan?

"Nggak bisa gitu dong hunie sayang. Khilafnya begundul ini ngebuat wajah kakakmu bonyok tau nggak." Ucap Yifan.

Pipinya membiru dan terlihat kontras dengan kulitnya yang putih. Jika Xiumin tak ingat posisi mungkin dia sudah tertawa terbahak-bahak karenanya. Tapi Xiumin masih sangat Cinta Sehun. Jika dia mengiyakan pikirannya tadi, bisa dipastikan dia terancam tidak bisa membuat Sehun menjadi nyonya Kim nantinya.

"Maafin saya, kak." Ucap Xiumin sopan. Bagaimanapun juga orang ini adalah calon kakak iparnya.

"Ooo nggak bisa segampang gitu." Yifan menatap Xiumin menyebalkan.

"Lo musti tanggung jawab!"

Xiumin dan Sehun kompak meneguk ludah begitu mendengar suara Yifan yang berat menyeramkan.

"Kakak nggak minta kak Xiumin nikahin kakak kan? Terus kak Suho gimana kalau kakak 'belok'?" tanya Sehun dengan mata berkaca-kaca.

Jika ini di dalam manga mungkin sudah terlihat perempatan siku-siku yang tercetak di dahi Yifan.

Yifan menyeringai kejam kemudian.

"KAKAK KEJAAAMM!" teriak Sehun.

Xiumin sendiri sudah terbaring lemas di lantai apartement Yifan. Nafasnya tak teratur. Ingatannya menerawang saat kakak Sehun itu mengucapkan syaratnya dengan nada yang mencurigakan.

"Bersihin apartement gue selama tiga bulan penuh." Ucapnya saat itu dengan seringai yang tak luntur. "Cuma lo. Sehun nggak."

"Hun, ini namanya kerja rodi." Gumamnya pada Sehun.

Sehun yang semula berdiri segera berjongkok di samping Xiumin.

"Aduh, maafin aku ya kak. Aku lupa kalau kak Yifan itu jorok banget." Xiumin mengangguk. Ini mah bukan jorok lagi, tapi sudah seperti tempat pembuangan sampah yang terkena angin topan! Tidak bisa dibayangkan.

Tapi demi Sehun, Xiumin harus bertahan hidup!

"Ini minum dulu kak." Ucap Sehun sambil mengangsurkan segelas air yang langsung tandas begitu berpindah pada tangan Xiumin.

Yifan melewati dua sejoli itu dengan santai sambil memakan sosis yang baru dibelinya. Dengan seenak hati orang itu membuang bungkus sosis sembarangan meskipun disampingnya ada tempat sampah.

Pemuda tinggi itu pun dengan sengaja menendang tempat sampah hingga isinya berhamburan keluar.

"Ups, nggak sengaja." Ucapnya sembari berlalu pergi.

"KAK YIFAAANNN!"

Oh, Xiumin merasa nyawanya telah berada di ubun-ubun sekarang.

Selamatkan Xiumin dari siksaan iblis yang menjelma menjadi calon kakak iparnya itu.

-really end for this chapter—

.

.