TRIANGLE

By

Yaya Chocho Brown

Chapter 1

.

.

.

.

Selalu seperti ini. aku bosan jika selalu saja Temari yang dijodoh-jodohkan dengan Sasuke. Sekali-kali akupun ingin di gosipkan dengan Sasuke. Aku tak akan munafik disini, oke. Aku memang menyukai Sasuke sejak pertama kali melihatnya. Sampai suatu saat, tepatnya baru saja kemarin, sahabatku tercinta-Temari-menggemparkan satu kelas dengan pengakuannya, bahwa ia menyukai Sasuke.

Si pangeran Kutub utara dengan mahkota pantat ayam.

Apakah aku jengkel? Tentu saja. Mana ada gadis yang merasa tak jengkel jika laki-laki yang sudah di sukainya sejak lama juga mencuri hati sahabatnya juga. Aku bahkan sampai berniat membunuh si Pantat ayam yang telah menyebabkan hubungan rumit antara aku dan sahabatku itu. namun aku segera menyadarkan diriku sendiri bahwa semua itu bukan sepenuhnya salah pantat ayam itu. Kesalahannya hanyalah karena ia mempunyai wajah tampan, kepribadian cool condong ke misterius dan pintar. Hei! Jangan memandangku dengan pandangan seperti itu. Aku mengatakan sebuah fakta tau!

Oke mari kita kembali ke ruang kelasku yang saat ini sedang gaduh-gaduhnya karena guru kami hari ini tidak masuk. Ada urusan katanya. Bah! Menggelikan. Asal kau tau aku tak percaya dengan apa yang dikatakan guru kami itu. Karena tadi saat aku berangkat sekolah, aku melihatnya sedang menggandeng tangan seorang wanita seksi dan masuk kesebuah café yang cukup mewah. Modus guru muda yang masih single.

Temari sedang dikerubungi oleh gadis-gadis penggosip yang haus akan berita tentang Temari dan Sasuke. Bisa ku lihat dari sini bahwa Temari agak tak nyaman dengan berondongan pertanyaan dari gadis-gadis tersebut, tapi memang dasarnya Temari adalah seorang yang baik., makanya ia masih menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan padanya.

Kemudian aku alihkan pandanganku kearah pangeran sekolah. Uchiha Sasuke. Si cowok yang sedang di gosipkan dengan Temari. Ia terlihat tenang-tenang saja dengan novel yang ada di tangannya sekarang. Sama sekali tak terganggu dengan gossip yang beredar tentang dirinya. Dia juga tak akan dapat serangan dari gadis-gadis penggosip yang saat ini mengerubungi Temari. Alasannya sangat jelas. Kau tak akan mudah membuat seorang Uchiha buka mulut.

Aku alihkan lagi pandanganku kearah Temari. Gadis itu masih bisa tersenyum dengan menjawab semua pertanyaan dari gadis-gadis menyebalkan itu. Padahal aku tau dari raut mukanya bahwa ia sudah sangat tidak nyaman dengan suasana tersebut.

Terkadang aku sebal sendiri dengan Temari. Kenapa juga ada gadis sebaik dia. Sampai baiknya sampai tak mampu mengusir gadis-gadis menyebalkan seperti mereka.

Akhirnya, karena aku sudah merasa sangat kasihan dengan Temari yang saat ini hampir mati risih disana, maka aku berdiri dan menghampiri gerombolan para gadis penggosip itu dan menarik Temari keluar dari lingkaran setan tersebut.

Ku dudukan Temari di tempat duduknya dan aku sendiri duduk di tempat dudukku yang berada tepat di sebelah tempat duduk Temari. Baru saja kami duduk, si heboh dari kelas kami, yakni si Naruto sudah berdiri di depan bangku kami dengan senyum nyengir cerianya yang menurutku gaje.

"Temari-chan!" teriaknya dengan suara supernya itu. Membuat aku dan Temari harus menutup telinga sebal. Sebenarnya hanya aku yang menutup telinga sebal, sedangkan Temari menutup telinganya dengan tersenyum. Benar-benar gadis yang sangat baik.

"aku sudah mengetahui semuanya Temari-chan!" suara Naruto masih saja seperti Toa. Tidakkah ia sadar bahwa aku dan Temari merasa terganggu dengan suara toanya itu? "dan aku akan membantumu mendapatkan Teme. Aku janji Temari-chan! Kau pasti akan mendapatkan Teme!" lanjutnya sambil mengenggam tangan Temari. Sedang Temari hanya tersenyum risih dengan sikap Naruto.

"Mari menyatukan Temari-chan dengan Teme!" Teriaknya penuh semangat menggemparkan seluruh kelas. Membuat aku dan seluruh penghuni kelas sweetdrop kecuali Sasuke yang cuek bebek dan Temari yang memerah karena malu.

-000-

Aku menatap orang-orang di depanku ini, (Naruto, Ino, Gaara, Hinata, Neji, Shikamaru, Tenten serta Karin dan Kiba) yang saat ini sedang berkonfrontasi menjodohkan Sasuke dan Temari dengan pandangan tak percaya. Aku baru saja mendengar bahwa mereka hendak menyuruhku memberi tau Sasuke tentang rencana mereka yang nanti malam akan hang-out bareng dan berniat mengajak Sasuke demi lancarnya perjodohan antara Temari dengan Sasuke yang di sambut dengan anggukan malu-malu Temari dan wajah tak percayaku.

"kenapa harus aku?" tanyaku setelah sekian lama mematung karena mendengar rencana mereka yang menurutku sangat jahat. Ya, menurutku mereka sangat jahat padaku, dengan memaksaku bergabung bersama tim sukses TEMSASU-nama yang mereka berikan pada orang-orang yang mendukung pasangan Temari-Sasuke-. Aku sebagai sahabat Temari yang baik hati, tentu saja harus ihklas-padahal sama sekali tidak- mendukung Temari.

"Sakura-chan. Selama inikan hanya kau gadis yang berani bicara pada Teme, masak soal begini saja kau tidak mau. Ayolah Sakura-chan! Kan ini demi Temari-chan juga." Bujuk Naruto dengan wajah memelasnya.

'Aku bukannya tidak mau Naruto. Tapi coba kau yang ada di posisiku saat ini. apakah kau tak sakit hati jika kau juga mendukung jadiannya orang yang kau cintai dengan sahabatmu? Aku tidak mau Naruto!'. Ingin sekali aku meneriakan kalimat itu di depan wajah Naruto agar ia tak terus menerus memaksaku bicara dengan Sasuke.

"kenapa tidak kau saja yang berbicara dengannya? Kau kan sahabatnya?" aku masih berusaha mengelak.

"Teme tak akan mendengarkanku Sakura-chan." Jawab Naruto memelas.

"lalu, atas dasar apa kau menyimpulkan bahwa ia akan mendengarkanku?" kali ini aku berbicara dengan intonasi agak tinggi. Aku memang sudah sangat sebal dengan Naruto.

"hehehhe, feeling." Jawabnya cengengesan sambil menggaruk kepalanya. Aku sudah ingin melemparnya dengan sepatuku ketika suara Temari menginterupsi kegiatan yang baru saja akan aku lakukan itu.

"aku mohon bantu aku Sakura-chan." Mohonnya dengan nada memelas.

Oh aku mohon jangan berbicara seperti itu padaku Temari. Bagaimana aku bisa menolak permintaan dari sahabat yang aku sayangi ini.

"baiklah, aku akan bicara dengannya." Jawabku seraya berdiri dan menghampiri bangku Sasuke.

Sasuke masih saja fokus dengan novelnya ketika aku sudah berdiri di depan bangkunya. Aku bisa merasakan Naruto dan yang lain yang ada di pojok depan kelas memandang ku dengan was-was. Aku pun menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya.

"Sasuke." Panggilku dengan tegas, menyembunyikan hatiku yang sudah berdetak tak karuan. Dengan gerakan yang menurutku dramatis, ia medongak dan menatapku dengan sepasang manik gelapnya yang indah. Demi kami-sama, aku rasa aku akan memeleh karna di tatap oleh mata ini.

"Naruto dan yang lain berencana akan hang-out bareng nanti malam. Dan kami berniat mengajakmu. Apa kau mau ikut?" tanyaku tak yakin.

Sasuke menunduk sebentar, seperti sedang berfikir, kemudian dia kembali mendongak menatapku.

"Siapa saja yang ikut?" tanyanya datar.

"Temari akan ada-"

"aku ikut." Sahut Sasuke sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Kemudian dia sibuk lagi dengan novelnya.

Aku mematung di tempatku berdiri. Secepat itukah respon Sasuke ketika mendengar nama Temari di sebut? Aku bukannya kePD-an menyangka bahwa Sasuke menyukaiku. Tapi jika aku sedikit berharap tak apa kan? Tak kusangka cintaku bertepuk sebelah tangan, karena saat ini juga aku tau bahwa yang di sukai Sasuke itu Temari, bukan aku.

Jangan banyak bermimpi Sakura!

Tbc.

Sebenernya ini adalah kisah nyata temenku. Trus karna aku pikir ceritanya bagus makanya aku bikin fanfic aja, kebetulan aku nggak ada ide buat bikin FFN.

Hehehehe maaf kalo banyak typonya. Maaf juga kalo alurnya kecepetan. Chapter ini lumayan pendek menurutku, tapi chapter depan author usahain agak panjang dech.

Tapi tetep Author minta Reviewnya… kalo ada yang review Author janji update cepet dech! Tapi nggak maksa loh hahaha…

Sekali lagi REVIEW PLEASE… ^_^