All characters from KuroBasu belongs to Fujimaki Tadatoshi
Waktu berlalu lagi. Hari berganti lagi. Sore datang lagi. Dan Kise kalah lagi. Aomine menang lagi.
(One-on-one dengan siklus yang tak pernah menunjukkan perbedaan.)
"Jangan nangis, Kise. Kau bukan anak kecil lagi. Itu menjijikan."
"Aominecchi jahat-ssu! Mana mungkin aku tidak menangis kalau— sobsob"
Isak tangisnya masih jelas.
Dan tiba-tiba Kise merasakan kepalanya terbenam ke sesuatu yang bidang—dan hangat.
"Aominecchi... K-Kena—"
"Diam. Kalau mau menangis, menangislah."
Aomine memeluknya.
PAT.
Dan tangannya yang begitu jenjang itu membelai kepalanya.
"Sekali-kali menangis itu baik, oke. Tapi kuharap ini adalah terakhir kalinya kau menangis setelah kalah dariku."
Dan Kise terdiam, membuat Aomine melepaskan pelukannya.
"Bagaimanapun juga—"
Kise memandang lekat-lekat wajah Aomine dengan matanya yang masih merah, dan basah. Betul-betul ciri mata yang baru saja reda dari tangisnya.
Ah, Aomine memalingkan wajahnya sedikit.
"—melihat teman—dekat—kita menangis itu terasa pahit… bukan?"
Dan Kise terbelalak tidak percaya.
(Di dalam hati, Kise berusaha untuk tidak menangis lagi lain kali. Dengan senyuman yang hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri.)
.
Padahal hari sudah berlalu jauh. Padahal seragam yang mereka kenakan sekarang sudah berbeda. Padahal kali ini ada waktu yang membatasi mereka, ada papan skor menjadi simbol kemenangan bagi salah satunya. Dan ada teman-teman setim bersama mereka. Tapi siklus itu benar-benar berjalan tanpa ada yang berubah.
Aomine menang lagi, Kise kalah lagi.
Kali ini dengan papan skor bercantumkan angka 98 dan 110.
Orang-orang dapat mendengar kerasnya jeritan penonton di sana.
Orang-orang—khususnya para pemain—dapat melihat Kise yang sudah terduduk di lapangan karena kakinya yang sudah tak kuat menumpu badannya setelah melakukan Perfect Copy.
Aomine melihatnya.
"Hey, kau tidak menghiburnya? Dia kan mantan teman setimmu?" kata Imayoshi sambil berjalan mendekat ke Aomine.
Dan yang berambut biru tua tersenyum, sinis.
"Bahkan aku akan merasa diledek kalau kau mengatakannya setelah aku kalah darimu—"
Ekspresinya berubah.
"—tak ada yang bisa kukatakan untuk menghibur sebagai pemenang."
Ya, tak ada yang dapat ia katakan.
Kau menangis lagi, Kise.
Aomine merasa salivanya sendiri terlalu pahit untuk ditelan.
Rasanya… pahit, kau tahu?
Tak ada yang dapat ia katakan untuk menghapus rasa pahit yang menguasai lidahnya.
.
END.
.
Kartu ucapan:
Selamat ultah S—piip. Walaupun telat; yah aku jahat juga sih hari Jum'at-nya belum ngucapin selamat (baru bilang minta kue; versi tsundere(?) dari selamat ultah). Ini kado kecil dariku. Drabble kecil AoKise, dengan sentuhan fluff yang dipaksakan. Maaf kalau karya ini gagal jadi fluff dan gagal AoKise-nya. Kamu tahu sendiri aku gak suka AoKise (dan Kise) kan?
.
Dan bagi pembaca lain:
Terima kasih bagi yang sudah mau membaca ini. Maaf kalau author note saya lebih banyak daripada ceritanya. Btw, bagi pembaca yang suka AoKise pasti lagu "sarishinohara" cocok untuk AoKise, tentang Kise yang ingin meraih Aomine, dll. (Yah walaupun kalau Aomine disamain ke Rino Sashihara itu creepy). Saya juga nulis ini dapet feelnya dari lagu itu btw. Sekian deh, kalau gitu. Kalau ada yang ingin disampaikan, silakan review.
